SEKT
OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING
OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING
KATA PENGANTAR
Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja
Ahli Muda Perencana Irigasi mengacu kepada SKKNI Ahli Muda Perencana Irigasi, yang
dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis
Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit
Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan
kurikulum dan silabus pelatihan.
Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai
upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut
diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih
meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja
Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta
Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder.
Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan
seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap
diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan
dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon
peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.
Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah
mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.
PUSAT PEMBINAAN
KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................................... 1
BAB I
PENGANTAR
3) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan materi pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban /
tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku
Kerja.
2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan
adalah:
a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 3
BAB III
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1) Dapat program matematis irigasi
menjelaskan cara aplikasi model jaringan irigasi b. Manual
mengoperasikan matematis 2. Memberikan Pemograman
program aplikasi jaringan irigasi contoh cara c. SOP
model matematis sesuai dengan menjalankan perencanaan
jaringan irigasi prosedur program irigasi yang
2) Mampu aplikasi model dimodelkan
menjalankan matematis
program aplikasi jaringan irigasi
model matematis sesuai
jaringan irigasi prosedur
sesuai prosedur 3. Memberikan
3) Harus mampu contoh
bersikap taat mentaati
terhadap prosedur prosedur
program aplikasi program
model matematis aplikasi model
4) Harus mampu matematis
bersikap cermat 4. Memberikan
dan teliti dalam contoh cara
menyiapkan menyiapkan
program aplikasi program
model matematis aplikasi model
matematis
dengan cermat
dan teliti
2.2 Input data yang Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Pedoman 45 menit
dibutuhkan dalam pembelajaran 2. Diskusi tentang jenis atau
proses aplikasi sesi ini, peser- data yang akan peraturan
model matematis ta dapat meng- masukan tentang
dilakukan dengan input data yang proses aplikasi perencanaan
cermat sesuai dibutuhkan model irigasi
dengan prosedur dalam proses matematis b. Manual
1) Dapat aplikasi model 2. Menjelaskan Pemograman
menjelaskan jenis matematis tentang cara c. SOP
data yang akan dengan cermat meng-input perencanaan
masukan proses sesuai dengan data sesuai irigasi yang
aplikasi model prosedur dengan dimodelkan
matematis prosedur
2) Dapat 3. Memberikan
menjelaskan cara contoh cara
meng-input data melakukan
sesuai dengan input data
prosedur secara benar
3) Mampu sesuai dengan
melakukan input prosedur
data secara benar 4. Memberikan
sesuai dengan contoh cara
prosedur melakukan
4) Harus mampu input data
bersikap cermat dengan cermat
dan teliti dalam dan teliti
melakukan input
data
2.3 Proses aplikasi Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Pedoman 55 menit
model matematis pembelajaran 2. Diskusi tentang proses atau
dijalankan sesuai sesi ini, peser- aplikasi model peraturan
dengan prosedur ta dapat matematis tentang
1) Dapat menjalankan sesuai dengan perencanaan
menjelaskan proses aplikasi prosedur irigasi
proses aplikasi model mate- 2. Memberikan b. Manual
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
model matematis matis sesuai contoh cara Pemograman
sesuai dengan dengan 3. Memberikan c. SOP
prosedur prosedur contoh cara perencanaan
2) Mampu menunjukkan irigasi yang
menjalankan hasil proses dimodelkan
proses aplikasi aplikasi model
model matematis matematis
sesuai prosedur 4. Memberikan
3) Mampu contoh cara
menunjukkan hasil menelusuri
proses aplikasi proses aplikasi
model matematis model
4) Mampu matematis jika
menelusuri proses terjadi
aplikasi model kesalahan
matematis jika 5. Memberikan
terjadi kesalahan contoh cara
5) Harus mampu menjalankan
bersikap taat proses aplikasi
terhadap prosedur model
dalam matematis
menjalankan dengan cermat
proses aplikasi sesuai
model matematis prosedur
2.4 Hasil analisis Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan a. Pedoman 40 menit
perencanaan pembelajaran 2. Diskusi tentang hasil atau
jaringan irigasi sesi ini, peser- analisis peraturan
berdasarkan ta dapat perencanaan tentang
aplikasi model memeriksa jaringan irigasi perencanaan
matematis hasil analisis berdasarkan irigasi
diperiksa dengan perencanaan aplikasi model b. Manual
teliti jaringan irigasi matematis Pemograman
1) Dapat berdasarkan 2. Memberikan c. SOP
menjelaskan hasil aplikasi model contoh cara perencanaan
analisis matematis mengevaluasi irigasi yang
perencanaan dengan teliti hasil analisis dimodelkan
jaringan irigasi perencanaan
berdasarkan jaringan irigasi
aplikasi model berdasarkan
matematis aplikasi model
2) Mampu matematis
mengevaluasi 3. Memberikan
hasil analisis contoh cara
perencanaan memeriksa
jaringan irigasi hasil analisis
berdasarkan perencanaan
aplikasi model jaringan irigasi
matematis berdasarkan
3) Harus mampu aplikasi model
bersikap cermat matematis
dan teliti dalam dengan cermat
memeriksa hasil dan teliti
analisis
perencanaan
jaringan irigasi
berdasarkan
aplikasi model
matematis
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
3.2 Data hasil Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Pedoman atau 30 menit
aplikasi model pembelajaran 2. Diskusi tentang cara peraturan
matematis dibuat sesi ini, peser- penyajian data tentang
sesuai dengan ta mampu hasil aplikasi perencanaan
format standar membuat data model irigasi
sehingga mudah hasil aplikasi matematis b. Manual
dibaca dan model sehingga Pemograman
dipahami matematis mudah dibaca c. SOP
1) Dapat sesuai dengan dan dipahami perencanaan
menjelaskan format standar 2. Menjelaskan irigasi yang
cara penyajian sehingga tentang tujuan dimodelkan
data hasil mudah dibaca penyajian data
aplikasi model dan dipahami hasil aplikasi
matematis model
sehingga mudah matematis
dibaca dan 3. Memberikan
dipahami contoh cara
2) Dapat menunjukkan
menjelaskan data hasil
tujuan penyajian aplikasi model
data hasil matematis
aplikasi model sehingga
matematis mudah dibaca
3) Mampu dan dipahami
menunjukkan 4. Memberikan
data hasil contoh cara
aplikasi model menyajikan
matematis data hasil
sehingga mudah aplikasi model
dibaca dan matematis
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
dipahami sehingga
4) Harus mampu mudah dibaca
bersikap cermat dan dipahami
dan teliti dalam dengan cermat
menyajikan data dan teliti
hasil aplikasi
model matematis
sehingga mudah
dibaca dan
dipahami
3.3 Hasil aplikasi Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Pedoman atau 30 menit
model mate- pembelajaran 2. Diskusi tentang format peraturan
matis yang telah sesi ini, peser- yang digunakan tentang
tersusun ta mampu dalam perencanaan
dilaporkan melaporkan penyusunan irigasi
kepada pihak hasil aplikasi laporan hasil b. Manual
terkait sesuai model mate- aplikasi model Pemograman
dengan prosedur matis yang matematis c. SOP
1) Dapat telah tersusun 2. Menjelaskan perencanaan
menjelaskan kepada pihak tentang cara irigasi yang
format yang terkait sesuai menyusun dimodelkan
digunakan dalam dengan laporan hasil
penyusunan prosedur aplikasi model
laporan hasil matematis
aplikasi model 3. Memberikan
matematis contoh cara
2) Dapat menyusun
menjelaskan laporan hasil
cara menyusun aplikasi model
laporan hasil matematis
aplikasi model sesuai
matematis prosedur
3) Mampu 4. Menjelaskan
menyusun tentang pihak-
laporan hasil pihak terkait
aplikasi model yang harus
matematis sesuai menerima
prosedur laporan hasil
4) Dapat aplikasi model
menjelaskan matematis
pihak-pihak sesuai
terkait yang prosedur
harus menerima 5. Memberikan
laporan hasil contoh cara
aplikasi model melaporkan
matematis sesuai hasil aplikasi
prosedur model mate-
5) Harus mampu matis yang
bersikap cermat telah tersusun
dan teliti dalam dengan cermat
melaporkan hasil dan teliti
aplikasi model
mate-matis yang
telah tersusun
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
BAB IV
4.1 Umum
Bab ini berisi uraian mengenai kegiatan persiapan proses aplikasi model
matematis jaringan irigasi, penggunaan aplikasi model matematis pada
perencanaan jaringan irigasi, serta pembuatan rangkuman data hasil aplikasi
model matematis jaringan irigasi.
Berdasarkan informasi yang dimuat dalam Buku Pengelolaan Alokasi Air pada
Wilayah Sungai yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Sumber Daya Air 2011, terdapat beberapa model matematis/perangkat lunak
(software) yang bisa dipakai untuk perhitungan alokasi air. Model tersebut dapat
berupa model sederhana memanfaatkan fasilitas yang ada dalam Ms-Excel,
maupun model yang lebih advance menggunakan bahasa pemrograman. Model-
model tersebut antara lain:
a) Model WRMM
b) Pemodelan sederhana dengan lembar kerja elektronik
c) Model alokasi air Ms-Excel untuk pengelolaan real-time
d) Model alokasi air Ms-Excel untuk perencanaan strategis dan tahunan
A. Model WRMM
Penggunaan model komputer dalam alokasi air secara meluas di Indonesia telah
didorong oleh proyek Basin Water Resources Management (BWRM) dari tahun
1999 sampai dengan 2010, yang fungsinya memperkuat Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi. Model yang digunakan untuk membantu pengelolaan
alokasi air secara tepat waktu atau real-time ini adalah model WRMM (water
resources management model) dan model sederhana dengan Microsoft-Excel.
WRMM dibuat oleh Optimal Solutions Ltd. untuk Alberta Environment di Kanada.
Di Indonesia telah digunakan pada Studi Pola Tata Air SWS Jratunseluna;
Perencanaan Sistem Irigasi di Lombok Barat; dan Studi Pola Tata Air SWS
Tondano Ranowangko. Pada proyek Java Irrigation and Water Management
Project (JIWMP, 1995-1999) pada paket Basin Water Resources Management
(BWRM) di DPS Ciujung, Cisanggarung, Jratunseluna, Progo-Opak-Oyo, dan
Sampean telah diperkenalkan model WRMM sebagai model alokasi air real-time.
Penggunaan WRMM dilanjutkan pada proyek BWRM II (1999-2000) di seluruh
SWS di Pulau Jawa (Virama Karya dkk, 2000).
Model WRMM ini yang bersifat deterministik dan steady-state ini merupakan
neraca air yang menitik beratkan pada distribusi air, yaitu mensimulasikan
kebijaksanaan operasi alokasi air dan dampaknya terhadap debit aliran di seluruh
sistem tata air. Model akan membuat alokasi air yang terbaik berdasarkan
kendala fisik dan operasional yang ada. Model WRMM ini dapat dipergunakan
antara lain untuk: 1) evaluasi kelayakan pembangunan infrastruktur, mengkaji
seberapa jauh pembangunan saluran, waduk dan bendung dapat mencapai
sasaran yang ditetapkan; 2) menentukan ukuran infrastruktur yang akan
dibangun, misalnya menentukan kapasitas waduk yang paling optimal, dan luas
areal irigasi yang akan dikembangkan; 3) analisis waktu pengisian waduk, dengan
berbagai skenario air masuk waduk (inflow); 4) mengkaji dampak dari suatu
kebijakan pengoperasian, misalnya mengevaluasi dampak dari cara alokasi air
yang memprioritaskan air minum dan industri, dan menentukan cara
pengoperasian waduk yang paling optimal.
Langkah pertama dari setiap penyusunan model alokasi air adalah menyusun
skematisasi sistem tata air. Skematisasi sistem tata air perlu dibuat sedemikian
rupa sehingga cukup sederhana akan tetapi dapat menggambarkan kondisi
infrastruktur pengairan dalam kaitannya untuk alokasi distribusi air, sehingga
skematisasi tersebut cukup menggambarkan kondisi hidrologis dari daerah aliran
sungai ditinjau. Skematisasi sistem tata air terdiri atas simpul-simpul yang
menyatakan sumber air, kebutuhan air dan infrastruktur, dan cabang-cabang yang
menyatakan sungai, saluran atau pipa.
Simpul-simpul terdiri atas tiga jenis, yaitu simpul biasa, simpul aktivitas, dan
simpul kendali. Simpul biasa merupakan unsur dalam tata air yang tidak mengatur
aliran air, terdiri atas simpul aliran, simpul akhir, simpul pertemuan, simpul
pembangkit listrik, dan simpul semu.
Dalam praktek beberapa jenis simpul yang sering terdapat di lapangan disajikan
pada tabel berikut.
Agar dapat melakukan alokasi pembagian air di bendung atau waduk, maka
terlebih dahulu harus diketahui berapa jumlah kebutuhan air di hilir bendung atau
waduk tersebut. Untuk itu perlu dijumlahkan semua kebutuhan air dari hilir ke hulu
sampai dengan bangunan pembagi air tersebut, sehingga dapat diketahui berapa
jumlah kebutuhan air secara kumulatif dari hilir ke hulu.
Alokasi pembagian air dilakukan pada setiap bendung dan waduk. Untuk setiap
bendung dapat dilakukan berbagai kebijakan alokasi air, antara lain prioritas pada
yang dibelokkan, proporsi yang konstan, dan proporsional dengan air yang
dibutuhkan. Prioritas pada air yang dibelokkan (diverted), mengakibatkan hilir
sungai mendapat sisanya. Sistem ini dapat digunakan pada pengambilan air
minum yang menurut undang-undang merupakan prioritas tertinggi, atau pada
bendung yang dibagian hilir sungainya tidak atau belum dimanfaatkan lagi.
Metode proporsi yang konstan adalah berdasarkan air yang tersedia, misalnya air
yang dibelokkan mendapat 60% dari air yang tersedia, dan 40% sisanya ke hilir
sungai. Cara sederhana ini dapat dilakukan antar pengguna air yang sama,
misalnya irigasi. Sedangkan metode proporsional dengan air yang dibutuhkan ini
merupakan metode yang paling adil dan sebaiknya digunakan bilamana
memungkinkan. Metode ini memerlukan perhitungan kebutuhan air di hilir
bendung.
Bentuk umum dari rumus alokasi air secara proporsional dengan kebutuhannya ini
adalah sebagai berikut:
Penyusunan model alokasi air dengan MSExcel ini terdiri atas tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1) Penggambaran skematisasi;
2) Penyusunan tabel kebutuhan dan ketersediaan air;
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 23 dari 51
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 03 001 01
1. Skematisasi
Penggambaran skematisasi tata air untuk perencanaan, serupa dengan
skematisasi untuk pengoperasian secara real-time, dan telah dibahas pada bab
sebelumnya. Perbedaannya terletak pada adanya indikator waktu atau time-step,
yang dapat dipilih untuk mengkaji kondisi pada suatu saat tertentu. Misalnya
kondisi pada tengah-bulan September pertama.
Khususnya pada waduk, untuk setiap langkah waktu kita dihadapkan pada
permasalahan berapa air yang harus dikeluarkan. Hal ini bergantung pada
kebijakan pengoperasian waduk, dan persamaan neraca air waduk sebagai
berikut:
S(t+1) = S(t) + I(t) - O(t) + (P(t)-E(t))*A
dimana:
S adalah tampungan waduk, I adalah air masuk waduk, O adalah air keluar dari
waduk, P adalah curah hujan, E adalah evaporasi, A adalah areal waduk.
Judul Modul: Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Halaman: 24 dari 51
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 03 001 01
5. Menjalankan simulasi;
Untuk mensimulasikan alokasi air pada suatu periode tertentu (misalnya 1 tahun
atau satu kali masa tanam) maka kita perlu menjalankan waktu. Untuk itu maka
perlu disusun rangkaian makro pada MS-Excel berupa program Visual Basic,
yang prinsipnya menghitung angka, misalnya dari angka 1 sampai dengan 12.
Program tersebut pada dasarnya menggunakan perintah for misalnya sebagai
berikut:
For Tengah_Bulan = 1 to 24
(perhitungan-perhitungan simulasi alokasi air)
Next Tengah_Bulan
Sub hitung()
For i = 1 To 24
Cells(4, 3) = i
Cells(80, i - 1 + 6) = Cells(9, 4)
Cells(83, i - 1 + 6) = Cells(9, 6)
Cells(86, i - 1 + 6) = Cells(32, 6)
Cells(89, i - 1 + 6) = Cells(16, 6)
Next i
End Sub
Program PDSDA (Pengolah Data Sumber Daya Air) versi 3.0 adalah
pengembangan lebih lanjut dari sistem aplikasi PDSDA versi sebelumnya.
Beberapa penyempurnaan dan penambahan pada fitur sistem aplikasi diharapkan
akan meningkatkan kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna
yang dinamis.
PDSDA dibangun dalam dua versi yang berbeda dalam platform program aplikasi
namun terintegrasi, yaitu versi website dan versi PC Based. Hal ini dimaksudkan
agar memungkinkan updating data yang efisien, tergeneratenya manfaat bagi
pengguna (Pusat, Balai, Propinsi, Kabupaten dan Publik), dan keberlangsungan
sistem bisa tetap terjaga. PDSDA versi website bisa diakses di http://sda.pu.go.id,
sedangkan versi PC Based dibagi ke dalam dua program aplikasi, yaitu PC Based
untuk Pusat, dan Distribusi. PC Based Pusat akan digunakan di Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, sedangkan versi distribusi akan bisa digunakan di
Balai PSDA, Propinsi, dan Kabupaten.
3) RAM 64 MB
4) Ruang Hard disk Tersisa 300 MB
5) Mouse
6) Keyboard
7) Printer grafik untuk pencetakan
Dalam menu data, kita bisa memasukkan data-data yang terkait dengan
tujuan dari penggunaan program PDSDA-PAI. Sebagai contoh untuk sub-
menu Daerah Irigasi akan terdiri dari sub-sub menu sebagai berikut.
Jika diklik musim tanam, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Sebagai salah satu input data yang penting, terlepas dari model apa yang
akan dipakai, maka perlu kecermatan dan ketelitian dalam menyiapkan
gambar layout jaringan irigasi definitive sesuai kebutuhan.
e. Dan sebagainya
Model alokasi air diharapkan akan dapat membantu para pengelola sumberdaya
air dalam memecahkan beberapa permasalahan dalam berbagai tingkat
pengelolaan air sebagai berikut:
a. Perencanaan strategis, membantu proses studi penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Sumberdaya Air (water resources master plan) dan studi
kelayakan (feasibility study), terutama dalam mengkaji dampak dari berbagai
skenario (misalnya kondisi tahun kering) dan upaya (misalnya upaya
perubahan pola tanam, pembangunan infrastruktur, dan perubahan cara
pengoperasian waduk). Penggunaan model alokasi air untuk perencanaan
strategis ini biasa menggunakan data hidrologi yang cukup panjang (minimum
20 tahun), dengan asumsi bahwa kondisi hidrologi pada masa silam tidak
akan berubah pada masa mendatang.
Dengan demikian terdapat dua jenis aplikasi model alokasi air, yaitu untuk
perencanaan (jangka panjang maupun tahunan), dan aplikasi pengelolaan
operasional yang bersifat sesaat atau real-time. Contoh model alokasi air yang
biasa digunakan untuk perencanaan adalah Ribasim dan WRMM. Sedangkan
untuk real-time contohnya adalah Model Kowater di Kedungombo, dan WRMM di
proyek BWRM.
Industri
Inflow 3
- Debit aliran sungai (m /detik)
Pada tahap ini, terdapat indikator waktu (time-step), yang dapat dipilih
untuk mengkaji kondisi pada suatu saat tertentu. Misalnya kondisi pada
tengah-bulan September pertama.
dimana:
S adalah tampungan waduk
I adalah air masuk waduk
O adalah air keluar dari waduk
P adalah curah hujan
E adalah evaporasi
5. Menjalankan Simulasi
Langkah 1) sampai dengan 4) diatas telah dapat menyajikan kebutuhan
dan alokasi air dari suatu daerah aliran sungai yang tidak memiliki
tampungan waduk pada saat tertentu (misalnya pada suatu bulan di
musim kemarau). Untuk mengkaji pemenuhan kebutuhan air pada suatu
periode tertentu, terutama jika terdapat tampungan waduk, maka perlu
dilakukan simulasi yang berjalan dari awal hingga akhir waktu simulasi.
Untuk mensimulasikan alokasi air pada suatu periode tertentu (misalnya 1
tahun atau satu kali masa tanam) maka kita perlu menjalankan waktu.
Untuk itu maka perlu disusun rangkaian makro pada MS-Excel berupa
program Visual Basic, yang prinsipnya menghitung angka (misalnya dari 1
sampai dengan 12). Program tersebut pada dasarnya menggunakan
perintah for misalnya sebagai berikut:
For Tengah_Bulan = 1 to 24
(perhitungan-perhitungan simulasi alokasi air)
Next Tengah_Bulan
Jika model ini diterapkan pada DAS yang kompleks, maka akan dijumpai
beberapa kesulitan dalam penyusunan (development) dan pelacakan
(debugging) program. Solusinya adalah dengan mengundang intervensi
pemakai dalam menentukan alokasi yang paling adil dan optimal, sehingga
model tidak lagi berfungsi sebagai alat optimasi, melainkan sebagai sarana
simulasi, untuk alat negosiasi.
Perlunya ketaatan terhadap prosedur dalam menjalankan proses aplikasi
model matematis.
D. I. PASARBARUBARAT D. I. PASARBARUTIMUR
40.0
14.0
35.0
12.0
30.0
10.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
25.0
8.0
20.0
6.0
15.0
4.0
10.0
5.0 2.0
0.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bulan Demand Supply Bulan Demand Supply
8.0
8.0
7.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
6.0
6.0
5.0
4.0
4.0
3.0
2.0
2.0
1.0
0.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bulan Demand Supply Bulan Demand Supply
D. I. PASARBARUBARAT D. I. PASARBARUTIMUR
40.0
14.0
35.0
12.0
30.0
10.0
25.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
8.0
20.0
6.0
15.0
4.0
10.0
5.0 2.0
0.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bulan Bulan
Demand Supply Demand Supply
10.0
9.0
8.0
8.0
7.0
Q (m3/det)
Q (m3/det)
6.0
6.0
5.0
4.0
4.0
3.0
2.0 2.0
1.0
0.0 0.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Bulan Demand Supply Bulan Demand Supply
a) Pendahuluan;
berisi uraian mengenai permasalahan yang ada dalam suatu DAS
maupun daerah irigasi tertentu. Apa yang menjadi kendala utama,
kondisi batas dan target/ tujuan yang ingin dicapai untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
b) Review dan pengumpulan data;
berisi uraian mengenai segala informasi yang terkait dengan DAS
atau daerah irigasi yang bersangkutan. Sebagai contoh informasi
tentang apa yang telah terjadi saat ini, bila ada bendung; tahun
berapa didirikan, bagaimana kondisi fisik bangunan, bagaimana
tingkat pelayanan, dan sebagainya. Dalam bagian ini juga
dicantumkan beberapa data terkait yang diperlukan untuk input
data.
c) Metodologi;
berisi uraian mengenai metode yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah, termasuk model atau software yang akan
dipakai untuk mensimulasikan permasalahan yang ada dan
penyelesaian yang mungkin. Beberapa batasan dan asumsi yang
digunakan juga perlu disebutkan, kenapa hal tersebut ditetapkan;
apakah memang datanya tidak ada, tidak ada pengukuran, dan
sebagianya.
d) Hasil dan pembahasan;
berisi uraian mengenai hasil simulasi dengan model atau software
yang digunakan. Semua hasil simulasi dari berbagai skenario yang
mungkin perlu disajikan dalam bentuk tabel, gambar skematik dan
grafik. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, selanjutnya dilakukan
pembahasan apakah hasil yang ada memang sesuai dengan
kenyataan di lapangan (validasi), bila jauh berbeda; dijelaskan
kenapa bisa terjadi perbedaan, apa yang menyebabkan,
bagaimana menurut teori yang ada, dan sebagainya. Interpretasi
terhadap hasil simulasi model dapat menunjukkan apakah model
yang dipakai sudah cukup bagus atau perlu diperbaiki.
e) Kesimpulan dan saran;
berisi kesimpulan dari hasil simulasi dan pemakaian model; apakah
ditemukan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan yang ada,
skenario mana yang memberikan hasil terbaik (memenuhi fungsi
kendala dan fungsi tujuan), apakah model sudah cukup handal atau
masih perlu diperbaiki, serta saran/ rekomendasi yang diperlukan
untuk menindaklanjuti kesimpulan yang ada.
BAB V
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.