Anda di halaman 1dari 26

Bunga adalah jasa dari pinjaman atau simpanan yang dibayarkan pada akhir jangka waktu yang

telah disepakati bersama.

Jika besarnya bunga suatu pinjaman atau simpanan dinyatakan dengan persen (%), maka persen
tersebut dinamakan suku bunga atau persentase bunga yang biasa disimbolkan i .

Rumus Penentuan Besarnya Bunga (B), Suku Bunga (i


) , dan Tabungan Akhir (Mn
)
Misalkan seseorang menyimpan atau meminjam uang di lembaga keuangan sebesar M
dengan suku bunga i dan besar tabungan akhir atau pinjaman akhir adalah Mn , maka dapat kita
rumuskan :

Mn=M+B sehingga B=Mn−M


i=BM×100% sehingga B=i×M
Keterangan :
B= Bunga (dalam rupiah)
i= Suku Bunga (dalam persentase)
M= Tabungan awal atau pinjaman awal
Mn =
Tabungan akhir atau modal yang harus dikembalikan

Contoh Soal :
1). Budi meminjam uang dari Koperasi sebesar Rp1.000.000,00. Setelah satu bulan, maka Budi
harus mengembalikan modal beserta bunganya sebesar Rp1.030.000,00. Tentukan besarnya
bunga dan suku bunganya?

Penyelesaian :
*). Pada soal diketahui : M=1.000.000, dan Mn=1.030.000
*). Menentukan besar bunga (B) :
B=Mn−M=1.030.000−1.000.000=30.000
*). Menentukan suku bunga/persentase bunga (i) :
i=BM×100%=30.0001.000.000×100%=3%
Jadi, kita peroleh bunga Rp30.000 dan suku bunga 3%.

2). Iwan menyimpan uangnya di Bank ABC sebesar Rp500.000,00. Bank memberikan bunga 2%
tiap bulan. Tentukan jumlah simpanan Iwan setelah satu bulan!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M=500.000, dan i=2%
Ditanyakan : Mn=...?
*). Menentukan besarnya bunga (B) :
B=i×M=2%×500.000=2100×500.000=10.000
*). Menentukan besarnya simpanan akhir (Mn) :
Mn=M+B=500.000+10.000=510.000
Jadi, jumlah simpanan Iwan setelah satu bulan adalah Rp510.000,00.

3). Fulan menyimpan uangnya di Bank Segar Indah sebesar Rp400.000,00. Bank memberikan
bunga 1.5% tiap bulan. Jika bank membebankan biaya administrasi Rp1.000,00 setiap bulan,
tentukan jumlah simpanan Fulan setelah satu bulan!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M=400.000,i=1,5% dan administrasi = 1.000.
Ditanya : Mn=....?
*). Menentukan Mn :
Mn=M+B−administrasi=M+i×M−administrasi=400.000+1,5%×400.000−1.000=
400.000+6.000−1.000=405.000
Jadi, besar tabungan akhirnya adalah Rp405.000,00.

4). Indra meminjam uang di bank sebesar Rp40.000.000,00 untuk keperluan membangun rumah.
Jika bank memberikan pinjaman dengan syarat dikenakan suku bunga 5% setahun, maka uang
yang harus dikembalikan Indra adalah sebesar .... ?

Penyelesaian :
Penyelesaian :
*). Diketahui : M=40.000.000, dan i=5%
Ditanyakan : Mn=...?
*). Menentukan besarnya bunga (B) :
B=i×M=5%×40.000.000=5100×40.000.000=2.000.000
*). Menentukan besarnya pinjaman akhir (Mn) :
Mn=M+B=40.000.000+2.000.000=42.000.000
Jadi, Indra harus mengembalikan uang sebesar Rp42.000.000,00.

Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap.
Perhatikan ilustrasi kasus berikut ini!
Iwan mendapatkan dana pinjaman dari yayasan pendidikan "Indonesia Pintar Berkarya"
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan pinjaman Rp20.000.000,00
dengan bunga tunggal 5% per tahun selama 4 tahun. Adi membayar lunas pinjamannya setelah 4
tahun sebesar Rp24.000.000,00 dengan rincian pinjaman sebagai berikut:

Keterangan :
Pada tabel di atas, terlihat bahwa besarnya bunga selalu sama setiap tahun yaitu sebesar
Rp1.000.000 dengan perhitungan 5% dikalikan besarnya modal awal (Rp20.000.000) yaitu :
5%×20.000.000=1.000.000. Besarnya bunga yang tetap setiap periode inilah disebut bunga
tunggal.

Rumus Menghitung Bunga Tunggal


Misalkan kita menabung atau meminjam uang dengan modal awal M
dengan suku i per periode selama n periode, besarnya bunga tunggal (B) dapat dihitung dengan
rumus :
Bunga = banyaknya periode × suku bunga tiap periode × modal awal.
B=n×i×M
.

Contoh Soal :
1). Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga tunggal 2%/bulan.
Tentukan bunga setelah 1 bulan, 2 bulan, dan 5 bulan!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M=1.000.000 dan i=2%=2100
*). Menentukan bunga setelah 1 bulan (n=1)
B=n×i×M=1×2100×1.000.000=20.000
*). Menentukan bunga setelah 2 bulan (n=2)
B=n×i×M=2×2100×1.000.000=40.000
*). Menentukan bunga setelah 5 bulan (n=5)
B=n×i×M=5×2100×1.000.000=100.000
Catatan Penting :
*). Dari rumus B=n×i×M , syarat utamanya adalah periodenya harus sama (satuan waktunya
sama).
*). Yang diubah boleh satuan i nya atau satuan n sehingga sama.
*). Misalkan beberapa kasus di bawah ini :
i). Diketahui suku bunga (i) per tahun dan t dalam tahun,
maka B=t×i×M
ii). Diketahui suku bunga (i) per tahun dan t dalam bulan,
maka n=t12 tahun,
sehingga B=t12×i×M
iii). Diketahui suku bunga (i) per tahun dan t dalam hari,
maka n=t360 tahun (anggap 1 tahun = 360 hari),
sehingga B=t360×i×M
iv). Diketahui suku bunga (i) per bulan dan t dalam tahun,
maka n=12×t bulan,
sehingga B=12×t×i×M
v). Diketahui suku bunga (i) per bulan dan t dalam bulan,
maka n=t bulan,
sehingga B=t×i×M
vi). Diketahui suku bunga (i) per bulan dan t dalam hari,
maka n=t30 bulan (anggap 1 bulan = 30 hari),
sehingga B=t30×i×M

Contoh soal :
2). Budi menabung di bank sebesar Rp1.000.000 dengan suku bunga tunggal 6% per tahun.
Tentukan besarnya bunga setelah menabung sebesar 3 tahun, 3 bulan, dan 36 hari (anggap 1
tahun = 360 hari)!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M=1.000.000 dan i=6%=6100 per tahun.
*). Bunga setelah 3 tahun :
n=3 tahun dan satuan sudah sama dengan i yaitu suku bunga pertahun.
B=n×i×M=3×6100×1.000.000=180.000
*). Bunga setelah 3 bulan :
n= 3 bulan =312=14 tahun .
B=n×i×M=14×6100×1.000.000=15.000
*). Bunga setelah 36 hari :
n= 36 hari =36360=110 tahun .
B=n×i×M=110×6100×1.000.000=6.000
Rumus Menghitung Modal Akhir Bunga Tunggal
Setelah kita bisa mencari besarnya bunga dalam bunga tunggal, berikutnya kita akan
menghitung modal akhir (Mn
) dari modal awal (M) setelah dibungankan selama n periode dengan suku bunga i setiap
periodenya yaitu :
Modal akhir = modal awal + bunga
Mn=M+B dengan B=n×i×M
sehingga :
Mn=M+B=M+n×i×M=M(1+n×i)
Jadi, rumus modal akhir adalah Mn=M(1+ni)
.

Contoh soal :
3). Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan modal akhir setelah
dibungakan!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 1.000.000, n=3 , dan i=18%=18100
*). Menentukan besarnya bungan (B) :
B=n×i×M=3×18100×1.000.000=540.000
*). Menentukan modal akhir (Mn) :
Mn=M+B=1.000.000+540.000=1.540.000
Jadi, besarnya bungan Rp540.000 dan modal akhirnya Rp1.540.000.

*). Untuk menghitung besarnya modal akhir pada contoh soal nomor 3 ini bisa langsung dengan
rumus Mn=M(1+ni).
Mn=M(1+ni)=1.000.000×(1+3×18100)=1.000.000×(1+54100)=1.000.000×(100
100+54100)=1.000.000×(154100)=1.540.000
Jadi, kita peroleh hasil yang untuk besarnya modal akhir yaitu Rp1.540.000.

4). Budi menabung di bank A sebesar Rp2.500.000 dengan suku bunga 3%/cawu. Jika ia
menabung selama 1 tahun 7 bulan, maka berapa besar bunga dan tabungan akhir yang diperoleh
Budi?

Penyelesaian :
*). Karena satuan i dan n belum sama, maka kita samakan terlebih dahulu menjadi bulan semua.
1 cawu = 4 bulan, sehingga :
i=3% tiap cawu =3%4=34%=3400 tiap bulan.
n= 1 tahun 7 bulan = 12 + 7 = 19 bulan.
*). Menentukan besarnya bunga (B) :
B=n×i×M=19×3400×2.500.000=356.250 .
*). Menentukan tabungan akhir/modal akhir (Mn) :
Mn=M+B=2.500.000+356.250=2.856.250
Jadi, besarnya bungan Rp356.250 dan tabungan akhirnya Rp2.856.250.

5). Suatu pinjaman sebesar Rp2.500.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama 2 tahun 3
bulan. Ternyata bunga yang diperoleh Rp450.000,00. Tentukan suku bunganya tiap tahun dan
tiap triwulan!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 2.500.000, B = 450.000, dan n=27 bln.
*). Menentukan suku bunga (i) tiap bulan :
B450.000i=n×i×M=27×i×2.500.000=450.00027×i×2.500.000=450.00027×2.500
.000=4527×250=4527×250=1150=1150×100%=23%
artinya suku bunga setiap bulannya adalah 23%.
*). Suku bunga setiap tahun dan tiap triwulan :
Suku bunga tiap tahun = 12×23%=8% .
Suku bunga tiap triwulan = 3×23%=2% .
Jadi, kita peroleh suku bunga 8%/tahun dan 2%/triwulan.

6). Suatu pinjaman sebesar Rp1.500.000,00 dibungakan dengan suku bunga tunggal
7.5%/semester. Ternyata modal tersebut menjadi Rp1.800.000,00. Setelah berapa bulan bunga
tersebut dibungakan?

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 1.500.000 dan Mn=1.800.000.
*). suku bunga kita ubah dulu menjadi tiap bulan,
1 semester = 6 bulan, sehingga
suku bunga tiap bulan = 7,5%6=15200×16=180
artinya i=180 tiap bulan.
*). Menentukan besarnya bunga (B) :
Mn=B+M→B=Mn−M=1.800.000−1.500.000=300.000.
*). Menentukan lama dibungakan (n) :
B300.00011n=n×i×M=n×180×1.500.000(bagi 300.000)=n×180×5=n×116=16
Jadi, lamanya dibungakan selama 16 bulan.
7). Suatu modal setelah dibungakan dengan bunga tunggal 15%/tahun selama 2 tahun modal
tersebut menjadi Rp6.110.000,00. Tentukan Modal mula-mula!

Penyelesaian :
*). Diketahui : i=15%=15100=320 , Mn=6.110.000 dan n=2.
*). Menentukan modal awal/mula-mula (M) :
MnM=M(1+ni)=Mn1+ni=6.110.0001+2×320=6.110.0001+310=6.110.0001310=6.11
0.000×1013=4.700.000
Jadi, modal awalnya adalah Rp4.700.000,00.
Bunga Majemuk
Perhatikan ilustrasi berikut ini :
Sinta meminjam uang di koperasi untuk membeli mobil sebesar Rp75.000.000,00 dengan
bunga majemuk 3% selama 3 tahun. Sinta mendapatkan rincian pinjamannya yang harus
dibayarkan di akhir tahun ketiga sebagai berikut.

Dari tabel di atas, terlihat bahwa besarnya bunga terus berubah setiap periodenya yang diperoleh
dari mengalikan suku bunga (i=3%) dengan besarnya modal pada periode sebelumnya.
Perhitungannya :
Modal sebelumnya = 75.000.000
bunga periode I = 3%×75.000.000=2.250.000
Modal periode I = 75.000.000 + 2.250.000 = 77.250.000
bunga periode II = 3%×77.250.000=2.317.500 ,
begitu seterusnya.

Contoh soal :
1). Dani menyimpan uang di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi bank.
Tentukan besarnya bunga pada akhir tahun pertama, akhir tahun kedua, dan akhir tahun ketiga ?

Penyelesaian :
*). Diketahui :
Suku bunga majemuk : i=10%=10100=0,1
Modal awal : M = 1.000.000
*). Bunga akhir tahun pertama/periode pertama (B1) :
B1=i×M=0,1×1.000.000=100.000.
*). Besar modal akhir tahun pertama (M1) :
M1=M+B1=1.000.000+100.000=1.100.000.
*). Bunga akhir tahun kedua/periode kedua (B2) :
B2=i×M1=0,1×1.100.000=110.000.
*). Besar modal akhir tahun kedua (M2) :
M2=M1+B2=1.100.000+110.000=1.210.000.
*). Bunga akhir tahun ketiga/periode ketiga (B3) :
B3=i×M2=0,1×1.210.000=121.000.
*). Besar modal akhir tahun ketiga (M3) :
M3=M2+B3=1.210.000+121.000=1.331.000.
Jadi, besarnya bunga dari periode pertama sampai ketiga berturut-turut Rp100.000, Rp110.000,
dan Rp121.000.

Rumus besarnya bunga pada akhir periode ke-n


(Bn
)
Besarnya bunga setiap periode tertentu langsung bisa kita hitung dengan rumus berikut ini :
Bn=i×(1+i)n−1×M

Keterangan :
Bn= bunga periode ke-n (akhir periode ke-n)
i= suku bunga per periode
M=
modal awal yang ditabung atau yang dipinjam

Contoh :
2). Kita akan coba menghitung kembali besarnya bunga pada contoh soal nomor (1) di atas
dengan rumus bunga.
Pada soal nomor (1) diketahui i=10%=0,1 dan modal awal M = 1.000.000.
*). Menentukan besarnya bunga periode pertama, kedua dan ketiga dengan rumus
Bn=i×(1+i)n−1×M
Besar bunga akhir tahun pertama/periode pertama (n=1) :
BnB1=i×(1+i)n−1×M=i×(1+i)1−1×M=i×(1+i)0×M=i×1×M=i×M=0,1×1.000.000=1
00.000
Besar bunga akhir tahun kedua/periode kedua (n=2) :
BnB2=i×(1+i)n−1×M=i×(1+i)2−1×M=i×(1+i)1×M=i×(1+i)×M=0,1×(1+0,1)×1.000.
000=110.000
Besar bunga akhir tahun ketiga/periode ketiga (n=3) :
BnB3=i×(1+i)n−1×M=i×(1+i)3−1×M=i×(1+i)2×M=0,1×(1+0,1)2×1.000.000=121.0
00
Kita peroleh hasil yang sama dengan perhitungan pada contoh soal nomor (1) di atas.

Rumus Modal akhir pada periode ke-n


(Mn
)
Besarnya modal akhir periode ke-n
dapat langsung kita hitung dengan rumus berikut ini :
Mn=M(1+i)n
Keterangan :
Mn= modal akhir stelah periode ke-n (akhir periode ke-n)
Catatan :
*). i dan n harus dalam satuan/periode yang sama.
*). Jika satuan i dan n tidak sama, maka satuan n yang diubah menjadi bentuk satuan i
.

Contoh soal :
3). Modal sebesar Rp5.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 10%/tahun. Tentukan
modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 6 tahun!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 5.000.000, i=10%=0,1 , dan n=6
*). Menentukan modal akhir (Mn) :
Mn=M(1+i)n=5.000.000×(1+0,1)6=5.000.000×(1,1)6=5.000.000×1,771561=8.85
7.805
Jadi, besar modal akhir setelah dibungakan selama 6 tahun adalah Rp8.857.805,00.
*). Menentukan jumlah semua bunga yang diperoleh selama 6 tahun :
Total bunga = 8.857.805 - 5.000.000 = 3.857.805
Jadi, jumlah semua bunga selama 6 tahun adalah Rp3.857.805,00.

4). Modal sebesar Rp2.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 5%/semester
selama 5 tahun. Tentukan modal akhir!

Penyelesaian :
*). Diketahui :
M = 2.000.000 , i=5%=0,05/semester (6 bulan).
Satuan i dan n harus sama dengan tanpa merubah satuan dari i , sehingga kita ubah n menjadi
satu periode = 1 semester = 6 bulan. Sementara 1 tahun = 2 semester, sehingga kita peroleh :
n= 5 tahun = 5 × 2 semester = 10 semester.
*). Menentukan modal akhir (Mn) :
Mn=M(1+i)n=2.000.000×(1+0,05)10=2.000.000×(1,05)10=2.000.000×1,6288946
27=3.257.789,25
Jadi, besar modal akhir setelah dibungakan selama 5 tahun adalah Rp3.257.789,25.

5). Radit menyimpang uangnya di bank sebesar Rp1.500.000,00 dibungakan dengan bunga
majemuk 4%/triwulan. Tentukan besar tabungan akhirnya setelah tabungannya berjalan selama 3
tahun 9 bulan.?

Penyelesaian :
*). Diketahui :
M = 1.500.000 dan i=4%=0,04 /triwulan (3 bulan).
Kita samakan satuan i dan n yaitu sama-sama dalam triwulan.
1 triwulan = 3 bulan,
dan 3 tahun 9 bulan = 3×12+9=45 bulan.
Sehingga n=453=15 triwulan.
*). Menentukan modal akhir (Mn) :
Mn=M(1+i)n=1.500.000×(1+0,04)15=1.500.000×(1,04)15=1.500.000×1,8009435
06=2.701.415,26
Jadi, besar tabungan akhir Radit setelah dibungakan selama 3 tahun 9 bulan adalah
Rp2.701.415,26.

6). Modal sebesar Rp3.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 4%/semester,
setelah berapa tahun modal akhir menjadi = Rp4.440.732,87?

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 3.000.000, Mn=4.440.732,87 dan i=4%=0,04 /semester.
*). Sifat logaritma yang digunakan : logan=n×loga.
*). Menentukan lama menabung (n) :
Mn4.440.732,87(1+0,04)n(1,04)nlog(1,04)nn×log(1,04)nn=M(1+i)n=3.000.000(1
+0,04)n=4.440.732,873.000.000=1.48024429(gunakan sifat
logaritma)=log(1.48024429)=log(1.48024429)=log(1.48024429)log(1,04)(guna
kan kalkulator)=10
Karena i dan n satuannya sama, maka n= 10 semester = 5 tahun.
Jadi, modal tersebut dibungakan selama 5 tahun.

7). Rita meminjam uang di koperasi sebesar Rp2.500.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk
tiap bulan. Setelah 2 tahun modal menjadi Rp4.021.093,12. Tentukan suku bunganya!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 2.500.000, Mn=4.021.093,12 dan
n= 2 tahun = 24 bulan ( satuan i dan n sama-sama dalam bulan).
*). Sifat eksponen yang digunakan : an=b→a=b√n
*). Menentukan suku bunga (i) :
Mn4.021.093,12(1+i)24(1+i)24(1+i)(1+i)iiii=M(1+i)n=2.500.000×(1+i)24=4.021.0
93,122.500.000=1,608437249(gunakan sifat
eksponen)=1,608437249−−−−−−−−−−√24(gunakan
kalkulator)=1.02=1.02−1=0,02=0,02×100%=2%
Jadi, suku bunganya adalah sebesar 2%/bulan.

Modal Akhir (Mn


) Bunga Majemuk Dengan Masa Bunga Pecahan (n
)
Jangka waktu (n
) proses berbunganya suatu modal tidak hanya merupakan bilangan bulat. Jika jangka waktu
bukan merupakan bilangan bulat, maka cara menentukan nilai (1+i)n dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
i). Dengan menghitung langsung bentuk (1+i)n menggunakan kalkulator,
ii). Sisa masa bunga yang belum dihitung, digunakan untuk menghitung bunga berdasarkan
bunga tunggal dari nilai akhir masa bunga yang bulat. Jika disederhanakan dalam rumus adalah
sebagai berikut:
Mn=M(1+i)n(1+p.i)
Dengan p
masa bunga pecahan

Catatan :
Terdapat perbedaan sedikit modal akhir yang diperoleh dari dua cara di atas.

Cotoh soal :
8). Modal sebesar Rp4.500.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 3%/bulan.
Tentukanlah modal akhir setelah berbunga selama 5,75 bulan!

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 4.500.000, i=3%=0,03 /bulan, dan n=5,75 bulan.

Cara I, langsung menggunakan rumus : Mn=M(1+i)n


Mn=M(1+i)n=4.500.000×(1+0,03)5,75=4.500.000×(1,03)5,75=4.500.000×1,18526
113=5.333.675,08
Jadi, besar modal akhir setelah dibungakan 5,75 bulan adalah Rp5.333.675,08.

Cara II, menggunakan rumus Mn=M(1+i)n(1+p.i) :


lama menabung 5,75 bulan, artinya n=5 (bagian bulat) dan p=0,75 (bagian pecahan).
Mn=M(1+i)n(1+p.i)=4.500.000(1+0,03)5(1+0,75×0,03)=4.500.000(1,03)5×(1+0,
0225)=4.500.000×1,159274074×(1,0225)=4.500.000×1,185357741=5.334.109,
84
Jadi, besar modal akhir setelah dibungakan 5,75 bulan adalah Rp5.334.109,84.

Catatan :
Terjadi perbedaan hasil antara cara I dan cara II yaitu sebesar Rp434,76 dimana perbedaannya
hanya kecil saja. Artinya kita boleh menggunakan salah satu dari cara yang ada, dan disarankan
menggunakan cara kedua yaitu menggunakan rumus Mn=M(1+i)n(1+p.i).

9). Modal sebesar Rp5.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga majemuk 10%/tahun.
Tentukanlah modal akhir setelah berbunga selama 6 tahun 3 bulan.

Penyelesaian :
*). Diketahui : M = 5.000.000, i=10%=0,1 /tahun.
Karena satuan i dalam tahun, maka 6 tahun 3 bulan kita ubah menjadi dalam tahun.
6 tahun 3 bulan = 6+312=6+0,25=6,25 tahun.
artinya n=6 dan p=0,25.
*). Menentukan modal akhir (Mn) :
Mn=M(1+i)n(1+p.i)=5.000.000(1+0,1)6(1+0,25×0,1)=5.000.000(1,1)6×(1+0,025)
=5.000.000×1,771561×(1,025)=5.000.000×1,815850025=9.079.250,125
Jadi, besar modal akhir setelah dibungakan 6,25 tahun adalah Rp9.079.250,125.
Ilustrasi , misalkan seseorang akan menerima uang dari sebuah lembaga (entah bank, koperasi,
atau lainnya) sebesar Rp25.000.000,00 pada 2 tahun yang akan datang (mungkin dia mendapat
bantuan dana). Jika orang tersebut meminta uang tersebut sekarang, maka uang yang diterima
pasti nilainya akan lebih kecil dari Rp25.000.000 yang seharusnya dia terima 2 tahun yang akan
datang. Uang yang diterima sekarang inilah yang disebut Nilai Tunai atau harga tunai.

Nilai tunai juga biasanya ada kaitannya dengan suatu pinjaman (berhutang). Misalkan
seseorang meminjam uang di bank sebesar Rp1.000.000 yang akan dikembalikan setelah 6
bulan. Artinya setelah 6 bulan dia akan mengembalikan Rp1.000.000. Dengan sistem bunga
tertentu (bunga tunggal atau bunga majemuk), sekarang dia menerima uang sebesar Rp950.000.
Uang sekarang (Rp950.000) ini disebut nilai tunai dan uang yang akan dibayarkan sebesar
Rp1.000.000 setelah 6 bulan yang akan datang disebut nilai akhir atau harga akhir.

Berdasarkan bunga tunggal dan bunga majemuk, kita telah mengenal istilah modal awal
(M) dan modal akhir(Mn). Sebenarnya modal awal ini sama saja dengan nilai tunai (NT) dan
modal akhir sama saja dengan nilai akhir (NA). Artinya untuk menentukan Nilai Tunai dan
Nilai Akhir kita akan menggunakan rumus bunga tunggal dan bunga majemuk.

Rumus Menentukan nilai tunai dan nilai akhir


Berikut adalah rumus menentukan nilai tunai (NT) dan nilai akhir (NA) :
*). Bunga tunggal :
Mn=M(1+ni)→M=Mn1+ni
atau
NA=NT×(1+ni)→NT=NA1+ni
*). Bunga majemuk :
Mn=M(1+i)n→M=Mn(1+i)n
atau
NA=NT×(1+i)n→NT=NA(1+i)n
Keterangan :
NA = nilai akhir, NT = nilai tunai,
NA = Mn dan NT = M.
n= lama periode (waktu),
i=
suku bunga (tunggal atau majemuk)

Contoh soal nilai tunai dan nilai akhir:


1). Tentukan nilai tunai dari pinjaman sebesar Rp1.000.000 dengan pengembalian 9 bulan
dengan suku bunga tunggal 6% per tahun ?

Penyelesaian :
*). Diketahui : NA = Rp1.000.000, i=6%=0,06 , dan
n= 9 bulan = 912=34 tahun.
*). Menentukan nilai tunai (NT)
NT=NA1+ni=1.000.0001+34×0,06=1.000.0001+0,045=1.000.0001,045=956.937
,79
Jadi, besarnya nilai tunai adalah Rp956.937,79.

2). Ratih menabung di bank yang memberikan suku bunga majemuk 1,5% sebulan. Ternyata
setelah 7 bulan tabungan Ratih menjadi Rp1.109.844,91. Berapakah besar uang yang ditabung
oleh Ratih di awal?

Penyelesaian :
*). Diketahui : NA = 1.109.844,91, i=1,5%=0,015, dan n=7.
*). Ditanya modal awal/nilai tunai :
*). Menentukan modal awal/nilai tunai (NT) :
NT=NA(1+i)n=1.109.844,91(1+0,015)7=1.109.844,91(1,015)7=1.109.844,911,10
984491=1.000.000
Jadi, Ratih di awal menabung sebesar Rp1.000.000,00.

3). Tentukan modal mula-mula (Nilai Tunai dari suatu modal) jika nilai akhir modal sebesar
Rp17.262.804,24 setelah dibungakan 4 tahun 9 bulan dengan suku bunga 8%/kwartal?

Penyelesaian :
*). Diketahui : NA = 17.262.804,24, i=8%=0,08 /kwartal.
1 tahun = 4 kwartal , sehigga 1 kwartal = 3 bulan.
4 tahun 9 bulan = 48 + 9 = 57 bulan, sehingga :
n=573=19 kwartal.
*). Menentukan modal awal/nilai tunai (NT) :
NT=NA(1+i)n=17.262.804,24(1+0,08)19=17.262.804,24(1,08)19=17.262.804,244
,315701059=4.000.000
Jadi, nilai tunainya adalah Rp4.000.000,00.

Nilai Tunai Bunga Majemuk Dengan Masa Bunga Pecahan


Berikut adalah rumus menentukan nilai tunai (NT) Bunga Majemuk Dengan Masa Bunga
Pecahan :
*). Bunga majemuk :
Mn=M(1+i)n×(1+p×i)→M=Mn(1+i)n×(1+p×i)
atau
NA=NT(1+i)n×(1+p×i)→NT=NA(1+i)n×(1+p×i)
Keterangan :
NA = nilai akhir, NT = nilai tunai,
NA = Mn dan NT = M.
n= lama periode (waktu),
i= suku bunga (tunggal atau majemuk)
p=
bagian waktu pecahan.

Contoh soal :
4). Tentukan nilai tunai setelah berbunga selama 6,5 bulan. Modal menjadi Rp3.500.000,00 jika
dibungakan dengan suku bunga majemuk 3%/bulan?

Penyelesaian :
*). Diketahui : NA = 3.500.000, i=3%=0,03 /bulan.
waktu 6,5 bulan artinya n=6 dan p=0,5.
*). Menentukan nilai tunai (NT) :
NT=NA(1+i)n×(1+p×i)=3.500.000(1+0,03)6×(1+0,5×0,03)=3.500.000(1,03)6×(1,
015)=3.500.0001,194052297×(1,015)=3.500.0001,211963081=2.887.876,75
Jadi, besarnya nilai tunai adalah Rp2.887.876,75.
Diskonto adalah bunga yang dibayarkan oleh peminjam pada saat menerima pinjaman. Proses
perhitungan diskonto menggunakan sistem bunga tunggal, sehingga untuk menghitung besarnya
diskonto hampir sama dengan perhitungan besarnya bunga tunggal jika besarnya pinjaman dan
% diskonto diketahui. Besarnya nilai pinjaman pada sistem diskonto nilainya sama dengan
jumlah modal yang harus dibayar saat jatuh tempo.

Perhatikan ilustrasi berikut ini: Misalkan seorang meminjam Rp100.000,00 dengan


diskonto 2% tiap bulan, maka diskontonya = 2% × Rp100.000,00 tiap bulan = Rp2.000,00. Jika
pinjaman akan dikembalikan 1 bulan yang akan datang, maka di awal pinjaman orang tersebut
hanya menerima = Rp100.000,00 - Rp2.000,00 = Rp98.000,00 dan 1 bulan yang akan datang ia
harus membayar Rp100.000,00. Nilai Rp100.000 kita sebut sebagai nilai akhir (NA) dan nilai
yang diterima di awal yaitu Rp98.000 kita sebut sebagai nilai tunai (NT). Jika pinjaman akan
dikembalikan 3 bulan yang akan datang, maka di awal pinjaman orang tersebut hanya menerima
= Rp100.000,00 - 3 × Rp2.000,00 = Rp94.000,00 (NT) dan 3 bulan yang akan datang ia harus
membayar Rp100.000,00 (NA).

Rumus menentukan Diskonto dari NA dan NT


Misalkan seseorang meminjam uang sebesar NA (yang akan dikembalikan diakhir periode
peminjaman), suku bunga i
per periode selama n periode, dan akan menerima sebesar NT, maka besarnya diskonto (D) dapat
ditentukan dengan rumus :
D=NA−NT sehingga NT=NA−D
*). Menentukan besarnya D jika diketahui NA :
D=n×i×NA
*). Menentukan besarnya D jika diketahui NT :
D=p100−p×NT,
dengan suku bunga total periode =p%
.

Keterangan :
NA = nilai akhir (besar yang harus dikembalikan)
NT = nilai tunai (besar yang diterima di awal)
D = diskonto (bunga yang dibayarkan di awal)
i= suku bunga tunggal
n= lama waktu peminjaman.

Catatan :
*). Satuan i dan n harus sama.
*). Perhitungan nilai diskonto sama dengan menghitung besarnya bunga pada bunga tunggal.

Contoh soal Diskonto :


1). Pinjaman sebesar Rp2.000.000,00 dengan sistem diskonto 3%/bulan dan akan dikembalikan
setelah 5 bulan. Tentukan:
a. Nilai diskonto
b. Modal yang diterima peminjam (NT)!

Penyelesaian :
*). Diketahui : NA = 2.000.000, i=3%=3100 /bulan, dan n=5 bulan.
a). Menentukan besarnya diskonto (D) :
D=n×i×NA=5×3100×2.000.000=300.000.

b). Menentukan modal yang diterima peminjam/nilai tunai.


NT=NA−D=2.000.000−300.000=1.700.000.

Jadi, kita peroleh besarnya diskonto adalah Rp300.000,00 dan besarnya nilai tunai adalah
Rp1.700.000,00. Dimana setelah 5 bulan sipeminjam akan mengembalikan uang pinjamannya
sebesar Rp2.000.000,00.

2). Pinjaman sebesar Rp5.000.000,00 dengan sistem diskonto 18%/tahun dan akan dikembalikan
setelah 9 bulan. Tentukan:
a. Nilai diskonto
b. Modal yang diterima peminjam!

Penyelesaian :
*). Diketahui : NA = 5.000.000, i=18%=18100 /tahun,
dan n=9 bulan = 912=34 tahun.
a). Menentukan besarnya diskonto (D) :
D=n×i×NA=34×18100×5.000.000=675.000.

b). Menentukan modal yang diterima peminjam/nilai tunai.


NT=NA−D=5.000.000−675.000=4.325.000.

Jadi, kita peroleh besarnya diskonto adalah Rp675.000,00 dan besarnya nilai tunai adalah
Rp4.325.000,00.
3). Suatu pinjaman akan dilunasi dengan sistem diskonto 14%/tahun dan akan dikembalikan
dalam waktu 1.5 tahun. Jika modal yang diterima peminjam di awal periode sebesar
Rp5.135.000,00. Tentukan:
a. Nilai diskonto
b. Besarnya pinjaman yang harus dikembalikan saat jatuh tempo (NA)!

Penyelesaian :
*). Diketahui : NT = 5.135.000 dan n=1,5 tahun.
total suku bunga, 14%×1,5=21% artinya p%=21% , sehingga p=21.
a). Menentukan besarnya diskonto (D) :
D=p100−p×NT=21100−21×5.135.000=2179×5.135.000=1.365.000.

b). Menentukan pinjaman yang harus dikembalikan saat jatuh tempo/nilai akhir.
NA=NT+D=5.135.000+1.365.000=6.500.000.

Jadi, kita peroleh besarnya diskonto adalah Rp1.365.000,00 dan besarnya nilai akhir adalah
Rp6.500.000,00.

4). Suatu pinjaman akan dilunasi dengan sistem diskonto 6%/cawu dan akan dikembalikan dalam
waktu 10 bulan. Jika Modal yang diterima peminjam di awal periode sebesar Rp5.312.500,00.
Tentukan:
a. Nilai diskonto?
b. Besarnya pinjaman yang harus dikembalikan saat jatuh tempo!

Penyelesaian :
*). Diketahui : NT = 5.312.500 dan n=10 bulan.
1 cawu = 4 bulan, sehingga
suku bunga, i=6%/cawu = 64%=1,5% /bulan.
total suku bunga, 1,5%×10=15% artinya p%=15% , sehingga p=15.
a). Menentukan besarnya diskonto (D) :
D=p100−p×NT=15100−15×5.312.500=1585×5.312.500=937.500.

b). Menentukan pinjaman yang harus dikembalikan saat jatuh tempo/nilai akhir.
NA=NT+D=5.312.500+937.500=6.250.000.

Jadi, kita peroleh besarnya diskonto adalah Rp937.500,00 dan besarnya nilai akhir adalah
Rp6.250.000,00.
Pertumbuhan dalam Matematika adalah perubahan secara kuantitas (jumlah) suatu objek (baik
benda mati maupun benda hidup) yang semakin lama semakin meningkat (semakin banyak) dari
periode pertama, periode kedua, dan seterusnya dalam rentang waktu tertentu. Pertumbuhan
yang akan dibahas lebih banyak pada pertumbuhan mahluk hidup seperti pertumbuhan pada
manusia, bakteri, dan lainnya. Peningkatan yang terjadi pada Pertumbuhan dalam Matematika
mengikuti pola atau aturan tertentu yang biasanya sesuai dengan barisan atau deret aritmatika
dan barisan atau deret geometri. Untuk memudahkan mempelajari materi pertumbuhan ini,
sebaiknya teman-teman kuasai dulu materi "barisan dan deret aritmatika" dan "barisan dan deret
geometri".

Adapun Ilustrasi pertumbuhan misalnya terjadi pada model multilevel marketing dimana
setiap anggota harus merekrut dua anggota. Misalkan seseorang berhasil merekrut dua anggota,
maka kedua anggota tersebut berada pada tingkat 1. Selanjutnya jika kedua anggota pada tingkat
1 masing-masing berhasil merekrut dua anggota, maka keempat anggota dari tingkat 1 berada
pada tingkat 2 dan anggota yang Anda memiliki sebanyak 6 orang. Selanjutnya, jika keempat
anggota pada level 2 masing-masing merekrut 2 anggota, maka anggota pada tingkat 3 sebanyak
8 orang dan anggota Anda mencapai 14 orang. Tentunya Anda bisa menghitung banyak anggota
yang Anda miliki jika tingkat Anda semakin tinggi.

Adapun Ilustrasi lain pertumbuhan misalkan terjadi pada pembelahan bakteri, dimana satu
bakteri dapat membelah menjadi dua bakteri dan untuk membelah diri dibutuhkan waktu 1 jam.
Dengan kata lain dari satu bakteri setelah 1 jam akan diperoleh dua bakteri. Selanjutnya, jika
setiap bakteri dapat membelah diri menjadi dua bakteri baru, maka setelah 2 jam akan diperoleh
empat bakteri, dan seterusnya.

Rumus pada Barisan dan deret aritmatika serta geometri


Untuk mengingatkan kembali, kami akan mereview sedikit rumus suku ke-n
dan jumlah n suku pertama (sn) barisan dan deret artimatika serta geometri :
*). Barisan dan deret aritmatika,
un=a+(n−1)b dan sn=n2(2a+(n−1)b)
*). Barisan dan deret geometri,
un=arn−1 dan sn=a(rn−1)r−1
Keterangan :
a= suku pertama.
b= beda = u2−u1=u3−u2=...=un−un−1 .
r= rasio = u2u1=u3u2=...=unun−1
.

Contoh soal pertumbuhan dalam matematika :


1). Sebuah penitipan kucing peliharaan mengalami peningkatan penitipan ketika mendekati hari
raya besar yang terjadi biasanya 10 hari sebelum hari H. Jika peningkatan setiap harinya selalu
tetap, diketahui pada hari kedua ada 4 kucing yang dititipkan oleh pelanggan dan pada hari
keenam ada 16 kucing yang dititipkan, maka tentukan :
a). banyak kucing yang dititipkan pada hari kesepeluh.
b). banyak kucing perhari yang dititipkan setiap harinya.
c). jumlah total kucing yang dititipkan selama 10 hari.

Penyelesaian :
*). Karena peningkatan selalu tetap, maka pertumbuhan pada kasus ini mengikuti aturan barisan
dan deret aritmatika.
*). Diketahui : u2=4 dan u6=16.
*). Menentukan nilai a dan b
u2=4→a+b=4 ....pers(i)
u6=16→a+5b=16 ....pers(ii)
Eleiminasi pers(i) dan pers(ii) :
a+5b=16a+b=44b=12b=3−
pers(i) : a+b=4→a+3=4→a=1.
*). Menyelesaikan soal :
a). banyak kucing yang dititipkan pada hari kesepeluh (u10).
u10=a+9b=1+9×3=1+27=28 ekor kucing.
b). banyak kucing perhari yang dititipkan setiap harinya.
hari pertama = 1 ,
hari kedua = 1 + 3 = 4 ekor kucing,
hari ke-3 = 4 + 3 = 7 ekor kucing,
hari ke-4 = 7 + 3 = 10 ekor kucing,
hari ke-5 = 10 + 3 = 13 ekor kucing,
hari ke-6 = 13 + 3 = 16 ekor kucing,
hari ke-7 = 16 + 3 = 19 ekor kucing,
hari ke-8 = 19 + 3 = 22 ekor kucing,
hari ke-9 = 22 + 3 = 25 ekor kucing,
hari ke-10 = 25 + 3 = 28 ekor kucing.
c). jumlah total kucing yang dititipkan selama 10 hari (s10).
sns10=n2(2a+(n−1)b)=102(2a+(10−1)b)=5(2a+(9)b)=5(2×1+9×3)=5(2+27)=5×(
29)=145
Artinya selama 10 hari pertama ada 145 ekor kucing yang dititipkan pelanggan ke penitipan
kucing tersebut.

Bagaimana dengan pertumbuhan yang melibatkan persentase atau kelipatan tertentu dari
periode sebelumnya? bentuk pertumbuhan ini biasanya menggunakan pola atau barisan geometri.
Misalkan pertumbuhan penduduk suatu tempat setiap tahunnya meningkat sebesar i (dimana i
dalam %), dan banyak penduduk di awal sebanyak A0 serta banyak penduduk setelah n tahun
kita misalkan An , maka dapat kita susun model perhitungan setiap periodenya sebagai berikut
ini:
setelah tahun pertama (A1):
A1=A0+i×A0=A0(1+i)
setelah tahun kedua (A2):
A2=A1+i×A1=A1(1+i)=A0(1+i)(1+i)=A0(1+i)2
setelah tahun ke-3 (A3):
A3=A2+i×A2=A2(1+i)=A0(1+i)2(1+i)=A0(1+i)3
dan seterusnya sampai
setelah tahun ke-n (An):
An=An−1+i×An−1=An−1(1+i)=A0(1+i)n−1(1+i)=A0(1+i)n

Dari bentuk An=A0(1+i)n sebenarnya mirip dengan barisan geometri yaitu un=arn−1 dengan
r=1+i. Nah untuk pangkatnya kenapa berbeda? hal ini terjadi karena pada kasus pertumbuhan
kita langsung menghitung dari suku kedua (setelah tahun pertama), yang sebenarnya sama saja
yaitu :
suku kedua pada barisan geometri = ar2−1=ar1=ar dan pertumbuhan setelah tahun pertama
(sama dengan suku kedua atau tahun kedua) = A0(1+i)1=A0(1+i).

Rumus Pertumbuhan dalam Matematika


Adapaun rumus pertumbuhan setelah tahun ke-n
yaitu :
*). Jika diketahui persentase (i) :
An=A0(1+i)n
*). Jika diketahui kelipatannya langsung (rasio) :
An=A0(r)n.
dengan r>1

Keterangan :
A0= jumlah penduduk/objek lainnya diawal
An= jumlah penduduk/objek lainnya setelah tahun ke-n atau periode ke-n
i= persentase kenaikannya/pertumbuhannya
r=
kelipatan kenaikannya/pertumbuhannya (rasio)

Contoh soal pertumbuhan :


2). Banyak penduduk suatu kota setiap tahun meningkat sekitar 1% dari banyak penduduk tahun
sebelumnya. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2009, penduduk di kota tersebut
berbanyak 100.000 orang. Hitung banyak penduduk pada tahun 2010 dan tahun 2020?

Penyelesaian :
*). Diketahui : A0=100.000 dan i=1%=0,01
*). Menentukan banyak penduduk pada tahun 2010 :
Tahun 2010 artinya satu tahun setelah tahun 2009, sehingga n=1
atau n=2010−2009=1
banyak penduduk tahun 2010 = A1
AnA1=A0(1+i)n=100.000×(1+0,01)1=100.000×(1,01)=101.000
Jadi, jumlah penduduk tahun 2010 adalah 101.000 jiwa.
*). Menentukan banyak penduduk pada tahun 2020 :
Tahun 2020 artinya 11 tahun setelah tahun 2009, sehingga n=11
atau n=2020−2009=11
banyak penduduk tahun 2020 = A11
AnA11=A0(1+i)n=100.000×(1+0,01)11=100.000×(1,01)11=100.000×1,115668347
=111.566,8347=111.567(pembulatan ke atas)
Jadi, jumlah penduduk tahun 2020 adalah 111.567 jiwa.

3). Kultur jaringan pada suatu uji laboratorium menujukkan bahwa satu bakteri dapat membelah
diri menjadi 2 dalam waktu 2 jam. Diketahui bahwa pada awal kultur jaringan tersebut terdapat
1.000 bakteri. Tentukan banyak bakteri setelah 20 jam!

Penyelesaian :
*). Diketahui : A0=1.000 dan r=2
Pembelahan terjadi setiap 2 jam, sehingga selama 20 jam terjadi 10 kali pembelahan.
atau n=202=10.
*). Menentukan banyak bakteri setelah 20 jam (A10) :
AnA10=A0(r)n=1.000×(2)10=1.000×1.024=1.024.000
Jadi, ada 1.024.000 bakteri setelah 20 jam.
Peluruhan dalam Matematika adalah perubahan secara kuantitas (jumlah) suatu objek (baik
benda mati maupun benda hidup) yang semakin lama semakin menurun jumlahnya (semakin
sedikit) dari periode pertama, periode kedua, dan seterusnya dalam rentang waktu tertentu.
Penurunan pada peluruhan dalam matematika biasanya mengikuti pola tertentu yaitu "barisan
dan deret aritmatika" atau "barisan dan deret geometri".

Bagaimana dengan peluruhan yang melibatkan persentase atau kelipatan tertentu dari
periode sebelumnya? bentuk peluruhan ini biasanya menggunakan pola atau barisan geometri.
Misalkan peluruhan suatu objek suatu tempat setiap tahunnya menurun sebesar i (dimana i
dalam %) dari periode sebelumnya, dan banyak objek di awal sebanyak A0 serta banyak objek
setelah n tahun kita misalkan An , maka dapat kita susun model perhitungan setiap periodenya
sebagai berikut ini:
setelah tahun pertama (A1):
A1=A0−i×A0=A0(1−i)
setelah tahun kedua (A2):
A2=A1−i×A1=A1(1−i)=A0(1−i)(1−i)=A0(1−i)2
setelah tahun ke-3 (A3):
A3=A2−i×A2=A2(1−i)=A0(1−i)2(1−i)=A0(1−i)3
dan seterusnya sampai
setelah tahun ke-n (An):
An=An−1−i×An−1=An−1(1−i)=A0(1−i)n−1(1−i)=A0(1−i)n

Dari bentuk An=A0(1−i)n sebenarnya mirip dengan barisan geometri yaitu un=arn−1 dengan
r=1−i. Nah untuk pangkatnya kenapa berbeda? hal ini terjadi karena pada kasus peluruhan kita
langsung menghitung dari suku kedua (setelah tahun pertama), yang sebenarnya sama saja yaitu :
suku kedua pada barisan geometri = ar2−1=ar1=ar dan peluruhan setelah tahun pertama (sama
dengan suku kedua atau tahun kedua) = A0(1−i)1=A0(1−i).

Rumus Peluruhan dalam Matematika


Adapaun rumus peluruhan setelah tahun ke-n
yaitu :
*). Jika diketahui persentase (i) :
An=A0(1−i)n
*). Jika diketahui kelipatannya langsung (rasio) :
An=A0(r)n.
dengan 0<r<1

Keterangan :
A0= jumlah objek diawal
An= jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n
i= persentase penurunan/peluruhan
r=
kelipatan penurunan/peluruhan (rasio)

Contoh soal pertumbuhan :


1). Sebuah industri rumah tangga yang baru beroperasi tahun 2012 membeli mesin produksi
seharga Rp100.000.000. Dengan berjalannya proses produksi, maka harga mesin menurun 1%
setiap tahun. Tentukan
a. Harga mesin pada tahun ke-2014.
b. Harga mesin pada tahun ke-2020.

Penyelesaian :
*). Diketahui : A0=100.000.000 dan i=1%=0,01
a). Menentukan harga mesin pada tahun 2014 :
Tahun 2014 artinya dua tahun setelah tahun 2012, sehingga n=2
atau n=2014−2012=2
harga mesin tahun 2014 = A2
AnA2=A0(1−i)n=100.000.000×(1−0,01)2=100.000.000×(0,99)2=100.000.000×(0,
9801)=98.010.000
Jadi, harga mesin tahun 2014 adalah Rp98.010.000,00.
b). Menentukan harga mesin pada tahun 2020 :
Tahun 2020 artinya 8 tahun setelah tahun 2012, sehingga n=8
atau n=2020−2012=8
harga mesin tahun 2020 = A8
AnA8=A0(1−i)n=100.000.000×(1−0,01)8=100.000.000×(0,99)8=100.000.000×(0,
922744694)=92.274.469,40
Jadi, harga mesin tahun 2020 adalah Rp92.274.469,40.

2). Ketika sedang memeriksa seorang bayi yang menderita infeksi telinga, dokter mendiagnosis
bahwa mungkin terdapat 1.000.000 bakteri yang menginfeksi. Selanjutnya pemberian penisilin
yang diresepkan dokter dapat membunuh 5% bakteri setiap 4 jam. Tentukan banyak bakteri
setelah 12 jam!

Penyelesaian :
*). Diketahui : A0=1.000.000 dan i=5%=0,05
peluruhan terjadi setiap 4 jam, sehingga selama 12 jam terjadi 3 kali peluruhan.
atau n=124=3.
*). Menentukan banyak bakteri setelah 12 jam (A3) :
AnA3=A0(1−i)n=1.000.000×(1−0,05)3=1.000.000×(0,95)3=1.000.000×(0,857375)
=857.375
Jadi, banyak bakteri setelah 12 jam adalah 857.375 bakteri.

3). Suatu bahan radioaktif yang semula berukuran 100 gram mengalami rekasi kimia sehingga
ukurannya menyusut 10% dari ukuran sebelumnya setiap 12 jam. Tentukan ukuran bahan
radioaktif tersebut setelah 2 hari?

Penyelesaian :
*). Diketahui : A0=100 dan i=10%=0,1
peluruhan terjadi setiap 12 jam, sehingga selama 2 hari = 48 jam terjadi 4 kali peluruhan.
atau n=4812=4.
*). Menentukan ukuran bahan radioaktif tersebut setelah 2 hari (A4) :
AnA4=A0(1−i)n=100×(1−0,1)4=100×(0,9)4=100×(0,6561)=65,61
Jadi, ukuran bahan radioaktif tersebut setelah 2 hari adalah 65,61 gram.

4). Seekor sapi terinveksi suatu virus yang mematikan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
dokter hewan, ternyata terdapat 1000 virus didalam tubuh sapi tersebut. Agar bisa
menyelamatkan sapi tersebut, dokter menyuntikkan obat yang mampu membunuh sepertiga dari
virus yang ada setiap 2 jam. Tentukan sisa virus setelah 8 jam?

Penyelesaian :
*). Diketahui : A0=1000 dan r=13
peluruhan terjadi setiap 2 jam, sehingga selama 8 jam terjadi 4 kali peluruhan.
atau n=82=4.
*). Menentukan sisa virus setelah 8 jam (A4) :
AnA4=A0(r)n=1000×(13)4=1000×181=12,345679012=13(pembulatan ke atas)
Jadi, sisa virus setelah 8 jam adalah 13 virus.
1. Kultur jaringan pada suatu uji laboratorium menunjukkan bahwa satu bakteri dapat membelah
diri dalam waktu 2 jam. Diketahui bahwa pada awal kultur jaringan tersebut terdapat 1.000
bakteri.
a. Apakah masalah ini termasuk masalah pertumbuhan atau peluruhan?
b. Tentukan banyak bakteri setelah 10 jam.
c. Tentukan banyak bakteri setelah 20 jam.
d. Tentukan banyak bakteri setelah n jam.
2. Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2010, banyak penduduk di suatu kota berbanyak 200.000
orang. Banyak penduduk ini setiap tahun meningkat 10% dari banyak penduduk tahun
sebelumnya.
a. Apakah masalah ini termasuk masalah pertumbuhan atau peluruhan?
b. Tentukan banyak penduduk pada tahun 2015.
c. Tentukan banyak penduduk pada tahun ke-n.
d. Prediksi banyak penduduk pada tahun 2020.
3. Pada pemeriksaan kedua dokter mendiagnosa bahwa masih ada 800.000 bakteri yang
menginfeksi telinga seorang bayi. Untuk mempercepat proses penyembuhan, dokter
meningkatkan dosis penisilin yang dapat membunuh 10% bakteri setiap 6 jam.
a. Apakah masalah ini termasuk masalah pertumbuhan atau peluruhan?
b. Tentukan banyak bakteri setelah 24 jam dan setelah 72 jam.
c. Tentukan banyak bakteri setelah n jam.
4. Sebuah unsur radioaktif semula berukuran 80 gram. Setelah 48 jam, ukuran menjadi 72 gram.
Demikian pula, 48 jam kedua menjadi 64,8 gram.
a. Berapa persen kenaikan setiap 48 jam?
b. Berapa ukuran radioaktif setelah 5 x 48 jam?

Jawaban :
1. Diketahui ; r = 2
Mo = 1000
Ditanya ;
a. Termasuk masalah pertumbuhan
b. Mn = Mo x rn
M10 = Mo x r10
= 1000 x 210
= 1.024.000
c. Mn = Mo x rn
M20 = Mo x r20
= 1000 x 220
= 1.048.576.000
d. Mn = Mo x rn
Mn = 1000 x 2n

2. Diketahui ; Mo = 200.000
i = 10% = 0,1
Ditanya ;
a. Termasuk permasalahan pertumbuhan
b. Mn = Mo (1+i)n
M5 = Mo (1+i)5
= 200.000 (1+0,1)5
= 322.102
c. Mn = Mo (1+i)n
= 200.000 (1,1)n
d. Mn = Mo (1+i)n
M10 = Mo (1+i)10
= 200.000 (1+0,1)10
= 518.748
3. Diketahui ; Mo = 800.000
i = 10% = 0,1
Ditanya ;
a. Termasuk masalah peluruhan
b.1 Mn = Mo (1-i)n
M4= Mo (1-i)4
= 800.000 (1-0,1)4
= 800.000 (0,9)4
= 800.000 (0,6561)
= 524.880
b.2 Mn = Mo (1-i)n
M12 = Mo (1-i)12
= 800.000 (1-0,1)12
= 800.000 (0,9)12
= 800.000 (0,28242)
= 225.443
c. Mn = Mo (1-i)n
= 800.000 (0,9)n

4. Diketahui ; Mo = 80
M1 = 72
M2 = 64,8
Ditanya ;
a. i = ….?
M2 = Mo (1-i)2
64,8 = 80 (1-i)2
64,8 = (1-i)2
80
0,81 = (1-i)2
1-i = 0,9
i = 0,1 = 10%
b. Mn = Mo (1-i)n
M5 = Mo (1-i)5
= 80 (1-0,1)5
= 80 (0,9)5
= 80 (0,59)
= 47,2

Anda mungkin juga menyukai