Cooling tower berdasarkan arah aliran dan kontak nya dapat dikategorikan
menjadi aliran crossflow dan counterflow. Aliran crossflow merupakan
mekanisme cooling tower dengan aliran air yang akan didinginkan masuk dan
disemprotkan dari atas akan mengalami kontak dengan udara dari samping. Hal
ini berbeda dengan aliran counterflow yang akan terjadi kontak secara berlawan
arah. Mekanisme kontak seperti ini terjadi karena udara pendingin masuk dari
bagian bawah cooling tower sementara aliran air masuk dari atas (Hensley, 2015).
Cooling tower yang beroperasi di daerah Montreal dengan suhu
lingkungan ekstrim -15oC memiliki pengaturan beban panas di alat untuk menjaga
suhu harus dilakukan setiap waktu. Hal ini bertujuan untuk menghindari air yang
menguap ke atas berubah suhu menjadi suhu bola basah udara di lingkungan.
Perubahan drastis suhu air yang menguap akan mengubah fase air menguap dari
cair menjadi padat.
Kewaspadaan dari operator yang bertugas di cooling tower pada negara 4
musim harus ditingkatkan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya masalah.
Selain itu, pengawasan yang lebih intensif oleh operator bertujuan untuk menjaga
kondisi operasi dan menghindari hilangnya panas di dalam cooling tower agar tetap
dapat beropera. Semakin dingin cuaca lingkungan maka semakin sering
pengamatan kondisi operasi cooling tower harus dilakukan.
Bypass air yang akan didinginkan dapat dilakukan jika panas di dalam
cooling tower berkurang. Semua aliran air yang mengarah kedalam cooling tower
akan dialihkan ke basin yang berisi air dingin. Aliran air tidak boleh diarahkan ke
dalam cooling tower hingga kondisinya cukup panas sehingga tidak menyebabkan
pembekuan air di dalam menara.
Hal yang harus dihindari pada kedua jenis aliran cooling tower adalah
kontak antara udara yang dingin dengan air di daerah yang sedikit dan mencegah
penguapan air di drift eliminator dan keluar dari cooling tower. Terbentuknya es
pada kondisi lingkungan dibawah beku normal terjadi pada cooling tower. Es
akan mulai terbentuk di permukaan cooling tower seperti daerah inlet louver.
Pengaturan kondisi operasi pada alat bertujuan untuk menghindari pembentukan
es berlebih yang dapat mengakibatkan kerusakan pada cooling tower. Hal ini
dapat dihindari pada aliran crossflow dengan mengatur laju alir udara masuk
sehingga kontak dengan air dapat terjadi tanpa membentuk es di dalam alat.
Jenis cooling tower dengan aliran counterflow memiliki gradien
temperatur yang lebih merata dibandingkan aliran crossflow. Hal ini dikarenakan
udara masuk akan memenuhi ruang dari cooling tower terlebih dahulu lalu
mengalami kontak dengan air yang keluar dari nozzle secara berlawanan arah.
Kontak antara udara dan air seperti ini akan menyebabkan perpindahan panas
yang merata secara perlahan di setiap tingkatan.
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. 𝑑𝑇 (1)
Keterangan:
Q = Panas yang hilang
m = massa air yang didinginkan
Cp= kapasitas panas
dT= gradient temperatur