LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah dosen pembimbing kuliah kerja lapangan
Fakultas Syari’ah UIN Walisongo Semarang. Menerangkan bahwa :
NIM : 1502016017
Benar-benar telah mengikuti KKL dan setelah memberikan bimbingan yang secukupnya
serta membaca dengan cermat, maka laporan yang bersangkutan bisa diterima.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
1
ABSTRAK
Secara umum KKL merupakan salah satu syarat beban SKS (Sistem Kredit Semester)
yang wajib ditempuh setiap mahasiswa guna meningkatkan kompetensi, profesionalitas personal
dan sosial sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Selain itu juga menjadi program yang
dipandang cukup efektif untuk mensingkronisasi antara teori dan praktek riil di lapangan.
Sehingga KKL menjadi agenda khusus dalam rangka menunjang disiplin ilmu pengetahuan
yang sempurna sebagaimana harapan dari Fakultas Syariah UIN Walisongo Semarang.
Dalam pembuatan laporan ini penulis melakukan pengumpulan data melalui pemberian
materi oleh pemateri ditempat dimana mahasiswa fakultas syariah dan Hukum melakukan KKL
serta Tanya jawab mendalam dengan orang-orang yang mempunyai keterikatan dengan lembaga
itu, meneliti dokumen-dokumen dan/atau peninggalan yang ada, dan mengobservasi
keberadaannya sekarang.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses Perkuliahan, mahasiswa tidak hanya diupayakan mengusai teori saja,
melainkan juga perlu mengenal dan menguasai bagaimana praktek riil di lapangan. Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu langkah yang diselenggarakan oleh kampus
guna mengukur sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam mengolah berbagai disiplin ilmu
yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. Selain itu, Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
juga menjadi sarana untuk mendekatkan hubungan antara teori dan praktek. Sebagaimana
yang lebih dibutuhkan pada kehidupan nyata (lapangan) adalah praktek yang juga didukung
dengan teori.
Dalam pelaksanaan KKL ada 3 tempat kunjungan yang akan menjadi tujuan bagi
mahasiswa program studi Hukum Keluarga Islam, yaitu di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-
RI) yang berlokasi di Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta 10270. KKL ini dilaksanakan pada
hari Selasa 27 Maret 2018. Setelah kunjungan ke DPR-RI, mahasiswa Fakultas Syari’ah dan
Hukum juga secara bersama-sama melakukan kunjungan ke Kejaksaan Agung yang berada
di Jl. Sultan Hasanuddin No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dan yang terakhir adalah
kunjungan ke observatorium Imah Noong yang berada di Lembang, Bandung Jawa Barat
pada hari Rabu, 28 Maret 2018 pada pukul 09.00 WIB.
Penulis telah berupaya apa yang disajikan dalam laporan ini dapat memenuhi harapan
pembaca, khususnya bagi pihak yang berkepentingan, namun penulis menyadari bahwa
laporan ini tidak akan lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, sumbang kritik dan saran
konstruktif dari pembaca selalu penulis harapkan. Teriring doa semoga bermanfaat.
B. Tempat Pelaksanaan KKL
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan ini yang menjadi tempat pelaksanaan
KKL adalah:
1. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
2. Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI)
3. Observatorium Imah Noong
3
C. Penyajian Data di Lapangan
Laporan ini disusun secara sistematis dengan metode deskriptif yaitu pemaparan
materi-materi yang didapat selama kunjungan. Dengan cara berpikir induktif-analitis, data
diperoleh dengan cara:
a. Penyampaian materi oleh beberapa narasumber dibeberapa lembaga kunjungan KKL.
b. Observasi.
c. Tanya jawab, dan
d. Sumber lain yang didapat dari beberapa media baik cetak maupun online, yaitu buku,
modul terkait dan beberapa situs website resmi dari beberapa lembaga yang dikunjungi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Ada beberapa pemateri dari fraksi partai Nasdem yang akan menyampaikan materi
mengenai Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BALEG DPR RI)
yang di antaranya:
1. Ibu Nining Indra Saleh
2. Ibu Fauzun Nihaya
3. Bapak Doni Imam Priambodo
Kemudian penyampaian materi pertama oleh Ibu Fauzun Nihayah, SH., MH., tentang
Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BALEG DPR RI):
Dasar hukum pembentukan badan legislasi setelah adanya perubahan UUD 1945 yaitu:
a. pembentukan Badan Legislasi DPR (1999) melalui Peraturan DPR tentang Tata Tertib
DPR RI yang ditetapkan pada tanggal 23 september 1999.
b. UU No. 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
c. Peraturan DPR No. 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib.
Badan Legislasi dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat
tetap. Kemudian DPR menetapkan sususnan dan keanggotaan Badan Legislasi pada permulaan
masa keanggotaan DPR, permulaan tahun sidang, dan setiap masa sidang.
Pimpinan Badan Legislasi merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan
kolegial. Terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 4 (empat) orang wakil ketua yang
dipilih dari dan oleh anggota Badan Legislasi dalam satu paket yang bersifat tetap berdasarkan
usulan Fraksi sesuai dengan prinsip musyawarah untuk mufakat.
Ketua
Supratman Andi Agtas, SH.,
MH.
Komposisi Anggota
a. Menyusun rancangan program legislasi nasioanl yang memuat daftar urutan rancangan
Undang-Undang beserta alasannya untuk 5 (lima) dan prioritas tahunan di lingkungan
DPR;
7
b. Mengoordinasikan penyusunan program legislasi nasional yang memuat daftar urutan
rancangan Undang-Undang beserta alasannya untuk 5 (lima) tahun dan Prioritas tahunan
antara DPR, Pemerintah dan DPD;
c. Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan
Undang-Undang yang diajukan anggota, komisi, atau gabungan komisi, sebelum
rancangan Undang-Undang tersebut disampaikan kepada pimpinan DPR;
d. Memberikan pertimbangan terhadap rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh
anggota, komisi, atau gabungan komisi di luar prioritas rancangan Undang-Undang atau
di luar rancangan Undang-Undang yang terdaftar dalam program legislasi nasional;
e. Melakukan pembahasan, pengubahan, dan/ atau penyempurnaan rancangan Undang-
Undang yang secara khusus ditugaskan oleh Badan Musyawarah;
f. Melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap Undang-Undang;
g. Menyusun, melakukan evaluasi, dan menyempurnakan peraturan DPR;
h. Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan
rancangan Undang-Undang melalui koordinasi dengan komisi dan/ atau panitia khusus;
i. Melakukan sosialisasi Prolegnas; dan
j. Membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah di bidang Perundang-Undangan pada
akhir masa keanggotaan DPR untuk dapat digunakan oleh Badan Legislasi pada masa
keanggotaan berikutnya.
a. Melakukan kunjungan kerja pada masa reses atau pada masa sidang dengan persetujuan
pimpinan DPR;
b. Mengadakan rapat koordinasi dengan komisi dan/ atau panitia khusus yang mendapat
penugasan membahas rancangan Undang-Undang yang hasil rapatnya diinventarisasi dan
dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan prolegnas.
c. Melakukan inventarisasi dan evaluasi dengan mempertimbangkan pelaksanaan:
1) Prolegnas satu masa keanggotaan;
2) RUU prioritas tahunan
3) Penyususnan dan pembahasan rancangan Undang-Undang dalam satu masa
keanggotaan;
8
4) Jumlah rancangan Undang-Undang yang belum dapat diselesaikan; , serta
5) Masalah hukum dan Perundang-Undangan.
melakukan penuntutan;
melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang.
9
melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
b. Fungsi Kejaksaan
10
hukum dan tugas lain, untuk menjamin kepastian hukum, kewibawaanm
pemerintah dan penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;
5) penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan
jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu
berdiri sendiri atau disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain,
lingkungan atau dirinya sendiri;
6) pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan
perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
7) koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di
dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Jaksa Agung.
11
Setelah selesai kunjungan di Jakarta dihari pertama, yaitu di Badan Legislasi DPR
RI dan di Kejaksaan Agung (Kejagung RI) kemudian hari kedua melanjutkan kunjungan di
Bandung yaitu tepatnya di Observatorium Imah Noong yaitu Observatorium Astronomi &
Planetarium yang terletak di Kampung Eduwisata Areng No. 31, RT.02 RW.12, Desa
Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Imah Noong memiliki keunikan ketika atap Imah tersebut dapat digeser sehingga
bagian dalam Imah Noong yang berisi teleskop Bresser bisa digunakan untuk melihat
berbagai benda langit.Selain kegiatan pengamatan benda langit, observatorium ini juga
menawarkan kegiatan lain dengan memanfaatkan kearifan lokal setempat yang melibatkan
petani dan peternak dalam kegiatan eduwisata.
Imah Noong memiliki arti dalam Basa Sunda, imah berarti rumah, sedangkan noong
berarti mengintip. Secara bahasa Imah Noong berarti rumah tempat “mengintip” berbagai
benda langit dengan fasilitas teleskop yang tersedia.Berbekal pengalaman memandu
masyarakat di Observatorium Bosscha sejak 1998, Hendro Setyanto, lulusan Magister
Astronomi ITB, mendirikan sebuah observatory di halaman rumahnya dan diberi nama Imah
Noong pada 2012.
Pada awalnya observatorium ini layaknya sebuah rumah teropong biasa yang
semula hanya digunakan untuk keperluan sendiri, tetapi semakin ke sini fungsinya bertambah
menjadi daya tarik orang untuk berkenjung ke Imah Noong.
Pembangunan area observatorium ini dilakukan secara bertahap mulai tahun 2012
hingga tahun 2014 di pekarangan rumah milik Hendro. Kemudian pembangunan dilanjutkan
dengan menambahkan sarana Masjid Planetarium yang berfungsi sebagai planetarium
sekaligus tempat ibadah yang dapat menampung hingga 40 orang dan bisa digunakan bagi
para wisatawan yang berkunjung ke observatorium ini.
12
membantu pengembangan perekonomian dan pendidikan khususnya untuk Kampung Areng,
Desa Wangunsari Lembang.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Badan Legislasi dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang
bersifat tetap. Kemudian DPR menetapkan sususnan dan keanggotaan Badan Legislasi
pada permulaan masa keanggotaan DPR, permulaan tahun sidang, dan setiap masa
sidang.Pimpinan Badan Legislasi merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat
kolektif dan kolegial. Terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 4 (empat) orang
wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Legislasi dalam satu paket yang
bersifat tetap berdasarkan usulan Fraksi sesuai dengan prinsip musyawarah untuk
mufakat. Tugas dari badan legislasi antara lain, Menyusun rancangan program legislasi
nasional,Melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap Undang-Undang; dan lain-lain.
Kejaksaan Republik Indonesia adalah salah satu Lembaga penegak hukum yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman. Kejaksaan merupakan Lembaga
pemerintaha yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta
kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Tugas dan wewenang kejaksaan
berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang No 16 Tahun 2004 adalah, Di bidang pidana
antara lain melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim dan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan
keputusan lepas bersyarat. Di bidang perdata dan tata usaha negara yaitu, Kejaksaan
dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan
atas nama negara atau pemerintah. Di bidang ketertiban dan ketentraman umum,
Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan, peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
pengamanan kebijakan penegakan hukum, dll. Fungsi Kejaksaan adalah Perumusan
kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan dan
pembinaan serta pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;
penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan
14
manajemen, administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik
negara menjadi tanggung jawabnya, dll.
Imah Noong memiliki arti dalam Basa Sunda, imah berarti rumah, sedangkan
noong berarti mengintip. Secara bahasa Imah Noong berarti rumah tempat
“mengintip” berbagai benda langit dengan fasilitas teleskop yang tersedia.
B. Saran
Melihat realitas yang penulis temui di lapangan, penulis ingin menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya peningkatan koordinasi yang baik antara panitia pelaksana baik Fakultas
maupun panitia Lapangan bersama dengan peserta KKL guna melengkapi beberapa
kekurangan atau beberapa hal yang perlu diperbaiki.
2. Yang terpenting adalah panitia KKL mampu mendisiplinkan peserta KKL untuk lebih
serius dalam mengikuti seluruh rangkaian KKL.
15