( K A K )
I. LATAR BELAKANG
Kegiatan Bina Penataan Bangunan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan
pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata dengan baik dan berkelanjutan,
serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.Dalam rangka mewujudkan implementasi
RTRW atau penataan ruang kota yang konsisten berbasis kekuatan ruang kota dengan nilai-
nilai pusaka di dalamnya serta mendorong diakuinya Kota Pusaka Indonesia sebagai Kota
Pusaka Dunia oleh UNESCO, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat tahun 2015 menyelenggarakan Program Penataan dan Pelestarian
Kota Pusaka (P3KP). P3KP merupakan upaya strategis dengan pendekatan entitas sosio
spasial kota untuk membantu penataan ruang kota berbasis pelestarian yang sarat dengan
kekentalan tradisi dan keragaman pusaka yang dimilikinya. Target yang hendak dicapai dari
program ini adalah terwujudnya Kota Pusaka Indonesia (IHC) dan Kota Pusaka Dunia (WHC)
pada akhirnya, sebagai arah pencapaian kualitas ruang kota yang bertema “ pusaka”.
Keanggotaan Kota Pusaka terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) kabupaten/kota yang
berpartisipasi. Dilihat dari kesiapan penanganannya, kemudian 29 kabupaten/kota tersebut di
kelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, kelompok A terdiri dari 11 kabupaten/kota, kelompok
B terdiri dari 18 (delapan belas) kabupaten/kota, dan kelompok C yang merupakan anggota
baru.
Dalam proses penataan bangunan dan lingkungan kota pusaka, diperlukan perencanaan yang
komprehensif. Dipayungi oleh pengaturan rencana tata ruang (RTRW, RDTR, dll), kegiatan
penataan bangunan dan lingkungan kota pusaka ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana
Aksi Kota Pusaka (RAKP) yang merupakan dokumen rencana aksi yang berfungsi sebagai
panduan aksi kota pusaka sekaligus panduan rancang kawasan terpilih. Untuk selanjutnya,
ditindaklanjuti dengan kegiatan perencanaan penataan bangunan kawasan kota pusaka yang
mengacu kepada RAKP yang telah disusun oleh pemerintah Kota Banda Aceh.
Rencana Detail Kawasan akan memuat biaya dan gambar pelaksanaan detail yang siap
dijadikan sebagai dokumen lelang (Document for Tender). Olehkarena itu diharapkan hasil
pekerjaan merupakan gambar kerja yang mudah dipahami sehingga memudahkan proses
pelaksanaan fisik.
Sedangkan tujuan pekerjaan ini adalah untuk menyusunPerencanaan Teknis Penataan Fisik
Kota Pusaka Kota Banda Acehsebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
a. Tersusunnya perencanaan kawasan kota pusaka yang tertuang dalam RAKP Kota Banda
Aceh.
b. Tersusunnya perencanaan teknis penataan fisik kota pusakasebagai acuan bagi
pelaksana konstruksi dalam penataan fisik serta mengawal proses terkait penataan fisik
pengembangan kota pusaka.
c. Tersusunnya dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi (penataan fisik pengembangan
kawasan pusaka).
d. Tersusunnya dokumen pengadaan jasa konsultansi (supervisi penataan fisik).
b. Batasan Kegiatan
- Lingkup kegiatan pelaksanaan penyusunan rencana detail penataan kawasan
dilaksanakan sesuai DIPATahun 2015 dengan keluaran berupa Detail Engineering
Desain yang dapat menjadi acuan pelaksanaan fisik di tahun 2016 dan di tahun
berikutnya.
- Kegiatan ini dilaksanakan di KotaBanda Aceh dengan kawasan prioritas kota pusaka
yang juga telah tertuang didalam Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kota Banda
Aceh dan yang menjadi lokasi pekerjaan harus disepakati bersama antara
Pemerintah KotaBanda Acehdengan Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
c. Metode Kegiatan
Secara garis besar pendekatan dan metode pelaksanaan dibagi atas 5 (lima) tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap Survey, Tahap analisis dan perencanaan detail desain,
Tahap Draft Final, serta tahap akhir yang pelaksanaannya dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a) Menyusun dan memaparkan Laporan pendahuluan di Ibukota Provinsi terkait
(dengan mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi Perguruan Tinggi
setempat yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan SKPD terkait, yang
terdiri dari:
- Identifikasi issue dan kebutuhan strategis kawasan
- Studi best practice design lokasi sejenis
- Identifikasi target survey
- Identifikasi peserta FGD
- Perencanaan metode FGD & desain survey (jadwal survey, identifikasi data
yang diperlukan, instansi yang terkait, format-format, dan lain-lain).
b) Keluaran tahapan ini adalah Laporan Pendahuluan, diserahkan selambat-
lambatnya 1 (Satu) Bulan sejak SPMK dikeluarkan.
2. Tahap Survey
a) Melakukan survey di lokasi yang telah ditetapkan sebagai kawasan pusaka
pada RAKP
b) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait di lokasi kegiatan (stakeholder).
c) Melakukan penyelidikan tanah, mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan perancangan sesuai kebutuhan.
d) Melakukan identifikasi kepemilikan lahan, pengukuran lapangan lengkap atas
kondisi batas lahan pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan
keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap penyusunan DED untuk
pelaksanaan fisik.
e) Melakukan pengumpulan data Harga Standar Bangunan Gedung Negara
(HSBGN) Kab/Kota di lokasi perencanaan detail kawasan sebagai dasar
penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
f) Membuat pra-konsep Perencanaan Detail Kawasan.
g) Melakukan FGDPertama (dengan Perwakilan Satker cq PPK Penataan
Bangunan dan SKPD terkait) .
3. Tahap Analisis dan Perencanaan Detail Desain
a) Melakukan analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan
b) Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan
c) Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan
masukan dan pendapat seluruh stakeholder
d) Melakukan pra-rancangan arsitektur fasilitas yang akan dibangun disepakati
dengan pihak-pihak terkait.
e) Melakukan klarifikasi terhadap pra-rancangan penghijauan dan tata ruang luar.
f) Melakukan perhitungan dan gambar pra-rancangan struktur.
g) Melakukan perhitungan dan gambar pra-rancangan sistem mekanikal dan
elektrikal.
h) Menyusun garis besar persyaratan teknis/RKS (out line spesification)
i) Menyusun Rencana Anggaran Biaya pembangunan (preliminary cost estimate)
j) Menyusun kebutuhan gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi :
Gambar dan detail arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail
utilitas, gambar dan detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan
terkait lainnya
k) Menyusun spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan
yang sudah ada.
l) Melakukan penyelenggaraan pembahasan dan konsultasi kepada seluruh
stakeholder terkait dengan kegiatan untuk dibahas segala masalah dan
persoalan yang timbul selama proses perancangan.
m) Melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk penyusunan Advis Planning
dan blok Plan tapak untuk proses pengurusan IMB (jika diperlukan).
n) Melakukan pembahasan Laporan Antara dan FGD Kedua di lokasi kegiatan
(kab/kota) (dengan mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi
Perguruan Tinggi setempat yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan
SKPD terkait.
o) Keluaran tahapan poin b dan c adalah Laporan Antara, diserahkan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan kalender sejak SPMK dikeluarkan.
5. Tahap Akhir
a) Melakukan finalisasi Perencanaan Kota Pusaka yang lengkap (masterplan dan
DED fasilitas prioritas).
b) Memaparkan Dokumen Perencanaan Kota Pusaka tersebut (dengan
mengundangnarasumber Provinsi (Pakar/Akademisi Perguruan Tinggi setempat
yang relevan dengan kawasan perencanaan) dan SKPD terkait
c) Perencanaan Kota Pusaka yang terdiri dari masterplan dan DED fasilitas
prioritas harusdisahkan oleh Kepala Dinas Teknis Kabupaten/Kota terkait.
d) Keluaran tahapan ini adalah Laporan Akhir, diserahkan selambat-lambatnya 5
(lima) bulan sejak SPMK dikeluarkan.
e) CD yang berisi keseluruhan pelaporan (Final Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan Akhir, Pelaksanaan FGD, Foto-foto hasil Survey, Data-data
sekunder dari kab/kota dan Eksekutif Summary), diserahkan bersamaan dengan
laporan akhir.
Catatan: Item pekerjaan di atas dapat berkembang disaat rapat konsultasi dengan
tim teknis dan disesuaikan dengan kegiatan yang khusus mendukung Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
VII. KELUARAN
a. Indikator Keluaran (kualitatif)
Terkendalinya kegiatan perencanaan kota pusaka yang dilakukan pembinaan dan
pemantauan oleh Subdit Kawasan Khusus Direktorat Bina Penataan Bangunan Tahun
Anggaran 2015 seperti :
1. Kualitas pekerjaan sangat baik sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Mekanisme penanganan kegiatan menjadi lebih rapi dan terstruktur baik di pusat
maupun di daerah;
3. Percepatan pelaksanaan lebih terpacu termasuk penyerapan anggaran sesuai dengan
rencana progress yang telah disusun;
4. Penyimpangan kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur dapat diminimalisir atau
penyimpangan menjadi berkurang bila dibanding dari kondisi tahun-tahun sebelumnya
terutama menyangkut hal teknis teknologis dan teknis administratif;
5. Sasaran kegiatan daerah mengenai tepat fisik, tepat keuangan dan tepat waktu dapat
tercapai.
b. Keluaran (kuantitatif)
Keluaran laporan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa Konsultan memberikan
Laporan pekerjaan selama 5 (lima) bulan terdiri dari
1. Laporan Pendahuluan 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
2. Laporan Antara 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
3. Laporan Akhir 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
4. Dokumen Perencanaan Konstruksi (DED) 5 (lima) eksemplar dalam format A3, RAB,
AHSP, Rencana Kerja Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis 5 (lima) eksemplar dalam
format A4
5. Surat Keputusan Kepala Dinas Cipta Karya/ Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh
pengesahan rencana detail kawasan perencanaan 1 (satu) set, dan
6. CD Dokumentasi 5 (lima) keping
IX.PERSONIL
Kegiatan ini dikategorikan ke dalam jenis kegiatan jasakonsultansi, dan dilakukan oleh
konsultan dan diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli yang dibutuhkan yang terdiri
dari tim kerja serta tenaga pendukungnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli, sebagaimana yang dijelaskan
dalam tabel berikut ini :
2. Ahli Sipil
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang teknik
Sipil, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, yang
dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya. Memiliki sertifikasi
keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan
oleh LPJK yaitu SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung (201).
4. Ahli Mekanikal/Elektrikal
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang teknik
Elektro, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, yang
dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya.
5. Sosial Budaya
Tenaga ahli yang disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan sarjana bidang
Sosiologi, minimal S1, lulusan universitas negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun, yang dibuktikan dengan surat referensi dari pengguna jasa sebelumnya.
X. PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan
lebih lanjut oleh Konsultan sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal
dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik jenis
kertas, tulisan, maupun sampul dll, atau minimal mengikuti standar pelaporan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang berlaku.