DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
SURAT EDARAN
NOMOR : SE / 07 / V / 2010
TENTANG
KESELAMATAN OPERASIONAL DI DAERAH PERGERAKAN BANDAR UDARA
(MOVEMENT AREA)
1. Berdasarkan Peraturan Perundang‐undangan sebagai berikut :
a. Undang‐undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan
Keselamatan Penerbangan;
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 24 tahun 2009 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation
Safety Regulation/CASR Part 139 Aerodromes);
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 11t Tahun 2010 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional;
e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/76/VI/2005
tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 47
Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara;
f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/39/III/2010
tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139‐02 Pembuatan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar
Udara (Advisory Circular CASR Part 139‐02 Safety Plan For Airport);
g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/40/III/2010
tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaporan Kejadian, Kejadian Serius dan
Kecelakaan di Bandar Udara Bagian 139‐04 (Advisory Circular CASR Part 139‐04
Incident, Serious Incident and Accident Report);
h. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/41/III/2010
tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume II
Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Heliport); dan
i. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/43/III/2010
tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139‐05 Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara (Advisory Circular CASR
Part 139‐05 Certification and Registration Of An Aerodrome).
2. Bahwa pada saat ini dipandang perlu untuk memerintahkan seluruh operator
penyedia jasa kebandarudaraan agar senantiasa memenuhi dan mematuhi seluruh
peraturan dan ketentuan keselamatan penerbangan di bandar udara secara terus
menerus dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dan mengingat hal‐hal
sebagai berikut :
a. dalam dunia penerbangan yang mempunyai tingkat risiko yang sangat besar
menuntut tingkat keselamatan yang semakin tinggi;
c. semua hazard di bandar udara yang dapat menimbulkan risiko yang tidak
dapat diterima (unacceptable risk) yang membahayakan keselamatan
penerbangan harus senantiasa dikendalikan, diminimalkan, dan dihilangkan.
d. operasi bandar udara sebagai salah satu sub sistem penerbangan harus
senantiasa dapat menjamin keselamatan operasi pesawat udara di bandar
udara;
e. operasional di daerah pergerakan merupakan salah satu operasional yang
terkait langsung dengan keselamatan operasi pesawat udara;
f. operator bandar udara wajib menjamin pengoperasian dan pemeliharaan
bandar udara pada tingkat yang memadai;
g. operator bandar udara wajib mencegah terjadinya runway incursion; dan
h. operator bandar udara sebagai penyedia jasa kebandarudaraan wajib
menjamin keselamatan operasional di daerah pergerakan.
3. Sehubungan dengan hal sebagaimana tersebut pada butir 2 (dua) diatas, maka
diperintahkan kepada Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha
Bandar Udara agar melaksanakan hal‐hal sebagai berikut :
a. mencegah terjadinya runway incursion dengan:
c. meningkatkan pengawasan dan pengamanan terhadap akses ke dalam daerah
pergerakan untuk mencegah masuknya orang‐orang yang tidak berhak,
kendaraaan, peralatan, binatang atau sesuatu yang lain yang dapat
membahayakan keselamatan operasi pesawat udara ke dalam daerah
pergerakan;
Surat Edaran ini disampaikan kepada :
1. Menteri Perhubungan;
2. Wakil Menteri Perhubungan;
3. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;
4. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan;
5. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Nasional;
6. Para Kepala Kantor Administrator Bandar Udara;
7. Para Kepala Bandar Udara UPT Ditjen Perhubungan Udara;
8. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero);
9. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero).