Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Michelle
Penanggung Jawab
RD David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos Keuskupan
Bogor)
Imam Milenial
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi warnai Gereja Universal
RD Jeremias Uskono
Redaktur
I
Aurelia Rani mam dan Gereja tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling
Maria Dwi Anggraeni mempengaruhi dalam interaksi yang sangat dinamis seiring
dengan perkembangan dan tantangan zaman. Wajah
Kontributor Gereja universal yang tetap berpegang pada aturan, warisan
Paroki-Paroki dan tradisi suci dihiasi dengan sebuah generasi imam yang
kekinian. Imam milenial menjadi sebuah sebutan bagi imam-
Desain dan Tata Letak imam yang dilahirkan (ditahbiskan) sebagai seorang imam
Mentari Puteri Muliawan pada era keramaian teknologi.
Hari Sisworo Imam-imam milenial mewarnai wajah gereja universal
saat ini. Melek tekhnologi, mudah beradaptasi, terbuka pada
Pemasaran & Penjualan berbagai arus teknologi dan informasi, dan kepiawaian dalam
Komisi Komsos Keuskupan Bogor menggunakan media sosial menjadi beberapa ciri imam
milenial. Terkadang secara inderawi, umat awam pun hampir
Keuangan tak menyadari bila mereka adalah imam bila tidak sedang
Isabella Jany berjubah atau berkolar.
Persoalan yang dihadapi imam milenial salah satunya
Sirkulasi & Distribusi adalah bagaimana mereka menghidupi kaul-kaul dalam
Komsos se-Keuskupan Bogor dunia yang semakin sekular. Kesucian, ketaatan dan
Sekretaris Paroki se-Keuskupan Bogor kemiskinan yang menjadi keutamaan hidup seorang imam
bergelut dengan gelombang godaan duniawi yang semakin
Alamat Redaksi & Usaha memesona.
Gedung Pusat Pastoral Mekar edisi penghujung tahun 2018 ini mengangkat
Keuskupan Bogor geliat imam-imam milenial dalam memupuk dan menghidupi
Jl. Kapten Muslihat No. 22 Bogor keutamaan seorang abdi Tuhan. Secara istimewa edisi
16122 November-Desember ini hadir sebagai edisi khusus atas
Telp: (0251) 8313997 rahmat tahbisan presbiterat bagi enam imam pada 1
Fax: (0251) 8359102 November 2018. Proses dan perjuangan para imam milenial
e-mail: mekarkeuskupanbogor@gmail. selalu membutuhkan dukungan serta teladan para imam
com lainnya serta dukungan dan doa dari umat Allah. Mereka
adalah imam Allah yang jangan sampai kalah dengan
Rekening Bank Mandiri berbagai ilah.
No. Rek: 133.00.47.888888
Atas Nama: David Lerebulan
Percetakan
PT Grafika Mardi Yuana 2018 © MAJALAH MEKAR
MAJALAH MEKAR menerima tulisan, artikel, reportase, foto, dan karikatur dari
Jl. Siliwangi No. 50 Bogor 16131
umat. Syarat tidak mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)
dan bermanfaat bagi umat (menambah pengetahuan wawasan, menginspirasi
iman, keterampilan memecahkan masalah, menggugah emosi, menghibur,
menyentuh kepekaan etis dan estetis, dan lain-lain). Redaksi menunggu kiriman
Anda via e-mail mekarkeuskupanbogor@gmail.com.
Isi di luar tanggung jawab percetakan.
DAFTAR ISI
5 Gembala Menyapa Nasional
6 Surat Yesus 41 Pemilih Milenial:
Rasional atau Emosional?
Laporan Khusus
23 Reverendus Dominus / 42 Lintas Iman
Reverendus Pater
27 UNIO Harus Semakin Jejak Iman
Communio 44 Makam Mgr Geise:
Sang “Visioner”
Renungan yang Sederhana
29 [Adakah] Imam Milenial?
Destinasi
Geliat Paroki 47 Mengenal Taman Doa
33 Suara Tanah Misi: Ngrawoh Sragen
Keuskupan Tanjung Selor
48 Ragam
34 Liturgi 59 Lensa Mekar
FOKUS
9 Menjadi Pastor: 12 Mgr Ch Tri Harsono:
Menjalankan Tritugas Yesus Jadilah Imam Milenial
10 Imam Diosesan yang Sederhana!
Garda Terdepan Keuskupan
14
16 20
18
Imam-imam Milenial
Adalah Imam Berbelas Kasih
P
enahbisan keempat imam baru ini mengingatkan kita, khususnya para imam: “Marilah
menggenapkan jumlah imam diosesan Bogor kita temukan kembali karya-karya belas kasih
mencapai angka 70 orang. Kita bersyukur ragawi, yakni memberi makan yang lapar, memberi
kepada Tuhan yang menurut dokumen Pastores minum yang haus, memberi pakaian yang telanjang,
Dabo Vobis, imam-imam itu diangkat oleh Allah menerima orang asing, menyembuhkan yang sakit,
untuk menjadi gembala umatNya. Imam-imam ini mengunjungi yang dipenjara dan mengubur yang
boleh disebut imam-imam milenial. Bagaimanapun meninggal. Dan janganlah kita melupakan karya-
juga, para imam milenial tetaplah para imam yang karya belas kasih rohani, yakni memberi nasihat
hidupnya berpusatkan pada Yesus Kristus. Dialah kepada yang ragu-ragu, mengajar yang tidak tahu,
yang menjadi rasion d’etre-nya sebagai imam, dalam menasihati para pendosa, menghibur yang sedih,
konteks apapun dan dalam situasi zaman manapun. mengampuni yang bersalah, menanggung dengan
Imam-imam yang ditahbiskan di keuskupan sabar mereka yang menyusahkan kita dan berdoa
kita ini memasuki dunia masa kini yang ditandai bagi orang yang hidup dan yang meninggal”.
oleh perkembangan dunia informasi yang begitu Keuskupan Bogor dan Gereja universal
masif dan cepat. Setiap orang (umat) besar kecil, membutuhkan imam-imam milenial yang bersukacita
tua muda, anak-anak kecil dan remaja sudah melakukan karya-karya belas kasih ragawi. Imam itu
melek teknologi. Suguhan yang disiapkannya memiliki hati yang berbela rasa dengan orang-orang
sendiri atau disuguhkan oleh orang lain hampir miskin, menderita. Imam itu juga menjalankan
tidak lepas semenitpun dari segala hal yang tugasnya sebagai nabi, imam dan raja dengan
berkaitan dengan media-sosial. Di dunia medsos melakukan karya-karya belas kasih rohani. Sebab
itu berseliweranlah berita-berita yang menggigit, hal-hal itulah yang dilakukan oleh Yesus, Gembala
menggugat, menggusarkan, mengesankan dan Agung yang diikuti oleh para imam tertahbis ini.
menggiring emosi seseorang. Tidak disangkal dalam Imam milenial bukanlah imam yang gagap
dunia seperti ini, bisa muncul kelompok-kelompok teknologi, tetapi ia berkualitas dalam melakukan
hobi, kelompok minat, kelompok kepentingan dan discernment. Lebih dari semua itu, ia adalah imam
lain-lain yang terbentuk dalam grup-grup WhatsApp. yang kreatif, inovatif dalam melakukan karya-karya
Dalam dunia seperti itu, seorang imam milenial belas kasih ragawi dan karya-karya belas kasih
mesti tetap berpaling pada Yesus Kristus. Dialah rohani. Untuk itu seorang imam perlu menghidupi
Jalan, Kebenaran dan Hidup. Imam-imam mesti dimensi cinta kasih tulus, pengorbanan diri serta
masuk lebih dalam ke inti injil, di mana orang hidup ugahari atau bermati raga, serta kerendahan
menemukan pengalaman istimewa akan kerahiman hati yang lapang. Imamat bukanlah suatu status
Allah. Yesus memperkenalkan kita akan karya-karya jabatan, tetapi merupakan panggilan untuk
belas kasih dalam khotbah-khotbah-Nya sedemikian melayani. Semoga para imam baru ini dan kita
rupa, sehingga kita dapat mengetahui apakah semua para imam tetap mengahayati panggilan
kita hidup sebagai murid-Nya atau tidak. Paus kita untuk menjadi wajah belas kasih Allah kepada
Fransiskus dalam dokumen Misericordiae Vultus manusia pada masa kini.
Lukisan “Christ and His Disciples at The Sea of Galilee” karya Carl Oesterley. (Sumber: fineartamerica.com)
Bunda Maria dan saudara-saudaraNya datang mengunjungi Yesus ketika Yesus sedang melakukan karya pelayanan,
mengajar, menyembuhkan banyak orang dan mengusir setan-setan dari orang-orang yang kerasukan.
Ibu-Ku terkasih,
Salam damai,
Aku mohon maaf karena Aku tidak sempat menjumpai engkau dan saudara-saudaraku dengan segera ketika kalian
singgah sebentar untuk bertemu dengan-Ku. Ibu, hari itu Aku sangat sibuk. Saat itu Aku sedang bertukar pikiran tentang
hari Sabat dengan orang-orang Farisi. Kemudian Aku melakukan beberapa mukjizat dan mengusir roh-roh jahat, yang
membuat orang-orang Farisi menuduh Aku dan Beelzebul (kepala setan) bekerja bersama. Ibu, betapa kejam cara pandang
dan tuduhan mereka itu. Selain itu, mereka juga menuntut suatu tanda. Betapa keras kepala mereka, Ibu. Setelah Aku
melakukan banyak mukjizat, mereka masih menuntut suatu tanda. Tetapi Aku menegaskan bahwa satu-satunya tanda
yang Kuberikan ialah tanda nabi Yunus, di mana Aku membandingkan ketidaksediaan mereka untuk melihat dan percaya
dengan orang-orang Niniwe. Jika orang-orang Niniwe percaya pada pewartaan Yunus, sebaliknya orang-orang Farisi
tetap keras kepala dan mempersoalkan ajaran dan tindakan-Ku.
Ketika salah seorang murid-Ku, Mateus mengatakan bahwa engkau ada di sana dengan beberapa saudara-saudara-
Ku, Aku mengatakan kepadanya bahwa ibu dan saudara-saudara-Ku ialah semua orang yang melakukan kehendak Bapa
surgawi. Ibu, perkataan-Ku itu tidak bermaksud mengurangi pengakuan-Ku akan dirimu, sebab engkau sendiri sungguh-
sungguh telah melakukan kehendak Bapa surgawi dalam seluruh hidupmu. Hanya, sengaja Aku ungkapkan saat itu bagi
para murid-Ku dan semua orang yang hadir di sana, agar mereka tahu bahwa semua orang bisa menjadi satu keluarga
dalam arti semua melakukan kehendak Bapa surgawi.
Aku menegaskan hal itu kepada mereka sebagai suatu panggilan untuk bergabung dalam satu keluarga besar selaras
dengan kehendak Bapa di surga. Bahwa kita dapat berjumpa dan bercerita satu sama lain merupakan sesuatu yang
menyenangkan. Mungkin Ibu cemas tentang Aku karena telah mendengar pernyataan-pernyataan-Ku menggemparkan
para penguasa kenisah. Ibu, jangan cemas. Aku berada dalam tangan Allah Bapa-Ku, yang tidak pernah meninggalkan
Aku.
Aku bergembira saat engkau mengunjungi Aku sebab tidak banyak orang sakit yang diantar kepadaKu seperti
hari-hari sebelumnya. Aku selalu berbahagia berjumpa denganmu, Ibu. Aku juga berbangga dengan saudara-saudara-Ku di
Nazareth karena mereka ikut menjaga dan memperhatikan keperluan-keperluanmu. Jagalah kesehatanmu, Ibu. Sampaikan
terimakasih-Ku kepada saudara-saudara-Ku yang menemani Ibu selalu. Semoga kasih Tuhan senantiasa menjadi tuntunan
kita.
Yesus
P.S. Murid-murid-Ku selalu senang bila berjumpa dengan Ibu. Mereka menyampaikan kepada-Ku untuk berterima
kasih kepada Ibu yang telah mengirimkan roti bakar. Mereka juga berharap untuk mendapat selendang yang telah Ibu
janjikan, berhubung angin sore di tepi danau tempat Aku biasa mengajar mereka terasa semakin dingin.
Menjadi Pastor:
Menjalankan Tritugas Yesus
Oleh: RD Jeremias Uskono
B
anyak orang yang mengira bahwa ketika seseorang menerima
Salam
tahbisan presbyterat maka ia hanya menjadi imam yang tugasnya
hanya merayakan Ekaristi saja. Padahal seharusnya menjadi Imam
itu berarti mengambil bagian dalam Trimunera Christi (tiga tugas Kristus)
Panitia
yakni sebagai imam, nabi dan raja.
Ketika dibaptis kita mengambil bagian dalam kenabian, imam dan
kerajawian Kristus sebagai partisipan. Namun ketika seseorang menerima
sakramen tahbisan presbyterat, maka ia mengambil bagian sebagai
imam, nabi dan raja secara ministerial, artinya sebagai penentu atau JD Endira Artanto
Ketua Panitia
pengambil keputusan yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar
Tahbisan Presbyterat
daripada awam. Maka, para imam ditahbiskan bukan hanya menjadi
imam melainkan pastor, dalam hal ini, sebagai nabi, imam dan raja.
Sakramen Tahbisan mengubah seseorang ke status dan bentuk hidup Puji Syukur kepada
yang berbeda. Para pastor ditahbiskan untuk diberikan atau dihadiahkan Tuhan atas Berkat dan
demi kepentingan umat beriman. Tujuannya adalah supaya umat tidak Kemurahannya, melalui
takut, melainkan merasa aman beriman Katolik; tidak terkejut, melainkan Tahbisan Presbyterat
tetap tenang; dan tidak hilang seorangpun, artinya tidak ada seorangpun tanggal 1 November 2018
yang meninggalkan Gereja Katolik. di Gereja Katedral Bogor oleh
Sebagai imam, pastor memiliki fakultas untuk melakukan 4 cara Mgr Paskalis Bruno Syukur, Keuskupan
pengudusan yakni liturgi, doa-doa, perbuatan tobat dan amal kasih. Sufragan Bogor dikaruniai 6 imam
Pengudusan melalui liturgi adalah Perayaan Ekaristi dan perayaan baru. Proficiat buat para Imam Milenial;
sakramen-sakramen lainnya. Perayaan Ekaristi mesti juga dilengkapi Dionnnysius YM, Agustinus WP, Paulus
dengan hidup doa, perbuatan tobat dan amal kasih yang dilakukan oleh Pera AS, Andreas Arie S, Epiphanius Maria
pastor. dan Hubertus Maria. Selamat berkarya dan
Selamat menggembalakan umat di tataran
Menghidupkan iman tanah pasundan ini dengan penuh semangat
Imam sebagai nabi berarti bahwa pastor memiliki mandatum untuk dan sukacita. Tuhan Yesus senantiasa
memberikan Katekese dan homili atau khotbah. Pastor yang memberikan memberkati setiap langkah dan karya para
katekese ialah pastor yang menyampaikan pengetahuan dan Pastor. Amin.
pengalaman hidup. Pengetahuan yakni ajaran iman, sosial dan moral,
sedangkan pengalaman hidup yang disampaikan adalah pengalaman
hidup santo-santa, orang lain dan diri sendiri. Pengalaman hidup yang
disampaikan ini adalah bagaimana Tuhan berkarya dalam diri seseorang.
RD Paulus Piter
Maka, pastor yang berkhotbah dan berkatekese ini hendaknya Seksi Acara
membawa iman umat beriman menjadi hidup, eksplisit dan operatif. Tahbisan Presbyterat
Iman yang hidup artinya iman yang menggerakkan orang untuk
berbuat baik. Iman yang eksplisit berarti iman yang jelas terlihat, nyata Peristiwa tahbisan
terlepas dari dongeng atau takhayul, tegas, tidak membingungkan Presbyterat tahun ini
dan harus meyakinkan. Iman yang operatif artinya bahwa iman itu dilaksanakan di paroki
mengerjakan sesuatu, mempunyai pengaruh kekuatan untuk membentuk BMV Katedral Bogor.
diri, berpengaruh dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan Dalam persiapannya, panitia
serta berpengaruh pada cara berpikir, bertindak dan berkata-kata. khususnya seksi acara bekerja sama dengan banyak
Imam sebagai raja berkaitan dengan pemerintahan dan hierarki. pihak termasuk Mekar. Sebagai seksi acara, saya
Hal ini didasarkan bahwa Tuhan ingin menyelamatkan umatnya tidak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
dengan sendiri-sendiri, melainkan sebagai orang yang saling berkaitan. yang telah terlibat dan turut berpartisipasi dari
Pemerintahan dan hierarki menunjukkan adanya kehidupan bersama. persiapan hingga terlaksananya acara tahbisan ini
Hidup bersama ditandai dengan milik bersama. Di dalam hidup bersama dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selamat
yang dicirikan dengan milik bersama, ada aturan dan pemimpin yang kepada ke-6 imam baru (4 dari Diosesan Bogor dan
mengaturnya (bdk kanon 204 paragraf 2). Maka, seorang pastor 2 dari CSE), semoga menjadi imam yang siap pakai
hendaknya bisa memimpin pemerintahan gerejawi yang dipercayakan untuk berkarya di manapun.
kepadanya.
Imam Diosesan
Garda Terdepan Keuskupan
Imam diosesan adalah imam yang kehadirannya dekat dan terlibat dengan umat. Tugas
utama seorang imam diosesan adalah membantu Uskup dalam mengelola keuskupan. Dengan
demikian, perkembangan keuskupan menjadi sebuah wajah perkembangan imam diosesannya.
D
alam Gereja Katolik ada dua ini administrasi secara sederhana Gereja. Imam-imam religius hadir
macam imam: imam diosesan diartikan sebagai proses dan kerja untuk mempromosikan sebuah bentuk
dan imam religius. Imam bersama dalam perencanaan, penghayatan hidup (spiritualitas)
diosesan atau yang (dulu dan bahkan pengendalian dan pengorganisasian. tertentu dalam karya tertentu.
sampai saat ini) familiar di kalangan Diosesan dalam kaitan pengertian Karyanya lebih luas dari imam
umat awam disebut sebagai imam dengan gereja berarti sebuah diosesan karena bisa lintas keuskupan
praja merupakan imam-imam yang wilayah yurisdiksi milik uskup sebagai dan lintas negara. Beberapa ordo atau
tugas utamanya langsung berada pimpinan tertinggi dengan dibantu tarekat yang biasa kita kenali : OFM,
dibawah wewenang Uskup diosesan. oleh imam-imam diosesannya. Maka SJ, MSC, OSC, MSF, dan sebagainya.
Imam diosesan memegang kendali keutamaan imam diosesan adalah taat Imam religius memiliki pimpinan
yang kuat bersama dengan uskupnya pada uskupnya. tertinggi yang disebut sebagai
dalam menata dan mengembangkan Imam religius atau biarawan provincial.
keuskupan. Imam diosesan disebut adalah imam-imam anggota ordo atau
juga sebagai imam keuskupan; tarekat (lembaga religius). Lembaga RD dan RP
memiliki ikatan yuridis dan teologis religius ini dibentuk dalam Gereja Dua istilah yang digunakan dalam
dengan gereja lokal. atas dasar hukum (regula) tertentu penulisan imam diosesan dan imam
Diosesan berasal dari bahasa dengan menghidupi spiritualitas religius adalah RD dan RP. Imam
Yunani dioikesis (διοίκησις) yang pendirinya dan tentunya mendapatkan diosesan ditulis dengan RP di depan
artinya administrasi. Dalam hal pengakuan legalitas dari hirarki namanya. RD merupakan singkatan
T
elah kita ketahui bersama, bahwa pastoral Keuskupan Bogor untuk meminta
Mgr Christophorus Tri Harsono beliau memberikan testimoni kepada
adalah Imam Keuskupan Bogor yang keempat imam baru Keuskupan Bogor
telah dipilih oleh Takhta Suci dan telah yang ditahbiskan pada 1 November 2018
ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan di Paroki BMV Katedral, Bogor. Berikut
Sufragan Purwokerto pada 16 Oktober adalah hasil wawancara redaksi majalah
2018. Pada 24 September 2018, tim Mekar dengan Mgr Tri.
redaksi menemui beliau di gedung pusat
”
selalu menjalani tiga kaul atau janji dengan sungguh-sungguh.
Wimbodo Purnomo
“ Aku tahu kepada siapa aku percaya ”
(2 Tim 1:12)
“H
ati saya mantap dengan segala apa yang saya umat yang mendatanginya untuk kasus kesurupan dan Ia
punya, dengan segala sesuatu yang sudah pun mendoakan orang tersebut hingga akhirnya orang
saya jalani , jadi saya memberanikan diri itu tersadar kembali. Bagi Romo Nanang, pengalaman
untuk mantap menuju tahbisan imamat itu sendiri.”kata tersebut menjadi sebuah titik balik untuk menyadari bahwa
Romo Agustinus Wimbodo Purnomo atau biasa disapa dirinya bukanlah siapa-siapa namun Tuhan memberikannya
Romo Nanang memulai bercerita mengenai sejauh mana rahmat tahbisan yang benar-benar bekerja di dalam
persiapannya menjelang tahbisan presbyterat yang dirinya. Tidak jarang, Romo Nanang berpikir bahwa dirinya
dilaksanakan pada 1 November 2018. tidak layak untuk panggilan ini, namun Tuhan selalu setia
Ia pun senantiasa mempersiapkan fisik dengan rutin untuk meneguhkan dirinya dalam panggilan hidupnya.
berolahraga. Di sela-sela Ia bercerita, ia sempat berkelakar “Karena dinamika iman, saya berani menyatakan diri
bahwa dirinya semakin langsing dan banyak orang yang bahwa Tuhan begitu baik pada saya. Tuhan memberikan
memuji dirinya yang bertambah ganteng menjelang apa yang tidak saya sangka-sangka dan memberikan
upacara tahbisan. rahmat berupa panggilan imamat di jalan hidup saya.”
Jika boleh menilik kembali, rasanya sungguh Tentu saja panggilannya sebagai seorang Imam
mengagumkan segala karya Tuhan yang terjadi pada memiliki dinamika perjalanan dan berbagai pergumulan.
dirinya. Dari sorot mata Romo Nanang, terlihat jelas ada Ia pun mengenang bagaimana sosok Mgr Christophorus
rasa tidak percaya sekaligus rasa syukur yang tidak dapat Tri Harsono, atau kini akrab disapa Mgr Tri, yang dulunya
terbendung. merupakan mantan Rektor Seminari Tinggi Petrus Paulus
“Saya belajar banyak dari segala apa yang saya tempat dimana ketika itu Ia ditempa dan dididik sebagai
lewati tentang apa artinya berserah dan berharap. Bukan seorang calon Imam.
kehendak saya yang harus terjadi tetapi saya menyerahkan “Saya sangat berharap Mgr Tri dapat menghadiri
semuanya kepada Sang Pemilik Kehidupan untuk upacara Tahbisan. Beliau adalah orang yang menerima
menentukan kemana Ia harus melangkah. Let it flow, let it saya di seminari tinggi, beliau juga yang mengantarkan
go and let God.” perjalanan saya pada saat masa pendidikan dulu,”harap
Ia pun melanjutkan ceritanya mengenai pengalaman Romo Nanang.
Iman yang cukup membuatnya terngiang-ngiang hingga Selain Mgr Tri, Persahabatannya dengan Romo Arie,
saat ini yaitu tidak lama setelah Tahbisan Diakonat, ada Romo Dion dan Romo Pera yang sudah terjalin selama
Dok. Pribadi
kalian. Kita belum melakukan apa-apa, Riwayat Pendidikan & Formasi Calon
mari apa yang sudah kita perjuangkan Imam:
dan jalankan kita maknai bersama
bahwa kita tidak berjalan sendirian. • TK Bahtera Allah Pangkalan Jati Jakarta
Diibaratkan bantal dan iler, kita akan selalu bersama dan saya Selatan (1995 - 1996)
butuh kalian,” Romo yang berasal dari Paroki St Matias Cinere ini • SDN 07 Pagi Pondok Labu Jakarta Selatan
pun berpesan kepada rekan-rekan satu angkatannya. (Maria Dwi (1996 - 2002)
Anggraeni/Mekar) • SMPN 85 Pondok Labu Jakarta Selatan
(2002 - 2005)
• SMA Budi Mulia Bogor (2005 - 2008)
Agnes Kustina & RD Dionysius Adi • Kelas Persiapan Akhir Seminari Menengah
Yustinus Supriyanto Tejo Saputro Stella Maris Bogor (2008 - 2009)
Orang tua RD Agustinus Pastor Paroki
• Tahun Orientasi Rohani Seminari Tinggi
Wimbodo Purnomo St Thomas Kelapadua
Santo Petrus-Paulus Keuskupan Bogor
Pribadi (2009 -2010)
yang cukup • Sarjana Sastra Fakultas Filsafat Universitas
ekspresif, Katolik Parahyangan (2010 - 2014)
K
kadang lucu, • Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Santo
A
tertawa, Thomas Kelapa Dua Depok (2014 - 2015)
T
kadang • Magister Humaniora Sekolah Pascasarjana
Dari kecil memang cita-cita A ngeselin, mudah Universitas Katolik Parahyangan (2015
Nanang ingin jadi pastor. Sebagai bergaul, kadang emosi, atau -2018)
orangtuanya, kami bersyukur karena M tiba-tiba diam. Pastor ”Tiada hari
• Tahun Pastoral di Paroki Santo Thomas
Nanang menjadi imam. Kami sadar E tanpa lari” ini semoga saja tidak
bahwa Nanang kini milik semua Kelapa Dua Depok (Februari – Mei 2018)
R lari dari kenyataan. Motivasi ini
umat, namun saya sangat bangga • Masa Diakonat di Paroki Santo Thomas
E muncul ketika ia mendapat tugas
bahwa Romo Nanang yang milik untuk mempersiapkan diri dalam Kelapa Dua Depok (Mei-November 2018)
K
semua umat itu adalah anak kami. tugas pastoral militer. Semangat
A
Kami berharap Romo Nanang dan ketekunan seperti ini kiranya
dapat mengayomi semua umat
.
. juga tetap dapat mewarnai karya
beriman dan senantiasa tekun dalam pelayanan selanjutnya.
melaksanakan tugasnya. Tugas .
Sebuah rahmat yang patut
seorang pastor itu tidak mudah, disyukuri, bahwa Pastor Nanang
apalagi menjadi sorotan banyak dipilih oleh Allah untuk menjadi
orang, Romo Nanang harus bisa gembala di Keuskupan Bogor.
menjaga diri. Seorang pastor harus Selamat berkarya, semoga
bijaksana dan harus bisa melihat senantiasa menjadi pelayan yang
kepentingan utamanya. rendah hati dan murah hati. Dok. Pribadi
B
agi Romo Dionnysius Yumaryogustyn Manopo atau
Dok. Pribadi
biasa disapa Romo Dion, menjalani hidup harian
rohani dengan baik adalah sebuah persiapan batin
dalam mempersiapkan diri menjelang upacara pentahbisan
yang akan Ia terima.
Menyempatkan waktu untuk berdoa pribadi, mengucap
syukur atas segala rahmat yang sudah diterima, atas
karunia orang-orang di sekitar yang mendukungnya,
kesempatan yang diberikan oleh Keuskupan Bogor untuk
menerima panggilan ini adalah hal pertama yang akan ia
lakukan selepas Misa Tahbisan.
“Bagi saya, tahbisan ini bukanlah akhir, namun sebuah
awal dari perjalanan yang jauh lebih panjang lagi,” ujar
Romo yang berasal dari Paroki St Bernadeth Pangkalpinang
ini. sebagai seorang diakon. Suatu waktu, ia diminta untuk
Perjalanan imamatnya tidak terlepas dari sosok memberikan sakramen baptis. Hal tersebut, ia akui sebagai
mendiang om dan neneknya yang pertama kali pengalaman iman yang menguatkannya, khususnya
mendukungnya dalam panggilannya sebagai seorang semakin menyemangatinya untuk melanjutkan pelayanan-
imam. pelayanan yang lain.
“Namun ini menjadi blessing in disguise karena tanggal “Dengan melayani sakramen saya diingatkan dengan
tahbisan dipilih pada 1 November. Besoknya adalah identitas saya, bahwa nantinya saya akan menjadi
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Itu kesempatan gembala, dan seluruh hidup saya akan menjadi model atau
saya untuk mendoakan om dan nenek saya, karena teladan bagi orang-orang. Saat diminta melaksanakan
merekalah yang pertama kali mendukung saya dalam Sakramen Baptis ini saya benar-benar deg-degan setengah
panggilan saya sebagai imam.” mati. Untuk itu, saya mempersiapkannya dengan baik
Romo Dion yang memiliki hobi travelling ini dan sungguh-sungguh,” tuturnya sambil mengenang
menceritakan pengalamannya ketika ia baru ditahbiskan pengalamannya tersebut.
Selain pengalaman
memberikan sakramen baptis
tersebut, pengalaman yang Dionnysius Yumaryogustyn Manopo
tidak akan ia lupakan adalah
pengalaman ketika berkumpul
dan berefleksi bersama dengan
Nama Panggilan : Dion
rekan-rekan sepanggilannya. Ia
Lahir : Tanjungpandan, 10
pun berpesan kepada teman-
Agustus 1990
temannya itu untuk jangan terus
sibuk memberi, dalam artian Asal paroki : St Bernadeth
hanya sibuk pelayanan ke sana Pangkalpinang
Dok. Pribadi
R
omo Andreas Arie Susanto tidak pernah menyangka ini saya berpikir ini bukan panggilan saya, tapi ternyata
kalau Ia akan sampai di tahap ini, yakni saat ia sudah sampai tahap ini. Apalagi diawali dengan Tahbisan
ditahbiskan sebagai seorang imam Keuskupan Bogor. Diakonat yang lalu, saya mengalami bahwa ini memang
Awalnya, ia berpikir bahwa dirinya tidak layak untuk jalan panggilan hidup saya dan Tuhan ingin saya di sini.
menjadi seorang Imam. Ia selalu berpikir jika dirinya tidak Ketika Tuhan berkata seperti itu, konsekuensinya adalah
layak di mata Tuhan tapi akhirnya ia menyadari, bahwa saya harus memantaskan diri saya untuk lebih baik lagi
jika ia sudah sampai tahap ini, artinya Tuhan yang memilih agar bisa menjadi imam yang lebih baik lagi,” ujar pria yang
dirinya. akrab disapa Romo Arie ini.
“Saya seringkali berlari dan mengingkari yang ada. Mengenai alasan pemilihan motto tahbisan “Pikullah
Tapi Tuhan tetap mengejar saya, Tuhan tetap menunjukan salibmu dan ikutilah aku”, ia berpendapat bahwa salib
karya-Nya, Tuhan tetap menunjukkan saya pada jalan ini. selalu ada di dalam hidup kita, dan Tuhan mengajak untuk
Kata-kata ‘Bukan kamu yang memilih Aku tapi Aku yang membawa semua kelemahan-kelemahan kita.
memilih kamu’ yang menguatkan saya, karena selama Ada sebuah pengalaman iman yang meneguhkannya,
yaitu ketika ia melakukan jalan salib di area Gua Maria
Kanada Rangkasbitung. Waktu menunjukkan dini hari,
ia berjalan sendirian dan berupaya untuk menyelesaikan
ibadat jalan salib. Dalam kondisi lelah, mengantuk dan
sedikit rasa takut, akhirnya ia berhasil menyelesaikan
jalan salib. Dari sana, ia tersadar bahwa ketakutan dan
kelemahan-kelemahan diri hanya ada dalam pikiran
manusia saja. Tetapi Tuhan yang akan menemani dan
menunjukan cahaya di setiap perjalanan hidup yang kita
lalui.
Romo yang berasal dari Paroki St Maria Fatima
Pekanbaru-Riau, Keuskupan Padang ini begitu
mengharapkan mantan Rektornya di Seminari Tinggi dulu
untuk dapat hadir pada penahbisannya.
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
yang memilih Aku,
Setelah Misa Tahbisan, rencananya
melainkan Aku yang
ia akan melakukan Misa Perdana
di tempat kelahirannya, yaitu di memilih kamu)
Pekanbaru. Baginya, hal tersebut Nama Ayah : Yustinus Susanto
memiliki nilai dan kenangan tersendiri, Nama Ibu : Aniy
karena di sanalah Ia dibesarkan. Nama Saudara/i :
“Saya anggota Keuskupan Padang 1. Francisca Wulandari Susanto
tapi saya mengabdi di Keuskupan 2. Ferdinand Agung Susanto
Bogor, dan itu tidak memutuskan relasi saya dengan paroki saya 3. Steven Dherry Susanto
sebelumnya,” tutupnya. (Maria Dwi Anggraeni/Mekar)
Riwayat Pendidikan dan Formasi Calon
Imam:
RD Paulus Pera
Arif Sugandi
F
igur seorang imam misionaris yang membaktikan diri
dalam karya-karya pelayanan di pedalaman Kalimantan
Barat, membuat Romo Paulus Pera Arif Sugandi atau
sering dipanggil Romo Pera ini terpanggil untuk menjadi
seorang imam. Ia pertama kali bertemu dengan Iman
tersebut ketika Ia berada di Kalimantan dulu tepatnya di
Dok. Pribadi
Stasi St Yosep Pekerja Paroki Hati Kudus Yesus Rawak
Keuskupan Sanggau Kalimantan Barat.
Nama RP Petrus Di Vicenzo CP amat membekas di
hati romo yang memiliki hobi travelling ini. Ia menaruh
kekagumannya pada semangat dari sosok RP Petrus yang
berdedikasi memberikan pelayanannya di stasi-stasi yang
ada di pedalaman Kalimantan Barat. Pengabdian luar biasa
RP Petrus ini yang kelak menjadi api penyemangat Romo
Pera kala imannya terasa luntur. kenang penyuka makanan pindang bandeng ini.
Romo yang memiliki motto tahbisan Credo ut Oro Ia pun berpesan kepada teman-temannya itu untuk
atau dalam bahasa Indonesia, Saya percaya maka saya senantiasa membangun keakraban dan persaudaraan
berdoa ini sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin tersebut meskipun nantinya memiliki tugas perutusan yang
pada panggilan hidupnya. Namun, perjuangannya tidak berbeda.
terlepas dari dukungan keluarga maupun teman-teman Sosok Mgr Tri juga menjadi sosok yang amat Ia
seperjuangan yaitu Romo Nanang, Romo Dion, nantikan hadir dalam upacara pentahbisannya. Ada sebuah
dan Romo Arie. kenanangan yang sampai saat ini selalu ia kenang pada
“Yang paling tidak terlupakan adalah masa-masa saat Mgr Tri menjadi dosen mata kuliah Islamologi pada
kebersamaan kami dan persaudaraan yang terjalin dari saat ia menempuh studi di Fakultas Filsafat Universitas
waktu ke waktu. Mereka senantiasa membantu ketika Parahyangan Bandung ini.
saya terjatuh terutama pada masa studi, mereka memberi “Pada saat itu ujian lisan mata kuliah Islamologi.
semangat dan memberi dukungan yang begitu luar biasa,” Karena beberapa alasan, ujian diadakan di seminari. Pada
22 MEKAR Edisi 06
01 Tahun XXXV November–Desember
Januari–Februari 20182018
LAPORAN KHUSUS
Reverendus Dominus
atau Reverendus Pater
Foto: Aurelia Rani/Mekar
S
esuai dengan ketetapan ilahi, dalam Gereja Katolik ada secara umum dengan kata Tarekat. Mereka itu dikatakan
Umat Allah yang menerima Sakramen Tahbisan atau memeluk Hidup Bakti (Vita Consecrata). Ini terjadi dengan
ditahbiskan. Tahbisan itu ada 3 macam, yaitu: diakonat, adanya tokoh tertentu sebagai pendirinya masing-masing.
presbiterat, dan episkopat. Yang ditahbiskan itu disebut Untuk membedakan dari Klerikus yang mengikrarkan
Klerus atau Pelayan Suci. Kekhasannya dalam kehidupan, kaul, Klerikus Diosesan ditegaskan sebagai Klerikus Sekular
kekudusan, dan misi Gereja adalah pelayanan spiritual dan Klerikus berkaul sebagai Klerikus Religius.
dan gerejawi. Sementara semua yang lain disebut Awam. Dalam menyebutnya pun ada pembedaan. Klerikus
Kekhasannya adalah penjiwaan tata-dunia dengan nilai-nilai religius dipanggil Pater yang untuk menyatakan hormat di
kristiani. depannya ditambahkan kata Reverendus. Pater berarti Ayah,
Dengan dibaptis Umat beriman mengambil bagian dalam Bapak, atau Rama (dalam Bahasa Jawa dan Sunda). Untuk
3 tugas, fungsi, atau peran Kristus (tria munera Christi): membedakan Ordo, Kongregasi, Serikat, atau Tarekatnya,
imami, sebagai Imam, kenabian, sebagai Nabi, dan rajawi, di belakang nama ditambahkan singkatan dari nama
sebagai Raja. Ketiganya itu bersifat umum. Dengan tahbisan Ordo, Kongregasi, Serikat, atau Tarekatnya itu. Misalnya,
Umat beriman menerima ketiganya yang bersifat ministerial. Reverendus Pater Paulus Paijo, OFM, Reverendus Pater
Ia menjadi Imam, Nabi, dan Raja ministerial. Yustinus Karsan, SX, Reverendus Pater Robertus Subaksan,
Karena yang ditahbiskan itu laki-laki, ia dipanggil SJ.
dengan sebutan Tuan atau Dominus dalam Bahasa Latin
(yang karena casus-nya vocativus menjadi Domine). Untuk Bukan soal sebutan atau panggilan, tapi...
menunjukkan hormat kepadanya di depan sebutan itu Kata baptis sudah jelas. Ketika diterjemahkan dengan
ditambahkan kata Reverendus yang berarti Yang Terhormat. kata permandian, artinya justru sering menjadi tidak jelas.
Misalnya, Reverendus Dominus Petrus Paijo. Tidak ada kata Begitu juga kata Gereja. Ketika yang digunakan dalam
apa pun di belakang namanya. terjemahan adalah kata umat atau jemaat, ada kesulitan
Walaupun ditahbiskan berarti untuk Gereja Universal, untuk menghubungkan langsung dengan kata ecclesia yang
Diakon atau Presbiter umumnya diinkardinasikan di tempat berarti orang-orang terpilih atau kata kyriake yang artinya
tertentu dibawah kuasa atau pimpinan Uskupnya. Dari milik Allah.
awal tidak diperkenankan adanya Klerus tanpa kepala Karena itu, kata diosesan sepertinya lebih baik dibiarkan
atau pengembara (Clericus vagus). Bersamaan dengan begitu saja dan tidak usah diterjemahkan lebih lanjut dengan
terbentuknya hirarki, Uskup setempat itu disebut Uskup kata praja. Selain tidak tepat atau pas, kata itu dapat
Diosesan (Episcopus Dioecesanus) dan Klerikus bawahannya dengan mudah menimbulkan kekaburan, kekacauan, salah
itu disebut Klerikus Diosesan (Clericus Dioecesanus). Diosesan pengertian, atau sekedar ketidaknyamanan.
(Dioecesanus) merupakan kata sifat dari Diosis (Dioecesis) Menjadi lebih tidak tepat atau pas, apabila kata itu
yang berarti Keuskupan. digunakan untuk menerjemahkan Uskup Diosesan menjadi
Kenyataan di atas itu ditandakan dengan 3 hal yang Uskup Praja. Uskup Diosesan adalah Uskup yang kepadanya
merupakan persyaratan sehingga harus dipenuhi oleh dipercayakan penggembalan suatu diosis atau keuskupan.
Klerikus Diosesan Gereja Katolik Roma. Yang pertama, Di sini Uskup Diosesan bisa Klerikus Diosesan atau Klerikus
Klerikus Diosesan terikat kewajiban untuk taat kepada Religius. Selain itu, terasa kurang serasi atau bahkan berat
Paus dan Uskup Diosesan. Kedua, Klerikus Diosesan terikat sebelah kalau disejajarkan dengan Uskup Koajutor, Uskup
kewajiban untuk hidup selibat. Ketiga, Klerikus Diosesan Auksilier, Uskup Emeritus, atau Uskup Tituler lain.
diwajibkan untuk hidup sederhana. Hal itu menimbulkan juga kerancuan karena praja atau
Di kemudian hari ada kenyataan bahwa dari Klerikus dan yang sering disingkat pr itu dianggap atau dimengerti
Awam ada yang mengikrarkan 3 kaul (ketaatan, kemurnian, sebagai ordo, kongregasi, atau tarekat. Bentuk atau
dan kemiskinan). Saat itu mulai muncul adanya Ordo, lalu ungkapan dalam kehidupan sehari-hari Klerikus Diosesan dan
Kongregasi, dan kemudian Serikat, yang diterjemahkan Klerikus Religius sangat mungkin tampak secara sepintas
Testimonial
Formator CSE
Diakon Epiphanius Diakon Hubert
adalah seorang yang baik, memiliki semangat untuk
kreatif, dan suka bekerja belajar. Dia cukup rajin
keras. Ia dapat bekerja sama dan berusaha keras dalam
dengan orang lain. Hal yang studinya. Diakon Hubert
utama dari diakon ini adalah termasuk orang yang
keramahannya. Kehadirannya tekun baik saat studi
RP Arsenius Viccar CSE dalam komunitas menciptakan RP Elisa Maria CSE RP Vincent CSE maupun saat pelayanan sebagai RP Yoseph CSE
suasana sukacita karena ia memiliki seorang Diakon. Dia rendah hati
kemampuan komunikasi yang baik dengan sesama saudara dalam hal ketika dia tidak tahu sesuatu berkaitan dengan
dalam komunitas. Ia dapat bercanda dengan frater-frater studinya, tidak segan bertanya dan berguru kepada orang
lain, menjalin komunikasi dengan para saudaranya dalam lain. Dalam komunitas diakon ini dikenal kalem dan berbicara
komunitas dan memiliki kemampuan untuk bergaul secukupnya. Ia juga termasuk diakon yang ramah.
dengan umat terutama muda mudi. Ia cukup peka dalam Selain itu, diakon Hubert cukup sederhana, bahkan
hidup bersama. Ia mudah didekati dan mudah bergaul. terlalu sederhana. Saya sangat jarang melihat dia memakai
Selain itu juga, ia memiliki kedisiplinan, tanggung jawab, pakaian yang mewah bahkan ia tidak punya sepatu. Dalam
dan mempunyai kemampuan leadership dan manajemen menghadapi masalah baik dalam studi maupun dalam hidup
yang baik. berkomunitas, diakon ini cukup sabar. Saat mengalami
Ia juga memiliki kemampuan untuk mau mendengarkan penundaan tahbisan imam karena tesisnya belum beres, ia
para formatornya, terutama ketika ia melakukan kesalahan menghadapi hal itu dengan tenang, tidak panik dan tidak
dan mau ditegur. Kami sangat mendukung diakon Epi melemparkan kesalahan kepada orang lain. Diakon Hubert
ditahbiskan menjadi Imam dan pasti ia akan semakin juga sangat disiplin, dan sangat bertanggungjawab atas
berkembang ke depannya terutama dalam hal pelayanan tugas yang diberikan kepadanya. Hidup doanya cukup bagus
terhadap orang-orang muda. Diakon Epi memiliki banyak dan punya semangat yang baik dalam menghayati hidup
bakat yang kalau diarahkan dengan baik akan semakin rohani dan kaul-kaulnya.
berkembang dan bakatnya dapat memberi sumbangan Kami sangat mendukung tahbisannya sebagai seorang
yang berharga bukan saja bagi perkembangan Gereja dan imam masa depan CSE. Kami yakin dia akan menjadi seorang
serikat CSE, tetapi juga untuk perkembangan dirinya. imam CSE yang baik. Dia juga pasti dapat memberikan
sumbangan berharga kepada Gereja.
UNIO
Harus Semakin
Communio
Foto: Komsos PKKC
“B
agi saya, Imam-imam yang yang datang dari 7 Keuskupan yang berbagai elemen masyarakat untuk
tergabung dalam Unio berbeda di tanah Jawa. dapat membangun toleransi dan
pastilah Imam-imam yang Kegiatan Temu Unio ini ditujukan merajut kebhinekaan.
mengedepankan dirinya sebagai man untuk membangun persekutuan Para imam yang memiliki peran
of communio dengan Tuhan Allah terutama persekutuan diantara para sebagai man of communio diajak untuk
Tritunggal, communio dengan sesama imam sendiri. Selain itu, pertemuan kembali merefleksikan bagaimana
imannya, communio dengan umatnya, ini pun menjadi wadah untuk Gereja memandang pluralitas dan
communio dengan umat awam, kaum saling berbagi pengalaman dalam tentunya bertindak sebagai contoh
religius, dan umat manusia lainnya panggilannya sebagai gembala di nyata dalam menyikapi perbedaan
yang ada di dalam Keuskupannya.” medan pastoral yang berbeda. secara bijaksana dalam karya
ujar Mgr Paskalis Bruno Syukur dalam Perjumpaan ini diharapkan penggembalaannya. (Maria Dwi
homilinya di Misa Pembukaan acara membuat para imam diosesan yang Anggraeni/Mekar)
Temu Unio Regio Jawa 2018. hadir mendapatkan
Uskup Keuskupan Bogor tersebut spirit baru. Dengan
percaya bahwa seorang imam demikian, bersama-
Tuhan adalah seorang yang disebut sama mereka
“Man of Communio”, yaitu seorang membangun diri
manusia yang menjaga persekutuan menjadi manusia
hidup dalam Gerejanya, dan dalam yang berefleksi
Keuskupannya. Ia juga meyakini dan akhirnya dapat
bahwa aktor utama yang membangun melihat bahwa karya
communio di Keuskupan ialah para penggembalaannya
imam diosesan. selama ini perlulah
Kata “communio” terus digemakan dapat membawa
dalam pertemuan para Imam suatu perubahan yang
Diosesan se-regio Jawa tersebut. bermakna bagi umat di
Communio memiliki arti hubungan keuskupannya masing-
atau persekutuan dengan Allah melalui masing.
Yesus Kristus. Communio mendasari
komunikasi di antara para anggota Membangun Toleransi
gereja itu sendiri. di Tengah Pluralitas
Mengusung tema
Mendapatkan Spirit Baru yang menggemakan
Temu Unio Regio Jawa pada tentang Potret Karya
tahun ini menjadi istimewa, bukan Pastoral Keuskupan
hanya karena Keuskupan Bogor Bogor dalam
menjadi tuan rumah tetapi juga karena Membangun Toleransi
dalam pertemuan yang diadakan 3 di Tengah Pluralitas,
tahun sekali ini para imam diosesan kegiatan Temu Unio
berkumpul dan saling bercengkerama ini mengulas tentang
dalam suasana yang penuh keakraban. bagaimana Keuskupan
Kegiatan ini juga dijadikan sebagai Bogor secara konsisten
ajang reuni bagi para imam diosesan bekerjasama dengan
K
ita sering mendengar kata milenial, atau istilah zaman sebagai pelayan Tuhan pun bisa terkikis, tergantikan dengan
now. Kata tersebut mengacu pada mereka yang tujuan untuk mengagungkan pencapaian pribadi di media
memasuki masa remaja/masa muda di awal abad sosial. Bercermin dari Yesus sebagai Gembala yang baik, para
ke-21 (Oxford Dictionary of English). Lebih spesifik, Scott pastor zaman now hendaknya tetap memiliki orientasi hati
Degraffenreid dalam bukunya yang berjudul Understanding yang tepat, yaitu hati Yesus, Sang Gembala yang baik.
the Millennial Mind: A Menace or Amazing? (2008)
menegaskan bahwa kaum milenial adalah “generasi baru Mencari, Menjadi Bagian, dan Bergembira (bdk. Luk
yang lahir setelah tahun 1982”. Generasi ini hidup dengan 15:1-7)
kemajuan teknologi yang begitu pesat: komputer, internet, Dengan demikian, apakah itu artinya seorang pastor harus
media sosial, dan lain-lain. menjauhkan dirinya dari aktivitas-aktivitas yang lekat dengan
Istilah milenial kini menjadi sangat luas; tidak hanya generasi milenial, namun juga sarat godaan akan pemujaan
terbatas pada pengertian di atas, melainkan merambah juga terhadap diri sendiri?
ke seluruh aspek kehidupan. ‘Kaum milenial’ bisa menjadi Tentu tidak! Menjadi bagian dari perkembangan zaman
identitas siapa saja yang terbuka terhadap perkembangan adalah hal yang tidak dapat terelakkan. Dalam dekrit Inter
ilmu dan teknologi, khususnya dalam penggunaan internet, Mirifica, Paus Paulus VI juga mengungkapkan betapa Gereja
jejaring sosial, dan gawai. Dengan kata lain, siapa pun dan menghargai berbagai teknologi yang mengagumkan ini
usia berapa pun dapat digolongkan sebagai kaum milenial, sebagai penemuan yang diciptakan dengan bantuan Allah
bukan? Tak terkecuali seorang pastor! sendiri. Gereja pun meyakini bahwa kemajuan ini, jika
dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi sarana pewartaan
Pastor [di zaman] Milenial Injil yang sangat baik untuk seluruh umat manusia. Di sinilah
St Yohanes Paulus II dalam Eksortasi Apostolik Pastores peran para imam sebagai gembala yang memberikan nasihat
Dabo Vobis menegaskan bahwa: “Tuhan akan mengangkat dan arahan menjadi sangat dibutuhkan.
bagimu gembala-gembala” (bdk. Yer 3:15). Allah tidak akan Alih-alih terhanyut dalam arus teknologi, pastor di zaman
meninggalkan umat-Nya tanpa gembala yang menuntun milenial didorong untuk memanfaatkan teknologi dalam
mereka ke jalan yang benar (lih. Yer 23:4). Yesus bahkan mencari domba-dombanya yang hilang dan tersesat. Layaknya
menegaskan bahwa Dia adalah “Gembala yang baik” (Yoh. seorang gembala, pastor harus berinisiatif untuk “pergi dan
10:11), yang kemudian menyerahkan tugas penggembalaan- mencari domba yang hilang” (Luk 15:4). Seorang gembala
Nya tersebut kapada para rasul (Yoh 21:15; 1 Petrus 5:2). harus memiliki “Hati yang mencari”; yang tidak hanya
Pengutusan tersebut tidak berhenti pada zaman para mementingkan privasi, tetapi berani mengambil risiko, keluar
rasul perdana. Pastor yang adalah gembala umat juga diutus dari zona nyaman untuk menemukan umatnya yang tersesat.
di zaman milenial ini. Manifestasinya bisa beragam: pastor Imam milenial tidak membutuhkan banyaknya like dari
yang diutus di zaman milenial, pastor yang berdasarkan sebuah posting, beragam emoticon sebagai ungkapan
usia tergolong sebagai generasi milenial, atau pastor di perasaan, atau banyaknya followers sebagai umat di dunia
antara ‘domba-domba’ yang milenial. Hal buruknya, para maya, melainkan betul-betul hadir di tengah-tengah umatnya.
pastor justru dapat terobsesi untuk menjadi milenial; Ia mendengarkan keluh kesah yang nyata dan memberikan
membiarkan dirinya terhanyut dalam beragam teknologi yang dukungan riil bagi umatnya. Ia menjadi bagian dan
mengesankan. bersukacita bersama dengan domba-dombanya, sebab Allah
Elizabeth Diaz dalam majalah Time (Juni 2018) kita pun adalah Allah yang penuh dengan sukacita (Luk 15:5).
menggambarkan pastor milenial sebagai berikut: “Millennial Sukacita ini lahir dari pertobatan, dari hidup yang baru, dari
priests are products of the Church, and the 21st century. kebahagiaan seorang anak yang kembali ke rumah Bapanya,
They use Facebook and Snapchat, and text their friends funny dan berakar pada Kristus yang menjadi nyata dalam Ekaristi
GIFs.” Perkembangan internet, media sosial, dan gawai yang Kudus.
merupakan tanda generasi milenial memang mengubah pola Terlalu sering kita berkomunikasi, namun tidak sungguh-
komunikasi kita, bahkan cenderung membuat kita semakin sungguh bersosialisasi. Apapun zamannya, pastor tetaplah
mencintai diri sendiri dan mengabaikan empati pada sesama. “man for others”. Demi menjawab tantangan terbesar
Kecenderungan ini menciptakan sukacita yang semu: generasi milenial yang penuh godaan cinta pada diri sendiri,
sukacita yang berorientasi pada diri sendiri. Perlahan-lahan, para pastor harus hadir sebagai bukti cinta kasih Kristus di
waktu untuk berdoa dan berinteraksi dengan umat tersita dunia milenial ini, yaitu cinta bagi sesama dan dunia.
untuk menjelajah dunia maya. Tanpa disadari, tujuan hidup
Iklan 1 hlm
Christour
32 MEKAR Edisi 06
01 Tahun XXXV November–Desember
Januari–Februari 20182018
GELIAT PAROKI
Suara Tanah Misi: Keuskupan Tanjung Selor Dok. RD Bonifasius Heribertus Beke
Perjuangan Menuju
Tahbisan Uskup
P
erjalanan yang harus ditempuh dari mendorong mobil tersebut. Alhasil
Mansalong menuju Tanjung Selor Romo Boni dan Suster Getrudis
sekitar 7 jam melalui jalan darat. SSFS yang sudah berpenampilan
Hutan sawit dan lahan kosong menjadi rapi harus merelakan pakaian dan
pemandangan selama perjalanan. Tidak sepatunya terciprat lumpur. Karena
semua jalan sudah beraspal. Medan tidak ada pakaian pengganti maka
yang berat bukan menjadi halangan bagi sesampainya di tempat acara,
RD Bonifasius Heribertus Beke (Romo Romo Boni harus mencuci kembali
Boni), imam Keuskupan Bogor yang sepatunya yang sudah berlumpur
bermisi di Keuskupan Tanjung Selor dan celana panjang yang bernoda paroki tetangga melintas dan berhenti
untuk hadir dan merayakan Ekaristi lumpur. Sebelumnya Romo Boni sudah menolong suster dan Romo Boni
Tahbisan Uskup Keuskupan Tanjung memberikan instruksi bagi suster yang sedang mendorong mobil. Suster
Selor, Mgr Paulinus Yan Olla, MSF yang perihal mendorong mobil. “Suster, kita yang telah siap dengan pakaian putih
digelar hari itu (6/52018). Ada kesan dorong mobil dari samping”, instruksi untuk acara tahbisan akhirnya harus
mendalam bagi rombongan yang dibawa Romo Boni. “Tidak pastor. Namanya menggantinya dengan pakaian abu-abu.
Romo Boni dalam kendaraan yang dorong itu dari belakang”, jawab suster. Beruntung, suster membawa pakaian
membawa mereka ke acara tahbisan Akhirnya suster yang mendorong cadangan. Demikianlah sepenggal
tersebut. Delapan orang dalam mobil mobil dari belakang pun berlumuran kisah dari tanah misi. Penantian tiga
Kijang yang terdiri dari Romo Boni, dua lumpur dari bawah ke atas, bahkan tahun bagi Keuskupan Tanjung Selor
orang suster, OMK serta supir bersama sampai ke mulut dan wajahnya karena untuk mendapatkan uskup yang baru
keluarganya. Jalan berlumpur yang mendorong mobil dari belakang. dihiasi salah satu peristiwa yang tidak
akan dilewati mengharuskan Romo Boni Antara kasihan dan lucu melihat suster terlupakan. (RD David Lerebulan)
dan suster untuk turun dari mobil dan berlumuran. Satu rombongan dari
RD Yohanes Driyanto
G
ereja melakukan secara istimewa tugas menguduskan (Vikaris Judisial Keuskupan Bogor)
melalui liturgi suci (kan. 834 §1). Tiga hal menandai
penyelenggaraan liturgi suci itu, yakni: (1) dilaksanakan universal (kan. 838 §2). Sejauh tidak bertentangan dengan
atas nama Gereja, (2) oleh orang yang ditugaskan secara norma universal dan dalam keuskupannya, Uskup Diosesanlah
legitim, dan (3) dengan perbuatan yang sudah disahkan otoritas yang memiliki kuasa untuk mengatur liturgi itu (kan. 838 §4).
berwenang (kan. 834 §2). Cara-cara lain yang juga dilakukan Gereja universal yang satu dan satu-satunya itu mewujud
Gereja dalam menguduskan adalah melalui doa-doa, perbuatan dalam Gereja Partikular yang utamanya adalah Keuskupan (kan.
tobat, dan tindakan amal-kasih (kan. 839 §1). 368). Dalam kata lain yang lebih tegas, di Keuskupan sungguh-
Mengenai hakikat dan perannya, liturgi yang berkaitan sungguh terwujud dan berkarya (vere inest et operatur) Gereja
dengan sakramen utamanya mempunyai dua hal berikut. Kristus yang satu, kudus, katolik, dan apostolik (kan. 369).
Pertama, liturgi itu sakramen kesatuan (sacramentum unitatis). Dengan uraian di atas menjadi jelas bahwa Keuskupan
Karena itu, liturgi itu harus seragam atau sama (kan. 837 §1). merupakan bagian dari Gereja universal. Bersama Gereja
Kedua, liturgi itu ritus. Karena itu, isi dan susunannya cenderung Partikular yang lain Keuskupan mewujudkan Gereja yang
tetap. Tidak boleh padanya diubah, ditambah, atau dikurangi satu dan satu-satunya. Karena Gereja universal yang satu dan
(bdk. kan. 846 §1-2). satu-satunya atau Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik, dan
Untuk menjaganya ditetapkan bahwa hanya Tahta Suci apostolik itu identik dengan Vatikan, tidak mungkin liturginya
berwenang mengatur liturgi suci di seluruh Gereja atau Gereja tidak mengacu ke sana.
Berapa kali imam boleh merayakan Apa yang dapat dilakukan oleh
Ekaristi dalam sehari? imam yang keluar?
Ekaristi merupakan sakramen terluhur (kan. 897). Karena Dalam bahasa yuridis, imam yang keluar adalah
itu, dituntut dari setiap umat kristiani hormat yang sebesar- imam yang kehilangan status klerikal. Bersamaan dengan
besarnya (kan. 898). Sebaliknya, segala bentuk profanasi, hilangnya status, hilang pula kewajiban dan haknya sebagai
rutinitas, pelecehan, penyalahgunaan, dan komersialisasi klerikus (Pelayan Suci atau Minister sacer). Apabila otoritas
terhadapnya harus sungguh-sungguh dijauhkan. berwenang – lewat putusan yudisial atau dekret administratif
Bersama dengan yang lain, hal-hal itu menjadi alasan bagi - tidak menyatakan tahbisannya nol atau tidak sah, ia
Gereja untuk membatasi seorang Imam merayakan Ekaristi. tetap seorang imam atau Imamatnya tidak hilang. Hanya
Sebagai norma umum dan prinsip, dalam sehari Imam hanya saja, ia tidak dapat lagi menikmati haknya, melaksanakan
boleh merayakan Ekaristi sekali (kan. 905 §1). Merayakan kewajibannya, dan menunaikan kuasa gerejawinya.
Ekaristi di sini berarti menjadi selebran atau konselebran. Hanya apabila ada dalam keadaan khusus, ia dapat
Hanya bila ada kekurangan Imam dan ada alasan wajar, melakukan sesuatu yang langsung berhubungan dengan
Ordinaris Wilayah (di Keuskupan: Uskup Diosesan, Vikaris tahbisannya (kan. 976). Keadaan khusus yang dimaksud
Jendral, atau Vikaris Episkopal) dapat mengizinkan seorang adalah bahaya mati. Sesuatu yang dapat ia lakukan adalah
Imam dalam sehari merayakan Ekaristi dua kali (kan. 905 memberi absolusi. Imam yang sudah keluar itu dapat
§2). Apabila ada kebutuhan pastoral yang penting, Ordinaris memberikan absolusi dari segala censura (hukuman:
Wilayah itu dapat mengizinkan Imam merayakan Ekaristi tiga ekskomunikasi, interdik, atau suspensi) dan dosa terhadap
kali di Hari Minggu atau Hari Pesta Wajib (kan. 905 §2). peniten yang berada dalam bahaya mati.
S
iapa di antara kita yang tidak menggunakan gawai Kita memang tidak dapat menghindari interaksi
(gadget) untuk berkomunikasi dengan keluarga? menggunakan gawai. Ada beberapa hal yang dapat kita
Kemajuan teknologi komunikasi memberi kita lakukan untuk menyeimbangkan porsi interaksi dengan
kesempatan untuk berinteraksi dengan lebih efektif dan menggunakan gawai dan interaksi secara langsung:
efisien dari segi waktu maupun biaya. Keluarga milenial
yang melek teknologi menempatkan gawai sebagai sarana 1. Waktu Tanpa Gawai
pokok dalam berinteraksi. Rasanya ada yang kurang bila Sisihkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga tanpa
tidak memegang gawai sehari saja. Tanpa disadari, gawai gawai di tangan kita. Setiap keluarga punya kebiasaan yang
menjadi benda sakral dalam interaksi antar anggota keluarga berbeda untuk berkumpul. Cobalah meluangkan waktu untuk
seperti menanyakan kabar, keberadaan, memperkenalkan melepas gawai, misalnya ketika makan malam. Makanlah
pasangannya, bahkan diskusi keluarga pun kini dilakukan bersama dan singkirkan gawai yang kita pegang. 30-45 menit
melalui gawai. Gawai seolah-olah menjadi sarana yang tidak saja dan berkomunikasilah dengan keluarga secara langsung.
boleh hilang yang bisa digunakan untuk berinteraksi dan
berbagi apapun dengan orang lain. 2. Mudik? Siapa Takut!
Secara psikologis, ada hal-hal yang perlu diwaspadai dari Tradisi mudik mungkin hanya ada di Indonesia. Tradisi
interaksi dengan menggunakan gawai: ini mengingatkan kita akan pentingnya silaturahmi secara
langsung. Menyapa dan bertemu secara langsung. Grup
1. Emote Icon bukan Segalanya keluarga besar memang selalu ramai dengan ucapan ketika
Respon non-verbal manusia (ekspresi wajah, gerak Natal, Paskah, Tahun Baru, Imlek atau Idul Fitri, akan tetapi,
tubuh, nada suara) tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh bukankah mudik lebih asyik?
kecanggihan aplikasi di gawai kita. Apakah benar orang
yang kita ajak bicara itu tertawa ketika di akhir percakapan 3. Membahas Ulang Topik Pembicaraan
ia menambahkan emote icon tersenyum atau menulis Jika kita memang dikejar waktu untuk mendiskusikan
“Hahaha”? Keselarasan pesan verbal dan non-verbal hal penting lewat gawai, ada baiknya kita mendiskusikannya
akan menentukan makna dari sebuah percakapan, maka ulang setelah ada waktu untuk bertemu. Mungkin saja kita
mengamati ekspresi lawan bicara secara langsung menjadi menangkap makna lain ketika melihat respon non-verbal
hal yang penting untuk dilakukan. lawan bicara kita.
Iklan Botani
Square
Pemilih Millenial:
Rasional atau Emosional?
Oleh: Mutia Zakia Salma *)
T
ahun politik di mata masyarakat salah apabila keuntungan demografis semacam
kebanyakan, diyakini akan ini juga melahirkan semacam harapan perihal
menyuguhkan banyak drama. kepemimpinan bangsa yang lebih mendamaikan.
Seperti yang sudah terjadi, mungkin kita Mengingat, dalam mekanisme pemilihan umum
memang harus bersiap untuk Isu SARA Indonesia yang luber, jurdil, satu orang bernilai
yang diolah secara tidak berbhineka. satu suara.
Bisa juga konfrontasi halus antar lembaga
negara atau permasalahan integritas tokoh Hati dan logika
publik yang sebenarnya, dapat dikatakan, Berkaca pada drama yang dipertontonkan
membawa tanggung jawab moral sebagai dalam frame panggung politik, sikap milenial
*)
Penulis adalah semacam suri tauladan. Belum lagi hoax dan inilah yang memberikan sumbangsih besar. Sebut
alumnus program fake news yang sudah biasa muncul di kalangan saja isu SARA, yang sempat mewarnai pemilihan
Magister Pertahanan masyarakat. Menggelikan memang, literasi digital umum Gubernur DKI Jakarta 2017, menjadi salah
dari Universitas yang semakin menyebar melintasi area dan kelas satu ujian utama untuk milenial yang tinggal di
Pertahanan. sosial, kadang tidak membawa kemerdekaan negara dengan diversifikasi sosial yang tinggi
berpikir yang cerdas dan bermartabat. Bisa seperti Indonesia. Center for Strategic and
memproses informasi namun tidak selalu berarti International Study (CSIS) tahun 2017 melakukan
teredukasi. Dinamika demokrasi, sebut saja penelitian mengenai milenial Indonesia dalam
begitu, untuk kontestasi dan segala perangkatnya, berbagai konteks dan indikator, salah satunya
memang sah secara legal formal, meski kadang adalah mengenai toleransi dalam politik. Sebanyak
tetap bikin gerah. Siapa yang bisa diharapkan 600 responden dari 34 provinsi dengan usia 17-29
membawa kedamaian? Apakah (masih) pemuda? tahun ketika ditanya mengenai apakah mereka
Kata ‘pemuda’ memiliki padanan dalam tren mau memilih calon pemimpin yang berbeda
keterbukaan informasi dan digitalisasi seperti agama, hanya 38,8% menjawab “Ya” dan
sekarang ini, yakni, milenial. Dalam klasifikasi sisanya sekitar 53,7% menjawab “Tidak”. Tanpa
Pew Research Center, sebuah badan penelitian membicarakan konteks baik dan buruk, dalam
AS, milenial dikategorikan sebagai mereka yang contoh ini, rasionalitas milenial Indonesia dapat
terlahir antara tahun 1981 hingga 1996, yakni dikatakan masih berelasi kuat dengan pemikiran-
mereka yang merupakan generasi pertama di pemikiran tradisional. Persamaan identitas sosial
tahun milenium (2000-an). Mereka memiliki di atas faktor keunggulan kompetensi. Atau
budaya dan tren tersendiri yang lahir dari pola dengan kata lain, dengan kekhasan berpikir yang
pikir dan proses pengambilan keputusan yang cenderung progresif dan dinamis, preferensi politik
lebih bebas dan dinamis. Bertumbuh dalam milenial masih sangat berpotensi untuk lahir dari
masa globalisasi memungkinkan adanya interaksi pertimbangan emosional belaka.
ide yang lebih tak terbatas, membuat milenial Mari kita lihat diri kita sebagai aktor yang
memiliki banyak opsi untuk menentukan posisi menentukan kondisi bangsa lima hingga ratusan
baik dengan pertimbangan emosional atau tahun ke depan. Apabila kita adalah bagian
rasional dalam berbagai macam arti. Milenial juga dari milenial, sudah waktunya kita sadar bahwa
berpotensi besar membawa pencerahan dengan stabilitas kebangsaan dan era keterbukaan
kualitas pendidikan yang lebih baik dari situasi yang membesarkan kita seharusnya dapat
dimana pendahulunya hidup, dipergunakan secara cerdas dan bijaksana. Bukan
Di pasaran, muncul berbagai kekhasan berarti mengeliminasi emosi, karena bagaimana
milenial yang dengan mudah dapat ditangkap. pun hati kita adalah kompas dalam rangkaian
Mulai dari makanan favorit, pilihan karier, hingga menentukan pilihan dan jalan. Namun jelas bukan
(mungkin) preferensi politik. Dalam catatan berarti tidak memakai logika rasional yang adil
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dan ksatria. Lalu apabila kita adalah orang tua
(BKKBN) tahun 2017, populasi penduduk dari para milenial, pastikan mereka cukup asupan
Indonesia yang tergolong milenial mencapai suri tauladan! Karena Indonesia benar-benar
psentase yang cukup besar, yakni 34,45% dari dapat mencapai kejayaan paripurna di 2030 nanti
total sekitar 262 juta jiwa menurut Badan Pusat melalui kontribusi tangan-tangan milenial.
Statistik (BPS). Selain produktivitas ekonomi, tidak
Menyapa Perbedaan,
P
erbedaan tidaklah dapat dihindari di tengah kehidupan
bermasyarakat yang majemuk, namun perbedaan
tersebut bukanlah penghalang dalam menjalin
persahabatan. Seperti yang terlihat dalam kunjungan para
Menjadi Ikon Toleransi
Imam Diosesan Se-Regio Jawa yang bertandang ke Pondok
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ma’had Nurul Fata yaitu
Pesantren Ma’had Nurul Fata untuk bersilahturahmi pada hari
Habib Hasan bin Abdul Qodir Al Attas pada sambutannya
Kamis (20/9/2018) lalu.
mengatakan bahwa Ia beserta jajarannya sering menerima
Dalam pertemuan tersebut sangat terasa suasana
kunjungan dari berbagai tokoh lintas agama, pun sebaliknya
keakraban, para pemuka agama lintas iman tersebut duduk
mereka juga kerap kali melakukan kunjungan-kunjungan
sejajar tanpa adanya sekat dan saling merangkul tanpa
untuk melakukan dialog dengan tokoh-tokoh lintas agama.
melihat adanya perbedaan. Pun para pemuka agama tersebut
Habib Hasan juga mengatakan bahwa Pesantren Ma’had
saling bergantian melontarkan pujian.
Nurul Fata mendoktrin para siswa/santrinya dengan adab.
Mgr Paskalis Bruno Syukur yang pada saat itu turut hadir
Para siswa/santrinya juga diajak untuk mengenal tata cara
mengatakan bahwa tujuan dirinya dan para Imam Diosesan
bersilaturahmi dengan umat beragama lain.
hadir ke Pondok Pesantren Ma’had Nurul Fata, yakni agar
Diakhir sambutannya, Habib Hasan mengatakan bahwa
ia dan para imam semakin yakin bahwa selama ini Gereja
para Imam Diosesan se-Regio Jawa yang hadir saat itu
Katolik tidak berjalan sendiri dalam mewujudkan kerukunan
adalah tamu kehormatan. Kunjungan para Pastor Katolik
antarumat beragama.
ke pesantren dapat menjadi sebuah ikon toleransi yang
Mgr Paskalis percaya bahwa Allah yang Mahabaik juga
nantinya diharapkan dapat ditularkan ke berbagai pihak demi
berkarya di dalam diri orang yang memberikan kebaikan-
mewujudkan kehidupan berbangsa yang beradab dan saling
kebaikan pada orang-orang sekitarnya. Ia percaya bahwa
menghormati satu sama lain meskipun memiliki iman yang
Allah juga berkarya di pesantren tersebut.
berbeda. (Maria Dwi Anggraeni/Mekar)
Sang “Visioner”
yang Sederhana
Oleh: RD Yohanes Suparta*)
T
erharu atau entah kata apa yang orang saudara Fransiskan yang sudah
tepat untuk mengungkapkan lanjut usia diberikan hak menggunakan
rasa itu ketika pandangan mata beberapa ruangan sebagai tempat
menemukan sebuah palang salib putih berkomunitas.
bertuliskan “1907 P. PATERNUS GEISE
1995” di antara palang salib yang lain. Menjadi besar karena iman
Menjadi pengalaman indah bagi saya Ada hal yang menarik ketika kami
bisa napak tilas ke makam Uskup Bogor berbincang-bincang dengan para
yang pertama ini, yang juga merupakan saudara Fransiskan di komunitas Weert
penggagas dan pendiri Universitas tersebut. Mereka sangat ramah dan
Katolik Parahyangan di Bandung, yang merasa sangat senang menerima
selama ini hanya saya dengar dan baca kehadiran kami. Hanya saja, mereka
informasinya. Saya datang ke tempat juga merasa “heran” mengapa kami
tersebut bersama dengan seorang jauh-jauh datang dan katanya “hanya”
rekan imam dari Jakarta, RD Antonius untuk mengunjungi makam seorang
RD Yohanes Suparta di makam Mgr Geise. (Foto: Dok. Pribadi)
Baur, yang juga sedang melaksanakan “Geise”. Saya mencoba memberikan
tugas belajar di Roma dan tinggal di gambaran begitu berartinya kehadiran dengan sukacita melakukan setiap
satu collegio dengan saya. Mgr Geise bagi sejarah kehadiran pekerjaan baik yang dipercayakan
Gereja di tatar Sunda. Di antara oleh Allah”. Saya percaya bahwa Mgr
mereka, hanya ada satu orang yang Geise telah hidup bersama dengan
sempat mengenal dan bertemu kalangan para kudus di Surga dan
dengan Mgr Geise sebelum meninggal. menjadi pendoa bagi Gereja Allah,
Saya kemudian langsung teringat khususnya di Keuskupan Bogor tempat
dalam hati pengalaman Yesus yang ia membaktikan hidupnya. Lamunan
“diragukan” di tempat asalnya karena dan doa tersebut menyertai saya dalam
orang-orang sungguh mengetahui menikmati indahnya alam sepanjang
asal-usulnya, dan “menuntut” hal perjalanan kami ke Den Haag.
yang lebih supaya mereka sungguh Mgr Geise sudah dan selalu menjadi
melihat “kehebatan” Yesus. Saya bagian hidup dan sejarah kita, terutama
tidak bermaksud mengatakan bahwa Gereja di Keuskupan Bogor. Semoga
mereka “meragukan” besarnya sosok semangatnya dalam menghadirkan
Mgr Geise, tetapi karena memang Gereja, menghadirkan cinta kasih dan
mereka tidak mengetahui siapa orang perdamaian serta menghadirkan Allah
yang terbaring bersama sekian banyak sendiri terus bergema dalam upaya
saudara Fransiskan yang lain di tempat pengabdian Gereja di tatar Sunda.
RD Yohanes Suparta (paling kiri) dan RD Antonius
Baur (paling kanan) bersama dengan para saudara itu. Ia kini memang sudah terbaring di
Fransiskan di kota Weert, Belanda. (Foto: Dok. Pribadi) Dari perbincangan itu pun tempat yang jauh, yang sepi, dan di
kemudian terlintas dalam hati tempat yang “seolah” tidak ada yang
Makam Mgr Geise ada di sebuah saya, Mgr Geise menjadi “orang mengenalnya. Akan tetapi, kita percaya
area yang tenang dan asri. Tempat besar” bukan karena ia “diterima”, bahwa cinta dan semangatnya tetap
ini dulunya merupakan Gereja Induk “dianggap”, “ditempatkan”, dan membara dalam kehidupan menggereja
di Kota Weert, Propinsi Limburg, di “dipuja” karena kehebatan dan di Keuskupan kita yang tercinta
bagian selatan Belanda. Dan pada karya-karyanya. Ia menjadi “besar” ini. Sebagaimana Allah senantiasa
abad ke-13 didirikan sebuah biara karena sungguh mengimani Allah dan mencintai kita, kita juga yakin ia telah
Fransiskan oleh seorang bangsawan, mewujudkan iman itu dalam kesiapan dan selalu mencintai kita di Keuskupan
yang masuk ke dalam persaudaraan dan kesediaannya memberikan diri, Bogor.
Fransiskan, demikian dikatakan Pater melakukan seluruh pekerjaan Allah Mgr. Geise, berbahagialah dalam
Gerard, yang tinggal bersama tiga sebagai pekerjaan yang dipercayakan keabadian dan doakan kami.
saudara Fransiskan lain dan menerima kepadanya, untuk menghadirkan Allah
kami di tempat tersebut. Makam itu itu di tatar Sunda, tanpa mempunyai Roma, 30 September 2018
terletak di bagian belakang biara, yang “intensi” untuk menjadi “orang besar”.
sekarang sebagian besar bangunannya Kemudian dalam hati saya juga *) Penulis adalah imam Keuskupan
sudah digunakan sebagai tempat untuk berkata, “Mgr Geise, doakanlah kami Bogor yang sedang menjalani studi di
memberikan perhatian bagi para lanjut kepada Allah agar kami, terutama Roma.
usia. Pater Gerard bersama dengan tiga saya, dapat dengan sepenuh hati dan
Mengenal Indahnya
Taman Doa Ngrawoh Sragen
Foto: Aryodito/OMK Paroki Sragen
S
ragen adalah salah satu kota kabupaten yang Wisata Rohani dan Kuliner
terletak di timur provinsi Jawa Tengah, yang Rindangnya pohon yang tumbuh di sekeliling
memiliki banyak hasil pertanian, kuliner dan Taman Doa Ngrawoh ini merupakan tempat yang
obyek wisata. Kota Sragen tidak hanya memiliki nyaman untuk berdoa. Setelah selesai berkunjung
obyek wisata edukasi tentang manusia purba ke Taman Doa, pengunjung bisa mampir di
sangiran, tetapi juga memilki wisata rohani untuk warung Pecel Gablok yang berada di sekitar
umat Katolik yaitu Taman Doa Santa Perawan Taman Doa. Di sekitar taman doa, ada hotel
Maria Di Fatima, Ngrawoh, Sragen. Letak lokasi atau tempat untuk wisatawan bermalam dan
Taman doa yang hanya berjarak 10 km dari menikmati kuliner sambel tumpang. Pengunjung
kota Sragen, sangat mudah dilalui baik dengan juga dapat merayakan misa mingguan berbahasa
kendaraan pribadi maupun untuk rombongan jawa di Paroki Santa Maria Di Fatima, Sragen.
yang ingin menggunakan bus berkapasitas 50 Jangan lupa juga untuk berburu souvenir menarik
orang. dari Taman Doa Ngrawoh dan batik Sragen
Taman Doa ini berlandaskan pada pelindung untuk keluarga, sanak saudara dan rekan anda.
Gereja Paroki Sragen yakni Santa Perawan Partisipasi anda tentunya juga membantu UKM
Maria Di Fatima. Taman Doa ini mengajarkan Sragen Asri. Berkah Dalem. (Aryodito/OMK Paroki
tiga bentuk kehidupan, yaitu: 1) Gereja Yang Santa Maria Di Fatima Sragen)
Berjuang, 2) Gereja Yang Berziarah, dan 3) Gereja
Yang Mulia.
Iklan CryoGas1/2
S
urga dapat diciptakan dalam keluarga. Hal inilah yang
menjadi materi utama dalam seminar sehari bertajuk
“Keluargaku Surgaku” yang diselenggarakan oleh
Pria Sejati Katolik (Priskat) Keuskupan Bogor pada Sabtu
(13/10/18).Dalam seminar ini, Provinsial Ordo Karmel
Indonesia, RP Ignasius Budiman O. Carm. yang akrab
disapa sebagai Romo Budi, menyuguhkan makna keluarga
berdasarkan kajian Kitab Suci dan dokumen-dokumen
utama Gereja, terutama belas kasih dan pengampunan,”
Gereja. Menurutnya, kemampuan suami istri untuk menjaga
ujarnya.
ketulusan dan sikap saling percaya adalah hal yang
“Kekuatan seseorang untuk membangun ‘keluargaku,
diharapkan untuk dipelihara dalam perkawinan.
surgaku’ terletak pada Injil. Sebab Yesus adalah Jalan,
Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur pun turut
Kebenaran, dan Hidup sejati,” lanjut Mgr Paskalis. Ia
membagikan pemikirannya di sesi kedua. Kepada sekitar
mengajak seluruh keluarga melaksanakan apa yang menjadi
300 peserta seminar, Mgr Paskalis mengisahkan sejarah
ciri khas umat Katolik, sebab surga dapat diwujudkan
pembentukan Priskat Keuskupan Bogor yang berawal dari
dengan menempatkan Ekaristi sebagai pusat hidup keluarga.
pertobatan para anggota perdana. Oleh karena itu, ia
Seminar yang diadakan di Aula Magnificat Gedung Pusat
pun menghendaki agar seluruh anggota Priskat menakar
Pastoral Keuskupan Bogor ini merupakan perayaan syukur
relevansi pertobatan mereka sebagai titik tolak dalam
atas 5 tahun pelayanan Priskat di Keuskupan Bogor. Dalam
mengembangkan keluarga.
5 tahun karyanya, kelompok kategorial yang dinaungi oleh
Mgr Paskalis juga membahas bagaimana sosok ayah
Komisi Keluarga Keuskupan Bogor ini telah berkembang
sebagai imam, nabi, dan raja, berperan penting dalam
menjadi komunitas yang tidak hanya melayani awam, namun
membangun keluarga yang berakar pada Kristus. “Sebagai
juga imam dan bruder melalui camp tahunan. (Mentari/
Gereja kecil, keluarga pun perlu mewujudkan kualitas-kualitas
Komsos Keuskupan Bogor)
S
ebagai sebuah lembaga pendidikan Katolik milik
Keuskupan Bogor, Yayasan Mardi Yuana yang secara
de facto didirikan pada 1 Agustus 1947 oleh Mgr Prof.
DR.N.J.C Geise, OFM dan menjadi badan hukum pada 26
Agustus 1949 berkonsentrasi dalam pelayanan pendidikan
formal anak-anak sekolah tanpa memandang status agama,
ekonomi dan suku. Sekolah Mardi Yuana hadir, baik di kota
besar maupun pelosok wilayah Keuskupan Bogor, mewarnai
wajah pelayanan pastoral Keuskupan Bogor yang bersanding
dengan sekolah-sekolah lainnya. RD FX Suyana yang sudah
berkarya selama 14 tahun di Yayasan Mardi Yuana (7 tahun
sebagai Kepala Yayasan) kini digantikan oleh RD Ignatius
Irwan Sinurat yang sebelumnya menjabat sebagai kepala
Yayasan Mardi Yuana perwakilan Bogor. Serah terima
jabatan dilangsungkan di Yayasan Mardi Yuana di Sukabumi sebuah sekolah yang melahirkan banyak orang hebat di
dengan dihadiri oleh Mgr Paskalis dan pejabat pemerintahan Sukabumi. Sebagai kepala yayasan yang baru, RD Irwan
setempat, di antaranya adalah walikota Sukabumi H. Sinurat menyampaikan pesan dan harapannya agar semua
Achmad Fahmi, S.Ag, M.M. Dalam sambutannya, walikota pihak saling bekerja sama mewujudkan cita-cita yayasan.
menyampaikan bahwa Mardi Yuana telah hadir sebagai (RD David Lerebulan)
Iklan 1/2
Yulitta Folianti
Iklan:
Miyuki Sport (1
hlm)
Iklan 1/2
Serikat Putri
Karmel
Iklan 1
VIP Watch Part
2
RD David Lerebulan bersama para anggota POLRI selepas Misa Perayaan HUT TNI.
(Foto: RD David Lerebulan)
Perwakilan PSE Keuskupan Bogor dalam acara Temu PSE Regio Jawa. Pembukaan Bulan Maria di Kuasi Bunda Maria Ratu Sukatani.
(Foto: PSE Keuskupan Bogor) (Foto: Komsos Keuskupan Bogor)
Konsolidasi Komisi Kerasulan Awam. di Wisma Samadi Klender. RP Ignasius Budiman O.Carm, Mgr Paskalis Bruno Syukur, dan RD Ridwan Amo dalam
(Foto: Komisi Kerawam Keuskupan Bogor) acara Perayaan Syukur 5 Tahun Priskat Keuskupan Bogor. (Foto: Komsos Keuskupan Bogor)
Iklan Baby
Wish 1/2
Iklan 1/2
Wilayah Bogor
Utara