Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan ungkapan
gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan
penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.Seni rupa merupakan realisasi
imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni.Sehingga
karya seni tidak akan habis dan kehilangan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa
murni,karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga
dimensi.Sehingga objek akan terus berubah tanpa batas sebagai tanda bahwa seni
itu universal.
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang
mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan.Namun demikian, di dalam
proses belajar maka harus dilakukan dengan benar, sesuai dengan tujuan
pembelajaran.Karena pada anak usia 0-8 tahun, ketika belajar tentang seni rupa
tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga
diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional
serta kemandirian pada anak.Makalah ini akan membahas tentang konsep
pendidikan seni rupa yang akan memberikan pengetahuan konsep pendidikan seni
di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Seni Rupa Pramodern?
2. Apa Aliran Primitivisme?
3. Apa Aliran Naturalisme?
4. Bagaima Aliran Realisme?
5. Bagaimana Aliran Dekorativisme?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian Seni Rupa Pramodern.
2. Mengetahui Aliran Primitivisme.

1
3. Mengetahui Aliran Naturalisme.
4. Mengetahui Aliran Realisme.
5. Mengetahui Aliran Dekorativisme.

1.4 Manfaat
Penulisan makalah semoga bisa menjadi referensi bagi kalangan umum maupun
dari guru.Semoga menjadi sumber ilmu pengetahuan baru bagi kalayak dalam
menambah ilmu pengetahuan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni Rupa Pramodern


Seni rupa pramodern merupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum
zaman industri. Dilihat dari arti kata pramodern yang berarti sebelum maju atau
modern maka seni rupa pramodern berarti seni rupa sebelum jaman modern. Seni
rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan
manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek konseptual ,
maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan menjadi
primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.
Fathur Rahman Fikri Wednesday, February 22, 2017 Seni Budaya
Pengertian seni rupa pramodern adalah karya seni rupa yang hadir sebelum zaman
industri yang berarti muncul sebelum zaman modern. Perkembangan seni rupa
dapat dilihat dari aspek kesejarahan yang merupakan rangkaian perubahan, baik
dari aspek konseptual maupun aspek kebentukan. Berikut adalah aliran-aliran seni
rupa pramodern yang bertahan hingga saat ini.

2.2 Aliran Primitivisme


Primitivisme merupakan corak karya seni rupa yang memilik beberapa sifat
diantaranya bersahaja, sederhana, naif, jujur, spontan, baik dari segi penggarapan
bentuk maupun pewarnaannya. Seniman bebas dari belenggu profesionalisme,
teknik, tradisi, dan latihan formal proses kreasi seni ini. Ciri-ciri aliran primitivisme
yaitu menggambarkan sebuah subjek dengan bagian yang sangat datar dan
cenderung sangat sederhana sekali, selain itu juga terikat dengan kehidupan
manusia saat zaman dahulu yang cenderung primitif.

2.3 Aliran Naturalisme


Naturalisme merupakan corak karya seni rupa dengan teknik pelukisannya
yang berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Oleh sebab
itu seniman terikat pada hukum proporsi, perspektif, anatomi dan teknik pewarnaan

3
untuk mendapatkan kemiripan yang sesuai dengan perwujudan objek yang dilihat
mata. Tokoh seniman Indonesia yang menganut aliran naturalism antara lain
Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Abdullah SR, Wakidi, Dullah, Rustamadji,
Wahdi, dan lain sebagainnya.

2.4 Aliran Realisme


Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran
naturalisme. Aliran ini muncul di belahan dunia Barat sekitar pertengahan abad ke-
17. Aliran ini menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang
kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni. Pada umumnya realisme
dibedakan menjadi beberapa katagori, seperti realisme sosialis (cenderung
mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan
pahit). Herbert Read menyatakan, seni rupa yang sepenuhnya dapat disebut sebagai
realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan
objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya filsafat realisme, selalu
berdasarkan atas keyakinan keberadaan objektif dari sesuatu.
Jadi dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan
secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa adanya ilusi, mereka
menciptakan karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan
benar-benar ada di dunia ini. Tokoh-tokoh realisme yang ada di Indonesia antara
lain Raden Saleh (realism romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realism
fotografis), Dede Eri Supria, Ronald Manullang (Realisme Baru).

2.5 Aliran Dekorativisme


Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat untuk
menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi. Ciri-cirinya yaitu
bersifat kegarisan, ritmis, berpola, pewarnaan yang rata, dan secara umum
mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini
akan menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah
dicerna oleh masyarakat. Pada karya seni dua dimensi sering mengabaikan unsur
perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya seni tiga dimensi mengabaikan
plastisitas bentuk (naturalistis).

4
Karya seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi 2 bagian utama, yakni
dekoratif figuratif dan dekoratif geometris. Dekoratif figurative adalah yang
biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figure/ bentuk-bentuk di alam yang
kita kenali. Seperti misalnya pemandangan,, hewan-hewan di tengah rimba pasar,
kota, lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun teknik
pelukisannya ini tidak berupaya untuk meniru rupa secara realistis, melainkan
dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan aspek volume dalam
penggarapan bentuk visual.
Dekoratif geometris adalah karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam,
perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata
sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan
keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional
karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang
menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.
Contoh seni rupa dekoratif geometris dapat dilihat pada ragam hias di
daeerah-daerah seluruh kepulauan Indonesia. Misalnya motif pilin berganda,
lingkaran, elips, setengah lingkaran, segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain.
Motif tersebut biasanya tersusun rapi denganteknik pengulangan, sehingga tercipta
suatu harmoni. Karena penempatannya mementingkan keteraturan dan kerapian,
maka dalam bentuk tradisional komposisinya simetris. Namun kerap pula kita
jumpai dalam era modern komposisi yang bebas, seperti pada karya Sapto Hudoyo
dan Hatta Hambali. Tokoh-tokoh pelukis dekoratif asal Indonesia adalah Amrus
Natalsya, Irsam, Sarnadi Adam, Ahmad Sopandi, Kartono Yudokusumo, Widayat,
Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis, Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Made
Deblog, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, dan masih masih banyak
lagi.

5
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian seni rupa pra modern nerupakan babakan sejarah dalam seni rupa
sebelum zaman industri.Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju
atau modern maka seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman
modern.Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek
konseptual, maupun aspek kebentukan.Seni rupa pra modern dapat dikelompokkan
menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.

3.2 Saran

Makalah dari kami tentunya banyak kekurangan, untuk itu dari pembaca agar
memberikan kritik maupun saran guna terciptanya ilmu pengetahuan yang lebih
sempurna.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fitrah, Yundi.2013. Berkenalan dengan Estetika. Jambi: Universitas Jambi

Florean, Muhammad Reyhan . 2015. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan STKIP

PGRI Tulungagung, (online), (psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id) ,

diakses pada 09 oktober 2015

Kartika, Dharso Sony dan Nanang Ganda Prawira.2004.Pengantar Estetika.

Bandung: Rekayasa Sains

Sutrisno, Mudji dan Christ Verhaak.1993. Estetika Filsafat Keindahan. Yogyakarta:

Kanisius

Anda mungkin juga menyukai