disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika II yang dibimbing oleh
Prof. Dr. A. D. Corebima, M. Pd
Oleh: Kelompok 11/ Off. A Pendidikan Biologi/ 2014 Genetika, hari jumat
Dewi Nur Arasy 140341602754
Fina Mustika Dewi 140341601824
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2016 BAB 10 BEBERAPA HAL SPESIFIK TENTANG REKOMBINASI
Rekombinasi Spesifik Tapak
Rekombinasi spesifik tapak adalah rekombinasi yang selalu terjadi pada tapak-tapak khusus atau pada urut-urutan molekul DNA tertentu. Mekanisme rekombinasi spesifik kapak berbeda dengan rekombinasi umu. Salah satu contoh adalah rekombinasi spesifik tapak pada E coli yang tidak membutuhkan fungsi protein recA, recB dan recC. Contoh rekombinasi spesifik tapak integrasi DNA fag ke genom E Coli diketahui bahwa tapak attP dan attB pada genom E. coli adalah hasil evolusi yang sangat spesifik terhadap enzim-enzim rekombinasi khusus yang dikode oleh gen int dan xis pada genom fag. Oleh sebab itu, Integrasi fag hampir selalu terjadi pada tapak attB yang terletak anatar lokus gal dan bio. Jika tapak attB tersebut mengalami delesi, maka dampaknya adalah bahwa integrasi profag akanterjadi pada banyak tapak lain tetapi dalam frekuensi rendah Rekombinasi Spesfik Tapak Menjamin Penataan Kembali DNA yang Teliti Pada umumnya peristiwa pindah silang tetap mempertahankan sususnan urut-urutan DNA pada kromosom-kromosom homolog, tetapi pada kasus tertentu sel-sel juga memanfaatkan semacam proses rekominasi yang tertata secara teliti untuk menata kembali urut-urutan DNA. Segmen DNA dapat dipindah dengan bantuan rekombinasi tapak spesifik yang berakibat timbulnya beragam gen atau perangkat gen yang diekspresikan. Contohnya adalah pembentukan gen antibody yang sangat banyak sebagai hasil penataan kembai DNA spesifik tapak yang terjadi atas suatu perangkat urut-urutan precursor Rekominasi Spesifik Tapak Mengatur Ekspresi Gen Rekombinasi yang melibatkan dua tapak pada molekul DNA yang sama akan berakibat terlepasnya segmen anatara atau terjadinya inversi segmen anara tersebut. Sel memamang kadang memnfaatkan inverse hasil rekombinasi tersebut dalam rangka memilih anatar dua susunan DNA yangmemungkinkan dua protein atau perangkat protein untuk diekspresikan. Mekanisme ini sering mengatur protein yang tampak pada bagian luar makhluk hidup. Contohnya antara lain protein ekor dari Mu (mtator)fag, yang diatur olehsegmen gin yang tidak dapat dibalik,serta antigen flagel dari bakteri Salmonella. Variasi fase Salmonella merupakan akibat dari ekspresi dua protein flagel yaituH 1 dan H2, yang terjadi bergantian. Dalam waktu tertentu suatu sel mengekspresikansalah satu protein flagel dan tidak pernah kedua proten flagel itu diekspresikansekaligus. Promotor untuk gen H2 terletak pada suatu segmen DNA yang dapat mengalami pembalikan di dekatnya, ukurannya kurang lebih 970 pasang nukleotida, dan diikat oleh urutan berulang seukuran 14 pasang nukleotida dalam arah berlawanan. Apabila segmen DNA yang mengandung promoter itu mengarah dalam arah yang sama, maka letak promoter adalah di samping gen H2. Dalam kondisi semacam ini gen H 2 ditranskripsikan dan demikian pula suatu gen lain didekatnya yang mengkode suatu protein repressor dari gen pengkode proten flagel H1 yang letaknya jauh. Kerja gen H1 dihalangi sedangkan kerja gen H2 justru ditranskripsikan. Jika segmen tadi mengalami pembalikan, maka gen H2 tidak ditranskripsikan lagi dan gen untuk pengkode protein untuk repressor untuk gen H 1 juga tidak ditranskripsikan. Rekombinasi Memperbaiki Molekul DNA yang Rusak Rekombinasi berawaladari upaya penutupan suatu celah pada mlekulDNA. Dalam halini celah diisi oleh DNA yang berasal dari salah satu untingpasangan homolog. Perbaikan tetap terjadi tidak bergantung pada apakah perantara itu dipotong untuk menukar lengan samping ari kedua helix. Sekalipunsuatu celah sederhana dapat diisi oleh polymerase DNAsuatu persoalan yang lebihserius diperlihatkan oleh celah. Rekombinasi Tidak Selalu Bersifat Resiprok pada Tapak PindahSilang: Konversi Gen Kajian-kajian awal tentang pindah silang yang terjadi antara gen-gen yang berbeda menunjukkan bahwa tampaknya peristiwa itu bersifat resiprok. Namundemikian kemudian diketahui bahwa jika rekombinasi terjadi antara tapak-tapak berdekatan pada gen yang sama, maka dapat ditemukan perkecualian. Perkembangan lebih lanjut kemudian menunjukkan bahwa rekombinasi yang tidak resiprok seriirg ditemukan. Rekombinasi tidak resiprok yang terjadi antaradua tapak berdekatan dalam satu gen yang sama, dewasa ini lazim disebut sebagai konversi gen atau gen conversion. Dikatakan pula bahwatampaknya konversi gen tersebut merupakan akibat pemotongan DNA dan sintesis perbaikan DNA yang terjadi pada daerah heterodupleks selama proses pemutusandan penyambungan. Dalam hal ini misalnva dilakukan persilangan antara dua mutan khamir Saccharomyces cerevisiae (jarak tapak kedua mutan itu sangat dekat dalam satugen yang sama). Lebih lanjut jika askus-askus yang mengandung spora dianalisis,seringkali askus-askus tersebut tidak mengandung rekornbinasi mutan ganda yangresiprok sebagaimana yang diharapkan. seperti tersebut merupakan akibatrekombinasi yang tidak resiprok. Rekombinasi Illegitimate Rekombinasi illegitimate adalah rekombinasi yang terjadi antara molekul-molekui DNA yang non homolog. Seperti halnya rekombinasi spesifik tapak, mekanisme rekombinasi illegitimate juga tidak sama dengan mekanisme rekombinasi umum (lazim). Lebih lanjut pada E. coli. Macam rekombinasi itu juga tidak membutuhkan fungsi protein recA, recB, dan recC. Contoh rekombinasi illegitimate antara lain yang berkenaandengan insersi elemen transposabel (misalnya elemen Is) ke dalam sesuatu lokus gen. Pada peristiwa tersebut memang urut-urutan DNA lokustersebut tidak sama dengan urut-urutan DNA elemen Is. Sebagaimana diketahuiakibat rekombinasi illegitimate yang melibatkan insersi elemen tersebut, fungsigen akan terganggu atau hilang. Sebagai contoh misalnya insersi yang dilakukan oleh elemen Is ke dalam berbagai lokus (gen gal, E, K dan T) pada genom E. coli, yang terbukti menimbulkan mutasi-mutasi sehingga mengganggu metabolisme galaktose Rekombinasi Independen terhadap Replikasi DNA Kejadian rekombinasi independen atau tidak terkait dengan peristiwareplikasi DNA. Dalam hal ini bilamana dua genotip fag, rnisalnya a+ dan b+, dalam jumlah besar secara serempak menginfeksi suatu sel inang yang tumbuhpada medium ringan, pengamatan terhadap genotif partikel fag-fag yang tidak bereplikasi rnenunjukkan bahwa beberapa diantaranya bergenotip ++; danmemang inilah bukti bahwa rekombinasi genotip-genotip induk dapat berlangsungsecara independen terhadap replikasi DNA. BAB 11 TRANSFORMASI BAKTERI Transformasi adalah suatu proses transfer informasi genetik dengan bantuan potongan DNA ekstraseluler. Fragmen DNA bakteri donor diambil kemudian di bawa ke bakteri resipien. Jika bakteri donor dan resipien ini berbeda maka akan memunculkan rekombinan genetik. Sel yang mengalami transformasi disebut transforman. Transformasi alami dan transformasi buatan Pada transformasi alami, bakteri memang memiliki kemampuan secara alami untuk melakukan transformasi dengan kemampuannya mengambil fragmen DNA secara alami. Sedangkan transformasi buatan, secara genetic, bakteri diubah agar bisa mengambil fragmen DNA agar melakukan transformasi. Contoh bakteri yang mengalami transformasi alami adalah B. subtilis, contoh bakteri yang mengalami transformasi buatan adalah E. coli.Tidak semua bakteri dapat mengalami transformasi alami. Hanya bakteri yang memiliki mekanisme enzimatik yang terlibat pada peristiwa pengambilan fragmen DNA maupun pada proses rekombinasi. Juga tidak semua sel mampu mengambil fragmen DNA, hanya sel-sel tertentu saja. Sel yang mampu mengambil fragmen DNA disebut sel kompeten. Sel kompeten tersebut memiliki faktor kompeten yang diduga adalah protein permukaan sel atau enzim yang terlibat pengikatan atau pengambilan DNA. Proses transformasi Proses transformasi berlangsung dalam beberapa tahap, yakni : Tahap 1: Molekul DNA unting ganda berikatan pada tapak reseptor yang terdapat di permukaan sel. Perikatan ini bersifat reversibel Tahap 2: Pengambilan DNA donor yang bersifat irreversibel. Pada saat ini DNA donor menjadi resisten terhadap enzim DNAse di dalam medium. Tahap 3: Konversi molekul DNA donor yang berupa unting ganda menjadi molekul unting tunggal melalui degradasi nukleotida terhadap salah satu unting. Tahap 4: Integrasi (insersi kovalen) seluruh atau sebagian unting tunggal DNA donor tersebut ke dalam kromosom resipien Tahap 5: Segregasi dan ekspresi fenotip gen donor yang telah terintegrasi. Ketiga tahap pertama tidak bersifat spesifik untuk DNA yang homolog. Sedangkan tahap keempat bersifat spesifik untuk DNA yang homolog. Pada sebagian transformasi yang telah diketahui, ukuran fragmen DNA donor adalah sekitar 20.000 pasang nukleotida. Pemetaan kromosom bakteri melalui kejadian transformasi Secara operasional, transformasi dapat dimanfaatkan untuk mengungkap pautan gen, urutan gen, serta jarak peta. Penanda genetik pada kromosom yang digunakan selalu berdekatan. Jika penanda tersebut letaknya berjauhan, maka penanda itu tidak akan pernah terbawa molekul DNA pentransformasi yang sama.Urutan gen pada kromosom bakteri dapat juga ditetapkan atas dasar data transformasi. Sebagai contoh, jika gen p dan q sering mengalami kotransformasi, lalu gen q dan o juga sering mengalami kotransformasi, tetapi gen o dan p jarang mengalami kotransformasi, maka tentu saja urutan gen pada kromosom bakteri itu adalah p-q-o. Pada saat ini seseorang dapat memperoleh suatu peta fisik gen-gen dan ukuran fragmen DNA dapat terkontrol. Oleh karena itu, peluang kotransformasi dari dua gen dapat dihubungkan dengan ukuran molekul DNA pentransformasi. BAB 12 TRANSDUKSI PADA BAKTERI Transduksi merupakan rekombinasi genetik pada bakteri yang diperantarai oleh fag. Transduksi terjadi setelah terlebih dahulu suatu partikel fag membawa sebuah kromosom dari satu bakteri (donor) ke bakteri lain (resipien). Fag Virulen dan Virulen Sedang Fag yang terlibat dalam proses transduksi merupakan fag virulen dan fag virulen sedang. Berikut perbedaannya: Tabel 1. Perbedaan Fag Virulen dan Fag Virulen Sedang Fag Virulen Fag Virulen Sedang Setelah infeksi, menjalani siklus litik atau Setelah infeksi, menjalani siklus litik siklus lisogenik Pada siklus litik, fag melakukan reproduksi dan memecahkan sel inang, sedangkan pada siklus lisogenik, kromosom fag diintegrasi ke dalam kromosom inang dan bereplikasi. Kromosom fag yang terintegrasi dengan kromosom sel inang disebut sebagai profag. Pada siklus lisogenik, mekanisme mempertahankan kromosom fag tetap terintegrasi dengan kromosom inang terganggu sehingga berakibat kromosom fag terpisah lagi dan fag menjalani siklus litik. Hal tersebut juga dapat disebabkan adanya induksi oleh faktor lingkungan seperti sinar UV. Integrasi kromosom fag ke dalam kromosom inang melalui mekanisme rekombinasi spesifik tapak. Macam Transduksi Ada dua macam transduksi antara lain transduksi umum (generalized transduction) dan transduksi khusus (specialized transduction). 1. Transduksi Umum Pada transduksi ini, potongan DNA yang ditangkap oleh fag kemudian dipindahkan ke bakteri resipien merupakan potongan acak DNA bakteri, yang mana tidak diintegrasikan pada tapak pelekatan yang khusus. Transduksi umum diperantarai oleh beberapa fag virulen dan fag virulen sedang, yang kromosomnya tidak terintegrasi di tapak pelekatan khusus pada kromosom inang. Transduksi umum terdiri atas 7 beberapa tahap antara lain: Tahap 1, sel donor E. coli wild type terinfeksi tag P1 yang bersifat virulen sedang. Tahap 2, DNA sel inang terpotong selama siklus litik. Tahap 3, terjadi perakitan fag turunan dimana beberapa potongan kromosom bakteri dicakupkan ke dalam beberapa fag turunan dan menghasilkan fag pentransduksi. Tahap 4, menyusuli lisis sel, beberapa fag pentransduksi ditemukan di dalam lisat fag. Tahap 5, fag tersebut menginfeksi bakteri resipien yang bersifat auksotrofik. Tahap 6, terjadi pindah silang ganda yang mengakibatkan terjadinya pertukaran gen antara donor dan sel resipien. Tahap 7, terbentuk transduktan stabil, dengan turunan sel yang memiliki sel yang sama. Ada beberapa fag yang tidak memperantarai transduksi yaitu beberapa fag T genap. Fag tersebut melakukan degradasi DNA inang serta memanfaatkan kembali nukleotidanya untuk kepentingan sintesis DNA fag. Selain itu juga ada fag yang tidak melakukan degradasi DNA inang karena ukuran kromosom inang lebih besar sehingga fag tersebut tidak mampu membentuk partikel pentransduksi. Dapat diketahui bahwa hanya sedikit fag virulen yang memperantarai transduksi. Setelah fag pentransduksi menyuntikkan fragmen DNA inang ke dalam sel resipien, fragmen tersebut dapat terintegrasi ke dalam kromosom inang ataupun tidak (bebas di sitoplasma). Integrasi ke dalam kromosom inang mirip dengan integrasi DNA yang bertransformasi kecuali segmen DNA berupa unting ganda. Jika fragmen DNA tidak terintegrasi ke dalam kromosom inang maka tidak terjadi replikasi dan akan diwariskan hanya ke satu sel turunan pada tiap pembelahan sel. Gen yang terletak pada fragmen kromosom yang tidak ditransduksikan dan tidak terintegrasi dapat diekspresikan dan sel yang membawa fragmen pentransduksi yang tidak terintegrasi tersebut disebut transductan abortif yang bersifat diploid dan dapat digunakan untuk melaksanakan uji komplementasi. Dalam hal lain, data kontransduksi dapat digunakan untuk mengungkap jarak gen taksiran. 2. Transduksi Khusus Transduksi ini diperantarai oleh fag virulen sedang yang hanya mentransduksi fragmen tertentu dari kromosom bakteri. Contohnya adalah fag λ yang menginfeksi E. coli. Kromosom fag dapat terintegrasi pada beberapa tapak pelekatan khusus dari kromosom bakteri. Kromosom fag tersebut dapat bereplikasi secara otonom (tidak tergantung dari replikasi kromosom inang), dan juga dapat bereplikasi dalam keadaan terintegrasi dengan kromosom inang (seperti kromosom fag merupakan bagian dari kromosom inang), sehingga perilakunya seperti episom. Transduksi khusus terjadi melalui rekombinasi antara bentukan kromosom fag intraselular dengan kromosom bakteri yang sama-sama sirkuler. Perisitiwa rekombinasi ini terjadi pada tapak pelekatan spesifik di kedua kromosom terkait sehingga menyebabkan terjadinya insersi linier kovalen kromosom fag ke dalam kromosom bakteri. Ketika menjadi profag, gen litik pada kromosom virus mengalami represi yang mana mekanismenya berlangsung dalam suatu sistem sirkuit represor-represor-promotor yang mirip pada operon bakteri. Gen C1 fag λ mengkode protein represor yang berikatan dengan kedua daerah operator yang mengontrol transkripsi gen λ yang terlibat pada pertumbuhan litik. Hal tersebut menghalangi polimerase RNA berikatan dengan kedua promoter. Akibatnya tidak dapat mengkatalisasi proses transkripsi. Hal tersebut yang menyebabkan gen fag λ mengalami represi. Bakteri yang mengandung profag bersifat lisogenik, dan hubungan antara profag dengan kromosom inang disebut lisogeni. Sel yang lisogenik kebal terhadap infeksi kedua oleh fag yang sama, karena gen litik fag yang sudah menginfeksi mengalami represi. Fag yag bersifat virulen sedang jarang mengalami transisi spontan dari yang bersifat lisogenik (profag) menjadi yang bersifat litik. Selama transisi, profag terbebas dari kromosom inang (eksisi), dan kemudian akan melakukan replikasi secara otonom. Proses tersebut merupakan proses spesifik tapak seperti proses integrasi. Proses eksisi terjadi dimana pemotongan atau pemisahan profag persis dengan ukurannya di saat integrasi. Namun proses tersebut kadang juga terjadi pada suatu tapak lain bukan tapak mula-mula yang mana dapat mengakibatkan adanya penggalan kromosom fag yang tertinggal pada kromosom inang begitu pula sebaliknya. Kesalahan pemotongan dan pemisahan profag merupakan penyebab terbentuknya partikel pentransduksi khusus. Hanya gen inang yang terletak berdekatan dengan tapak insersi profag yang dapat terpisah bersama DNA fag serta terbungkus di dalam partikel fag. Proses transduksi khusus hanya berperan terhadap transfer gen yang terletak di dalam suatu rentang jarak sepit di kedua sisi tapak pelekatan profag sehingga fag λ hanya mentransduksi penanda gal dan bio. Gen gal dibutuhkan dalam rangka pemanfaatan galaktose sebagai sumber energi, sedangkan gen bio dibutuhkan (esensial) dalam rangka sintesis biotin. Jika partikel petransduksi khusus terbentuk selama pemisahan profag dari kromosom inang, hanya lisat fag yang dihasilkan oleh induksi sel lisogenik yang memiliki aktivitas pentransduksi. Jika bakteri diinfeksi oleh fag pentransduksi khusus pada kondisi litik, maka tidak akan ada partikel pentransduksi di dalam lisat fag. Mengenai komposisi kromosom akibat transduksi, komposisi kromosom transduktan yang dihasilkan oleh transduksi khusus sama sekali berlainan dari yang dimiliki transduktan hasil transduksi umum maupun dari yang dimiliki transforman yang merupakan hasil transformasi. Pada transduksi umum dan transformasi, rekombinasi mengganti suatu segmen kromosom resipien dengan suatu segmen kromosom donor. Sedangkan pada transduksi khusus, segmen DNA donor dan kromosom fag ditambahkan kepada kromosom resipien menghasilkan suatu transduktan diploid parsial. Pada fenomena diploidi parsial, fag pentransduksi yang dihasilkan disebut sebagai λdg (defective gal) yang bersifat defektif karena gen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pematangan pada kondisi litik sudah diganti oleh DNA bakteri. Partikel pentransduksi λdg hanya dapat bereproduksi jika ada fag λ wild type yangberperan sebagai helper. Bila lisogen λ gal diinduksi oleh UV, partikel λ dengan jarak yang terbentuk membawa satu gen/ lebih gen donor, tergantung pada ukuran segmen DNA bakteri yang dibawa bersama.
Pertanyan & Jawaban:
1. Apa tujuan pembentukan enzim Hin? Ketika segmen mengalami perbaikan, maka gen H 2 tidak di transkripsikan lagi dan gen pengkode protein reseptor untuk gem H1 juga tidak ditranskripsikan. Oleh karena itu protein H1 dibentuk dan segmen yang mengandung promoter tersebut juga mengkode enzim Hin yang mengkatalis inversi. Dalam hal ini diduga pula bahwa aktivitas ekspresi enzim Hin meningkat ketika sel terganggu 2. Apa perbedaan antara transduksi umum dan transduksi khusus? Transduksi umum diperantarai oleh fag virulen dan fag virulen sedang, mentransduksikan gen apapun sedangkan transduksi khusus hanya diperantarai oleh fag virulen sedang, dan hanya mentransduksi fragmen tertentu.