Anda di halaman 1dari 64

Iklan

Michelle

2 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Susunan Redaksi
S a l a m R e da k s i
Pelindung
Mgr Paskalis Bruno Syukur

Penanggung Jawab
RD David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos Keuskupan
Bogor)
Imam Milenial
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi warnai Gereja Universal
RD Jeremias Uskono

Redaktur

I
Aurelia Rani mam dan Gereja tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling
Maria Dwi Anggraeni mempengaruhi dalam interaksi yang sangat dinamis seiring
dengan perkembangan dan tantangan zaman. Wajah
Kontributor Gereja universal yang tetap berpegang pada aturan, warisan
Paroki-Paroki dan tradisi suci dihiasi dengan sebuah generasi imam yang
kekinian. Imam milenial menjadi sebuah sebutan bagi imam-
Desain dan Tata Letak imam yang dilahirkan (ditahbiskan) sebagai seorang imam
Mentari Puteri Muliawan pada era keramaian teknologi.
Hari Sisworo Imam-imam milenial mewarnai wajah gereja universal
saat ini. Melek tekhnologi, mudah beradaptasi, terbuka pada
Pemasaran & Penjualan berbagai arus teknologi dan informasi, dan kepiawaian dalam
Komisi Komsos Keuskupan Bogor menggunakan media sosial menjadi beberapa ciri imam
milenial. Terkadang secara inderawi, umat awam pun hampir
Keuangan tak menyadari bila mereka adalah imam bila tidak sedang
Isabella Jany berjubah atau berkolar.
Persoalan yang dihadapi imam milenial salah satunya
Sirkulasi & Distribusi adalah bagaimana mereka menghidupi kaul-kaul dalam
Komsos se-Keuskupan Bogor dunia yang semakin sekular. Kesucian, ketaatan dan
Sekretaris Paroki se-Keuskupan Bogor kemiskinan yang menjadi keutamaan hidup seorang imam
bergelut dengan gelombang godaan duniawi yang semakin
Alamat Redaksi & Usaha memesona.
Gedung Pusat Pastoral Mekar edisi penghujung tahun 2018 ini mengangkat
Keuskupan Bogor geliat imam-imam milenial dalam memupuk dan menghidupi
Jl. Kapten Muslihat No. 22 Bogor keutamaan seorang abdi Tuhan. Secara istimewa edisi
16122 November-Desember ini hadir sebagai edisi khusus atas
Telp: (0251) 8313997 rahmat tahbisan presbiterat bagi enam imam pada 1
Fax: (0251) 8359102 November 2018. Proses dan perjuangan para imam milenial
e-mail: mekarkeuskupanbogor@gmail. selalu membutuhkan dukungan serta teladan para imam
com lainnya serta dukungan dan doa dari umat Allah. Mereka
adalah imam Allah yang jangan sampai kalah dengan
Rekening Bank Mandiri berbagai ilah.
No. Rek: 133.00.47.888888
Atas Nama: David Lerebulan

Percetakan
PT Grafika Mardi Yuana 2018 © MAJALAH MEKAR
MAJALAH MEKAR menerima tulisan, artikel, reportase, foto, dan karikatur dari
Jl. Siliwangi No. 50 Bogor 16131
umat. Syarat tidak mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)
dan bermanfaat bagi umat (menambah pengetahuan wawasan, menginspirasi
iman, keterampilan memecahkan masalah, menggugah emosi, menghibur,
menyentuh kepekaan etis dan estetis, dan lain-lain). Redaksi menunggu kiriman
Anda via e-mail mekarkeuskupanbogor@gmail.com.
Isi di luar tanggung jawab percetakan.
DAFTAR ISI
5 Gembala Menyapa Nasional
6 Surat Yesus 41 Pemilih Milenial:
Rasional atau Emosional?
Laporan Khusus
23 Reverendus Dominus / 42 Lintas Iman
Reverendus Pater
27 UNIO Harus Semakin Jejak Iman
Communio 44 Makam Mgr Geise:
Sang “Visioner”
Renungan yang Sederhana
29 [Adakah] Imam Milenial?
Destinasi
Geliat Paroki 47 Mengenal Taman Doa
33 Suara Tanah Misi: Ngrawoh Sragen
Keuskupan Tanjung Selor
48 Ragam
34 Liturgi 59 Lensa Mekar

Kesehatan Desain Sampul


Hari Sisworo
38 Interaksi Keluarga Milenial:
Ketika Gawai Menjadi Sakral Foto
Aurelia Rani

FOKUS
9 Menjadi Pastor: 12 Mgr Ch Tri Harsono:
Menjalankan Tritugas Yesus Jadilah Imam Milenial
10 Imam Diosesan yang Sederhana!
Garda Terdepan Keuskupan

14
16 20

18

2 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


GEMBALA MENYAPA

4 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


GEMBALA MENYAPA

Imam-imam Milenial
Adalah Imam Berbelas Kasih

Mgr Paskalis Bruno Syukur

Umat Keuskupan Bogor terkasih!

P
enahbisan keempat imam baru ini mengingatkan kita, khususnya para imam: “Marilah
menggenapkan jumlah imam diosesan Bogor kita temukan kembali karya-karya belas kasih
mencapai angka 70 orang. Kita bersyukur ragawi, yakni memberi makan yang lapar, memberi
kepada Tuhan yang menurut dokumen Pastores minum yang haus, memberi pakaian yang telanjang,
Dabo Vobis, imam-imam itu diangkat oleh Allah menerima orang asing, menyembuhkan yang sakit,
untuk menjadi gembala umatNya. Imam-imam ini mengunjungi yang dipenjara dan mengubur yang
boleh disebut imam-imam milenial. Bagaimanapun meninggal. Dan janganlah kita melupakan karya-
juga, para imam milenial tetaplah para imam yang karya belas kasih rohani, yakni memberi nasihat
hidupnya berpusatkan pada Yesus Kristus. Dialah kepada yang ragu-ragu, mengajar yang tidak tahu,
yang menjadi rasion d’etre-nya sebagai imam, dalam menasihati para pendosa, menghibur yang sedih,
konteks apapun dan dalam situasi zaman manapun. mengampuni yang bersalah, menanggung dengan
Imam-imam yang ditahbiskan di keuskupan sabar mereka yang menyusahkan kita dan berdoa
kita ini memasuki dunia masa kini yang ditandai bagi orang yang hidup dan yang meninggal”.
oleh perkembangan dunia informasi yang begitu Keuskupan Bogor dan Gereja universal
masif dan cepat. Setiap orang (umat) besar kecil, membutuhkan imam-imam milenial yang bersukacita
tua muda, anak-anak kecil dan remaja sudah melakukan karya-karya belas kasih ragawi. Imam itu
melek teknologi. Suguhan yang disiapkannya memiliki hati yang berbela rasa dengan orang-orang
sendiri atau disuguhkan oleh orang lain hampir miskin, menderita. Imam itu juga menjalankan
tidak lepas semenitpun dari segala hal yang tugasnya sebagai nabi, imam dan raja dengan
berkaitan dengan media-sosial. Di dunia medsos melakukan karya-karya belas kasih rohani. Sebab
itu berseliweranlah berita-berita yang menggigit, hal-hal itulah yang dilakukan oleh Yesus, Gembala
menggugat, menggusarkan, mengesankan dan Agung yang diikuti oleh para imam tertahbis ini.
menggiring emosi seseorang. Tidak disangkal dalam Imam milenial bukanlah imam yang gagap
dunia seperti ini, bisa muncul kelompok-kelompok teknologi, tetapi ia berkualitas dalam melakukan
hobi, kelompok minat, kelompok kepentingan dan discernment. Lebih dari semua itu, ia adalah imam
lain-lain yang terbentuk dalam grup-grup WhatsApp. yang kreatif, inovatif dalam melakukan karya-karya
Dalam dunia seperti itu, seorang imam milenial belas kasih ragawi dan karya-karya belas kasih
mesti tetap berpaling pada Yesus Kristus. Dialah rohani. Untuk itu seorang imam perlu menghidupi
Jalan, Kebenaran dan Hidup. Imam-imam mesti dimensi cinta kasih tulus, pengorbanan diri serta
masuk lebih dalam ke inti injil, di mana orang hidup ugahari atau bermati raga, serta kerendahan
menemukan pengalaman istimewa akan kerahiman hati yang lapang. Imamat bukanlah suatu status
Allah. Yesus memperkenalkan kita akan karya-karya jabatan, tetapi merupakan panggilan untuk
belas kasih dalam khotbah-khotbah-Nya sedemikian melayani. Semoga para imam baru ini dan kita
rupa, sehingga kita dapat mengetahui apakah semua para imam tetap mengahayati panggilan
kita hidup sebagai murid-Nya atau tidak. Paus kita untuk menjadi wajah belas kasih Allah kepada
Fransiskus dalam dokumen Misericordiae Vultus manusia pada masa kini.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 5


SURAT YESUS

Surat kepada Bunda Maria


setelah Kunjungan Bersama Saudara-saudaraNya

Lukisan “Christ and His Disciples at The Sea of Galilee” karya Carl Oesterley. (Sumber: fineartamerica.com)

Bunda Maria dan saudara-saudaraNya datang mengunjungi Yesus ketika Yesus sedang melakukan karya pelayanan,
mengajar, menyembuhkan banyak orang dan mengusir setan-setan dari orang-orang yang kerasukan.

Penginjil Mateus Menuturkan sebagai berikut:

“Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak


itu, ibuNya dan saudara-saudaraNya berdiri di luar
dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata
kepadaNya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudaraMu
ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi
jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita
itu kepadaNya: “Siapakah ibuKu? Dan siapa saudara-
saudaraKu?”. Lalu kataNya, sambil menunjuk ke arah
Lukisan “Christ and The Pharisees” karya Ernst Zimmerman. (Sumber: truthbook,com)
murid-muridNya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudaraKu.
Sebab siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu
di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu Apakah sesudah peristiwa itu Yesus pergi menemui ibuNya
Perempuan, dialah ibuKu” dan saudara-saudaraNya? Injil tidak mengisahkan hal itu.
Namun kiranya bisa dipastikan sebagai anak yang baik, Dia
(Matius12:46-50) mengunjungi mereka.

6 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


SURAT YESUS

Ibu-Ku terkasih,

Salam damai,

Aku mohon maaf karena Aku tidak sempat menjumpai engkau dan saudara-saudaraku dengan segera ketika kalian
singgah sebentar untuk bertemu dengan-Ku. Ibu, hari itu Aku sangat sibuk. Saat itu Aku sedang bertukar pikiran tentang
hari Sabat dengan orang-orang Farisi. Kemudian Aku melakukan beberapa mukjizat dan mengusir roh-roh jahat, yang
membuat orang-orang Farisi menuduh Aku dan Beelzebul (kepala setan) bekerja bersama. Ibu, betapa kejam cara pandang
dan tuduhan mereka itu. Selain itu, mereka juga menuntut suatu tanda. Betapa keras kepala mereka, Ibu. Setelah Aku
melakukan banyak mukjizat, mereka masih menuntut suatu tanda. Tetapi Aku menegaskan bahwa satu-satunya tanda
yang Kuberikan ialah tanda nabi Yunus, di mana Aku membandingkan ketidaksediaan mereka untuk melihat dan percaya
dengan orang-orang Niniwe. Jika orang-orang Niniwe percaya pada pewartaan Yunus, sebaliknya orang-orang Farisi
tetap keras kepala dan mempersoalkan ajaran dan tindakan-Ku.
Ketika salah seorang murid-Ku, Mateus mengatakan bahwa engkau ada di sana dengan beberapa saudara-saudara-
Ku, Aku mengatakan kepadanya bahwa ibu dan saudara-saudara-Ku ialah semua orang yang melakukan kehendak Bapa
surgawi. Ibu, perkataan-Ku itu tidak bermaksud mengurangi pengakuan-Ku akan dirimu, sebab engkau sendiri sungguh-
sungguh telah melakukan kehendak Bapa surgawi dalam seluruh hidupmu. Hanya, sengaja Aku ungkapkan saat itu bagi
para murid-Ku dan semua orang yang hadir di sana, agar mereka tahu bahwa semua orang bisa menjadi satu keluarga
dalam arti semua melakukan kehendak Bapa surgawi.
Aku menegaskan hal itu kepada mereka sebagai suatu panggilan untuk bergabung dalam satu keluarga besar selaras
dengan kehendak Bapa di surga. Bahwa kita dapat berjumpa dan bercerita satu sama lain merupakan sesuatu yang
menyenangkan. Mungkin Ibu cemas tentang Aku karena telah mendengar pernyataan-pernyataan-Ku menggemparkan
para penguasa kenisah. Ibu, jangan cemas. Aku berada dalam tangan Allah Bapa-Ku, yang tidak pernah meninggalkan
Aku.
Aku bergembira saat engkau mengunjungi Aku sebab tidak banyak orang sakit yang diantar kepadaKu seperti
hari-hari sebelumnya. Aku selalu berbahagia berjumpa denganmu, Ibu. Aku juga berbangga dengan saudara-saudara-Ku di
Nazareth karena mereka ikut menjaga dan memperhatikan keperluan-keperluanmu. Jagalah kesehatanmu, Ibu. Sampaikan
terimakasih-Ku kepada saudara-saudara-Ku yang menemani Ibu selalu. Semoga kasih Tuhan senantiasa menjadi tuntunan
kita.

Salam kasih anakmu

Yesus
P.S. Murid-murid-Ku selalu senang bila berjumpa dengan Ibu. Mereka menyampaikan kepada-Ku untuk berterima
kasih kepada Ibu yang telah mengirimkan roti bakar. Mereka juga berharap untuk mendapat selendang yang telah Ibu
janjikan, berhubung angin sore di tepi danau tempat Aku biasa mengajar mereka terasa semakin dingin.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 7


FOKUS

8 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXV September–Oktober 2018


Imam Milenial FOKUS

Menjadi Pastor:
Menjalankan Tritugas Yesus
Oleh: RD Jeremias Uskono

B
anyak orang yang mengira bahwa ketika seseorang menerima

Salam
tahbisan presbyterat maka ia hanya menjadi imam yang tugasnya
hanya merayakan Ekaristi saja. Padahal seharusnya menjadi Imam
itu berarti mengambil bagian dalam Trimunera Christi (tiga tugas Kristus)

Panitia
yakni sebagai imam, nabi dan raja.
Ketika dibaptis kita mengambil bagian dalam kenabian, imam dan
kerajawian Kristus sebagai partisipan. Namun ketika seseorang menerima
sakramen tahbisan presbyterat, maka ia mengambil bagian sebagai
imam, nabi dan raja secara ministerial, artinya sebagai penentu atau JD Endira Artanto
Ketua Panitia
pengambil keputusan yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar
Tahbisan Presbyterat
daripada awam. Maka, para imam ditahbiskan bukan hanya menjadi
imam melainkan pastor, dalam hal ini, sebagai nabi, imam dan raja.
Sakramen Tahbisan mengubah seseorang ke status dan bentuk hidup Puji Syukur kepada
yang berbeda. Para pastor ditahbiskan untuk diberikan atau dihadiahkan Tuhan atas Berkat dan
demi kepentingan umat beriman. Tujuannya adalah supaya umat tidak Kemurahannya, melalui
takut, melainkan merasa aman beriman Katolik; tidak terkejut, melainkan Tahbisan Presbyterat
tetap tenang; dan tidak hilang seorangpun, artinya tidak ada seorangpun tanggal 1 November 2018
yang meninggalkan Gereja Katolik. di Gereja Katedral Bogor oleh
Sebagai imam, pastor memiliki fakultas untuk melakukan 4 cara Mgr Paskalis Bruno Syukur, Keuskupan
pengudusan yakni liturgi, doa-doa, perbuatan tobat dan amal kasih. Sufragan Bogor dikaruniai 6 imam
Pengudusan melalui liturgi adalah Perayaan Ekaristi dan perayaan baru. Proficiat buat para Imam Milenial;
sakramen-sakramen lainnya. Perayaan Ekaristi mesti juga dilengkapi Dionnnysius YM, Agustinus WP, Paulus
dengan hidup doa, perbuatan tobat dan amal kasih yang dilakukan oleh Pera AS, Andreas Arie S, Epiphanius Maria
pastor. dan Hubertus Maria. Selamat berkarya dan
Selamat menggembalakan umat di tataran
Menghidupkan iman tanah pasundan ini dengan penuh semangat
Imam sebagai nabi berarti bahwa pastor memiliki mandatum untuk dan sukacita. Tuhan Yesus senantiasa
memberikan Katekese dan homili atau khotbah. Pastor yang memberikan memberkati setiap langkah dan karya para
katekese ialah pastor yang menyampaikan pengetahuan dan Pastor. Amin.
pengalaman hidup. Pengetahuan yakni ajaran iman, sosial dan moral,
sedangkan pengalaman hidup yang disampaikan adalah pengalaman
hidup santo-santa, orang lain dan diri sendiri. Pengalaman hidup yang
disampaikan ini adalah bagaimana Tuhan berkarya dalam diri seseorang.
RD Paulus Piter
Maka, pastor yang berkhotbah dan berkatekese ini hendaknya Seksi Acara
membawa iman umat beriman menjadi hidup, eksplisit dan operatif. Tahbisan Presbyterat
Iman yang hidup artinya iman yang menggerakkan orang untuk
berbuat baik. Iman yang eksplisit berarti iman yang jelas terlihat, nyata Peristiwa tahbisan
terlepas dari dongeng atau takhayul, tegas, tidak membingungkan Presbyterat tahun ini
dan harus meyakinkan. Iman yang operatif artinya bahwa iman itu dilaksanakan di paroki
mengerjakan sesuatu, mempunyai pengaruh kekuatan untuk membentuk BMV Katedral Bogor.
diri, berpengaruh dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan Dalam persiapannya, panitia
serta berpengaruh pada cara berpikir, bertindak dan berkata-kata. khususnya seksi acara bekerja sama dengan banyak
Imam sebagai raja berkaitan dengan pemerintahan dan hierarki. pihak termasuk Mekar. Sebagai seksi acara, saya
Hal ini didasarkan bahwa Tuhan ingin menyelamatkan umatnya tidak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
dengan sendiri-sendiri, melainkan sebagai orang yang saling berkaitan. yang telah terlibat dan turut berpartisipasi dari
Pemerintahan dan hierarki menunjukkan adanya kehidupan bersama. persiapan hingga terlaksananya acara tahbisan ini
Hidup bersama ditandai dengan milik bersama. Di dalam hidup bersama dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selamat
yang dicirikan dengan milik bersama, ada aturan dan pemimpin yang kepada ke-6 imam baru (4 dari Diosesan Bogor dan
mengaturnya (bdk kanon 204 paragraf 2). Maka, seorang pastor 2 dari CSE), semoga menjadi imam yang siap pakai
hendaknya bisa memimpin pemerintahan gerejawi yang dipercayakan untuk berkarya di manapun.
kepadanya.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 9


FOKUS

Imam Diosesan
Garda Terdepan Keuskupan

Imam diosesan adalah imam yang kehadirannya dekat dan terlibat dengan umat. Tugas
utama seorang imam diosesan adalah membantu Uskup dalam mengelola keuskupan. Dengan
demikian, perkembangan keuskupan menjadi sebuah wajah perkembangan imam diosesannya.

D
alam Gereja Katolik ada dua ini administrasi secara sederhana Gereja. Imam-imam religius hadir
macam imam: imam diosesan diartikan sebagai proses dan kerja untuk mempromosikan sebuah bentuk
dan imam religius. Imam bersama dalam perencanaan, penghayatan hidup (spiritualitas)
diosesan atau yang (dulu dan bahkan pengendalian dan pengorganisasian. tertentu dalam karya tertentu.
sampai saat ini) familiar di kalangan Diosesan dalam kaitan pengertian Karyanya lebih luas dari imam
umat awam disebut sebagai imam dengan gereja berarti sebuah diosesan karena bisa lintas keuskupan
praja merupakan imam-imam yang wilayah yurisdiksi milik uskup sebagai dan lintas negara. Beberapa ordo atau
tugas utamanya langsung berada pimpinan tertinggi dengan dibantu tarekat yang biasa kita kenali : OFM,
dibawah wewenang Uskup diosesan. oleh imam-imam diosesannya. Maka SJ, MSC, OSC, MSF, dan sebagainya.
Imam diosesan memegang kendali keutamaan imam diosesan adalah taat Imam religius memiliki pimpinan
yang kuat bersama dengan uskupnya pada uskupnya. tertinggi yang disebut sebagai
dalam menata dan mengembangkan Imam religius atau biarawan provincial.
keuskupan. Imam diosesan disebut adalah imam-imam anggota ordo atau
juga sebagai imam keuskupan; tarekat (lembaga religius). Lembaga RD dan RP
memiliki ikatan yuridis dan teologis religius ini dibentuk dalam Gereja Dua istilah yang digunakan dalam
dengan gereja lokal. atas dasar hukum (regula) tertentu penulisan imam diosesan dan imam
Diosesan berasal dari bahasa dengan menghidupi spiritualitas religius adalah RD dan RP. Imam
Yunani dioikesis (διοίκησις) yang pendirinya dan tentunya mendapatkan diosesan ditulis dengan RP di depan
artinya administrasi. Dalam hal pengakuan legalitas dari hirarki namanya. RD merupakan singkatan

10 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXV September–Oktober 2018


Imam Milenial FOKUS

dari Reverendus Dominus (Latin) ini terkait dengan tantangan dan


yang artinya Bapak atau Tuan yang kebutuhan imam dalam pastoral-
terhormat. Contoh: RD. Jeremias pastoral khusus. Ilmu manajemen
Uskono, RD Paulus Haruna. Dengan rumah sakit, manajemen pendidikan,
demikian Pr yang biasa disematkan pertahanan negara, sosial politik
dalam penulisan nama imam diosesan menjadi ilmu-ilmu baru yang ditekuni
sudah ditiadakan. oleh imam-imam diosesan Bogor selain
Sementara itu untuk penulisan ilmu-ilmu yang umum dalam wilayah
pada imam-imam biarawan digunakan gerejani (katekese, hukum gereja,
RP di depan nama imam tersebut. kitab suci, dan sebagainya).
Misalnya RP Anton Sahat Manurung Di samping itu, imam-imam
OFM. RP merupakan singkatan dari diosesan Bogor juga digiatkan dalam
Reverendus Pater, artinya Ayah yang karya misi. Beberapa imam muda
terhormat. RD dan RP itulah yang bermisi di luar Keuskupan Bogor
sekarang digunakan di depan nama : Agats, Tanjung Selor, Padang,
para imam, masing-masing untuk Banjarmasin. Imam misionaris
imam diosesan dan tarekat. domestik ini pun menjadi wajah
imam-imam diosesan Bogor.
Garda Terdepan Untuk menjaga dan meningkatkan
Salah satu yang menjadi ciri persaudaraan imam-imam diosesan,
khas, keutamaan dan kekuatan UNIO Bogor memiliki peran utama
Keuskupan Bogor adalah imam-imam dalam mewadahi dan menganimasi
diosesannya. Saat ini imam-imam komunio para imam Diosesan Bogor.
diosesan Keuskupan Bogor berjumlah Temu UNIO diselenggarakan empat
genap 70 orang (per 1 November kali dalam setahun. Pertemuan
2018). Imam-imam diosesan ini tersebut diisi dengan aneka kegiatan
mendominasi pengelolaan paroki- penyegaran yang sifatnya rekreatif
paroki di keuskupan, karya kategorial, dan edukatif.
komisi, dan dewan kuria keuskupan. Demikianlah imam-imam diosesan
Tanpa mengesampingkan kehadiran di Keuskupan Bogor memiliki dinamika
imam-imam religius, imam diosesan dan peran yang khas serta utama
bersinergi bersama dengan uskupnya dalam membangun Keuskupan Bogor.
untuk merencanakan, menata dan Diakui oleh Mgr Paskalis “Saya senang
mengembangkan keuskupan. di Keuskupan Bogor, imam-imam
Imam-imam biarawan hadir di diosesannya kompak dan sangat
tengah keuskupan memberikan warna membantu uskupnya. Mereka selalu
tersendiri. Beberapa tempat seperti siap dalam perutusan”, tandas Mgr
Paroki Maria Ratu Para Malaikat, Paskalis dalam pertemuan UNIO yang
Cipanas, Panti Asuhan Santo Yusuf diselenggarakan di Sentul seraya
Sindanglaya, Paroki Santo Paulus audiensi dengan Mgr Tri Harsono.
Depok dikelola oleh imam-imam Demikian pula Mgr Tri Harsono yang
Fransiskan; CSE di Lembah Karmel mengungkapkan perasaan bangganya
Cikanyere. Kehadiran imam biarawan kepada persaudaraan imam-imam
memiliki tempat dan perannya yang diosesan Bogor. “Baru aku mengerti
khas di Keuskupan Bogor. ku telah jatuh cinta kepadanya”,
Sebagai kekuatan utama ungkap Mgr Tri saat memberikan
keuskupan, imam-imam diosesan kesan pada Keuskupan Bogor pasca
di Keuskupan Bogor bukan hanya terpilihnya beliau sebagai Uskup
mengalami pertambahan kuantitas. Purwokerto. (RD David Lerebulan)
Beberapa imam disekolahkan untuk
mendapatkan ilmu-ilmu penunjang
pastoral. Kebijakan Uskup untuk
meningkatkan kualitas SDM imam

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 11


FOKUS

Jadilah Imam Milenial


yang Sederhana!

T
elah kita ketahui bersama, bahwa pastoral Keuskupan Bogor untuk meminta
Mgr Christophorus Tri Harsono beliau memberikan testimoni kepada
adalah Imam Keuskupan Bogor yang keempat imam baru Keuskupan Bogor
telah dipilih oleh Takhta Suci dan telah yang ditahbiskan pada 1 November 2018
ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan di Paroki BMV Katedral, Bogor. Berikut
Sufragan Purwokerto pada 16 Oktober adalah hasil wawancara redaksi majalah
2018. Pada 24 September 2018, tim Mekar dengan Mgr Tri.
redaksi menemui beliau di gedung pusat

“ Imam itu sederhana sekali, kalau


memang kita tidak harus memakai
barang yang mewah, kita tidak pakai.
Contohnya: jika memang tidak harus
pakai kendaraan, tidak harus memakai
motor, gunakanlah! Tidak taat pada
kemiskinan tidak bisa dinilai bahwa saya
memiliki barang ini dan itu, tetapi bahwa
hatimu adalah hartamu.
Mengenai keempat pastor yang baru
handphone, maka tanpa kendaraan atau saja ditahbiskan, mereka tidak diragukan
handphone, imam tetap bisa menjalani lagi kecerdasannya. Kalau mau mencari
pelayanannya. Jika tidak ada kendaraan pastor yang cerdas itu banyak sekali,
dan masih bisa menggunakan transportasi dimana-mana ada, tetapi kalau mau
umum, gunakanlah! Itulah kaul atau janji mencari pastor yang benar-benar memiliki
kemiskinan. Jadi, kemiskinan itu bukan sifat pastor, dalam arti, yang menjalankan
hanya sekedar ada banyaknya barang atau tiga kaul atau janji dengan sungguh-
tidak, bukan itu! Kemiskinan yang sungguh, itu jarang. Sungguh murni,
dimaksud adalah artinya tidak bergantung pada wanita
seadanya yang bisa sebagai partner hidup. Sungguh miskin
kita pakai untuk artinya sederhana, tidak usah mencari-cari
memperlancar kemewahan, tetapi menggunakan fasilitas
pelayanan kita. yang ada. Sungguh taat, artinya bahwa
Jika kita hanya kenyataan yang ada saat ini adalah bahwa
bisa mengendarai ketaatan itu mahal harganya.

12 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXV September–Oktober 2018


Imam Milenial FOKUS

Untuk Romo Dion Manopo, kecerdasannya tidak diragukan


lagi, namun untuk ke depannya, akan lebih baik jika ia bisa lebih
fleksibel. Saya berharap dia dapat menjadi pengganti saya karena
kelugasannya dan keterbukaannya dalam berdialog dengan
saudara-saudari kita yang beragama lain.

Untuk Romo Nanang memang sudah saya antar ke Akademi Militer


(Akmil). Kesibukannya seumur hidup adalah di bidang militer. Kita
membutuhkan pastor tentara yang memang berkecimpung langsung
di dunia militer. Romo Nanang nanti akan mewarnai dan menggarami
khususnya di TNI Angkatan darat. Ciri khasnya adalah ketegasannya,
namun sifat idealisnya perlu lebih diseimbangkan dengan fleksibilitas.

Untuk Romo Arie Susanto, ia adalah pribadi


yang baik dan mampu melayani di bidang apa saja.
Jika mau dikirim studi, dia lebih bisa studi pastoral,
memperdalam ilmu pastoral. Menurut saya, ia tidak
pernah buruk dalam melayani.

Untuk Romo Pera, semoga kesehatannya


bertambah baik. Meskipun kadang mengalami
kesulitan dalam mencapai target akademis, daya
juang Romo Pera untuk menjadi imam dan cita-
citanya sangat bagus. Ia memiliki niat dan semangat
melayani yang baik. Ia juga harus lebih tegas dan
bijaksana dalam mengambil keputusan.

Akhirnya, kepada kalian semua, jadilah Imam milenial yang tidak


takut untuk sederhana, karena semuanya akan terpenuhi bila kalian


selalu menjalani tiga kaul atau janji dengan sungguh-sungguh.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 13


OPINI

RD Agustinus Foto: Aurelia Rani/Mekar

Wimbodo Purnomo
“ Aku tahu kepada siapa aku percaya ”
(2 Tim 1:12)

“H
ati saya mantap dengan segala apa yang saya umat yang mendatanginya untuk kasus kesurupan dan Ia
punya, dengan segala sesuatu yang sudah pun mendoakan orang tersebut hingga akhirnya orang
saya jalani , jadi saya memberanikan diri itu tersadar kembali. Bagi Romo Nanang, pengalaman
untuk mantap menuju tahbisan imamat itu sendiri.”kata tersebut menjadi sebuah titik balik untuk menyadari bahwa
Romo Agustinus Wimbodo Purnomo atau biasa disapa dirinya bukanlah siapa-siapa namun Tuhan memberikannya
Romo Nanang memulai bercerita mengenai sejauh mana rahmat tahbisan yang benar-benar bekerja di dalam
persiapannya menjelang tahbisan presbyterat yang dirinya. Tidak jarang, Romo Nanang berpikir bahwa dirinya
dilaksanakan pada 1 November 2018. tidak layak untuk panggilan ini, namun Tuhan selalu setia
Ia pun senantiasa mempersiapkan fisik dengan rutin untuk meneguhkan dirinya dalam panggilan hidupnya.
berolahraga. Di sela-sela Ia bercerita, ia sempat berkelakar “Karena dinamika iman, saya berani menyatakan diri
bahwa dirinya semakin langsing dan banyak orang yang bahwa Tuhan begitu baik pada saya. Tuhan memberikan
memuji dirinya yang bertambah ganteng menjelang apa yang tidak saya sangka-sangka dan memberikan
upacara tahbisan. rahmat berupa panggilan imamat di jalan hidup saya.”
Jika boleh menilik kembali, rasanya sungguh Tentu saja panggilannya sebagai seorang Imam
mengagumkan segala karya Tuhan yang terjadi pada memiliki dinamika perjalanan dan berbagai pergumulan.
dirinya. Dari sorot mata Romo Nanang, terlihat jelas ada Ia pun mengenang bagaimana sosok Mgr Christophorus
rasa tidak percaya sekaligus rasa syukur yang tidak dapat Tri Harsono, atau kini akrab disapa Mgr Tri, yang dulunya
terbendung. merupakan mantan Rektor Seminari Tinggi Petrus Paulus
“Saya belajar banyak dari segala apa yang saya tempat dimana ketika itu Ia ditempa dan dididik sebagai
lewati tentang apa artinya berserah dan berharap. Bukan seorang calon Imam.
kehendak saya yang harus terjadi tetapi saya menyerahkan “Saya sangat berharap Mgr Tri dapat menghadiri
semuanya kepada Sang Pemilik Kehidupan untuk upacara Tahbisan. Beliau adalah orang yang menerima
menentukan kemana Ia harus melangkah. Let it flow, let it saya di seminari tinggi, beliau juga yang mengantarkan
go and let God.” perjalanan saya pada saat masa pendidikan dulu,”harap
Ia pun melanjutkan ceritanya mengenai pengalaman Romo Nanang.
Iman yang cukup membuatnya terngiang-ngiang hingga Selain Mgr Tri, Persahabatannya dengan Romo Arie,
saat ini yaitu tidak lama setelah Tahbisan Diakonat, ada Romo Dion dan Romo Pera yang sudah terjalin selama

14 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


OPINI

Dok. Pribadi

Agustinus Wimbodo Purnomo


masa pendidikan di Seminari Tinggi dulu membuatnya juga semakin
diteguhkan. Banyak pengalaman yang membuat mereka senantiasa
saling meneguhkan satu sama lain. saling menguatkan, saling Nama Panggilan : Nanang
memperkaya dengan saling belajar dari pribadi satu sama lain. Buat Lahir : Jakarta, 9 Juni 1990
Romo Nanang, masa-masa tersebut Asal paroki : St Matias Cinere
adalah masa yang mengharukan. Motto panggilan : 2 Tim 1:12 (Aku Tahu
“Teman-teman kita tidak tahu kepada Siapa Aku
perutusan apa yang akan kita terima di Percaya/ Scio Cui Credidi)
hari-hari mendatang. Tetap berkabar, Nama Ayah : Yustinus Supriyanto
tetap saling menguatkan dengan
Nama Ibu : Agnes Kustina
segala keunikan kita. Jangan pernah
Saudara/i : Asteria Erlina Ventin
capek memaklumi saya dan saya juga
tidak akan pernah capek memaklumi
kalian dengan segala tingkah laku
Dok. Pribadi

kalian. Kita belum melakukan apa-apa, Riwayat Pendidikan & Formasi Calon
mari apa yang sudah kita perjuangkan Imam:
dan jalankan kita maknai bersama
bahwa kita tidak berjalan sendirian. • TK Bahtera Allah Pangkalan Jati Jakarta
Diibaratkan bantal dan iler, kita akan selalu bersama dan saya Selatan (1995 - 1996)
butuh kalian,” Romo yang berasal dari Paroki St Matias Cinere ini • SDN 07 Pagi Pondok Labu Jakarta Selatan
pun berpesan kepada rekan-rekan satu angkatannya. (Maria Dwi (1996 - 2002)
Anggraeni/Mekar) • SMPN 85 Pondok Labu Jakarta Selatan
(2002 - 2005)
• SMA Budi Mulia Bogor (2005 - 2008)
Agnes Kustina & RD Dionysius Adi • Kelas Persiapan Akhir Seminari Menengah
Yustinus Supriyanto Tejo Saputro Stella Maris Bogor (2008 - 2009)
Orang tua RD Agustinus Pastor Paroki
• Tahun Orientasi Rohani Seminari Tinggi
Wimbodo Purnomo St Thomas Kelapadua
Santo Petrus-Paulus Keuskupan Bogor
Pribadi (2009 -2010)
yang cukup • Sarjana Sastra Fakultas Filsafat Universitas
ekspresif, Katolik Parahyangan (2010 - 2014)
K
kadang lucu, • Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Santo
A
tertawa, Thomas Kelapa Dua Depok (2014 - 2015)
T
kadang • Magister Humaniora Sekolah Pascasarjana
Dari kecil memang cita-cita A ngeselin, mudah Universitas Katolik Parahyangan (2015
Nanang ingin jadi pastor. Sebagai bergaul, kadang emosi, atau -2018)
orangtuanya, kami bersyukur karena M tiba-tiba diam. Pastor ”Tiada hari
• Tahun Pastoral di Paroki Santo Thomas
Nanang menjadi imam. Kami sadar E tanpa lari” ini semoga saja tidak
bahwa Nanang kini milik semua Kelapa Dua Depok (Februari – Mei 2018)
R lari dari kenyataan. Motivasi ini
umat, namun saya sangat bangga • Masa Diakonat di Paroki Santo Thomas
E muncul ketika ia mendapat tugas
bahwa Romo Nanang yang milik untuk mempersiapkan diri dalam Kelapa Dua Depok (Mei-November 2018)
K
semua umat itu adalah anak kami. tugas pastoral militer. Semangat
A
Kami berharap Romo Nanang dan ketekunan seperti ini kiranya
dapat mengayomi semua umat
.
. juga tetap dapat mewarnai karya
beriman dan senantiasa tekun dalam pelayanan selanjutnya.
melaksanakan tugasnya. Tugas .
Sebuah rahmat yang patut
seorang pastor itu tidak mudah, disyukuri, bahwa Pastor Nanang
apalagi menjadi sorotan banyak dipilih oleh Allah untuk menjadi
orang, Romo Nanang harus bisa gembala di Keuskupan Bogor.
menjaga diri. Seorang pastor harus Selamat berkarya, semoga
bijaksana dan harus bisa melihat senantiasa menjadi pelayan yang
kepentingan utamanya. rendah hati dan murah hati. Dok. Pribadi

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 15


Foto: Aurelia Rani/Mekar
“ Aku bersyukur kepada Dia,
yang menguatkan aku, yaitu
Kristus Yesus, Tuhan kita,
karena Ia menganggap aku
setia dan mempercayakan
pelayanan ini kepadaku
(1 Tim 1:12)

RD Dionnysius
Yumaryogustyn Manopo

B
agi Romo Dionnysius Yumaryogustyn Manopo atau

Dok. Pribadi
biasa disapa Romo Dion, menjalani hidup harian
rohani dengan baik adalah sebuah persiapan batin
dalam mempersiapkan diri menjelang upacara pentahbisan
yang akan Ia terima.
Menyempatkan waktu untuk berdoa pribadi, mengucap
syukur atas segala rahmat yang sudah diterima, atas
karunia orang-orang di sekitar yang mendukungnya,
kesempatan yang diberikan oleh Keuskupan Bogor untuk
menerima panggilan ini adalah hal pertama yang akan ia
lakukan selepas Misa Tahbisan.
“Bagi saya, tahbisan ini bukanlah akhir, namun sebuah
awal dari perjalanan yang jauh lebih panjang lagi,” ujar
Romo yang berasal dari Paroki St Bernadeth Pangkalpinang
ini. sebagai seorang diakon. Suatu waktu, ia diminta untuk
Perjalanan imamatnya tidak terlepas dari sosok memberikan sakramen baptis. Hal tersebut, ia akui sebagai
mendiang om dan neneknya yang pertama kali pengalaman iman yang menguatkannya, khususnya
mendukungnya dalam panggilannya sebagai seorang semakin menyemangatinya untuk melanjutkan pelayanan-
imam. pelayanan yang lain.
“Namun ini menjadi blessing in disguise karena tanggal “Dengan melayani sakramen saya diingatkan dengan
tahbisan dipilih pada 1 November. Besoknya adalah identitas saya, bahwa nantinya saya akan menjadi
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Itu kesempatan gembala, dan seluruh hidup saya akan menjadi model atau
saya untuk mendoakan om dan nenek saya, karena teladan bagi orang-orang. Saat diminta melaksanakan
merekalah yang pertama kali mendukung saya dalam Sakramen Baptis ini saya benar-benar deg-degan setengah
panggilan saya sebagai imam.” mati. Untuk itu, saya mempersiapkannya dengan baik
Romo Dion yang memiliki hobi travelling ini dan sungguh-sungguh,” tuturnya sambil mengenang
menceritakan pengalamannya ketika ia baru ditahbiskan pengalamannya tersebut.

16 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


OPINI

Selain pengalaman
memberikan sakramen baptis
tersebut, pengalaman yang Dionnysius Yumaryogustyn Manopo
tidak akan ia lupakan adalah
pengalaman ketika berkumpul
dan berefleksi bersama dengan
Nama Panggilan : Dion
rekan-rekan sepanggilannya. Ia
Lahir : Tanjungpandan, 10
pun berpesan kepada teman-
Agustus 1990
temannya itu untuk jangan terus
sibuk memberi, dalam artian Asal paroki : St Bernadeth
hanya sibuk pelayanan ke sana Pangkalpinang
Dok. Pribadi

ke mari ketika menjadi imam. Motto panggilan :


Jangan lupakan waktu untuk 1 Tim 1:12 (Aku bersyukur kepada Dia,
mengisi diri kita, karena ketika yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus,
kita tidak pernah mengisi dan sibuk memberi, sebenarnya Tuhan kita, karena Ia menganggap aku
kita tidak memberi apa-apa kepada orang lain. (Maria Dwi setia dan mempercayakan pelayanan ini
Anggraeni/Mekar) kepadaku.)
Nama Ayah : Yulianus Manopo
Nama Ibu : Maliani
Saudara/i :
1. Maria Yuliantinny Manopo
2. Kallysta Yulianny Manopo
3. Fransisca Yultranennyo Manopo
Dok. Pribadi

Riwayat Pendidikan & Formasi Calon


Imam:

• TK Santa Theresia, Pangkalpinang (1995


Yulianus Manopo RD Jimmy
– 1996)
& Maliani Rampengan • SD Santa Theresia, Pangkalpinang (1996
Orang tua RD Dionnysius Rektor Seminari – 2002)
Yumargoyustyn Manopo Menengah Stella Maris • SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
Ketika (2002 – 2005)
mendapat • SMA Budi Mulia Bogor (2005 – 2008)
K rekan • Kelas Persiapan Akhir Seminari Menengah
formatio Stella Maris Bogor (2008 - 2009)
A
di Seminari • Tahun Orientasi Rohani Seminari Tinggi
T
Menengah Santo Petrus-Paulus Keuskupan Bogor
A Stella Maris yaitu (2009 -2010)
seorang frater, tentu saya berpikir
M • Sarjana Sastra Fakultas Filsafat Universitas
bahwa akan banyak membantu
E Katolik Parahyangan (2010 - 2014)
dalam reksa kehidupan seminari.
Dion adalah putra terbaik R Apa yang menjadi pikiran saya • Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Santo
dan satu-satunya milik keluarga E tadi menjadi kenyataan. Kehadiran Matias, Cinere (2014 - 2015)
kami. Ia punya sifat penyabar, K Diakon Dion di staf memperkuat • Magister Humaniora Sekolah Pascasarjana
penyayang, perhatian terhadap A barisan staf dalam membimbing Universitas Katolik Parahyangan (2015
keluarga, dan yang paling utama, . seminaris. Bagi saya Diakon Dion -2018)
ia tidak pernah berkelahi. Ia selalu sangat cocok sebagai formator di • Tahun Pastoral di Seminari Menengah
.
menggunakan kebebasan dengan seminari karena orangnya tegas Stella Maris, Bogor (Februari – Mei 2018)
penuh tanggung jawab. .
namun mudah dekat dengan • Masa Diakonat di Seminari Menengah
anak-anak. Saya berharap setelah Stella Maris, Bogor (Mei-November 2018)
menjadi pastor, Dion akan lebih • Masa Diakonat di Paroki Santo Thomas
dekat lagi dengan seminaris
Kelapa Dua Depok (Mei-November 2018)
dengan tinggal bersama anak-anak
sehingga kehadirannya dirasakan
oleh mereka.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 17


OPINI

Foto: Aurelia Rani/Mekar


RD Andreas
Arie Susanto
“ Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kamu ”
(Yoh 15:16)

R
omo Andreas Arie Susanto tidak pernah menyangka ini saya berpikir ini bukan panggilan saya, tapi ternyata
kalau Ia akan sampai di tahap ini, yakni saat ia sudah sampai tahap ini. Apalagi diawali dengan Tahbisan
ditahbiskan sebagai seorang imam Keuskupan Bogor. Diakonat yang lalu, saya mengalami bahwa ini memang
Awalnya, ia berpikir bahwa dirinya tidak layak untuk jalan panggilan hidup saya dan Tuhan ingin saya di sini.
menjadi seorang Imam. Ia selalu berpikir jika dirinya tidak Ketika Tuhan berkata seperti itu, konsekuensinya adalah
layak di mata Tuhan tapi akhirnya ia menyadari, bahwa saya harus memantaskan diri saya untuk lebih baik lagi
jika ia sudah sampai tahap ini, artinya Tuhan yang memilih agar bisa menjadi imam yang lebih baik lagi,” ujar pria yang
dirinya. akrab disapa Romo Arie ini.
“Saya seringkali berlari dan mengingkari yang ada. Mengenai alasan pemilihan motto tahbisan “Pikullah
Tapi Tuhan tetap mengejar saya, Tuhan tetap menunjukan salibmu dan ikutilah aku”, ia berpendapat bahwa salib
karya-Nya, Tuhan tetap menunjukkan saya pada jalan ini. selalu ada di dalam hidup kita, dan Tuhan mengajak untuk
Kata-kata ‘Bukan kamu yang memilih Aku tapi Aku yang membawa semua kelemahan-kelemahan kita.
memilih kamu’ yang menguatkan saya, karena selama Ada sebuah pengalaman iman yang meneguhkannya,
yaitu ketika ia melakukan jalan salib di area Gua Maria
Kanada Rangkasbitung. Waktu menunjukkan dini hari,
ia berjalan sendirian dan berupaya untuk menyelesaikan
ibadat jalan salib. Dalam kondisi lelah, mengantuk dan
sedikit rasa takut, akhirnya ia berhasil menyelesaikan
jalan salib. Dari sana, ia tersadar bahwa ketakutan dan
kelemahan-kelemahan diri hanya ada dalam pikiran
manusia saja. Tetapi Tuhan yang akan menemani dan
menunjukan cahaya di setiap perjalanan hidup yang kita
lalui.
Romo yang berasal dari Paroki St Maria Fatima
Pekanbaru-Riau, Keuskupan Padang ini begitu
mengharapkan mantan Rektornya di Seminari Tinggi dulu
untuk dapat hadir pada penahbisannya.
Dok. Pribadi

18 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


OPINI

“Mgr Tri adalah orang yang


mengajarkan banyak hal dan
mengajarkan saya untuk tetap
memilih panggilan ini. Beliau yang
memberikan support ketika saya
berjibaku dengan panggilan, dan
menunjukkan bahwa selalu ada jalan Andreas Arie Susanto
ketika Tuhan telah memilih kita.
Ketika di mata manusia sudah tidak Nama Panggilan : Andre, Arie, Hamba Allah
ada jalan, tapi Tuhan memberikan Lahir : Pekanbaru, 19 Juli 1989
jalan. Beliaulah yang memberikan
Dok. Pribadi

Asal Paroki : Paroki Santa Maria a


motivasi dan semangat,” kenang
Fatima Pekanbaru Riau
Romo Arie.
Motto Panggilan : Yoh 15:15 (Bukan kamu

Dok. Pribadi
yang memilih Aku,
Setelah Misa Tahbisan, rencananya
melainkan Aku yang
ia akan melakukan Misa Perdana
di tempat kelahirannya, yaitu di memilih kamu)
Pekanbaru. Baginya, hal tersebut Nama Ayah : Yustinus Susanto
memiliki nilai dan kenangan tersendiri, Nama Ibu : Aniy
karena di sanalah Ia dibesarkan. Nama Saudara/i :
“Saya anggota Keuskupan Padang 1. Francisca Wulandari Susanto
tapi saya mengabdi di Keuskupan 2. Ferdinand Agung Susanto
Bogor, dan itu tidak memutuskan relasi saya dengan paroki saya 3. Steven Dherry Susanto
sebelumnya,” tutupnya. (Maria Dwi Anggraeni/Mekar)
Riwayat Pendidikan dan Formasi Calon
Imam:

• TK Santa Maria Pekanbaru Riau (1994-


Yustinus Susanto RD Andreas 1995)
& Theresia Aniy Bramantyo • SD Santa Maria Pekanbaru Riau (1995-
Orang tua RD Andreas Pastor Paroki St Maria Tak 2001)
Arie Susanto Bernoda Rangkasbitung • SMP Santa Maria Pekanbaru Riau
(2001 - 2004)
Romo • SMA Budi Mulia Bogor (2004 - 2007)
Arie adalah • Kelas Persiapan Seminari Menengah Stella
K pribadi yang Maris Bogor (2007-2008)
A menyenangkan, • Tahun Orientasi Rohani, Seminari Tinggi
T orangnya Santo Petrus Paulus Keuskupan Bogor
Arie kecil adalah anak yang A supel, mudah (2009 -2010)
pandai, anak rumahan yang senang masuk ke segala • Sarjana Sastra Fakultas Filsafat Universitas
bermain dengan ketiga adiknya, M lapisan dan golongan usia. Ia juga Katolik Parahyangan, Bandung (2010
dia mempunyai hobi memasak dan E selalu menyapa, lebih banyak - 2014)
makan. Waktu ia kecil, saat pulang menunjukkan keceriaan. Saya
R • Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Santo
kampung ke Jogja dari Pekanbaru, sangat jarang melihat dia murung,
biasanya kami singgah di Bogor, E Markus, Depok Timur (2014-2015)
sedih, atau sedang banyak
bertemu Romo Driyanto (Vikaris K masalah. Dia mampu tampil di
• Magister Humaniora, Magister Ilmu
Judisial) dan para romo lainnya. Arie A manapun dengan pribadi yang Teologi Universitas Katolik Parahyangan,
kecil selalu asyik mendengarkan, . menyenangkan. Harapan saya, Bandung (2015-2018)
dari situ muncul ketertarikan untuk . semoga Romo Arie tetap menjadi • Tahun Pastoral di Paroki Santa Maria tak
menjadi Pastor. Sebagai papanya, . imam dengan kepribadian yang Bernoda, Rangkasbitung (Februari 2018
harapan saya semoga dapat menjadi menyenangkan, fleksibel, dan - Mei 2018)
imam yang dekat dengan umat dan mudah diterima siapa saja. Tetap • Masa Diakonat di Paroki Santa Maria
juga dekat dengan Tuhan. Sebagai rendah hati dan mampu menjadi tak Bernoda, Rangkasbitung (Mei 2018
mamanya, saya berharap agar penghibur buat siapa saja. Jaga - Oktober 2018)
dia tetap sehat, bahagia dan setia juga pola makan agar tetap sehat,
pada panggilannya sehingga dapat dan tetaplah menjadi hamba yang
menjadi imam yang murah hati dan baik dan rendah hati.
rendah hati serta bijaksana.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 19


OPINI

Foto: Aurelia Rani/Mekar


“Saya percaya,
maka saya berdoa

RD Paulus Pera
Arif Sugandi

F
igur seorang imam misionaris yang membaktikan diri
dalam karya-karya pelayanan di pedalaman Kalimantan
Barat, membuat Romo Paulus Pera Arif Sugandi atau
sering dipanggil Romo Pera ini terpanggil untuk menjadi
seorang imam. Ia pertama kali bertemu dengan Iman
tersebut ketika Ia berada di Kalimantan dulu tepatnya di

Dok. Pribadi
Stasi St Yosep Pekerja Paroki Hati Kudus Yesus Rawak
Keuskupan Sanggau Kalimantan Barat.
Nama RP Petrus Di Vicenzo CP amat membekas di
hati romo yang memiliki hobi travelling ini. Ia menaruh
kekagumannya pada semangat dari sosok RP Petrus yang
berdedikasi memberikan pelayanannya di stasi-stasi yang
ada di pedalaman Kalimantan Barat. Pengabdian luar biasa
RP Petrus ini yang kelak menjadi api penyemangat Romo
Pera kala imannya terasa luntur. kenang penyuka makanan pindang bandeng ini.
Romo yang memiliki motto tahbisan Credo ut Oro Ia pun berpesan kepada teman-temannya itu untuk
atau dalam bahasa Indonesia, Saya percaya maka saya senantiasa membangun keakraban dan persaudaraan
berdoa ini sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin tersebut meskipun nantinya memiliki tugas perutusan yang
pada panggilan hidupnya. Namun, perjuangannya tidak berbeda.
terlepas dari dukungan keluarga maupun teman-teman Sosok Mgr Tri juga menjadi sosok yang amat Ia
seperjuangan yaitu Romo Nanang, Romo Dion, nantikan hadir dalam upacara pentahbisannya. Ada sebuah
dan Romo Arie. kenanangan yang sampai saat ini selalu ia kenang pada
“Yang paling tidak terlupakan adalah masa-masa saat Mgr Tri menjadi dosen mata kuliah Islamologi pada
kebersamaan kami dan persaudaraan yang terjalin dari saat ia menempuh studi di Fakultas Filsafat Universitas
waktu ke waktu. Mereka senantiasa membantu ketika Parahyangan Bandung ini.
saya terjatuh terutama pada masa studi, mereka memberi “Pada saat itu ujian lisan mata kuliah Islamologi.
semangat dan memberi dukungan yang begitu luar biasa,” Karena beberapa alasan, ujian diadakan di seminari. Pada

20 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


OPINI

saat itu, ujiannya tentang


hafalan surah Al-Fatihah.
Mgr Tri menyuruh saya
untuk melafalkan dengan
keras dan lantang, di mana
saya berada di lantai dua
sedangkan beliau berada Paulus Pera Arif Sugandi
di lantai satu. Pengalaman
itu tidak akan pernah
Nama Panggilan : Pera
saya lupakan,” kenang
Lahir : Bogor, 4 Agustus 1983
Dok. Pribadi

Romo Pera. (Maria Dwi


Asal Paroki : Paroki Hati Kudus Yesus,
Anggraeni/Mekar)
Rawak, Keuskupan
Sanggau
Motto Panggilan : Saya percaya, maka saya
berdoa
Nama Ayah : Vitus Arip Sugandi
Nama Ibu : Valeria Janah

Riwayat Pendidikan dan Formasi Calon


Imam:
Dok. Pribadi

• SDN No. 12 Rirang Jati, Nanga Taman,


Sekadau, Kalimatan Barat (1991-1997)
Vitus Arip Sugandi RD Robertus Eeng • SLTPN 1 Sekadau Hulu, Sekadau,
Orang tua RD Paulus Pastor Paroki Kalimantan Barat (1997-2000)
Pera Arif Sugandi St Andreas Sukaraja • SMA Budi Mulia Bogor dan Seminari
Menengah Stella Maris Bogor (2005-
2009)
Romo Pera • Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus
adalah pribadi Keuskupan Bogor (2009-2018)
Romo Pera dengan • Studi Filsafat (S1), Universitas Katolik
itu paling suka K idealisme Parahyangan, Bandung (2010-2014)
sayur asem A yang tinggi. • Studi Magister Ilmu Teologi (S2),
dari Bogor, jadi T Semua tugas Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
cocok tinggal di A yang ditangguhkan
Bogor. Dulu waktu masih sekolah (2015-2018)
kepadanya dapat ia kerjakan
di Rawak, ia setiap pagi berangkat • Tahun Orientasi Pastoral di Paroki St.
M dengan cepat, dan kadang
naik sepeda, tanpa sarapan dan cenderung terburu-buru. Ia Herkulanus, Depok Jaya (2014-2015)
E
uang saku, hingga jam 12 siang. juga tegas dan tidak segan • Pastoral di Paroki St. Andreas, Sukaraja
R
Keadaan kami dulu cukup prihatin, mengungkapkan kritik jika tempo (2018)
tapi puji Tuhan sekarang sudah jauh E
kerja rekan kerjanya tidak sesuai • Tahbisan Diakonat di Paroki St. Maria Tak
lebih baik. K
dengan yang ia inginkan. Sebagai Bernoda, Rangkasbitung (14 Mei 2018)
Romo Pera sudah bercita-cita A pastor pembimbingnya selama ia • Tahun Diakonat di Paroki St. Andreas,
ingin jadi pastor sejak SMP. Pesan . berkarya di Paroki Santo And Sukaraja (14 Mei-November 2018)
kami untuk Romo Pera, tenangkan . reas Sukaraja, saya berharap Romo
pikiran, khususkan untuk Tuhan, . Pera dapat semakin rendah hati,
agar semuanya dapat berjalan mampu mengontrol emosi dengan
dengan baik. Semoga nanti dapat baik, lebih peka dalam memahami
memimpin umat dengan baik umat, serta lebih fleksibel dalam
dan disayang oleh umatnya. Kami melaksanakan tugas. Semoga
berharap Romo Pera dapat menjadi Romo Pera juga dapat menjadi
pemimpin umat yang benar dan lebih sabar, bertindak lebih hati-
jujur demi kemajuan agama Katolik. hati, dan semakin dekat dengan
umat. Proficiat.

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 21


FOKUS Imam Milenial

22 MEKAR Edisi 06
01 Tahun XXXV November–Desember
Januari–Februari 20182018
LAPORAN KHUSUS

Reverendus Dominus
atau Reverendus Pater
Foto: Aurelia Rani/Mekar

Oleh: RD Yohanes Driyanto


(Vikaris Judisial Keuskupan Bogor)

S
esuai dengan ketetapan ilahi, dalam Gereja Katolik ada secara umum dengan kata Tarekat. Mereka itu dikatakan
Umat Allah yang menerima Sakramen Tahbisan atau memeluk Hidup Bakti (Vita Consecrata). Ini terjadi dengan
ditahbiskan. Tahbisan itu ada 3 macam, yaitu: diakonat, adanya tokoh tertentu sebagai pendirinya masing-masing.
presbiterat, dan episkopat. Yang ditahbiskan itu disebut Untuk membedakan dari Klerikus yang mengikrarkan
Klerus atau Pelayan Suci. Kekhasannya dalam kehidupan, kaul, Klerikus Diosesan ditegaskan sebagai Klerikus Sekular
kekudusan, dan misi Gereja adalah pelayanan spiritual dan Klerikus berkaul sebagai Klerikus Religius.
dan gerejawi. Sementara semua yang lain disebut Awam. Dalam menyebutnya pun ada pembedaan. Klerikus
Kekhasannya adalah penjiwaan tata-dunia dengan nilai-nilai religius dipanggil Pater yang untuk menyatakan hormat di
kristiani. depannya ditambahkan kata Reverendus. Pater berarti Ayah,
Dengan dibaptis Umat beriman mengambil bagian dalam Bapak, atau Rama (dalam Bahasa Jawa dan Sunda). Untuk
3 tugas, fungsi, atau peran Kristus (tria munera Christi): membedakan Ordo, Kongregasi, Serikat, atau Tarekatnya,
imami, sebagai Imam, kenabian, sebagai Nabi, dan rajawi, di belakang nama ditambahkan singkatan dari nama
sebagai Raja. Ketiganya itu bersifat umum. Dengan tahbisan Ordo, Kongregasi, Serikat, atau Tarekatnya itu. Misalnya,
Umat beriman menerima ketiganya yang bersifat ministerial. Reverendus Pater Paulus Paijo, OFM, Reverendus Pater
Ia menjadi Imam, Nabi, dan Raja ministerial. Yustinus Karsan, SX, Reverendus Pater Robertus Subaksan,
Karena yang ditahbiskan itu laki-laki, ia dipanggil SJ.
dengan sebutan Tuan atau Dominus dalam Bahasa Latin
(yang karena casus-nya vocativus menjadi Domine). Untuk Bukan soal sebutan atau panggilan, tapi...
menunjukkan hormat kepadanya di depan sebutan itu Kata baptis sudah jelas. Ketika diterjemahkan dengan
ditambahkan kata Reverendus yang berarti Yang Terhormat. kata permandian, artinya justru sering menjadi tidak jelas.
Misalnya, Reverendus Dominus Petrus Paijo. Tidak ada kata Begitu juga kata Gereja. Ketika yang digunakan dalam
apa pun di belakang namanya. terjemahan adalah kata umat atau jemaat, ada kesulitan
Walaupun ditahbiskan berarti untuk Gereja Universal, untuk menghubungkan langsung dengan kata ecclesia yang
Diakon atau Presbiter umumnya diinkardinasikan di tempat berarti orang-orang terpilih atau kata kyriake yang artinya
tertentu dibawah kuasa atau pimpinan Uskupnya. Dari milik Allah.
awal tidak diperkenankan adanya Klerus tanpa kepala Karena itu, kata diosesan sepertinya lebih baik dibiarkan
atau pengembara (Clericus vagus). Bersamaan dengan begitu saja dan tidak usah diterjemahkan lebih lanjut dengan
terbentuknya hirarki, Uskup setempat itu disebut Uskup kata praja. Selain tidak tepat atau pas, kata itu dapat
Diosesan (Episcopus Dioecesanus) dan Klerikus bawahannya dengan mudah menimbulkan kekaburan, kekacauan, salah
itu disebut Klerikus Diosesan (Clericus Dioecesanus). Diosesan pengertian, atau sekedar ketidaknyamanan.
(Dioecesanus) merupakan kata sifat dari Diosis (Dioecesis) Menjadi lebih tidak tepat atau pas, apabila kata itu
yang berarti Keuskupan. digunakan untuk menerjemahkan Uskup Diosesan menjadi
Kenyataan di atas itu ditandakan dengan 3 hal yang Uskup Praja. Uskup Diosesan adalah Uskup yang kepadanya
merupakan persyaratan sehingga harus dipenuhi oleh dipercayakan penggembalan suatu diosis atau keuskupan.
Klerikus Diosesan Gereja Katolik Roma. Yang pertama, Di sini Uskup Diosesan bisa Klerikus Diosesan atau Klerikus
Klerikus Diosesan terikat kewajiban untuk taat kepada Religius. Selain itu, terasa kurang serasi atau bahkan berat
Paus dan Uskup Diosesan. Kedua, Klerikus Diosesan terikat sebelah kalau disejajarkan dengan Uskup Koajutor, Uskup
kewajiban untuk hidup selibat. Ketiga, Klerikus Diosesan Auksilier, Uskup Emeritus, atau Uskup Tituler lain.
diwajibkan untuk hidup sederhana. Hal itu menimbulkan juga kerancuan karena praja atau
Di kemudian hari ada kenyataan bahwa dari Klerikus dan yang sering disingkat pr itu dianggap atau dimengerti
Awam ada yang mengikrarkan 3 kaul (ketaatan, kemurnian, sebagai ordo, kongregasi, atau tarekat. Bentuk atau
dan kemiskinan). Saat itu mulai muncul adanya Ordo, lalu ungkapan dalam kehidupan sehari-hari Klerikus Diosesan dan
Kongregasi, dan kemudian Serikat, yang diterjemahkan Klerikus Religius sangat mungkin tampak secara sepintas

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 23


LAPORAN KHUSUS

sama, tapi sebenarnya isi-nya berbeda. Klerikus diosesan tidak


berkaul dan Klerikus Religius berkaul.

Nome nest omen


Shakespeare terkenal dengan ucapannya “What’s in
a name!” yang diterjemahkan dengan “Apa arti sebuah
nama!”. Tentu saja hal ini benar apabila konteksnya seperti
penggambaran mengenai bunga di bawah ini. Kalaupun
diberi nama Bunga Indah Murni, tetap saja bunga itu berbau
anyir kalau memang pada dasarnya begitu. Sebaliknya,
kalaupun diberi nama Bunga Jelek, kalau pada dasarnya
wangi tetap saja wangi. Nama tidak mengubah apa pun.
Umumnya, terutama yang terdapat dalam Kitab Suci,
nama hampir selalu mempunyai arti. Selain merupakan
tanda, seringkali nama itu berisi petunjuk atau harapan.
Dengan demikian, yang mempunyai nama akan segera dapat
dikenali dan bahkan dikenali keunikannya yang mendalam.
Prinsip lain yang mendukung penggunaan kata yang
benar adalah kenyataan bahwa pengertian menentukan
sikap dan tindakan. Apabila pengertiannya benar, kita
dapat berharap banyak bahwa sikap dan tindakannya juga
benar. Tetapi apabila pengertiannya salah, sangat besar
kemungkinannya bahwa sikap dan tindakannya juga salah.
Foto: Aurelia Rani/Mekar

Testimonial
Formator CSE
Diakon Epiphanius Diakon Hubert
adalah seorang yang baik, memiliki semangat untuk
kreatif, dan suka bekerja belajar. Dia cukup rajin
keras. Ia dapat bekerja sama dan berusaha keras dalam
dengan orang lain. Hal yang studinya. Diakon Hubert
utama dari diakon ini adalah termasuk orang yang
keramahannya. Kehadirannya tekun baik saat studi
RP Arsenius Viccar CSE dalam komunitas menciptakan RP Elisa Maria CSE RP Vincent CSE maupun saat pelayanan sebagai RP Yoseph CSE
suasana sukacita karena ia memiliki seorang Diakon. Dia rendah hati
kemampuan komunikasi yang baik dengan sesama saudara dalam hal ketika dia tidak tahu sesuatu berkaitan dengan
dalam komunitas. Ia dapat bercanda dengan frater-frater studinya, tidak segan bertanya dan berguru kepada orang
lain, menjalin komunikasi dengan para saudaranya dalam lain. Dalam komunitas diakon ini dikenal kalem dan berbicara
komunitas dan memiliki kemampuan untuk bergaul secukupnya. Ia juga termasuk diakon yang ramah.
dengan umat terutama muda mudi. Ia cukup peka dalam Selain itu, diakon Hubert cukup sederhana, bahkan
hidup bersama. Ia mudah didekati dan mudah bergaul. terlalu sederhana. Saya sangat jarang melihat dia memakai
Selain itu juga, ia memiliki kedisiplinan, tanggung jawab, pakaian yang mewah bahkan ia tidak punya sepatu. Dalam
dan mempunyai kemampuan leadership dan manajemen menghadapi masalah baik dalam studi maupun dalam hidup
yang baik. berkomunitas, diakon ini cukup sabar. Saat mengalami
Ia juga memiliki kemampuan untuk mau mendengarkan penundaan tahbisan imam karena tesisnya belum beres, ia
para formatornya, terutama ketika ia melakukan kesalahan menghadapi hal itu dengan tenang, tidak panik dan tidak
dan mau ditegur. Kami sangat mendukung diakon Epi melemparkan kesalahan kepada orang lain. Diakon Hubert
ditahbiskan menjadi Imam dan pasti ia akan semakin juga sangat disiplin, dan sangat bertanggungjawab atas
berkembang ke depannya terutama dalam hal pelayanan tugas yang diberikan kepadanya. Hidup doanya cukup bagus
terhadap orang-orang muda. Diakon Epi memiliki banyak dan punya semangat yang baik dalam menghayati hidup
bakat yang kalau diarahkan dengan baik akan semakin rohani dan kaul-kaulnya.
berkembang dan bakatnya dapat memberi sumbangan Kami sangat mendukung tahbisannya sebagai seorang
yang berharga bukan saja bagi perkembangan Gereja dan imam masa depan CSE. Kami yakin dia akan menjadi seorang
serikat CSE, tetapi juga untuk perkembangan dirinya. imam CSE yang baik. Dia juga pasti dapat memberikan
sumbangan berharga kepada Gereja.

24 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


LAPORAN KHUSUS

Ilustrasi para uskup. (Foto: Lloyd Fox/www.baltimoresun.com)


Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 25
26 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018
LAPORAN KHUSUS

UNIO
Harus Semakin

Communio
Foto: Komsos PKKC

“B
agi saya, Imam-imam yang yang datang dari 7 Keuskupan yang berbagai elemen masyarakat untuk
tergabung dalam Unio berbeda di tanah Jawa. dapat membangun toleransi dan
pastilah Imam-imam yang Kegiatan Temu Unio ini ditujukan merajut kebhinekaan.
mengedepankan dirinya sebagai man untuk membangun persekutuan Para imam yang memiliki peran
of communio dengan Tuhan Allah terutama persekutuan diantara para sebagai man of communio diajak untuk
Tritunggal, communio dengan sesama imam sendiri. Selain itu, pertemuan kembali merefleksikan bagaimana
imannya, communio dengan umatnya, ini pun menjadi wadah untuk Gereja memandang pluralitas dan
communio dengan umat awam, kaum saling berbagi pengalaman dalam tentunya bertindak sebagai contoh
religius, dan umat manusia lainnya panggilannya sebagai gembala di nyata dalam menyikapi perbedaan
yang ada di dalam Keuskupannya.” medan pastoral yang berbeda. secara bijaksana dalam karya
ujar Mgr Paskalis Bruno Syukur dalam Perjumpaan ini diharapkan penggembalaannya. (Maria Dwi
homilinya di Misa Pembukaan acara membuat para imam diosesan yang Anggraeni/Mekar)
Temu Unio Regio Jawa 2018. hadir mendapatkan
Uskup Keuskupan Bogor tersebut spirit baru. Dengan
percaya bahwa seorang imam demikian, bersama-
Tuhan adalah seorang yang disebut sama mereka
“Man of Communio”, yaitu seorang membangun diri
manusia yang menjaga persekutuan menjadi manusia
hidup dalam Gerejanya, dan dalam yang berefleksi
Keuskupannya. Ia juga meyakini dan akhirnya dapat
bahwa aktor utama yang membangun melihat bahwa karya
communio di Keuskupan ialah para penggembalaannya
imam diosesan. selama ini perlulah
Kata “communio” terus digemakan dapat membawa
dalam pertemuan para Imam suatu perubahan yang
Diosesan se-regio Jawa tersebut. bermakna bagi umat di
Communio memiliki arti hubungan keuskupannya masing-
atau persekutuan dengan Allah melalui masing.
Yesus Kristus. Communio mendasari
komunikasi di antara para anggota Membangun Toleransi
gereja itu sendiri. di Tengah Pluralitas
Mengusung tema
Mendapatkan Spirit Baru yang menggemakan
Temu Unio Regio Jawa pada tentang Potret Karya
tahun ini menjadi istimewa, bukan Pastoral Keuskupan
hanya karena Keuskupan Bogor Bogor dalam
menjadi tuan rumah tetapi juga karena Membangun Toleransi
dalam pertemuan yang diadakan 3 di Tengah Pluralitas,
tahun sekali ini para imam diosesan kegiatan Temu Unio
berkumpul dan saling bercengkerama ini mengulas tentang
dalam suasana yang penuh keakraban. bagaimana Keuskupan
Kegiatan ini juga dijadikan sebagai Bogor secara konsisten
ajang reuni bagi para imam diosesan bekerjasama dengan

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 27


LAPORAN KHUSUS

28 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


RENUNGAN

[Adakah] Pastor Milenial?


Oleh: RD Habel Jadera

K
ita sering mendengar kata milenial, atau istilah zaman sebagai pelayan Tuhan pun bisa terkikis, tergantikan dengan
now. Kata tersebut mengacu pada mereka yang tujuan untuk mengagungkan pencapaian pribadi di media
memasuki masa remaja/masa muda di awal abad sosial. Bercermin dari Yesus sebagai Gembala yang baik, para
ke-21 (Oxford Dictionary of English). Lebih spesifik, Scott pastor zaman now hendaknya tetap memiliki orientasi hati
Degraffenreid dalam bukunya yang berjudul Understanding yang tepat, yaitu hati Yesus, Sang Gembala yang baik.
the Millennial Mind: A Menace or Amazing? (2008)
menegaskan bahwa kaum milenial adalah “generasi baru Mencari, Menjadi Bagian, dan Bergembira (bdk. Luk
yang lahir setelah tahun 1982”. Generasi ini hidup dengan 15:1-7)
kemajuan teknologi yang begitu pesat: komputer, internet, Dengan demikian, apakah itu artinya seorang pastor harus
media sosial, dan lain-lain. menjauhkan dirinya dari aktivitas-aktivitas yang lekat dengan
Istilah milenial kini menjadi sangat luas; tidak hanya generasi milenial, namun juga sarat godaan akan pemujaan
terbatas pada pengertian di atas, melainkan merambah juga terhadap diri sendiri?
ke seluruh aspek kehidupan. ‘Kaum milenial’ bisa menjadi Tentu tidak! Menjadi bagian dari perkembangan zaman
identitas siapa saja yang terbuka terhadap perkembangan adalah hal yang tidak dapat terelakkan. Dalam dekrit Inter
ilmu dan teknologi, khususnya dalam penggunaan internet, Mirifica, Paus Paulus VI juga mengungkapkan betapa Gereja
jejaring sosial, dan gawai. Dengan kata lain, siapa pun dan menghargai berbagai teknologi yang mengagumkan ini
usia berapa pun dapat digolongkan sebagai kaum milenial, sebagai penemuan yang diciptakan dengan bantuan Allah
bukan? Tak terkecuali seorang pastor! sendiri. Gereja pun meyakini bahwa kemajuan ini, jika
dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi sarana pewartaan
Pastor [di zaman] Milenial Injil yang sangat baik untuk seluruh umat manusia. Di sinilah
St Yohanes Paulus II dalam Eksortasi Apostolik Pastores peran para imam sebagai gembala yang memberikan nasihat
Dabo Vobis menegaskan bahwa: “Tuhan akan mengangkat dan arahan menjadi sangat dibutuhkan.
bagimu gembala-gembala” (bdk. Yer 3:15). Allah tidak akan Alih-alih terhanyut dalam arus teknologi, pastor di zaman
meninggalkan umat-Nya tanpa gembala yang menuntun milenial didorong untuk memanfaatkan teknologi dalam
mereka ke jalan yang benar (lih. Yer 23:4). Yesus bahkan mencari domba-dombanya yang hilang dan tersesat. Layaknya
menegaskan bahwa Dia adalah “Gembala yang baik” (Yoh. seorang gembala, pastor harus berinisiatif untuk “pergi dan
10:11), yang kemudian menyerahkan tugas penggembalaan- mencari domba yang hilang” (Luk 15:4). Seorang gembala
Nya tersebut kapada para rasul (Yoh 21:15; 1 Petrus 5:2). harus memiliki “Hati yang mencari”; yang tidak hanya
Pengutusan tersebut tidak berhenti pada zaman para mementingkan privasi, tetapi berani mengambil risiko, keluar
rasul perdana. Pastor yang adalah gembala umat juga diutus dari zona nyaman untuk menemukan umatnya yang tersesat.
di zaman milenial ini. Manifestasinya bisa beragam: pastor Imam milenial tidak membutuhkan banyaknya like dari
yang diutus di zaman milenial, pastor yang berdasarkan sebuah posting, beragam emoticon sebagai ungkapan
usia tergolong sebagai generasi milenial, atau pastor di perasaan, atau banyaknya followers sebagai umat di dunia
antara ‘domba-domba’ yang milenial. Hal buruknya, para maya, melainkan betul-betul hadir di tengah-tengah umatnya.
pastor justru dapat terobsesi untuk menjadi milenial; Ia mendengarkan keluh kesah yang nyata dan memberikan
membiarkan dirinya terhanyut dalam beragam teknologi yang dukungan riil bagi umatnya. Ia menjadi bagian dan
mengesankan. bersukacita bersama dengan domba-dombanya, sebab Allah
Elizabeth Diaz dalam majalah Time (Juni 2018) kita pun adalah Allah yang penuh dengan sukacita (Luk 15:5).
menggambarkan pastor milenial sebagai berikut: “Millennial Sukacita ini lahir dari pertobatan, dari hidup yang baru, dari
priests are products of the Church, and the 21st century. kebahagiaan seorang anak yang kembali ke rumah Bapanya,
They use Facebook and Snapchat, and text their friends funny dan berakar pada Kristus yang menjadi nyata dalam Ekaristi
GIFs.” Perkembangan internet, media sosial, dan gawai yang Kudus.
merupakan tanda generasi milenial memang mengubah pola Terlalu sering kita berkomunikasi, namun tidak sungguh-
komunikasi kita, bahkan cenderung membuat kita semakin sungguh bersosialisasi. Apapun zamannya, pastor tetaplah
mencintai diri sendiri dan mengabaikan empati pada sesama. “man for others”. Demi menjawab tantangan terbesar
Kecenderungan ini menciptakan sukacita yang semu: generasi milenial yang penuh godaan cinta pada diri sendiri,
sukacita yang berorientasi pada diri sendiri. Perlahan-lahan, para pastor harus hadir sebagai bukti cinta kasih Kristus di
waktu untuk berdoa dan berinteraksi dengan umat tersita dunia milenial ini, yaitu cinta bagi sesama dan dunia.
untuk menjelajah dunia maya. Tanpa disadari, tujuan hidup

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 29


Iklan Imesco
(2 Halaman
tengah)

30 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 31
FOKUS Imam Milenial

Iklan 1 hlm
Christour

32 MEKAR Edisi 06
01 Tahun XXXV November–Desember
Januari–Februari 20182018
GELIAT PAROKI

Suara Tanah Misi: Keuskupan Tanjung Selor Dok. RD Bonifasius Heribertus Beke

Perjuangan Menuju
Tahbisan Uskup

P
erjalanan yang harus ditempuh dari mendorong mobil tersebut. Alhasil
Mansalong menuju Tanjung Selor Romo Boni dan Suster Getrudis
sekitar 7 jam melalui jalan darat. SSFS yang sudah berpenampilan
Hutan sawit dan lahan kosong menjadi rapi harus merelakan pakaian dan
pemandangan selama perjalanan. Tidak sepatunya terciprat lumpur. Karena
semua jalan sudah beraspal. Medan tidak ada pakaian pengganti maka
yang berat bukan menjadi halangan bagi sesampainya di tempat acara,
RD Bonifasius Heribertus Beke (Romo Romo Boni harus mencuci kembali
Boni), imam Keuskupan Bogor yang sepatunya yang sudah berlumpur
bermisi di Keuskupan Tanjung Selor dan celana panjang yang bernoda paroki tetangga melintas dan berhenti
untuk hadir dan merayakan Ekaristi lumpur. Sebelumnya Romo Boni sudah menolong suster dan Romo Boni
Tahbisan Uskup Keuskupan Tanjung memberikan instruksi bagi suster yang sedang mendorong mobil. Suster
Selor, Mgr Paulinus Yan Olla, MSF yang perihal mendorong mobil. “Suster, kita yang telah siap dengan pakaian putih
digelar hari itu (6/52018). Ada kesan dorong mobil dari samping”, instruksi untuk acara tahbisan akhirnya harus
mendalam bagi rombongan yang dibawa Romo Boni. “Tidak pastor. Namanya menggantinya dengan pakaian abu-abu.
Romo Boni dalam kendaraan yang dorong itu dari belakang”, jawab suster. Beruntung, suster membawa pakaian
membawa mereka ke acara tahbisan Akhirnya suster yang mendorong cadangan. Demikianlah sepenggal
tersebut. Delapan orang dalam mobil mobil dari belakang pun berlumuran kisah dari tanah misi. Penantian tiga
Kijang yang terdiri dari Romo Boni, dua lumpur dari bawah ke atas, bahkan tahun bagi Keuskupan Tanjung Selor
orang suster, OMK serta supir bersama sampai ke mulut dan wajahnya karena untuk mendapatkan uskup yang baru
keluarganya. Jalan berlumpur yang mendorong mobil dari belakang. dihiasi salah satu peristiwa yang tidak
akan dilewati mengharuskan Romo Boni Antara kasihan dan lucu melihat suster terlupakan. (RD David Lerebulan)
dan suster untuk turun dari mobil dan berlumuran. Satu rombongan dari

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 33


LITURGI

Liturgi & Umat Bertanya,


Imam
KomLit Menjawab
Apakah liturgi yang digunakan dalam setiap paroki harus
selalu sama persis dengan yang digunakan di Vatikan?

RD Yohanes Driyanto

G
ereja melakukan secara istimewa tugas menguduskan (Vikaris Judisial Keuskupan Bogor)
melalui liturgi suci (kan. 834 §1). Tiga hal menandai
penyelenggaraan liturgi suci itu, yakni: (1) dilaksanakan universal (kan. 838 §2). Sejauh tidak bertentangan dengan
atas nama Gereja, (2) oleh orang yang ditugaskan secara norma universal dan dalam keuskupannya, Uskup Diosesanlah
legitim, dan (3) dengan perbuatan yang sudah disahkan otoritas yang memiliki kuasa untuk mengatur liturgi itu (kan. 838 §4).
berwenang (kan. 834 §2). Cara-cara lain yang juga dilakukan Gereja universal yang satu dan satu-satunya itu mewujud
Gereja dalam menguduskan adalah melalui doa-doa, perbuatan dalam Gereja Partikular yang utamanya adalah Keuskupan (kan.
tobat, dan tindakan amal-kasih (kan. 839 §1). 368). Dalam kata lain yang lebih tegas, di Keuskupan sungguh-
Mengenai hakikat dan perannya, liturgi yang berkaitan sungguh terwujud dan berkarya (vere inest et operatur) Gereja
dengan sakramen utamanya mempunyai dua hal berikut. Kristus yang satu, kudus, katolik, dan apostolik (kan. 369).
Pertama, liturgi itu sakramen kesatuan (sacramentum unitatis). Dengan uraian di atas menjadi jelas bahwa Keuskupan
Karena itu, liturgi itu harus seragam atau sama (kan. 837 §1). merupakan bagian dari Gereja universal. Bersama Gereja
Kedua, liturgi itu ritus. Karena itu, isi dan susunannya cenderung Partikular yang lain Keuskupan mewujudkan Gereja yang
tetap. Tidak boleh padanya diubah, ditambah, atau dikurangi satu dan satu-satunya. Karena Gereja universal yang satu dan
(bdk. kan. 846 §1-2). satu-satunya atau Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik, dan
Untuk menjaganya ditetapkan bahwa hanya Tahta Suci apostolik itu identik dengan Vatikan, tidak mungkin liturginya
berwenang mengatur liturgi suci di seluruh Gereja atau Gereja tidak mengacu ke sana.

Berapa kali imam boleh merayakan Apa yang dapat dilakukan oleh
Ekaristi dalam sehari? imam yang keluar?

RD Yohanes Driyanto RD Yohanes Driyanto

Ekaristi merupakan sakramen terluhur (kan. 897). Karena Dalam bahasa yuridis, imam yang keluar adalah
itu, dituntut dari setiap umat kristiani hormat yang sebesar- imam yang kehilangan status klerikal. Bersamaan dengan
besarnya (kan. 898). Sebaliknya, segala bentuk profanasi, hilangnya status, hilang pula kewajiban dan haknya sebagai
rutinitas, pelecehan, penyalahgunaan, dan komersialisasi klerikus (Pelayan Suci atau Minister sacer). Apabila otoritas
terhadapnya harus sungguh-sungguh dijauhkan. berwenang – lewat putusan yudisial atau dekret administratif
Bersama dengan yang lain, hal-hal itu menjadi alasan bagi - tidak menyatakan tahbisannya nol atau tidak sah, ia
Gereja untuk membatasi seorang Imam merayakan Ekaristi. tetap seorang imam atau Imamatnya tidak hilang. Hanya
Sebagai norma umum dan prinsip, dalam sehari Imam hanya saja, ia tidak dapat lagi menikmati haknya, melaksanakan
boleh merayakan Ekaristi sekali (kan. 905 §1). Merayakan kewajibannya, dan menunaikan kuasa gerejawinya.
Ekaristi di sini berarti menjadi selebran atau konselebran. Hanya apabila ada dalam keadaan khusus, ia dapat
Hanya bila ada kekurangan Imam dan ada alasan wajar, melakukan sesuatu yang langsung berhubungan dengan
Ordinaris Wilayah (di Keuskupan: Uskup Diosesan, Vikaris tahbisannya (kan. 976). Keadaan khusus yang dimaksud
Jendral, atau Vikaris Episkopal) dapat mengizinkan seorang adalah bahaya mati. Sesuatu yang dapat ia lakukan adalah
Imam dalam sehari merayakan Ekaristi dua kali (kan. 905 memberi absolusi. Imam yang sudah keluar itu dapat
§2). Apabila ada kebutuhan pastoral yang penting, Ordinaris memberikan absolusi dari segala censura (hukuman:
Wilayah itu dapat mengizinkan Imam merayakan Ekaristi tiga ekskomunikasi, interdik, atau suspensi) dan dosa terhadap
kali di Hari Minggu atau Hari Pesta Wajib (kan. 905 §2). peniten yang berada dalam bahaya mati.

34 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


LITURGI

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 35


Inspirasi iman
dan informasi
Rek. Bank Mandiri 133.00.47.888888 keuskupan,
a.n. David Lerebulan
diantar langsung ke
mekarkeuskupanbogor@gmail.com pintu Anda.
Hubungi distributor kami
dan jadilah yang pertama
mendapatkan edisi-edisi
Hari Sisworo
terbaru Mekar.
0856-2131-883

36 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Iklan St
Fransiskus Asisi
Sukasari 1 hlm

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 37


KESEHATAN

Interaksi Keluarga Milenial:


Ketika Gawai Menjadi Sakral
Oleh: Lidwina Florentiana Sindoro, S.Psi.*)

S
iapa di antara kita yang tidak menggunakan gawai Kita memang tidak dapat menghindari interaksi
(gadget) untuk berkomunikasi dengan keluarga? menggunakan gawai. Ada beberapa hal yang dapat kita
Kemajuan teknologi komunikasi memberi kita lakukan untuk menyeimbangkan porsi interaksi dengan
kesempatan untuk berinteraksi dengan lebih efektif dan menggunakan gawai dan interaksi secara langsung:
efisien dari segi waktu maupun biaya. Keluarga milenial
yang melek teknologi menempatkan gawai sebagai sarana 1. Waktu Tanpa Gawai
pokok dalam berinteraksi. Rasanya ada yang kurang bila Sisihkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga tanpa
tidak memegang gawai sehari saja. Tanpa disadari, gawai gawai di tangan kita. Setiap keluarga punya kebiasaan yang
menjadi benda sakral dalam interaksi antar anggota keluarga berbeda untuk berkumpul. Cobalah meluangkan waktu untuk
seperti menanyakan kabar, keberadaan, memperkenalkan melepas gawai, misalnya ketika makan malam. Makanlah
pasangannya, bahkan diskusi keluarga pun kini dilakukan bersama dan singkirkan gawai yang kita pegang. 30-45 menit
melalui gawai. Gawai seolah-olah menjadi sarana yang tidak saja dan berkomunikasilah dengan keluarga secara langsung.
boleh hilang yang bisa digunakan untuk berinteraksi dan
berbagi apapun dengan orang lain. 2. Mudik? Siapa Takut!
Secara psikologis, ada hal-hal yang perlu diwaspadai dari Tradisi mudik mungkin hanya ada di Indonesia. Tradisi
interaksi dengan menggunakan gawai: ini mengingatkan kita akan pentingnya silaturahmi secara
langsung. Menyapa dan bertemu secara langsung. Grup
1. Emote Icon bukan Segalanya keluarga besar memang selalu ramai dengan ucapan ketika
Respon non-verbal manusia (ekspresi wajah, gerak Natal, Paskah, Tahun Baru, Imlek atau Idul Fitri, akan tetapi,
tubuh, nada suara) tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh bukankah mudik lebih asyik?
kecanggihan aplikasi di gawai kita. Apakah benar orang
yang kita ajak bicara itu tertawa ketika di akhir percakapan 3. Membahas Ulang Topik Pembicaraan
ia menambahkan emote icon tersenyum atau menulis Jika kita memang dikejar waktu untuk mendiskusikan
“Hahaha”? Keselarasan pesan verbal dan non-verbal hal penting lewat gawai, ada baiknya kita mendiskusikannya
akan menentukan makna dari sebuah percakapan, maka ulang setelah ada waktu untuk bertemu. Mungkin saja kita
mengamati ekspresi lawan bicara secara langsung menjadi menangkap makna lain ketika melihat respon non-verbal
hal yang penting untuk dilakukan. lawan bicara kita.

2. Realita Menjadi Kabur 4. Berikan yang nyata setelah yang virtual


Cobalah amati hal-hal yang dibagikan oleh orang di Seringkali kita menyapa lewat chat diikuti emote icon
sekitar kita! Apakah terlihat lebih membahagiakan dari tertentu, misalnya memberikan semangat kepada anak lalu
kehidupan kita? Orang cenderung menampilkan hal yang menambahkan emote pelukan di belakangnya. Coba berikan
baik dan menyembunyikan yang buruk. Ketika kita mulai pelukan itu segera setelah kita bertemu dengan anak kita.
membandingkan kehidupan kita dengan “tampilan semu” Mungkin peristiwanya sudah lewat, tetapi makna pelukannya
dari orang lain lalu meminta keluarga dan diri kita sendiri tentu masih sama kan? Sama-sama sebagai ekspresi rasa
menjadi seperti “tampilan semu” tersebut, apa hasilnya? sayang kita.
Kadar kebahagiaan kita akan berkurang.
5. Berhenti Membandingkan, Perbanyak Bersyukur
3. Memicu Gangguan Psikologis Sadari bahwa setiap orang memiliki bebannya masing-
Penggunaan gawai tidak akan lepas dari penggunaan masing. Syukuri apa yang kita punya: suami yang setia
internet. Adiksi internet adalah salah satu gangguan yang meski tidak romantis, istri yang masakannya enak meski
sedang diteliti secara mendalam oleh para ilmuwan di bidang tidak secantik selebgram, dan anak yang penurut meski
Psikologi setelah terjadi kemajuan pesat dalam teknologi tidak sepintar anak tetangga. Bersyukur adalah salah satu
komunikasi. Kecemasan berlebih ketika lepas dari gawai, cara yang telah terbukti dapat membantu kita menjaga
durasi atau intensitas berlebih dalam menggunakan gawai kesehatan. Jadi, jika berkomunikasi dengan keluarga, jangan
serta mengabaikan kegiatan yang menjadi kewajiban lupa ungkapkan syukur kita atas kehadiran mereka dengan
seseorang adalah beberapa tanda dari adiksi internet. Tentu berterima kasih.
saja masih ada banyak gejala yang harus dipenuhi ketika kita Selamat berjuang menciptakan interaksi yang seimbang
ingin menegakkan diagnosis ini. untuk semua keluarga milenial.

*) Penulis adalah mahasiswa Magister Psikologi Profesi di


Universitas Indonesia.
38 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018
Mgr Tri Harsono: Jawaban Doa Umat Keuskupan Purwokerto FOKUS

Iklan Botani
Square

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 39


40 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018
NASIONAL

Pemilih Millenial:
Rasional atau Emosional?
Oleh: Mutia Zakia Salma *)

T
ahun politik di mata masyarakat salah apabila keuntungan demografis semacam
kebanyakan, diyakini akan ini juga melahirkan semacam harapan perihal
menyuguhkan banyak drama. kepemimpinan bangsa yang lebih mendamaikan.
Seperti yang sudah terjadi, mungkin kita Mengingat, dalam mekanisme pemilihan umum
memang harus bersiap untuk Isu SARA Indonesia yang luber, jurdil, satu orang bernilai
yang diolah secara tidak berbhineka. satu suara.
Bisa juga konfrontasi halus antar lembaga
negara atau permasalahan integritas tokoh Hati dan logika
publik yang sebenarnya, dapat dikatakan, Berkaca pada drama yang dipertontonkan
membawa tanggung jawab moral sebagai dalam frame panggung politik, sikap milenial
*)
Penulis adalah semacam suri tauladan. Belum lagi hoax dan inilah yang memberikan sumbangsih besar. Sebut
alumnus program fake news yang sudah biasa muncul di kalangan saja isu SARA, yang sempat mewarnai pemilihan
Magister Pertahanan masyarakat. Menggelikan memang, literasi digital umum Gubernur DKI Jakarta 2017, menjadi salah
dari Universitas yang semakin menyebar melintasi area dan kelas satu ujian utama untuk milenial yang tinggal di
Pertahanan. sosial, kadang tidak membawa kemerdekaan negara dengan diversifikasi sosial yang tinggi
berpikir yang cerdas dan bermartabat. Bisa seperti Indonesia. Center for Strategic and
memproses informasi namun tidak selalu berarti International Study (CSIS) tahun 2017 melakukan
teredukasi. Dinamika demokrasi, sebut saja penelitian mengenai milenial Indonesia dalam
begitu, untuk kontestasi dan segala perangkatnya, berbagai konteks dan indikator, salah satunya
memang sah secara legal formal, meski kadang adalah mengenai toleransi dalam politik. Sebanyak
tetap bikin gerah. Siapa yang bisa diharapkan 600 responden dari 34 provinsi dengan usia 17-29
membawa kedamaian? Apakah (masih) pemuda? tahun ketika ditanya mengenai apakah mereka
Kata ‘pemuda’ memiliki padanan dalam tren mau memilih calon pemimpin yang berbeda
keterbukaan informasi dan digitalisasi seperti agama, hanya 38,8% menjawab “Ya” dan
sekarang ini, yakni, milenial. Dalam klasifikasi sisanya sekitar 53,7% menjawab “Tidak”. Tanpa
Pew Research Center, sebuah badan penelitian membicarakan konteks baik dan buruk, dalam
AS, milenial dikategorikan sebagai mereka yang contoh ini, rasionalitas milenial Indonesia dapat
terlahir antara tahun 1981 hingga 1996, yakni dikatakan masih berelasi kuat dengan pemikiran-
mereka yang merupakan generasi pertama di pemikiran tradisional. Persamaan identitas sosial
tahun milenium (2000-an). Mereka memiliki di atas faktor keunggulan kompetensi. Atau
budaya dan tren tersendiri yang lahir dari pola dengan kata lain, dengan kekhasan berpikir yang
pikir dan proses pengambilan keputusan yang cenderung progresif dan dinamis, preferensi politik
lebih bebas dan dinamis. Bertumbuh dalam milenial masih sangat berpotensi untuk lahir dari
masa globalisasi memungkinkan adanya interaksi pertimbangan emosional belaka.
ide yang lebih tak terbatas, membuat milenial Mari kita lihat diri kita sebagai aktor yang
memiliki banyak opsi untuk menentukan posisi menentukan kondisi bangsa lima hingga ratusan
baik dengan pertimbangan emosional atau tahun ke depan. Apabila kita adalah bagian
rasional dalam berbagai macam arti. Milenial juga dari milenial, sudah waktunya kita sadar bahwa
berpotensi besar membawa pencerahan dengan stabilitas kebangsaan dan era keterbukaan
kualitas pendidikan yang lebih baik dari situasi yang membesarkan kita seharusnya dapat
dimana pendahulunya hidup, dipergunakan secara cerdas dan bijaksana. Bukan
Di pasaran, muncul berbagai kekhasan berarti mengeliminasi emosi, karena bagaimana
milenial yang dengan mudah dapat ditangkap. pun hati kita adalah kompas dalam rangkaian
Mulai dari makanan favorit, pilihan karier, hingga menentukan pilihan dan jalan. Namun jelas bukan
(mungkin) preferensi politik. Dalam catatan berarti tidak memakai logika rasional yang adil
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dan ksatria. Lalu apabila kita adalah orang tua
(BKKBN) tahun 2017, populasi penduduk dari para milenial, pastikan mereka cukup asupan
Indonesia yang tergolong milenial mencapai suri tauladan! Karena Indonesia benar-benar
psentase yang cukup besar, yakni 34,45% dari dapat mencapai kejayaan paripurna di 2030 nanti
total sekitar 262 juta jiwa menurut Badan Pusat melalui kontribusi tangan-tangan milenial.
Statistik (BPS). Selain produktivitas ekonomi, tidak

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 41


LINTAS IMAN

Menyapa Perbedaan,

Foto: RD David Lerebulan


Merajut Kebinekaan

P
erbedaan tidaklah dapat dihindari di tengah kehidupan
bermasyarakat yang majemuk, namun perbedaan
tersebut bukanlah penghalang dalam menjalin
persahabatan. Seperti yang terlihat dalam kunjungan para
Menjadi Ikon Toleransi
Imam Diosesan Se-Regio Jawa yang bertandang ke Pondok
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ma’had Nurul Fata yaitu
Pesantren Ma’had Nurul Fata untuk bersilahturahmi pada hari
Habib Hasan bin Abdul Qodir Al Attas pada sambutannya
Kamis (20/9/2018) lalu.
mengatakan bahwa Ia beserta jajarannya sering menerima
Dalam pertemuan tersebut sangat terasa suasana
kunjungan dari berbagai tokoh lintas agama, pun sebaliknya
keakraban, para pemuka agama lintas iman tersebut duduk
mereka juga kerap kali melakukan kunjungan-kunjungan
sejajar tanpa adanya sekat dan saling merangkul tanpa
untuk melakukan dialog dengan tokoh-tokoh lintas agama.
melihat adanya perbedaan. Pun para pemuka agama tersebut
Habib Hasan juga mengatakan bahwa Pesantren Ma’had
saling bergantian melontarkan pujian.
Nurul Fata mendoktrin para siswa/santrinya dengan adab.
Mgr Paskalis Bruno Syukur yang pada saat itu turut hadir
Para siswa/santrinya juga diajak untuk mengenal tata cara
mengatakan bahwa tujuan dirinya dan para Imam Diosesan
bersilaturahmi dengan umat beragama lain.
hadir ke Pondok Pesantren Ma’had Nurul Fata, yakni agar
Diakhir sambutannya, Habib Hasan mengatakan bahwa
ia dan para imam semakin yakin bahwa selama ini Gereja
para Imam Diosesan se-Regio Jawa yang hadir saat itu
Katolik tidak berjalan sendiri dalam mewujudkan kerukunan
adalah tamu kehormatan. Kunjungan para Pastor Katolik
antarumat beragama.
ke pesantren dapat menjadi sebuah ikon toleransi yang
Mgr Paskalis percaya bahwa Allah yang Mahabaik juga
nantinya diharapkan dapat ditularkan ke berbagai pihak demi
berkarya di dalam diri orang yang memberikan kebaikan-
mewujudkan kehidupan berbangsa yang beradab dan saling
kebaikan pada orang-orang sekitarnya. Ia percaya bahwa
menghormati satu sama lain meskipun memiliki iman yang
Allah juga berkarya di pesantren tersebut.
berbeda. (Maria Dwi Anggraeni/Mekar)

42 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Iklan:
MJP Cargo (1
hlm)

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 43


JEJAK IMAN

Sang “Visioner”
yang Sederhana
Oleh: RD Yohanes Suparta*)

T
erharu atau entah kata apa yang orang saudara Fransiskan yang sudah
tepat untuk mengungkapkan lanjut usia diberikan hak menggunakan
rasa itu ketika pandangan mata beberapa ruangan sebagai tempat
menemukan sebuah palang salib putih berkomunitas.
bertuliskan “1907 P. PATERNUS GEISE
1995” di antara palang salib yang lain. Menjadi besar karena iman
Menjadi pengalaman indah bagi saya Ada hal yang menarik ketika kami
bisa napak tilas ke makam Uskup Bogor berbincang-bincang dengan para
yang pertama ini, yang juga merupakan saudara Fransiskan di komunitas Weert
penggagas dan pendiri Universitas tersebut. Mereka sangat ramah dan
Katolik Parahyangan di Bandung, yang merasa sangat senang menerima
selama ini hanya saya dengar dan baca kehadiran kami. Hanya saja, mereka
informasinya. Saya datang ke tempat juga merasa “heran” mengapa kami
tersebut bersama dengan seorang jauh-jauh datang dan katanya “hanya”
rekan imam dari Jakarta, RD Antonius untuk mengunjungi makam seorang
RD Yohanes Suparta di makam Mgr Geise. (Foto: Dok. Pribadi)
Baur, yang juga sedang melaksanakan “Geise”. Saya mencoba memberikan
tugas belajar di Roma dan tinggal di gambaran begitu berartinya kehadiran dengan sukacita melakukan setiap
satu collegio dengan saya. Mgr Geise bagi sejarah kehadiran pekerjaan baik yang dipercayakan
Gereja di tatar Sunda. Di antara oleh Allah”. Saya percaya bahwa Mgr
mereka, hanya ada satu orang yang Geise telah hidup bersama dengan
sempat mengenal dan bertemu kalangan para kudus di Surga dan
dengan Mgr Geise sebelum meninggal. menjadi pendoa bagi Gereja Allah,
Saya kemudian langsung teringat khususnya di Keuskupan Bogor tempat
dalam hati pengalaman Yesus yang ia membaktikan hidupnya. Lamunan
“diragukan” di tempat asalnya karena dan doa tersebut menyertai saya dalam
orang-orang sungguh mengetahui menikmati indahnya alam sepanjang
asal-usulnya, dan “menuntut” hal perjalanan kami ke Den Haag.
yang lebih supaya mereka sungguh Mgr Geise sudah dan selalu menjadi
melihat “kehebatan” Yesus. Saya bagian hidup dan sejarah kita, terutama
tidak bermaksud mengatakan bahwa Gereja di Keuskupan Bogor. Semoga
mereka “meragukan” besarnya sosok semangatnya dalam menghadirkan
Mgr Geise, tetapi karena memang Gereja, menghadirkan cinta kasih dan
mereka tidak mengetahui siapa orang perdamaian serta menghadirkan Allah
yang terbaring bersama sekian banyak sendiri terus bergema dalam upaya
saudara Fransiskan yang lain di tempat pengabdian Gereja di tatar Sunda.
RD Yohanes Suparta (paling kiri) dan RD Antonius
Baur (paling kanan) bersama dengan para saudara itu. Ia kini memang sudah terbaring di
Fransiskan di kota Weert, Belanda. (Foto: Dok. Pribadi) Dari perbincangan itu pun tempat yang jauh, yang sepi, dan di
kemudian terlintas dalam hati tempat yang “seolah” tidak ada yang
Makam Mgr Geise ada di sebuah saya, Mgr Geise menjadi “orang mengenalnya. Akan tetapi, kita percaya
area yang tenang dan asri. Tempat besar” bukan karena ia “diterima”, bahwa cinta dan semangatnya tetap
ini dulunya merupakan Gereja Induk “dianggap”, “ditempatkan”, dan membara dalam kehidupan menggereja
di Kota Weert, Propinsi Limburg, di “dipuja” karena kehebatan dan di Keuskupan kita yang tercinta
bagian selatan Belanda. Dan pada karya-karyanya. Ia menjadi “besar” ini. Sebagaimana Allah senantiasa
abad ke-13 didirikan sebuah biara karena sungguh mengimani Allah dan mencintai kita, kita juga yakin ia telah
Fransiskan oleh seorang bangsawan, mewujudkan iman itu dalam kesiapan dan selalu mencintai kita di Keuskupan
yang masuk ke dalam persaudaraan dan kesediaannya memberikan diri, Bogor.
Fransiskan, demikian dikatakan Pater melakukan seluruh pekerjaan Allah Mgr. Geise, berbahagialah dalam
Gerard, yang tinggal bersama tiga sebagai pekerjaan yang dipercayakan keabadian dan doakan kami.
saudara Fransiskan lain dan menerima kepadanya, untuk menghadirkan Allah
kami di tempat tersebut. Makam itu itu di tatar Sunda, tanpa mempunyai Roma, 30 September 2018
terletak di bagian belakang biara, yang “intensi” untuk menjadi “orang besar”.
sekarang sebagian besar bangunannya Kemudian dalam hati saya juga *) Penulis adalah imam Keuskupan
sudah digunakan sebagai tempat untuk berkata, “Mgr Geise, doakanlah kami Bogor yang sedang menjalani studi di
memberikan perhatian bagi para lanjut kepada Allah agar kami, terutama Roma.
usia. Pater Gerard bersama dengan tiga saya, dapat dengan sepenuh hati dan

44 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


JEJAK IMAN

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 45


Iklan
Yogya Dept
Store 1/2

46 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


DESTINASI

Mengenal Indahnya
Taman Doa Ngrawoh Sragen
Foto: Aryodito/OMK Paroki Sragen

S
ragen adalah salah satu kota kabupaten yang Wisata Rohani dan Kuliner
terletak di timur provinsi Jawa Tengah, yang Rindangnya pohon yang tumbuh di sekeliling
memiliki banyak hasil pertanian, kuliner dan Taman Doa Ngrawoh ini merupakan tempat yang
obyek wisata. Kota Sragen tidak hanya memiliki nyaman untuk berdoa. Setelah selesai berkunjung
obyek wisata edukasi tentang manusia purba ke Taman Doa, pengunjung bisa mampir di
sangiran, tetapi juga memilki wisata rohani untuk warung Pecel Gablok yang berada di sekitar
umat Katolik yaitu Taman Doa Santa Perawan Taman Doa. Di sekitar taman doa, ada hotel
Maria Di Fatima, Ngrawoh, Sragen. Letak lokasi atau tempat untuk wisatawan bermalam dan
Taman doa yang hanya berjarak 10 km dari menikmati kuliner sambel tumpang. Pengunjung
kota Sragen, sangat mudah dilalui baik dengan juga dapat merayakan misa mingguan berbahasa
kendaraan pribadi maupun untuk rombongan jawa di Paroki Santa Maria Di Fatima, Sragen.
yang ingin menggunakan bus berkapasitas 50 Jangan lupa juga untuk berburu souvenir menarik
orang. dari Taman Doa Ngrawoh dan batik Sragen
Taman Doa ini berlandaskan pada pelindung untuk keluarga, sanak saudara dan rekan anda.
Gereja Paroki Sragen yakni Santa Perawan Partisipasi anda tentunya juga membantu UKM
Maria Di Fatima. Taman Doa ini mengajarkan Sragen Asri. Berkah Dalem. (Aryodito/OMK Paroki
tiga bentuk kehidupan, yaitu: 1) Gereja Yang Santa Maria Di Fatima Sragen)
Berjuang, 2) Gereja Yang Berziarah, dan 3) Gereja
Yang Mulia.

Iklan CryoGas1/2

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 47


RAGAM

Membangun “Surga” dalam Keluarga


Perayaan Syukur 5 Tahun Priskat

S
urga dapat diciptakan dalam keluarga. Hal inilah yang
menjadi materi utama dalam seminar sehari bertajuk
“Keluargaku Surgaku” yang diselenggarakan oleh
Pria Sejati Katolik (Priskat) Keuskupan Bogor pada Sabtu
(13/10/18).Dalam seminar ini, Provinsial Ordo Karmel
Indonesia, RP Ignasius Budiman O. Carm. yang akrab
disapa sebagai Romo Budi, menyuguhkan makna keluarga
berdasarkan kajian Kitab Suci dan dokumen-dokumen
utama Gereja, terutama belas kasih dan pengampunan,”
Gereja. Menurutnya, kemampuan suami istri untuk menjaga
ujarnya.
ketulusan dan sikap saling percaya adalah hal yang
“Kekuatan seseorang untuk membangun ‘keluargaku,
diharapkan untuk dipelihara dalam perkawinan.
surgaku’ terletak pada Injil. Sebab Yesus adalah Jalan,
Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur pun turut
Kebenaran, dan Hidup sejati,” lanjut Mgr Paskalis. Ia
membagikan pemikirannya di sesi kedua. Kepada sekitar
mengajak seluruh keluarga melaksanakan apa yang menjadi
300 peserta seminar, Mgr Paskalis mengisahkan sejarah
ciri khas umat Katolik, sebab surga dapat diwujudkan
pembentukan Priskat Keuskupan Bogor yang berawal dari
dengan menempatkan Ekaristi sebagai pusat hidup keluarga.
pertobatan para anggota perdana. Oleh karena itu, ia
Seminar yang diadakan di Aula Magnificat Gedung Pusat
pun menghendaki agar seluruh anggota Priskat menakar
Pastoral Keuskupan Bogor ini merupakan perayaan syukur
relevansi pertobatan mereka sebagai titik tolak dalam
atas 5 tahun pelayanan Priskat di Keuskupan Bogor. Dalam
mengembangkan keluarga.
5 tahun karyanya, kelompok kategorial yang dinaungi oleh
Mgr Paskalis juga membahas bagaimana sosok ayah
Komisi Keluarga Keuskupan Bogor ini telah berkembang
sebagai imam, nabi, dan raja, berperan penting dalam
menjadi komunitas yang tidak hanya melayani awam, namun
membangun keluarga yang berakar pada Kristus. “Sebagai
juga imam dan bruder melalui camp tahunan. (Mentari/
Gereja kecil, keluarga pun perlu mewujudkan kualitas-kualitas
Komsos Keuskupan Bogor)

48 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Iklan BMV
Katedral 1 hlm

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 49


Iklan
Iklan Wilayah Lingkungan
GMA 1/4 SYS GMA 1/4

50 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


RAGAM

Nakhoda Baru Yayasan Mardi Yuana

S
ebagai sebuah lembaga pendidikan Katolik milik
Keuskupan Bogor, Yayasan Mardi Yuana yang secara
de facto didirikan pada 1 Agustus 1947 oleh Mgr Prof.
DR.N.J.C Geise, OFM dan menjadi badan hukum pada 26
Agustus 1949 berkonsentrasi dalam pelayanan pendidikan
formal anak-anak sekolah tanpa memandang status agama,
ekonomi dan suku. Sekolah Mardi Yuana hadir, baik di kota
besar maupun pelosok wilayah Keuskupan Bogor, mewarnai
wajah pelayanan pastoral Keuskupan Bogor yang bersanding
dengan sekolah-sekolah lainnya. RD FX Suyana yang sudah
berkarya selama 14 tahun di Yayasan Mardi Yuana (7 tahun
sebagai Kepala Yayasan) kini digantikan oleh RD Ignatius
Irwan Sinurat yang sebelumnya menjabat sebagai kepala
Yayasan Mardi Yuana perwakilan Bogor. Serah terima
jabatan dilangsungkan di Yayasan Mardi Yuana di Sukabumi sebuah sekolah yang melahirkan banyak orang hebat di
dengan dihadiri oleh Mgr Paskalis dan pejabat pemerintahan Sukabumi. Sebagai kepala yayasan yang baru, RD Irwan
setempat, di antaranya adalah walikota Sukabumi H. Sinurat menyampaikan pesan dan harapannya agar semua
Achmad Fahmi, S.Ag, M.M. Dalam sambutannya, walikota pihak saling bekerja sama mewujudkan cita-cita yayasan.
menyampaikan bahwa Mardi Yuana telah hadir sebagai (RD David Lerebulan)

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 51


RAGAM

Geliat Orang Muda dalam Berwirausaha


Pertemuan Komisi PSE Regio Jawa

Foto: PSE Keuskupan Bogor


P
SE Keuskupan Bogor mengikuti pertemuan Komisi PSE
Regio Jawa di Keuskupan Bandung pada 9-11 Oktober
2018. Peserta pertemuan ini adalah para Ketua Komisi
PSE Keuskupan di Regio Jawa dan stafnya, serta perwakilan
dari orang muda yang berwirausaha.
Pertemuan ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang
dipersembahkan oleh Uskup Bandung Mgr Antonius
Subianto. Dalam homili, beliau menekankan tentang
Selanjutnya, sesi kedua dibawakan oleh Salamun Taofik
pentingnya mengikuti keteladanan Maria yang kontemplatif
yang berbicara tentang “Sharing Komunitas The Local
tetapi juga diimbangi dengan karya seperti Marta yang
berkarya.
Enablers”. Sesi ketiga oleh AW Hernowo Adi yang berbicara
tentang “Menyikapi Kebijakan Pemerintah Berkaitan dengan
Tema pertemuan PSE Regio Jawa ini adalah “Orang
Wirausaha Baru”. Mentari dan Aprilia juga turut berbicara
Muda yang Berwirausaha”. Dalam pengantar, Koordinator
mengenai “Pertanian Kini: Cerita dari Orang Muda Kota dan
PSE Regio Jawa mengungkapkan bahwa “PSE harus menjalin
Desa”
mitra dengan siapapun atau pihak manapun seluas-luasnya.
Para peserta juga mendiskusikan tentang nilai-nilai positif
Dengan bekerja sama inilah, pada akhirnya akan menjadikan
dari para narasumber. Hasil diskusi itu dipresentasikan di
PSE lebih mudah untuk berkarya dan juga dapat membantu
malam terakhir. Ternyata banyak hal yang menarik dari
lebih banyak orang”. Melalui kemitraan dengan banyak
para peserta antara lain, mereka dibukakan untuk dapat
pihak, maka semakin banyak orang pula yang akan
mengenali siapa yang menjadi mitra kerja mereka dan
merasakan kasih Allah.
bagaimana bermitra dengannya. Peserta juga melihat
Dalam pertemuan ini juga hadir beberapa pembicara,
bahwa peluang itu selalu ada, tapi butuh konsistensi dalam
salah satunya yaitu Lidwina Wahyu Widayati yang berbicara
mempertahankan apa yang telah diusahakan.
“Peluang Dan Tantangan Kaum Muda Di Era Digital”.
(RD Greg Cahyono/PSE Keuskupan Bogor)

Iklan 1/2
Yulitta Folianti

52 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


RAGAM

Iklan:
Miyuki Sport (1
hlm)

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 53


RAGAM

54 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 55
RAGAM

Iklan 1/2
Serikat Putri
Karmel

56 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


RAGAM

Iklan 1
VIP Watch Part
2

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 57


Iklan:
Bp Stepanus
Yulianto (1 hlm)

58 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Mgr Paskalis Bruno Syukur, Mgr Ch Tri Harsono, Mgr Sunarka, dan Kardinal Julius Darmaatmaja Para imam Keuskupan Bogor menghadiri Misa Penahbisan
berbincang bersama di Purwokerto. (Foto: RD David Lerebulan) Mgr Ch Tri Harsono sebagai Uskup Purwokerto. (Foto: Istimewa)

RD David Lerebulan bersama para anggota POLRI selepas Misa Perayaan HUT TNI.
(Foto: RD David Lerebulan)

Perwakilan PSE Keuskupan Bogor dalam acara Temu PSE Regio Jawa. Pembukaan Bulan Maria di Kuasi Bunda Maria Ratu Sukatani.
(Foto: PSE Keuskupan Bogor) (Foto: Komsos Keuskupan Bogor)

Konsolidasi Komisi Kerasulan Awam. di Wisma Samadi Klender. RP Ignasius Budiman O.Carm, Mgr Paskalis Bruno Syukur, dan RD Ridwan Amo dalam
(Foto: Komisi Kerawam Keuskupan Bogor) acara Perayaan Syukur 5 Tahun Priskat Keuskupan Bogor. (Foto: Komsos Keuskupan Bogor)

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 59


Para imam UNIO bersama para ulama di pondok pesantren Mahad Nurul Fata. RD Mikail Endro menghadiri Doa Perdamaian bersama para tokoh lintas iman.
(Foto: Aurelia Rani) (Foto: RD Mikail Endro)
WAJAH

Iklan Baby
Wish 1/2

Iklan 1/2
Wilayah Bogor
Utara

60 MEKAR Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018


Cover 3
Cakrawala

Edisi 06 Tahun XXXV November–Desember 2018 MEKAR 61


Cover 4
PT Japfa
Comfeed

Anda mungkin juga menyukai