Anda di halaman 1dari 10

K E R A N G K A A C U A N K E R J A

( K A K )

Perencanaan Penataan Kota Pusaka - Kota Banda Aceh

PEKERJAAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA


KOTA BANDA ACEH
Lokasi Kota PusakaTertuang dalam RAKP Kota Banda Aceh

TAHUN ANGGARAN 2015

UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


PROGRAM : PENATAAN KOTA PUSAKA
SATKER : PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PENATAAN BANGUNAN PROVINSI ACEH
PPK : PENATAAN BANGUNAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A
K A R Y A
D I REKTO R AT BI N A PEN AT AAN B ANG UN AN
Jalan Pattimura No. 20, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan
Telp/Faks. (021)72797233
KERANGKA ACUAN KERJA
PEKERJAAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA –KOTABANDA ACEH
(Kontraktual)

Kementerian Negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Cipta Karya
Program : Penataan Kota Pusaka
Hasil : Dokumen Perencanaan Teknis Penataan Fisik Kota
Pusaka Kota Banda Aceh ,Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi, dan Dokumen Pengadaan Jasa
Konsultansi Supervisi.
Unit eselon II/Satker : Direktorat Bina Penataan Bangunan
Kegiatan : Perencanaan Penataan Kota Pusaka Kota Banda Aceh
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Tersedianya Dokumen Perencanaan Teknis
2. Tersedianya Dokumen Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi
3. Tersedianya Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi
Satuan ukur dan Jenis keluaran : Laporan
Volume : 1 (satu)

I. LATAR BELAKANG
Kegiatan Bina Penataan Bangunan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan
pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata dengan baik dan berkelanjutan,
serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.Dalam rangka mewujudkan implementasi
RTRW atau penataan ruang kota yang konsisten berbasis kekuatan ruang kota dengan nilai-
nilai pusaka di dalamnya serta mendorong diakuinya Kota Pusaka Indonesia sebagai Kota
Pusaka Dunia oleh UNESCO, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat tahun 2015 menyelenggarakan Program Penataan dan Pelestarian
Kota Pusaka (P3KP). P3KP merupakan upaya strategis dengan pendekatan entitas sosio
spasial kota untuk membantu penataan ruang kota berbasis pelestarian yang sarat dengan
kekentalan tradisi dan keragaman pusaka yang dimilikinya. Target yang hendak dicapai dari
program ini adalah terwujudnya Kota Pusaka Indonesia (IHC) dan Kota Pusaka Dunia (WHC)
pada akhirnya, sebagai arah pencapaian kualitas ruang kota yang bertema “ pusaka”.

Keanggotaan Kota Pusaka terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) kabupaten/kota yang
berpartisipasi. Dilihat dari kesiapan penanganannya, kemudian 29 kabupaten/kota tersebut di
kelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, kelompok A terdiri dari 11 kabupaten/kota, kelompok
B terdiri dari 18 (delapan belas) kabupaten/kota, dan kelompok C yang merupakan anggota
baru.

Dalam proses penataan bangunan dan lingkungan kota pusaka, diperlukan perencanaan yang
komprehensif. Dipayungi oleh pengaturan rencana tata ruang (RTRW, RDTR, dll), kegiatan
penataan bangunan dan lingkungan kota pusaka ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana
Aksi Kota Pusaka (RAKP) yang merupakan dokumen rencana aksi yang berfungsi sebagai
panduan aksi kota pusaka sekaligus panduan rancang kawasan terpilih. Untuk selanjutnya,
ditindaklanjuti dengan kegiatan perencanaan penataan bangunan kawasan kota pusaka yang
mengacu kepada RAKP yang telah disusun oleh pemerintah Kota Banda Aceh.

Perencanaan Penataan Kota Pusaka adalah kegiatan perencanaan pembangunan suatu


kawasan berupa penyusunan rencana kawasan dengan fungsi tertentu dilengkapi dengan
Detil Engineering Drawing (DED) terhadap lokus prioritas yang tercantum dalam deliniasi
kawasan penyusunan RAKP sebelumnya.

Perencanaan Penataan Kota Pusaka akan mengarahkan pembangunan kawasan-kawasan


strategis atau kawasan prioritas terencana dengan baik melalui proses analisis yang bisa
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan arahan tata ruang dan RAKP.

Rencana Detail Kawasan akan memuat biaya dan gambar pelaksanaan detail yang siap
dijadikan sebagai dokumen lelang (Document for Tender). Olehkarena itu diharapkan hasil
pekerjaan merupakan gambar kerja yang mudah dipahami sehingga memudahkan proses
pelaksanaan fisik.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Perencanaan Penataan Kota Pusaka yang tertuang dalam RAKP Kota Banda Aceh
dimaksudkan sebagai salah satu upaya mendorong terwujudnya kota pusaka melalui
peningkatan kualitas dan kuantitas kawasan pusaka yang sesuai dengan karakteristik kota
dalam rangka implementasi RTRW kabupaten/kota sebagai amanat Undang - Undang Nomor
26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang Bangunan Gedung Nomor 28
Tahun 2002.

Sedangkan tujuan pekerjaan ini adalah untuk menyusunPerencanaan Teknis Penataan Fisik
Kota Pusaka Kota Banda Acehsebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.

III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
a. Tersusunnya perencanaan kawasan kota pusaka yang tertuang dalam RAKP Kota Banda
Aceh.
b. Tersusunnya perencanaan teknis penataan fisik kota pusakasebagai acuan bagi
pelaksana konstruksi dalam penataan fisik serta mengawal proses terkait penataan fisik
pengembangan kota pusaka.
c. Tersusunnya dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi (penataan fisik pengembangan
kawasan pusaka).
d. Tersusunnya dokumen pengadaan jasa konsultansi (supervisi penataan fisik).

IV. SUMBER PENDANAAN


Sumber pendanaan adalah APBN pada DIPA Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi AcehTahun Anggaran 2015 dengan biaya
masksimal (pagu anggaran) sebesar Rp. 495.000.000,00 (Empat Ratus Sembilan Puluh Lima
Juta Rupiah) dengan rincian biaya sebagaimana terlampir.
V. REFERENSI / DASAR HUKUM
Pekerjaan Konsultan Perencanaan Kota Pusakadidasarkan pada:
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
d. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
e. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan
Gedung Cagar Budaya yang Dilestarikan;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
m. RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) /RIK (Rencana Induk Kota);
n. RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) /RBWK (Rencana Bagian Wilayah Kota);
o. RTRK (Rencana Teknik Ruang Kota) / RTK (Rencana Terinci Kota);
p. Produk pengaturan ruang kota lainnya yang mengikat pada kawasan yang
bersangkutan;
q. Produk Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung;
r. Rencana pembangunan tahunan yang berlaku di daerah (REPETADA, SARLITA,
POLDAS);

VI. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan terdiri dari uraian kegiatan, batasan kegiatan, dan ruang lingkup kegiatan
sebagai berikut berikut:
a. Uraian Kegiatan
Hasil Perencanaan Penataan Kota Pusaka Kota Banda Acehdiharapkan dapat menjadi
acuan semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan penanganan kawasan
kota pusaka di tahun 2016 atau di tahun berikutnya.

b. Batasan Kegiatan
- Lingkup kegiatan pelaksanaan penyusunan rencana detail penataan kawasan
dilaksanakan sesuai DIPATahun 2015 dengan keluaran berupa Detail Engineering
Desain yang dapat menjadi acuan pelaksanaan fisik di tahun 2016 dan di tahun
berikutnya.
- Kegiatan ini dilaksanakan di KotaBanda Aceh dengan kawasan prioritas kota pusaka
yang juga telah tertuang didalam Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kota Banda
Aceh dan yang menjadi lokasi pekerjaan harus disepakati bersama antara
Pemerintah KotaBanda Acehdengan Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

c. Metode Kegiatan
Secara garis besar pendekatan dan metode pelaksanaan dibagi atas 5 (lima) tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap Survey, Tahap analisis dan perencanaan detail desain,
Tahap Draft Final, serta tahap akhir yang pelaksanaannya dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
a) Menyusun dan memaparkan Laporan pendahuluan di Ibukota Provinsi terkait
(dengan mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi Perguruan Tinggi
setempat yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan SKPD terkait, yang
terdiri dari:
- Identifikasi issue dan kebutuhan strategis kawasan
- Studi best practice design lokasi sejenis
- Identifikasi target survey
- Identifikasi peserta FGD
- Perencanaan metode FGD & desain survey (jadwal survey, identifikasi data
yang diperlukan, instansi yang terkait, format-format, dan lain-lain).
b) Keluaran tahapan ini adalah Laporan Pendahuluan, diserahkan selambat-
lambatnya 1 (Satu) Bulan sejak SPMK dikeluarkan.

2. Tahap Survey
a) Melakukan survey di lokasi yang telah ditetapkan sebagai kawasan pusaka
pada RAKP
b) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait di lokasi kegiatan (stakeholder).
c) Melakukan penyelidikan tanah, mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan perancangan sesuai kebutuhan.
d) Melakukan identifikasi kepemilikan lahan, pengukuran lapangan lengkap atas
kondisi batas lahan pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan
keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap penyusunan DED untuk
pelaksanaan fisik.
e) Melakukan pengumpulan data Harga Standar Bangunan Gedung Negara
(HSBGN) Kab/Kota di lokasi perencanaan detail kawasan sebagai dasar
penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
f) Membuat pra-konsep Perencanaan Detail Kawasan.
g) Melakukan FGDPertama (dengan Perwakilan Satker cq PPK Penataan
Bangunan dan SKPD terkait) .
3. Tahap Analisis dan Perencanaan Detail Desain
a) Melakukan analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan
b) Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan
c) Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan
masukan dan pendapat seluruh stakeholder
d) Melakukan pra-rancangan arsitektur fasilitas yang akan dibangun disepakati
dengan pihak-pihak terkait.
e) Melakukan klarifikasi terhadap pra-rancangan penghijauan dan tata ruang luar.
f) Melakukan perhitungan dan gambar pra-rancangan struktur.
g) Melakukan perhitungan dan gambar pra-rancangan sistem mekanikal dan
elektrikal.
h) Menyusun garis besar persyaratan teknis/RKS (out line spesification)
i) Menyusun Rencana Anggaran Biaya pembangunan (preliminary cost estimate)
j) Menyusun kebutuhan gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi :
Gambar dan detail arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail
utilitas, gambar dan detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan
terkait lainnya
k) Menyusun spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan
yang sudah ada.
l) Melakukan penyelenggaraan pembahasan dan konsultasi kepada seluruh
stakeholder terkait dengan kegiatan untuk dibahas segala masalah dan
persoalan yang timbul selama proses perancangan.
m) Melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk penyusunan Advis Planning
dan blok Plan tapak untuk proses pengurusan IMB (jika diperlukan).
n) Melakukan pembahasan Laporan Antara dan FGD Kedua di lokasi kegiatan
(kab/kota) (dengan mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi
Perguruan Tinggi setempat yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan
SKPD terkait.
o) Keluaran tahapan poin b dan c adalah Laporan Antara, diserahkan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan kalender sejak SPMK dikeluarkan.

4. Tahap Draft Final


a) Finalisasi DED Rencana Detail Kawasan.
b) Pengembangan rancangan dan detail arsitektur skala 1 : 5
c) Rancangan dan detail struktur skala 1:5 , beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
d) Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar
bangunan.
e) Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal,
beserta uraian konsep dan perhitungan kontruksi.
f) Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ)
dan harga satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat).
g) Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar)
h) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen
pelelangan).
i) Menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
j) Melakukan presentasi/ekspose di lokasi kegiatan (kab/kota) dengan
mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi Perguruan Tinggi setempat
yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan SKPD terkait.
k) Melakukan pengajuan substansi detail desain yang akan ditandatangani oleh
Kepala Dinas Teknis Terkait atau Ketua Bappeda di Lokasi kawasan
perencanaan.
l) Keluaran tahapan ini adalah Laporan Draft Final, diserahkan selambat-
lambatnya 4(empat) bulan sejak SPMK dikeluarkan.

5. Tahap Akhir
a) Melakukan finalisasi Perencanaan Kota Pusaka yang lengkap (masterplan dan
DED fasilitas prioritas).
b) Memaparkan Dokumen Perencanaan Kota Pusaka tersebut (dengan
mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi Perguruan Tinggi setempat
yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan SKPD terkait
c) Perencanaan Kota Pusaka yang terdiri dari masterplan dan DED fasilitas
prioritas harusdisahkan oleh Kepala Dinas Teknis Kabupaten/Kota terkait.
d) Keluaran tahapan ini adalah Laporan Akhir, diserahkan selambat-lambatnya 5
(lima) bulan sejak SPMK dikeluarkan.
e) CD yang berisi keseluruhan pelaporan (Final Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan Akhir, Pelaksanaan FGD, Foto-foto hasil Survey, Data-data
sekunder dari kab/kota dan Eksekutif Summary), diserahkan bersamaan dengan
laporan akhir.

Catatan: Item pekerjaan di atas dapat berkembang disaat rapat konsultasi dengan
tim teknis dan disesuaikan dengan kegiatan yang khusus mendukung Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

VII. KELUARAN
a. Indikator Keluaran (kualitatif)
Terkendalinya kegiatan perencanaan kota pusaka yang dilakukan pembinaan dan
pemantauan oleh Subdit Kawasan Khusus Direktorat Bina Penataan Bangunan Tahun
Anggaran 2015 seperti :
1. Kualitas pekerjaan sangat baik sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Mekanisme penanganan kegiatan menjadi lebih rapi dan terstruktur baik di pusat
maupun di daerah;
3. Percepatan pelaksanaan lebih terpacu termasuk penyerapan anggaran sesuai dengan
rencana progress yang telah disusun;
4. Penyimpangan kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur dapat diminimalisir atau
penyimpangan menjadi berkurang bila dibanding dari kondisi tahun-tahun sebelumnya
terutama menyangkut hal teknis teknologis dan teknis administratif;
5. Sasaran kegiatan daerah mengenai tepat fisik, tepat keuangan dan tepat waktu dapat
tercapai.

b. Keluaran (kuantitatif)

Keluaran laporan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa Konsultan memberikan
Laporan pekerjaan selama 5 (lima) bulan terdiri dari
1. Laporan Pendahuluan 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
2. Laporan Antara 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
3. Laporan Akhir 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
4. Dokumen Perencanaan Konstruksi (DED) 5 (lima) eksemplar dalam format A3, RAB,
AHSP, Rencana Kerja Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis 5 (lima) eksemplar dalam
format A4
5. Surat Keputusan Kepala Dinas Cipta Karya/ Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh
pengesahan rencana detail kawasan perencanaan 1 (satu) set, dan
6. CD Dokumentasi 5 (lima) keping

VIII. WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015dalam dalam waktu5 (lima) bulan
kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat
Pembuat Komitmen.

Tabel 1. Matriks Pelaksanaan Kegiatan


BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5
1. Koordinasi dan Sosialisasi Awal (Kick off) tk Provinsi
dan Kab/Kota
2 Pembahasan Laporan Pendahuluan (Provinsi)
3. Pelaksanaan Survey Lapangan FGD Pertama di Lokasi
(Kab/Kota)
4. Pembahasan Lap. Antara di Daerah (Kab/Kota)
5. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Kedua di
Daerah (Kab/Kota)
6. Pembahasan Laporan Draft Final di Daerah (Kab/Kota)
mengundang narasumber Provinsi dan SKPD terkait.
7. Pembahasan Laporan Akhir di Provinsi (Kab/Kota)
mengundang narasumber Provinsi dan SKPD terkait.

IX.PERSONIL
Kegiatan ini dikategorikan ke dalam jenis kegiatan jasakonsultansi, dan dilakukan oleh
konsultan dan diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli yang dibutuhkan yang terdiri
dari tim kerja serta tenaga pendukungnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli, sebagaimana yang dijelaskan
dalam tabel berikut ini :

Tabel 2. Tabel Kebutuhan Tenaga Ahli


No Tenaga Ahli Jumlah Bulan
1 Ahli Arsitektur /Team Leader (TL) 1 orang 5
2 Ahli Sipil 1 orang 5
3 Ahli Arsitektur Landscape 1 orang 3
4 Ahli Mekanikal/Elektrikal 1 orang 2
5 Sosial Budaya 1 orang 3
6 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota 1 orang 3

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :


1. Ahli Arsitektur (Ketua Tim)
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang teknik
arsitektur, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun, yang dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya. Memiliki
sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah
disahkan oleh LPJK yaitu SKA Ahli Madya Manajemen Konstruksi (601).

2. Ahli Sipil
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang teknik
Sipil, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, yang
dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya. Memiliki sertifikasi
keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan
oleh LPJK yaitu SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung (201).

3. Ahli Arsitektur Landscape


Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang teknik
lansekap, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, yang
dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya. Memiliki sertifikasi
keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan
oleh LPJK yaitu SKA Ahli Arsitektur Lansekap (103).

4. Ahli Mekanikal/Elektrikal
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang teknik
Elektro, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, yang
dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya.

5. Sosial Budaya
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang
Sosiologi, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun, yang dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya.

6. Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota


Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang
Planologi, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun,
yang dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya. Memiliki
sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah
disahkan oleh LPJK yaitu SKA Ahli Perencanaan Wilayah Kota (502).
Selain Tenaga Ahli tersebut, dibutuhkan pula Tenaga Pendukung, yaitu:

Tabel 3. Tabel Kebutuhan Tenaga Pendukung

No Tenaga Pendukung Jumlah Bulan


1 Surveyor 2 orang 1
2 Operator CAD 1 orang 5
3 Estimator 1 orang 2
4 Tenaga Administrasi 1 orang 5
5 Petugas K3 1 orang 1

Adapun kualifikasi tenaga pendukung tersebut adalah sebagai berikut :


a. Surveyor 2 (dua) orang, dengan latar belakang S1 Teknik Sipil berpengalaman
minimal 1 tahun di bidangnya.
b. Operator CAD 1 (satu) orang, dengan latar belakang S1 Teknik Arsitektur
berpengalaman minimal 1 tahun di bidangnya.
c. Estimator 1 (satu) orang, dengan latar belakang S1 Teknik Sipil berpengalaman
minimal 1 tahun di bidangnya.
d. Tenaga Administrasi1 (satu) orang,dengan latar belakang D3Administrasi
berpengalaman minimal 1 tahun di bidangnya.
e. Petugas K3, dengan latar belakang D3 Teknik arsitektur/sipil memiliki Sertifikat
Petugas K3 berpengalaman minimal 1 tahun di bidangnya.

X. PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan
lebih lanjut oleh Konsultan sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal
dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik jenis
kertas, tulisan, maupun sampul dll, atau minimal mengikuti standar pelaporan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang berlaku.

Banda Aceh, Maret 2015


Pejabat Pembuat Komitmen
Penataan Bangunan
Satker Pengembangan Kawasan
Permukiman dan Penataan Bangunan
Provinsi Aceh

Mohd. Yoza Habibie, ST, MT


NIP.19800225 200502 1002

Anda mungkin juga menyukai