Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN PLAT NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR

Ottopianus Mellolo1)
1)
Program Studi Teknik Elektro Politeknik Manado
e-mail: ottopianus.mellolo@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan membuat sistem yang dapat mengenali karakter pada plat nomor polisi
kendaraan yang terdapat pada citra digital. Sampel yang digunakan sebanyak 50 citra uji terdiri
atas 25 citra kendaraan pribadi dengan warna dasar plat hitam tulisan putih, 10 citra kendaraan
dinas pemerintah dengan warna dasar plat merah tulisan putih, dan 15 citra angkutan umum
dengan wara dasar plat kuning tulisan hitam. Adapun Penelitian ini dilakukan melalui beberapa
tahap, yaitu (1) Pengolahan Citra, untuk mempersiapkan citra dan mengambil fitur – fitur penting
yang akan digunakan pada tahap - tahap selanjutnya (2) Penentuan Region of Interest (ROI) yaitu
penentuan posisi plat nomor dalam citra, (3) Segmentasi Karakter yaitu membagi citra plat nomor
menjadi citra yang memuat satu karakter, dan (3) pengenalan karakter yaitu mencocokkan
karakter yang dicari dengan karakter referensi untuk dikenali. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sistem dapat mengenali karakter pada plat nomor polisi kendaraan bermotor untuk ketiga
jenis plat nomor dengan persentase rata-rata sebesar 79,43%.
Kata kunci: Citra, pengenalan, plat nomor polisi

MOTORIZED VEHICLE POLICE NUMBER PLATE RECOGNITION

ABSTRACT`
The research is aimed to create one system in recognize the characteristic of the motor vehicle
plate number that has digital image. The number of samples used was 50 test image consisted of
25 private vehicle images with written white numbers on the black base plate, 10 govemment
vehicle image with written white numbers on the red base plate and 15 public vehicle images with
black written numbers on the yellow base plate. The research undenrwent several stages :( 1)
Image processing to prepare image and get the important features to be used for next stages (2)
Determining Region of Interest (ROl), determining plate position in image, (3) Character
segmentation, dividing plate number image which can only accomodate one character ; and
(4)Character recognition, character verification that is sought with reference character to be
recognized. The results indicatet hat the system can recognize the characters on the motor vehicle
police plate number for the three types of the plate numbers with the average percentage 79,43%.
Keywords: Image, recognition, police plate number

PENDAHULUAN komputer inilah yang seringkali disebut


kecerdasan buatan seperti dalam kemampuan
Salah satu bagian unik dari sebuah
mengenali sesuatu, membedakan satu bentuk
kendaraan bermotor adalah plat nomor polisi
dengan bentuk lainnya bahkan mengenali
kendaraan tersebut yang secara formal disebut
karakter yang terdapat dalam citra.
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB),
Merujuk pada penelitian yang
plat nomor polisi merupakan identitas utama
dilakukan oleh Martinsky dengan judul
dari sebuah kendaraan bermotor yang laik
Algoritmic and Mathematical Principle of
jalan/beroperasi di jalan raya, sehingga plat
Automatic Number Plate Recognition
nomor polisi umumnya diletakkan pada posisi
Systems dengan JavaANPR perangkat lunak
yang mudah dilihat.
yang digunakan untuk mengenali plat nomor
Manusia berusaha mengadopsi bentuk
polisi yang terdapat dalam citra kendaraan
kecerdasan yang dimilikinya kedalam
(plat dasar putih/terang tulisan hitam/gelap
computer, kecerdasan yang dimiliki oleh
36 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12. No. 1, April 2012

umumnya digunakan oleh negara negara Pengolahan citra dilakukan karena beberapa
Eropa Tengah), JavaANPR merupakan alasan yaitu untuk mendapatkan citra asli dari
perangkat lunak open source sehingga dapat suatu citra yang mengalami penurunan
digunakan maupun dimodifikasi sesuai kualitas karena pengaruh derau atau untuk
dengan kebutuhan sepanjang dilakukan untuk memperoleh citra dengan karakteristik dan
tujuan akademis (non komersil). Penulis cocok secara visual yang dibutuhkan untuk
mencoba untuk melakukan pengembangan tahap lebih lanjut dalam proses analisis citra.
menggunakan paket JavaANPR ini agar dapat Operasi deteksi tepi objek merupakan
digunakan mengenali plat nomor polisi yang operasi yang mendeteksi perubahan tingkat
dipakai di Indonesia dengan fokus utama pada keabuan yang signifikan dari suatu citra
jenis plat kendaraan bermotor yang banyak (Purnomo dan Muntasa, 2010 ). Deteksi tepi
digunakan yaitu plat hitam pada kendaraan biasa digunakan untuk memisahkan atau
pribadi, plat merah pada kendaraan dinas paling tidak memperjelas batas antara suatu
pemerintah dan plat kuning pada kedaraan objek dengan objek lainnya (Suarga, 2008).
angkutan umum. Proses ini dilakukan dengan cara menelusuri
citra secara vertikal dan horisontal untuk
menemukan perbedaan nilai yang signifikan
TINJAUAN PUSTAKA antara suatu piksel dengan piksel tetangganya.
Ada beberapa operator yang dikembangkan
Citra Digital
berdasarkan turunan pertama diantaranya
Citra digital dapat dinyatakan sebagai
Sobel, Roberts, Prewitt, dan canny. Operator
suatu fungsi dua dimensi f(x,y), dengan x
Sobel terdiri dari matriks 3x3 masing –
maupun y adalah posisi koordinat sedangkan f
masing adalah 𝐺𝑥 dan 𝐺𝑦 matriks konvolusi
merupakan amplitudo pada posisi (x,y) yang
sering dikenal sebagai intensitas atau grey tersebut dirancang untuk memberikan respon
scale. Nilai dari intensitas bentuknya adalah secara maksimal terhadap tepi objek baik
diskrit mulai dari 0 sampai 255. Citra digital horisontal maupun vertikal. konvolusi dapat
dapat dinyatakan dengan matriks berukuran N diaplikasikan secara terpisah terhadap input
x M (baris/tinggi = N, kolom/lebar = M). citra (Purnomo dan Muntasa, 2010 ). Operator
sobel dapat dituliskan seperti berikut ini:
𝑓(0,0) 𝑓(0,1) 𝑓(0, 𝑀 − 1) −1 0 1
⋯ 𝐺𝑥 = −2 0 2 … … … … … … … . . (2)
𝑓(1,0) 𝑓(1,1) 𝑓(1, 𝑀 − 1)
… . . (1)
⋮ ⋱ ⋮ −1 0 1
𝑓(𝑁 − 1,0) 𝑓(𝑁 − 1,1) ⋯ 𝑓(𝑁 − 1, 𝑀 − 1) −1 −2 −1
𝐺𝑦 = 0 0 0 … … … … … … (3)
dimana : 1 2 1
N = jumlah baris 0 ≤ y ≤ N – 1 untuk mendapatkan gradien gabungan dapat
M = jumlah kolom 0 ≤ x ≤ M – 1 dihitung dengan menggunkan persamaan :
L = maks warna intensitas 0 ≤ f(x,y) ≤ L – 1
𝐺 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝐺𝑥2 + 𝐺𝑦2 … … … … … . (4)
(derajat keabuan / gray level) (Putra, 2010).
Pembentukan citra digital (diskrit)
melalui beberapa tahapan yaitu akuisisi citra, Transformasi Citra
sampling, dan kuantisasi. Proses akuisisi citra Pada dasarnya ada empat macam
adalah pemetaan suatu pandangan menjadi transformasi, yaitu scala, rotation, translation,
citra kontinu dengan menggunakan sensor. dan shear (Suarga, 2008 ). Hough transform
Tahap berikutnya adalah proses sampling adalah teknik transformasi citra yang dapat
yaitu proses digitasi pada koordinat x,y digunakan untuk mengisolasi objek pada
seperti yang disebutkan diatas hasil dari suatu citra dengan menemukan batas-
sensor masih berupa citra kontinu yang batasnya. Classical Hough transform
merupakan fungsi kontinu f(x,y) (Putra, merupakan teknik yang paling umum
2010). digunakan untuk mendeteksi objek yang
berbentuk kurva seperti garis,lingkaran, ellips
Pengolahan Citra Digital dan parabola (Putra, 2010).
Pengolahan citra (image processing)
merupakan proses mengolah piksel-piksel
didalam citra digital untuk tujuan tertentu.
Mellolo: Pengenalan Plat Nomor Polisi …….. 37

Pengambangan  Baris pertama menunjukkan: kode


Proses pengambangan (thresholding) wilayah (huruf), nomor polisi (angka),
citra grayscale secara umum menggunakan dan kode/seri akhir wilayah (huruf)
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓 𝑥, 𝑦 ≥ 𝑇  Baris kedua menunjukkan bulan dan
rumus 𝑔 𝑥, 𝑦 =
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓(𝑥, 𝑦) < 𝑇 tahun masa berlaku
Nilai g(x,y) adalah citra biner yang dihasilkan TNKB adalah plat aluminium yang
dari citra grayscale f(x,y), nilai T adalah nilai berdimensi 250 x 105 x 1 mm, Pada sisi
ambang. Nilai T sangat menentukan kualitas kanan dan kiri terdapat tulisan DITLANTAS
citra biner yang dihasilkan. Ada dua jenis POLRI, contoh TNKB jenis plat Hitam,
pengambangan yaitu pengambangan global Kuning dan Merah dapat dilihat pada gambar
dan pengambangan lokal adaptif 1.
Pengambangan lokal adaptif dilakukan
dengan cara membagi citra kedalam blok-
blok, kemudian dilakukan pengambangan
(a) (b) (c)
lokal pada setiap blok dengan nilai T yang
Gambar 1 Plat Nomor Polisi Kendaraan
berbeda. Dapat dihitung dengan rumus
𝑓 𝑥,𝑦 bermotor jenis (a) plat hitam, (b) plat kuning
𝑥 ,𝑦 ∈𝑊
𝑇= 𝑁𝑤
− 𝑐………………..(5) dan (c) plat merah
Dimana W menyatakan blok yang diproses,
𝑁𝑊 menyatakan banyaknya piksel pada setiap Aturan Penomoran
blok W dan 𝑐 menyatakan suatu konstanta Nomor polisi diberikan sesuai dengan
urutan pendaftaran kendaraan bermotor.
Negasi / Invert terdiri dari 1-4 angka, ditempatkan setelah
Negasi merupakan operasi kode wilayah pendaftaran. Apabila nomor
mendapatkan citra negatif (Negatif Image) urut pendaftaran yang telah dialokasikan
suatu citra seperti halnya meniru film negatif habis digunakan, maka nomor urut
pada fotografi, yaitu titik yang berwarna putih pendaftaran berikutnya kembali ke nomor
pada citra warna hitam pada film negatifnya, awal yang telah dialokasikan dengan diberi
demikian juga sebaliknya dengan cara tanda pengenal huruf seri A – Z di belakang
mengurangi nilai intensitas pixel dari nilai angka pendaftaran. Kode wilayah pendaftaran
keabuan maksimum. Misalnya citra dengan kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan
256 derajat keabuan (8 bit). citra negatif Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2006.
diperoleh dengan persaman. Kode nomor polisi diawali dengan satu atau
𝑓 𝑥, 𝑦 ′ = 255 − 𝑓 𝑥, 𝑦 … … … … . . (6) dua huruf didepan seperti untuk wilayah
Sulawesi DB untuk Sulawesi Utara Daratan,
Pengenalan Pola DL untuk Sulawesi Utara Kepulauan, DM
Pengenalan pola adalah untuk Gorontalo, DN untuk Sulawesi Tengah
mengelompok-kan data numerik dan simbolik , DT untuk Sulawesi Tenggara , DD untuk
secara otomatis oleh mesin (komputer) Sulawesi Selatan ,DC untuk Sulawesi Barat
dengan untuk mengenali suatu objek di dalam
citra. Manusia bisa mengenali objek yang
dilihatnya karena otak manusia telah belajar METODOLOGI PENELITIAN
mengklasifikasi objek-objek di alam sehingga Alur sistem pengenalan plat nomor
mampu membedakan suatu objek dengan polisi kendaraan bermotor secara garis besar
objek lainnya. Kemampuan sistem visual terbagi atas empat tahap seperti pada gambar
manusia yang dicoba ditiru oleh mesin (Putra 2.
Darma. 2010).
Tahap Pengolahan Citra
Plat Nomor Polisi Kendaraan Bermotor Pengolahan citra merupakan proses
Plat Nomor manipulasi terhadap file citra untuk
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor mendapatkan fitur – fitur penting yang dapat
berbentuk plat dengan cetakan tulisan dua digunakan sebagai indikator dalam proses
baris. pegenalan (plat nomor polisi kendaraan
bermotor). Adapun format file citra yang
digunakan pada penelitian ini adalah JPEG.
38 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12. No. 1, April 2012

agar mudah dimodifikasi citra dibawa dalam Deteksi ROI vertikal


bentuk BufferedImage. Sistem koordinat Deteksi secara vertikal bertujuan
warna yang ada pada citra masukan masih untuk menentukan posisi plat secara vertikal,
berbentuk koordinat RGB (Red, Green, Blue) pada proses ini akan diambil beberapa
dimana setiap piksel memiliki tiga nilai potongan berupa pita yang terindikasi
warna. koordinat ini kemudian dikonversi ke memuat plat nomor kendaraan dalam citra,
bentuk HSB (Hue, Saturation, Brightnes). Berangkat dari asumsi dasar bahwa sebuah
untuk mendapatkan magnitude (nilai plat merupakan identitas bagi sebuah
brightness). Serangkaian operasi enhance kendaraan dengan demikian identitas ini akan
masih tetap diberlakukan terhadap citra setiap ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat,
sebelum masuk pada tahap - tahap selanjutnya dengan tulisan yang jelas terbaca. Citra
seperti proses duplikasi/clon untuk sebuah plat yang berisi beberapa karakter
memudahkan proses pengolahan dan tentunya akan memperlihatkan frekuensi
manipulasi terhadap setiap piksel dalam citra tepian yang tinggi setelah citra kendaraan
tanpa merusak citra aslinya. Normalisasi nilai tersebut dideteksi tepi seperti pada gambar 3.
brightness, resize untuk menyesuaikan ukuran
citra, pengambangan adaptif (Adaptive
Tresholding), Tepian dari citra dapat
merepresentasikan objek-objek yang
terkandung didalamnya dalam hal ini plat
nomor polisi kendaraan, deteksi tepi dengan
menggunakan operator sobel secara vertical
sehingga memberikan perbedaan tepian yang (a) (b)
lebih jelas, sedangkan Transformasi Hough Gambar 3. (a)citra asli (b)Hasil deteksi tepi
digunakan untuk mendeteksi, memperbaiki Nilai magnitude dari citra kemudian
kemiringan maupun rotasi citra (Martinsky, di proyeksikan sehingga membentuk
2007). histogram proyeksi vertikal(Martinsky, 2007),
Misalkan citra masukan dengan lebar 𝑙 dan
tinggi 𝑡 , proyeksi vertikal 𝑃𝑦 (𝑥) dari fungsi
Pengolahan citra
𝜃(x,y) di titik y adalah jumlahan dari semua
magnitude pixel dalam baris ke 𝑦, secara
Penentuan Region of
matematis proyeksi vertikal dapat
Interest didefinisikan sebagai :
𝑃𝑦 𝑥 = 𝑙−1 𝑥=0 𝜃 𝑥, 𝑦 )
dimana 𝜃(𝑥, 𝑦) adalah magnitude piksel pada
Segmentasi Karakter
koordinat (𝑥, 𝑦) dan 𝑦 = 0 … (𝑡 − 1)
Hasil Proyeksi Vertikal
0 100%

Pengenalan Pita 1

T
I
Gambar 2. Struktur umum sistem pengenalan N
plat nomor polisi kendaraan bermotor G
G
I yp 0

C Pita 2 yp max
I
Tahap Penentuan Region of Interest (ROI) T
R yp 1
Menentukan Region of Interest A

merupakan fase awal yang sangat menentukan


dari proses identifikasi plat nomor secara Pita 3

keseluruhan, kegagalan proses penentuan


ROI menyebabkan sistem pengenalan tidak
t-1
dapat memberikan hasil yang kita harapkan.

Gambar 4. Grafik proyeksi vetikal


Mellolo: Pengenalan Plat Nomor Polisi …….. 39

Daerah pada plat dengan frekuensi Deteksi ROI Horizontal


yang tinggi ditandai dengan adanya puncak – Deteksi secara horisontal bertujuan
puncak pada histogram, ilustrasi proyeksi untuk menentukan posisi plat secara
vertikal dapat dilihat pada gambar 4 yang horisontal dari pita yang telah diperoleh pada
memperlihatkan tiga buah puncak terindikasi proses deteksi secara vertikal diatas. Analisis
kemungkinan merupakan posisi plat secara prioritas digunakan untuk menentukan urutan
vertikal. Dengan mengacu pada indikator ini pengerjaan dari potongan pita, ada beberapa
citra kemudian dipotong secara horisontal parameter yang menjadi penentu dalam proses
sehingga membentuk sekumpulan pita. ini yaitu : tinggi pita, tinggi maksimum
Persoalan berikutnya adalah menghitung puncak, luas dari puncak, perbandingan
puncak dalam grafik proyeksi vertikal. panjang dan lebar plat nomor. Paramenter ini
Puncak bersesuaian dengan pita - pita dihitung secara statistik dengan formula
kandidat yang mungkin adalah plat nomor sebagai berikut :
seperti terlihat pada gambar 4 Nilai tinggi pita 𝛼1 = 𝑦𝑝0 − 𝑦𝑝1 … . … … . (8)
maksimum dari 𝑃𝑦 (𝑥) bersesuaian dengan tinggi maks pita 𝛼2 =
1
… … (9)
poros dari pita dan dapat dihitung sebagai 𝑃𝑦 (𝑦 𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 )
1
𝑦𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 = maks 𝑃𝑦 𝑥 … … … . … (7) luas puncak 𝛼3 = 𝑦𝑝1 … … … … … . (10)
0<𝑦<𝑡−1 𝑦 𝑝 0 𝑃𝑦
Pada 𝑦𝑝0 dan 𝑦𝑝1 adalah koordinat dari pita, perbandingan panjang dan lebar plat nomor
yang dapat dideteksi sebagai : 𝑙
𝛼4 = 𝑦𝑝 0 −𝑦𝑝 1
− 5 … … … … … … … . (11)
𝑦𝑝0 = min 𝑦|𝑃𝑦 𝑥 ≤ 𝑘𝑦 ∙ 𝑃𝑦 𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥
0≤𝑦≤𝑡−1 pita dengan nilai total 𝛼 terkeci yang akan
𝑦𝑝1 = maks 𝑦|𝑃𝑦 𝑥 ≤ 𝑘𝑦 ∙ 𝑃𝑦 𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 diprioritaskan terlebih dahulu. Potongan
0≤𝑦≤𝑡−1
potongan pita kemudian dianalisis untuk
𝑘𝑦 adalah sebuah konstanta pengali untuk
mendapatkan posisi plat nomor yang
menentukan kaki dari puncak 𝑦𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠
diinginkan Jika 𝑙 adalah lebar dari pita (=
pemakaian konstanta ini diterapkan secara lebar citra yang dianalisis) dan t adalah tinggi
iteratif untuk mendeteksi beberapa dari pita hubungan dengan proyeksi horisontal
kemungkinan posisi plat secara vertikal. 𝑦𝑝0 𝑃𝑥 (𝑦) Hal ini dapat diperoleh dari
dan 𝑦𝑝1 adalah koordinat yang dihitung dalam penjumlahan dalam interval [𝑦𝑝0 , 𝑦𝑝1 ], yang
setiap langkah proses iterasi(Martinsky, merupakan batas-batas vertikal dari pita.
2007). Setelah deteksi, nilai-nilai proyeksi 𝑃𝑦 𝑡−1
dalam interval [0, 𝑡 − 1] 𝑃𝑥 𝑦 = 𝜃( 𝑥, 𝑦) … … … … … … (12)
Pada penelitian ini kita menggunakan 𝑦=𝑜
tiga jenis plat dengan warna dasar yang Setelah melalui operasi konfolusi seperti pada
berbeda yaitu hitam,merah dan kuning pencarian pita jumlah nilai magnitude
sedangkan tulisan yang dipakai ada dua yaitu diproyeksikan horisontal 𝑃𝑥 (𝑦). Hasil
putih dan hitam. Secara default sistem ini proyeksi jumlah magnitude secara horizontal
hanya dapat mengenali plat dengan tulisan dapat diilustrasikan seperti pada gambar 5 :
hitam (gelap), latar belakang putih (terang), 100% Xp o Xp max Xp 1
sistem ini tidak perlu diubah tetapi cukup
ditambahkan proses lain untuk mengcover
jenis plat hitam tulisan putih dan jenis plat Daerah yang terindikasi
merah tulisan putih. berangkat dari keadaan memuat Plat

ini maka sebelum masuk dalam tahap berikut 0 l-1


X
Hasil Proyeksi Horisontal
pita – pita yang telah dipotong ini harus
dibuatkan invertnya dengan asumsi bahwa Gambar 5. Grafik proyeksi horisontal
jika terjadi kemungkinan citra yang akan
dikenali adalah citra kendaraan plat hitam nilai maksimum sesuai dengan plat dapat
atau merah sistem tetap dapat mengenlinya dihitung sebagai:
dari inver citranya. Proses inverting citra akan 𝑥𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 = maks 𝑃𝑥 𝑦 … … … . . . (13)
0≤𝑥≤𝑙−1
menghasilkan citra dengan tulisan plat 𝑥𝑝0 dan 𝑥𝑝1 adalah koordinat dari plat yang
berwarna hitam dengan latar terang atau dapat dideteksi sebagai :
putih. Pita pita ini kemudian dikumpulkan
untuk dianalisis lebih lanjut satu persatu. 𝑥𝑝0 = min 𝑥|𝑃𝑥 𝑦 ≤ 𝑘𝑥 ∙ 𝑃𝑥 𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑦
0≤𝑥≤𝑙−1
40 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12. No. 1, April 2012

𝑥𝑝1 = min 𝑥|𝑃𝑥 𝑦 ≤ 𝑘𝑥 ∙ 𝑃𝑥 𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑦


0≤𝑥≤𝑙−1
Dimana 𝑘𝑥 adalah konstanta yang dapat
digunakan untuk menentukan kaki dari
puncak𝑥𝑝 𝑚𝑎𝑘𝑠 (Martinsky, 2007).

Segmentasi Karakter
Potongan plat nomor yang telah
diperoleh belum dapat diketahui karakter apa
yang terdapat didalamnya, berapa banyak dan
apa jenis karakternya, sehingga potongan plat
tersebut harus disegmentasi lagi menjadi
beberapa segmen/bagian yang lebih kecil
dimana setiap segmen yang hanya memuat
satu buah karakter saja. Untuk mendeteksi Gambar 6. Tampilan interface sistem
dan memisahkan satu potong karakter dari pengenalan plat nomor
potongan lainnya, potongan plat terlebih
dahulu diproyeksikan horizontal, semua citra
yang sampai pada tahap ini hanya akan HASIL DAN PEMBAHASAN
memuat tulisan gelap dengan latar terang Citra masukan
sehingga pada hasil proyeksi akan terlihat Kendaraaan yang di ambil citranya
frekuensi yang berfluktuasi, setiap puncak adalah kendaraan pribadi dengan warna dasar
dari histogram proyeksi diasumsikan sebagai plat hitam tulisan putih, kendaraan dinas
ruang antar karakter pada potongan plat pemerintah dengan warna dasar plat merah
(Martinsky, 2007) tulisan putih dan kendaraan umum dengan
warna dasar plat kuning tulisan hitam, Seperti
Tahap pengenalan karakter pada sampel citra kendaraan dibawah ini:
Setelah setiap karakter tersegmentasi
dengan baik, citra resampling tersebut
kemudian diskeletonkan dengan
menggunakan metode transformasi sumbu
tengah (medial axis transform). Proses
pengenalan terhadap setiap karakter
menggunakan metode Euclidian Distance (a) (b) (c)
Pattern matching dimana vector dari sebuah Gambar 7.Sampel Citra kendaraan (a)Plat
karakter yang telah tersegmentasi dengan baik Hitam h4.jpg (b) Plat Kuning k1.jpg dan (c)
kemudian dicari jarak Euclidian dengan Plat Merah m3.jpg
karakter referensi yang telah disiapkan, pola
karakter masukan yang mempunyai jarak Citra yang dipakai formatnya dalam
ecludian terkecil terhadap pola referensi yang bentuk JPEG dengan ukuran 500 x 375 piksel,
akan diasosiasikan dengan karakter referensi Citra – citra tersebut disimpan dalam sebuah
tersebut. Pola karakter referensi ini mewakili folder dengan inisialisasi nama hn.jpg, kn.jpg,
setiap karakter angka dari 0 sampai 9 dan mn.jpg untuk file citra plat hitam, kuning dan
karakter huruf dari A sampai Z dengan merah. untuk memperoleh citra hasil yang
ukuran 8 x 13 piksel . (Martinsky, 2007). baik kendaraan dipotret dari jarak yang dekat
atau dengan zooming agar plat nomor yang
Tampilan Interface ada di dalam citra dapat terbaca dengan jelas
Untuk memudahkan interaksi pada penelitian ini kendaraan yang di capture
pengguna dengan sistem (friendly user) maka sebanyak 50 citra dengan komposisi plat
desain antar muka tampilannya dibuat seperti hitam sebanyak 25 buah, plat merah sebanyak
gambar 6. 10 buah, dan plat kuning sebanyak 15 buah.
Sebahagian besar huruf depan dari plat nomor
dalam citra sampel diawali dengan kode
wilayah DD karena penelitian ini
Mellolo: Pengenalan Plat Nomor Polisi …….. 41

dilaksanakan di kota Makassar Sulawesi Tabel 2. Hasil Segmentasi karakter


Selatan.
No Jenis Plat Persentase %
Menentukan Region of Interest (ROI)
Plat nomor adalah sasaran utama 1 Plat Hitam 94,48
dalam sistem pengenalan ini(ROI), persentase 2 Plat Merah 79,52
keberhasilan sistem ditentukan oleh 3 Plat Kuning 90,32
kemampuan sistem menemukan potongan plat Rata – rata 88,11
yang terdapat dalam citra, hasil penentuan
ROI untuk ketiga jenis plat dapat dilihat pada Untuk kasus citra yang tidak ditemukan
tabel 1. ROI nya jelas tidak akan sampai pada tahap
Tabel 1. Hasil penentuan ROI segmentasi karakter disisi lain walaupun ROI
berhasil ditemukan dan benar hal ini belum
No Jenis Plat Persentase % serta – merta membuat proses segmentasi
karakter berhasil hal ini disebabkan karena
1 Plat Hitam 100,00 kemungkinan bentuk karakter yang tidak
2 Plat Merah 90,00 jelas/cacat, adanya iluminasi cahaya yang
3 Plat Kuning 100,00 tidak seragam dan banyak factor – factor lain
Rata – rata 96,67 yang ikut mempengaruhi citra sehingga
interpretasi citra oleh sistem menjadi keliru.
Untuk kasus dimana sistem tidak Proses segmentasi ini bertujuan menentukan
dapat menemukan ROI hal ini disebabkan batas – batas sebuah karakter untuk dipotong
oleh banyaknya iluminasi cahaya pada citra menjadi citra baru sampai citra hanya memuat
yang menghasilkan bayangan,akibatnya pada satu karakter. Contoh kasus citra yang
saat dideteksi tepi akan menghasilkan pola tersegmentasi dengan baik dapat dilihat pada
sebaran magnitude yang merata sehingga gambar 9.
mengaburkan informasi posisi plat nomor
dalam citra. Contoh kasus citra kendaraan
bermotor yang dapat ditemukan ROI nya
dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 9. Hasil Segmentasi dari citra h4.jpg

Pengenalan Karakter
Pengenalan karakter adalah tahap
akhir dari serangkaian proses pengenalan plat
nomor polisi kendaraan bermotor. Citra hasil
Gambar 8. ROI dari citra h4.jpg segmentasi kemudian dianalisis untuk
mengenali jenis karakter yang ada didalam
Segmentasi Karakter citra. Persentase keberhasilan sistem untuk
Bahagian yang merupakan region of menentukan hasil pengenalan diperoleh
interest dari tahap sebelumnya kemudian dengan memperbandingkan hasil output yang
dipotong / disegmentasi menjadi potongan dikeluarkan oleh sistem dengan setiap
citra yang hanya memuat satu karakter pada karakter yang terdapat pada citra secara
setiap citra, persentase keberhasilan sistem visual. Hasil pengenalan karakter dapat dilihat
pada tahap ini terletak pada keberhasilan pada tabel 3.
sistem melakukan segmentasi terhadap setiap
karakter yang terdapat pada citra plat, adapun Tabel 3. Hasil Pengenalan karakter
hasil segmentasi karakter dari citra plat dapat
dilihat pada tabel 2. No Jenis Plat Persentase %

1 Plat Hitam 69,52


2 Plat Merah 47,38
3 Plat Kuning 52,62
Rata – rata 56,51
42 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12. No. 1, April 2012

Saran
1. Persentasi terendah pada sistem
pengenalan plat nomor polisi kendaraan
bermotor adalah pada tahap pengenalan
karakter, diharapkan adanya
pengembangan dan perbaikan di tahap ini
agar sistem dapat mengenali karakter
dengan lebih baik.
2. Diharapkan adanya pengembangan sistem
perangkat keras yang dapat mengatur
tingkat iluminasi dan zooming maupun
capture dari kendaraan yang sedang
Gambar 10. Hasil Pengenalan bergerak.
Karakter dari citra h4.jpg 3. Diharapkan pengembangan lebih lanjut
dari sistem pengenalan plat nomor polisi
Salah satu sampel citra kendaraan kendaraan bermotor sehingga dapat
yang dapat dikenali secara sempurna dapat diimplementasikan secara nyata.
dilihat pada gambar 10. Untuk kasus dimana
sistem dapat mengenali plat nomor tetapi
karakternya tidak sempurna, faktor yang DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi hal ini diantaranya karena
adanya kemiripan antara beberapa jenis huruf Martinsky,O. 2007. Algoritmic and
dengan angka seperti B dengan 8; D,O,Q Mathematical Principle of Automatic
dengan 0; I dengan 1; G dengan 6; S dengan 5
Number Plate Recognition Sistems.
dan Z dengan 7. Untuk plat Indonesia karakter
yang pasti hanya terdapat pada digit pertama Thesis. Information Technology.
yaitu selalu didahului dengan huruf. Detartement of Intelegent Sistem.
BRNO University.
Purnomo, H. Mauridhi dan A. Muntasa. 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN Konsep Pengolahan Citra Digital dan
Kesimpulan Ekstraksi Fitur. Edisi Pertama. Graha
a. Secara umum sistem dapat mengenali Ilmu. Yogyakarta
karakter plat nomor polisi dari ketiga jenis Putra, D. 2010. Pengolahan Citra Digital.
plat nomor polisi kendaraan bermotor Andi Offset. Yogyakarta
b. Keberhasilan pada satu tahap dalam sistem
pengenalan plat nomor polisi kendaraan Suarga. 2008. Dasar Pemrograman Komputer
bermotor menentukan keberhasilan pada (dalam bahasa JAVA). Penerbit ANDI.
tahap berikutnya, adapun tahapan tahapan Yogyakarta.
tersebut adalah Pengolahan Citra, Zunino, R and S. Rovetta. 2000. Vector
Penentuan Region of Interest (ROI), Quantization for License – Plate
Segmentasi Karakter dan Pengenalan Location and Image Coding. IEEE
Karakter. Transactions Industrial Electronics
c. Persentase rata – rata keberhasilan sistem Vol.47 No.1.
pada setiap tahap untuk ketiga jenis plat
hitam, merah dan kuning adalah : (1)Tahap
Penentuan ROI sebesar 96,67%; (2). Tahap
Segmentasi Karakter sebesar
88,11%,(3).Tahap Pengenalan Karakter
sebesar 53,51% sehingga secara umum
persentase rata – rata keberhasilan sistem
sebesar 79,43%.

Anda mungkin juga menyukai