Anda di halaman 1dari 5

I WAYAN JATI ADNYANA

PENDIDIKAN SIAP KERJA

Adalah suatu hal yang umum kita temui dalam kehidupan di masyarakat, kebanyakan
lulusan sekolah atau perguruuan tinggi tertentu masih belum mampu bekerja dengan baik, bahkan
tidak sedikit dari lulusan tersebut kebingungan apa yang harus mereka lakukan. Lebih-lebih
perusahaan suasta menuntut tenaga kerja yang propesional atau sudah berpengalaman. Mengapa
hal ini bisa terjadi?? Pada umumnya sekolah atau perguruuan tinggi sampai saat ini belum mampu
menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan tuntutan di dalam dunia kerja hanya
beberapa lulusan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan di dalam dunia kerja.
Apakah pendidikan kita bermasalah??

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yang termuat dalam pembukaan UUD 1945
diantaranya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi seluruh rakyat Indonesia maka
pembangunan nasional harus di prioritaskan pada sektor pendidikan, dan saranaprasarana
pendukungnya. Pembangunan nasional secara pundamental harus di mulai dari pembangunan
sumberdaya manusianya, pembangaunan manusia Indonesia seutuhnya. Apa yang diharapkan dari
cita-cita luhur tersebut masih jauh dari harapan. Sektor pendidikan yang kita selenggarakan dewasa
ini memang sudah diupayakan seopitmal mungkin dan sudah sering dilakukan perbaikan dengan
berbagai perubahan system dan prubahan program kurikulum, peningkatan anggaran bagi para
pendidik seperti sertifikasi guru dan pengalokasian anggaran untuk pendidikan sebanyak 20% dari
seluruh APBN. Tetapi hal tersebut belum sepenuhnya menjawab dilemma berkepanjangan yang
terjadi di dunia pendidikan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan dunia pendidkan kita masih kurang berkualitas
diantaranya:

Sikap mental dan prilaku dalam pendidikan. Umumnya masyarakat kita mempunyai sikap
mental dan prilaku yang kurang baik dan sudah membudaya seperti budaya hidup yang konsumtif,
malas bekerja, ingin cepat mendapatkan sesuatu yang diharapkan (serba instan), bergaya hidup
mewah, sifat cepat puas dan bangga dengan apa yang mereka sudah peroleh dan dimiliki, kurang
mempunyai sifat mengkaji sesuatu (malas menbaca, tidak kreatif), sifat tidak menghargai karya
orang lain. Sikap mental dan prilaku adalah dasar dalam menentukan tingkat keberhasilah
pendidikan.

1
I WAYAN JATI ADNYANA

Budaya yang serba tergantung dengan uang. Hampir semua kegiatan atau tujuan yang ingin
dicapai semata-mata berdasarkan uang. Tidak sedikit orang mencari pendidikan saja sudah
menggunakan uang apalagi mencari kerja yang di kemudian hari akan sangat memberatkan bagi
orang-orang tersebut baik di dunia pendidikan maupun di dunia kerja, inilah salah satu faktor
penyebab orang tersebut tidak siap bekerja sesuai dengan tuntutan tugas dan kewajiban yang harus
dilaksanankan. Memang benar ada orang dari negara lain yang mengatakan kecerdasan dan
kemampuan orang Indonesia terletak pada uangnya bukan pada kemampuan olah pikir (kecerdasan
intelektual), dan keterampilan (skill).

Pemahaman teori dan penguasaan teknologi yang masih rendah (kemampuan SDM yang
masih rendah). Teori yang di berikan saat pembelajaran di dalam dunia pendidikan masih sangat
luas dan abstrak apalagi tidak diimbangi dengan praktikum yang memadai. Teori tersebut sangat
jauh dan hampir tidak mengena atau penggunaannya sangat sedikit di dalam dunia kerja. Masalah
penguasaan teknologi. teknologi yang kita miliki jauh ketinggalan. Memang ada peningkatan
penguasaan teknologi khususnya dibidang informatika dan transportasi tapi itupun masih sebatas
memakai, belum banyak mampu untuk menciptakan sehingga kita masih sangat ketergantungan
dari negara pengexpor. Kita mempunyai sumberdaya alam yang melimpah yang cukup untuk
mensejahtraan kehidupan masyarakat, namun karena kurang mampu mengelola secara maksimal
karena keterbatasan kemampuan manusia dan teknologi sehingga kita masih banyak
menggangtungkan tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Ini suatu hal yang ironis kita hidup di alam
yang makmur namun kehidupan masyarakat kita masih banyak di bawah garis kemiskinan. Jadi
teknologi adalah suatu hal yang mutlak harus dikuasai untuk mendukung dan mempermudah
kegiatan. Seperti pepatah mengatakan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh demikian
halnya pengetahuan tanpa teknologi pembangunan sulit berkembang. Untuk itu pendidikan perlu
dibenahi dengan mengacu kepada lulusan yang siap kerja.

Pendidikan yang ideal adalah pembentukan sikap mental, dan prilaku yang berbudi luhur
dari peserta didik dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui proses pembelajaran.
Jelas dari sini secara mendasar ada dua hal yang harus diterapkan di dalam proses pembelajaran.

2
I WAYAN JATI ADNYANA

 Sikap mental prilaku yang berbudi luhur. Ini dapat dicapai melalui kurikulum yang
mewajibkan sekolah maupun perguruan tinggi menerapkan pendidikan moral pancasila
sebagai dasar kepribadian bangsa indonesia. Dewasa ini dengan pengaruh teknologi
dan era globalisasi perkembangan mental dan prilaku masyarakat kita semakin jauh
dari nilai-nilai agama dan moral pancasila. Pada tahun 1970-1980an pendidikan moral
dan prilaku bangsa pernah di terapkan dalam kurikulum pendidikan yang sangat bagus
pada saat itu dengan diterapkannya penataran nilai-nila pancasila, seperti penataran P4
(Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) mulai dari para pendidik dan
peserta didik. Nampaknya sekarang hal ini perlu diterapkan kembali bila perlu jam
pelajarannya di tingkatkan dan diperlukan figure seorang guru atau para pendidik yang
mampu meneladani dan menjadi panutan bagi peserta didik. Pendidikan agama dan
moral pancasila yang didalam praktiknya menerapkan nilai kesusilaan dan ahlak yang
mulia harus dijadikan pedoman agar terciptanya karakter peserta didik yang berbudi
luhur, sopan santun yang dulu dikenal sebagai karakter bangsa Indonesia oleh bangsa
lain. Sehingga tidak terjadi perilaku menyimpang kenakalan remaja seperti banyaknya
tawuran pelajar antar sekolah sampai tawuran antar mahasiswa, penggunaan narkoba,
balap liar dan lain sebagainya. Sikap mental yang seperti ini kita harus cepat ubah yang
istilah sekarang lebih dikenal dengan revolusi mental.
Sikap mental dan prilaku yang tidak cepat puas dan bangga dengan hanya bisa
menggunakan atau memakai teknologi tetapi harus dibudayakan sifat kreatif dan kerja
keras seperti mengkaji bahkan menciptakan teknologi atau inovasi baru seperti
menciptakan alat komunikasi dan alat tranportasi.

 Keseimbangan antara teori dan praktikum dalam proses pembelajaran. Teori yang
diberikan harus memenuhi beberapa aspek: efektif(tepat sasaran) berdasarkan
konpetensi dasar, efisiensi waktu, praktis(tidak abstrak)artinya teori-teori yang
nantinya akan diterapkan di dunia kerja. Di dalam proses pembelajaran teori dan
praktikum harus seimbang(50%:50%), tujuan praktikum adalah untuk
mengaplikasikan teori yang kita dapatkan. Kalau sudah terbiasa dengan pola
pembelajaran dimana teori praktis selalu didukung dengan praktikum yang cukup maka
lulusan peserta akan siap kerja. Pola pembelajaran ini sangat ideal karena suatu hal

3
I WAYAN JATI ADNYANA

yang nyata dan benar bahwa pembelajaran yang diberikan dengan mendengar kurang
begitu kuat mengingat jika tidak disertai dengan membaca, pembelajaran yang
diberikan dengan membaca kurang begitu kuat mengingat jika tidak disertai dengan
menulis, pembelajaran yang diberikan dengan menulis kurang begitu kuat mengingat
jika tidak disertai dengan praktikum atau mengerjakan. Jadi dengan mengerjakanlah
kita akan tahu benar-salah, baik-buruk dan sebagainya.

Evaluasi atau penilaian kemampuan peserta didik(ulangan harian, semester, ujian dan lain-
lain) dalam proses pembelajaran harus terukur dengan asumsi nilai murni tidak boleh ada
penyimpangan sedikitpun, misalnya dengan penggunaan alat bantu seperti handphone saat
ulangan. Seperti diuraikan di atas teknologi adalah untuk mempermudah dan mempercepat
pemecahan masalah tetapi penggunaanya yang harus tepat guna(efektif dan efisien). Aturan yang
semacam ini bila sudah terbiasakan maka lama-kelamaan akan membudaya.

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah mampu
memulai atau sebagai pioneer pembangunan nasional di bidang pendidikan dengan menghasilkan
lulusan yang siap kerja harus benar-benar menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi.

 Pendidikan, harus betul-betul menerapkan pendidikan seperti yang diuraikan di atas


yaitu keseimbangan antara teori dan praktikum yang berlandaskan sikap mental yang
berbudi luhur.
 Penelitian, setiap mahasiswa harus mampu memecahkan masalah atau persoallan yang
diberikan sesuai dengan tugas dan kewajibannya melalui pengkajian atau penelitian
sampai ditemukan jawabannya. Membiasakan mengkaji atau menelaah sesuatu seperti
rumus-rumus, hukum, membuktikan kebenaran pendapat atau penemuan seseorang
bahkan mampu menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru sesuai dengan bidang,
jurusan dan propesinya masing-masing.
 Pengabdian kepada masyarakat. Pengetahuan dan hasil penelitian yang telah didapat
dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi harus diaplikasikan atau diterapkan di
dalam kehidupan masyarakat dengan tidak meminta imbalan atau balas jasa, seperti
dalam KKN, kerja sosial dan praktik daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
daerah yang diperlukan.

4
I WAYAN JATI ADNYANA

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, dengan perubahan kearah yang
lebih baik, marilah kita sebagai mahasiswa undiksha harus berani mengambil sikap dan langkah
yang nantinya akan dijadikan teladan bagi seluruh masyarakat dan bangsa kita.

Langkah-langkah yang sudah positif

- Secara pundamental mengubah pola pembelajaran seperti kurikulum keseimbangan


teori (praktis efektif) dengan praktikum.
- Membangun pendidikan moral sikap mental dan prilaku yang berlandaskan nilai agama
dan pancasila.
- Bertindak dan melaksanakan kegiatan harus berjalan berdasarkan kemauan dan kerja
keras (hal-hal yang sudah berjalan dengan baik seperti Program Kreatfitas Mahasiswa/
PKM).
- Pengabdian kepada masyarakat harus nyata bukan hanya dilakukan pada saat KKN
tetapi di luar itu juga misalnya bakti sosial pada saat libur semesteran.
- Berusaha kreatif melakukan penelitian, percobaan, aplikasi, inovasi baru teknologi
sesuai denngan teori yang didapat di masing-masing jurusan atau fakultas yang
nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Anda mungkin juga menyukai