Aspek Hukum Aborsi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Pengguguran kandungan atau abortus telah dikenal sejak awal sejarah manusia.

Abortus
atau penguguran kandungan mempunyai arti bahwa gugurnya kandungan ketika belum saatnya.
Abortus ini ada dua macam yaitu abortus spontaneous atau lebih dikenal dengan istilah
keguguran yaitu gugurnya kandungan ketika belum saatnya tanpa adanya unsure-unsur
kesengajaan dan abortus provocatus yaitu gugumya kandungan ketika belum saatnya dengan
adanya unsur-unsur kesengajaan. Abortus provocatus ini dibagi menjadi dua yaitu abortus
provocatus criminalis dan abortus provocatus medicinalis. Cata abortus pun bermacam-macam
dan semakin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Abortus banyak dilakukan di berbagai rumah sakit, klinik praktek kebidanan, prakrek
dokter kandungan, dan praktik dukun batrkan bias juga dengan mrnggunakan obat-obatan dan
jamu yang dapat diperoleh secara bebas di apotik-apotik dan toko-toko obat. Maraknya
perbuatan abortus akhir-akhir ini yang mencuat ke permukaan telah menimbulkan keresahan
dalam masyarakat terutama ketika janin-janin hasil abortus tersebut tanpa rasa perikemanusiaan
di tempat-tempat pembuangan sampah, sungai-sungai, dikubur di tanah kosong atau dibuang
begitu saja di sembarang tempat. Fenomena-fenomena ini mencerminkan perbuatan abortus yang
ilegal (abortus provocatus criminalis) yang merupakan indikasi bahwa telah terjadi degradasi
moral masyarakat khususnya perbuatan abortus, sehingga mereka sudah tidak takut lagi akan
jangkauan hukum.
Frekuensi terjadinya abortus di Indonesia sangat sulit dihitung secara akurat karena
abortus ini sangat sering terjadi tanpa dilaporkan kecuali jika terjadi komplikasi sehingga
memerlukan perawatan di rumah sakit.
Pengguguran kandungan atau abortus merupakan masalah yang kontroversial sejak
zaman dahulu Kesengajaan membuang janin-janin seperti yang disebutkan di atas semakin
memicu perdebatan antara ahli hukum, praktisi medis, maupun agamawan, karena masalah
abortus ini menyangkut masalah kehidupan manusia keselamatan jiwa dan juga masalah agama.
Bagi golongan yang mendukung terhadap perbuatan ini mereka melegalkan abortus
dengan alasan bahwa seorang wanita bebas untuk menentukan kehidupannyu” tiduk ada
seorangpun yang bisa memaksanya untuk hamil dan melahiikan anaknya sementara Ia tidak
menggunakannya Sedangkan golongan yang menolak adanya perbuatan abortus tidak setuju
karena hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak hidup bagi bayi ataujanin yang ada
dalam kandungan.
Sebagaiman diketahui bahwa dalam peraturan hukum yang berlaku di Indonesia diatu
mengenai permasalahan abortus ini baik itu dalam Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) maupun dalam Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Di dalam KUHP melalnrkan
abortus dinyatakan sebagai tindakan atau perbuatan yang ilegal dengan kata lain abortus dilarang
dengan tanpa pengecualian terbukti bahwa dalam KUHP terdapat pasal-pasal yang mengatur
permasalahan abortus yaitu Pasal 346, 347, 348, dan 349 dimana ancaman pidana yang paling
ringan adalah 4 (empat) tahun bagi seorang wanita yang sengaja menggugurkan kandungan dan
ancaman yang paling berat adalah 15 (lima belas) tahun yaitu bagi barang iiupu yang
mengugurkan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya dan mengakibatkan
meninggalnya wanita tersebut. Selain pasal-pasal tersebut masih ada lagi satu pasal yang
dikaitkan dengan permasalahan abortus yaitu Pasal 299 KUHP. Sedangkan dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992 permasalahan abortus tidak dilarang secara mutlak karena disini
ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat dijadikan alasan pernbenar abortus seperti yang
tercantum dalam Pasal 15 Undang-Undang ini.
Selain dalam KUHP maupun Undang-Undang Nomot 23 Tahun 1992, mengenai abortus ini
diatur pula dalam peraturan hukum agurma. Suatu misal dalam pandangan Islam, abortus ini
dilarang dengan alasan apapun karena agama Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi
kesucian kehidupan sehingga kehidupan itu tidak boleh diakhiri dengan cara apapun dan alasan
apapun kecuali alasan yang benar seperti misalnya karena perang.
Dalam Al Qur’an diketahui bahwa tidak ada satu ayat pun yang menyatakan bahwa
abortus boleh dilakukan, sebaliknya banyak ayat yang menyatakan bahwa janin dalam
kandungan itu sangat mulia dan banyak ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang yang
membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Dalam pandangan agama Kristen dan
Katolik juga hampir sama dengan agama Islam, Agama Katolik melarang tindakan abortus itu
secara mutlak-tanpa ada pengecualian dengan alasan bahwa kehidupan ini harus dijunjung tinggi
dan kehidupan itu dimulai sejak pembuahan.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut
peraturan hukum yang berlaku di Indonesia baik itu dalam KUHP maupun Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 serta menurut pandangan hukum agama tampak jelas bahwa perbuatan
abortus itu pada hakekatnya dilarang dan bagi-yang melanggamya diancam dengan pidana
kmena melalarkan perbuaian tercela dan melanggar hak hidup serta melanggar norma-norma
yang berlaku di dalam kehidupan manusia walaupun dalam perkembangan selanjunrya perbuatan
abortus ini boleh dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat tertentu yang pelaksanaannya sesuai
prosedur yang telah ditentukan oleh Undang-Undang.

Sumber
1. Suandi. Kajian Hukum Tentang Aborsi Menururt KUHP dan UU Kesehatan [Internet]. 2014
[cited 2015 Jun 14]. Available from: http://lppm.stih-painan.ac.id/kajian-hukum-tentang-
aborsi-menurut-kuhp-dan-uu-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai