Anda di halaman 1dari 8

Abstrak

Pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional.


Pertambangan memberikan peran yang sangat signifikan dalam perekonomian nasional, baik
dalam sektor fiscal, moneter, maupun sektor riil. Salah satu karakteristik industri
pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar. Oleh
karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan
kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang
cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia
adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Pembahasan

Prinsip Manajemen Kecelakaan Kerja

1. Diperlukan peraturan yang jelas dalam penanganan KK, termasuk tindakan penting
dalam keadaan darurat.
2. Organisasi KK adalah keharusan dalam operasi tambang, karena itu manajer KK
harus membuat laporan rutin untuk senior manajer.
3. Setiap supervisor harus bertanggung jawab atas keselamatan pegawai pada divisinya
serta harus paham prosedur KK. Oleh karena itu pelatihan untuk memahami KK
merupakan suatu kebutuhan.
4. Rapat yang membahas masalah KK harus dilakukan secara berkala guna menciptakan
lingkungan kerja yang aman, serta pegawai tetap bekerja dengan prima. Oleh karena
itu diperlukan medical check up secara berkala yang diikuti catatan perkembangan
kesehatan pegawai.
5. Kalkulasi performa kerja terus dilakukan untuk mendapat sertifikat bebas kecelakaan
dan diberikan kepada perusahaan setiap: 25.000, 50.000, 100.000, 500.000 Jam kerja.

Kecelakaan Tambang San Jose


Kecelakaan pertambangan Copiapó 2010 terjadi pada 5 Agustus 2010,
ketika tambang tembaga-emas San José dekat Copiapó, Chili runtuh, menjebak 33 pria di
bawah tanah. Para penambang bertahan di bawah tanah selama 69 hari. Seluruh 33
penambang diselamatkan dan dibawa ke permukaan pada 13 Oktober 2010, dengan
penambang pertama keluar dari kapsul penyelamat Phoenix (Fénix 2) pukul 00.10 CLDT dan
penambang terakhir keluar pada pukul 21.55 CLDT.

Tambang San José terletak sekitar 45 kilometer (28 mi) di utara Copiapó, Chili utara. Para
penambang terjebak di kedalaman 700 meter (2.300 ft) dan berjarak 5 kilometer (3 mi) dari
pintu masuk tambang, mengikuti putaran dan belokan menuju pintu masuk tambang.
Tambang ini memiliki sejarah ketidakstabilan tanah yang pernah mengakibatkan kecelakaan
sebelumnya, termasuk satu korban tewas.

Upaya penyelamatan penambang pertama, Florencio Ávalos, dilakukan pada Selasa, 12


Oktober 2010 pukul 23.55 CLDT, dengan kapsul penyelamat Fénix 2 mencapai permukaan
16 menit kemudian. Pukul 21.55 CLDT tanggal 13 Oktober 2010, kesemua 33 penambang
berhasil diselamatkan, hampir semuanya dalam kondisi yang baik dan dapat pulih
sepenuhnya. Dua penambang menderita silikosis (salah satunya juga menderita pneumonia),
dan lainnya menderita infeksi gigi dan masalah pada kornea. Dua dari penambang yang
diselamatkan langsung dioperasi dengan anestesi umum karena abses akar gigi yang parah.

Pekerja tambang tembaga Chili termasuk di antara penambang dengan gaji tertinggi di
Amerika Selatan. Meskipun kecelakaan ini mempertanyakan keselamatan tambang di Chili,
kecelakaan serius di tambang besar jarang terjadi, khususnya di tambang milik perusahaan
pertambangan tembaga negara, Codelco, atau perusahaan multinasional. Tetapi, tambang
kecil—seperti San José—memiliki standar keselamatan yang umumnya rendah. Pekerja di
tambang ini dibayar 20% lebih tinggi daripada tambang-tambang Chili lainnya karena catatan
keselamatan yang buruk.

Kemeni memulai hari seperti biasanya dalam beberapa minggu terakhir ini. Dia telah
menghabiskan pagi hari menghadiri pertemuan di kantor San Esteban, serta memeriksa harga
emas dan tembaga harian. Email update pasar pagi ini mengindikasikan bahwa harga emas
dan tembaga terus mengalami tren kenaikan yang memuaskan, pulih dari salah satu
penurunan periodik mereka. Emas diperkirakan akan melampaui US $ 1.200 per ounce dan
tembaga di atas US $ 3,25 per pon.
Harga ini menawarkan dukungan lebih lanjut untuk keputusan yang telah dibuat seminggu
sebelumnya untuk membuka kembali San Jose Mine. Tambang tersebut telah ditutup sesuai
dengan perintah pemerintah, sambil menunggu upgrade keselamatan. Seorang pejabat
pemerintah telah mencabut perintah penutupan paksa delapan hari sebelumnya, pada tanggal
28 Juli 2010, walaupun beberapa perbaikan keselamatan yang diperlukan belum
dilaksanakan. Pembukaan kembali tambang ini dan pendapatan yang dihasilkan sangat
penting untuk mempertahankan bisnis SEMC, dan sangat penting untuk tidak harus duduk di
pinggir lapangan karena harga mineral meningkat.

1. Keselamatan Tambang di Chile

Meskipun adopsi hukum yang ketat dan modernisasi industri ini, pertambangan di Chile terus
menjadi pendudukan yang berbahaya. Industri pertambangan Chili secara keseluruhan telah
memperbaiki catatan kesehatan dan keselamatannya, namun para penambang masih terbunuh
setiap tahun dalam pekerjaannya. Situs tambang yang dioperasikan oleh perusahaan besar
telah pasti meningkatkan standar mereka dalam hal kondisi operasi yang lebih aman. Akan
tetapi, diketahui bahwa di tambang kecil dan menengah seperti San Jose, kecelakaan lebih
sering terjadi, mengakibatkan luka-luka dan kadang-kadang kematian.

Bahkan dengan undang-undang keamanan tambang nasional yang kuat, antara tahun 2000
dan 2010 ada rata-rata 34 kematian terkait pertambangan per tahun. Kebanyakan orang Chili
mengenal cerita mengerikan seperti bencana pada tahun 1945 ketika 355 penambang tewas
akibat kebakaran bawah tanah di tambang tembaga El Teniente. Baru-baru ini terjadi insiden
di lokasi terdekat dimana dua truk bertabrakan di dalam tambang dan terbakar. Lokasi
kecelakaan di bawah tanah menyebabkan 70 penambang terjebak; Untungnya semua tapi dua
di antaranya sudah bisa terowongan dan bertahan. Tambang San Jose tidak pernah mengalami
kejadian berskala besar yang pernah dialami di tambang lain di Cile, namun ada sejumlah
kecelakaan kecil di tambang tersebut.

Dalam hal penegakan hukum, diketahui umum bahwa hanya ada 16 auditor keselamatan
untuk semua 4.500 tambang di Cile, dan hanya tiga inspektur yang bekerja di Wilayah
Atacama dimana tambang San Jose berada. Dengan 884 ranjau di wilayah ini saja, inspektur
keselamatan tidak memiliki cukup waktu untuk memberlakukan peraturan keselamatan
tambang secara efektif oleh pemerintah.
2. Keselamatan Tambang San Jose

Keselamatan selalu menjadi perhatian utama di San Jose Mine. Baru-baru ini terpaksa ditutup
untuk kedua kalinya dalam beberapa tahun terakhir karena insiden di mana seorang
penambang terluka. Dalam kasus itu, pria itu kehilangan kakinya, tapi ada juga kecelakaan
yang lebih serius selama bertahun-tahun yang menyebabkan tuduhan dan pertanyaan dari
pekerja, keluarga mereka, dan yang terpenting adalah SERNAGEOMIN.

Ketika SERNAGEOMIN mengunjungi lokasi tambang ini, mereka tidak selalu menyukai apa
yang mereka temukan. Perusahaan telah menerima 42 denda untuk pelanggaran keselamatan
dalam enam tahun terakhir. Delapan pekerja terbunuh di tambang tersebut dalam dua belas
tahun terakhir, dan lainnya sebelum waktu itu. Selama penutupan paksa tahun 2007-2008,
sejumlah keamanan perbaikan telah diamanatkan untuk situs ini. Meskipun beberapa
perubahan yang diperlukan telah dilakukan dan persetujuan untuk membuka kembali
tambang, barang-barang lain yang diminta SERNAGEOMIN belum selesai sepenuhnya,
termasuk tangga darurat di poros ventilasi. Pekerjaan dimulai pada tangga ini, tapi belum
selesai sebelum membuka kembali tambang. Status tangga yang tidak lengkap diketahui
pemiliknya.

Meskipun SERNAGEOMIN telah mengkritisi operasi tambang di masa lalu, tidak banyak
kesempatan untuk melakukan tindak lanjut yang tidak diumumkan oleh inspektur
keselamatan. Kebanyakan pemilik hanya akan berharap bahwa sebuah kecelakaan serius
tidak akan terjadi sehingga mereka tidak mungkin harus berurusan dengan regulator. Meski
penertiban rutin relatif lemah, saat terjadi kecelakaan di masa lalu, pemiliknya bertanggung
jawab. Beberapa tahun yang lalu, Kemeny dan Bohn didakwa melakukan pembunuhan tanpa
disengaja setelah kematian Fernando Contreras, seorang supir truk yang tewas dalam
kecelakaan di tambang tersebut. Keduanya dipaksa untuk membayar ganti rugi sebesar $
170.000 kepada keluarga Contreras dalam penyelesaian yang dikurangi. Penyelesaian ini
hanya berdampak kecil terhadap keuangan perusahaan, namun praktik standarnya adalah
bahwa hukuman akan meningkat jika terjadi kecelakaan dan mengakibatkan pekerja
terbunuh.

Banyaknya pelanggaran yang terjadi di tambang San Jose merupakan sumber terjadinya
kecelekaan kerja tersebut. Pihak manajemen umumnya hanya bergantung kepada
kemungkinan terjadinya kecelakaan yang rendah tanpa melakukan prosedur yang sesuai
prinsip manajemen kecelakaan kerja. Meskipun pihak yang berwajib, SERNAGEOMIN,
telah kritis tentang kegiatan tambang San Jose, pihak manajemen umumnya tetap melakukan
pelanggaran yang berkelanjutan, oleh karena itu diperlukan sanksi yang selalu meningkat
apabila kecelakaan terus terjadi. Faktor lainnya adalah buruknya pemeriksaan rutin yang
menyebabkan pihak manajemen bertindak semaunya. Meskipun Tambang San Jose
merupakan tambang berskala kecil, pihak manajemen harusnya memiliki manajemen
kecelakaan kerja yang memadai, seperti membuat peraturan yang jelas mengenai penanganan
kecelakaan kerja, melakukan pelatihan untuk supervisor, membuat laporan kerja, dan
melaksanakan rapat rutin tentang kecelakaan kerja sehingga manajemen kecelekaan kerja
maupun penanggulangan kecelakaan kerja seperti metode penyelamatan bisa lebih efektif dan
cepat.

Kecelakaan Tambang Gesowong

Terowongan galian tambang emas bawah tanah (underground) Kencana milik PT Nusa
Halmahera Mineral (NHM) Gosowong di Halmahera Utara, Maluku Utara, runtuh pada
Senin 8 Februari 2016. Sebanyak 50 orang terjebak dalam runtuhan tersebut. Namun, 49
pekerja berhasil dievakuasi. Satu orang lainnya, Mursalin Sahman (36), masih terjebak dalam
reruntuhan.

Kejadian tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah titik penambangan. Tambang


Kencana segera dievakuasi setelah kejadian tersebut dan para personil yang bekerja di
tambang tersebut telah dicatat keberadaannya, kecuali keberadaan seorang operator
pengeboran berkebangsaan Indonesia yang diyakini terjebak pada kedalaman kira-kira 300
meter di tambang bawah-tanah. Kami telah memiliki indikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan bahwa operator yang terjebak di tambang bawah-tanah tersebut
masih hidup. Tidak ada kejadian cedera lain yang dilaporkan.

Menurut Underground Kencana Manager, Kiki Kosmara, runtuhnya terowongan ini


merupakan yang kedua kalinya sejak 2010. Kesimpulan sementara, diperkirakan runtuhnya
terowongan disebabkan adanya pergerakan batuan yang menutup akses keluar terowongan
sehingga Mursalin terjebak hingga saat ini.

Akibat peristiwa ini, PT Nusa Halmahera Mineral, perusahaan milik Australia, menghentikan
seluruh kegiatan produksinya di terowongan Kencana, Taguraci, serta pabrik pemprosesan.
Upaya penyelamatan Pak Mursalim Sahman, karyawan yang terjebak di dalam tambang
bawah tanah Kencana memperoleh kemajuan positif dengan dibuatnya lubang pengeboran
kedua kemarin sepanjang kurang lebih 95 meter ke dalam. Lubang tersebut sekarang ini
berfungsi sebagai alat untuk mendukung komunikasi khusus dengan Pak Mursalim Sahman.

Semua upaya tetap difokuskan kepada operasi penyelamatan. Kita mempunyai pilihan cara
yang paling mungkin dilakukan untuk mengeluarkan Pak Mursalim. Satu diantaranya adalah
untuk membuat lubang dengan diameter besar menembus ke ruangan dimana Pak Mursalim
sekarang berada. Lubang percobaan sudah dapat menembus kemarin di waktu tengah malam
dan sekarang kami sedang memperbesar ukuran lubang tersebut. Pilihan lain sedang dalam
proses sejalan dengan pilihan pertama.

Walaupun demikian, operasi ini merupakan pekerjaan geoteknikal yang berat dan kompleks.
Sejumlah penilaian risiko telah diterapkan ke dalam semua aktifitas kami untuk memastikan
keselamatan tim penyelamat dan Pak Mursalim sebelum dan selama berlangsungnya proses
pengeluaran beliau.

PT Nusa Halmahera Minerals (PTNHM) sudah mendapatkan kemajuan yang sangat bagus
pada akhir minggu ini dalam upaya penyelamatan Pak Mursalim Sahman, yang masih
terperangkap di dalam tambang bawah tanah Kencana.

Pada dini hari ini pengeboran lubang dengan diameter 70 cm sepanjang 38 meter ke bawah
berhasil dilakukan dan telah menembus ke dalam ruangan dimana Pak Mursalim berada.

Ini merupakan capaian signifikan dalam opsi utama kami untuk proses penyelamatan.
Sebelum kami melakukan proses pengeluaran Pak Mursalim, kami akan melapisi lubang agar
supaya aman untuk membawa beliau naik ke atas. Diperkirakan pekerjaan pelapisan lubang
akan memakan waktu beberapa hari.

Opsi kedua untuk mengeluarkan beliau, yaitu pembuatan terowongan horisontal baru dari
akses utama menuju lokasi Pak Mursalim, juga tetap dilakukan. Kami tetap terus memonitor
geoteknik guna memantau kondisi-kondisi batuan dan melakukan penilaian risiko-risiko
dalam semua aspek operasi penyelamatan.

Dari kejadian tersebut, kita bisa mengetahui pentingnya manajemen kecelakaan kerja.
Dengan adanya manajemen kecelakaan kerja jumlah kecelakaan bisa detekan maupun
dihilangkan. Metode penanggulangan kecelakaan kerja juga dapat dilakukan secara efektif
bila manajemen kecelakaan kerja berlangsung dengan baik, seperti pada tambang Gosowong,
di mana semua tenaga kerja dikerahkan untuk melakukan penyelamatan perkerja yang
terjebak secara efektif.

Kesimpulan

Dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja,


kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan.

Industri pertambangan Chili secara keseluruhan telah memperbaiki catatan kesehatan dan
keselamatannya, namun para penambang masih terbunuh setiap tahun dalam pekerjaannya.
Situs tambang yang dioperasikan oleh perusahaan besar telah pasti meningkatkan standar
mereka dalam hal kondisi operasi yang lebih aman. Akan tetapi, diketahui bahwa di tambang
kecil dan menengah seperti San Jose, kecelakaan lebih sering terjadi, mengakibatkan luka-
luka dan kadang-kadang kematian.

Banyaknya pelanggaran yang terjadi di tambang San Jose merupakan sumber terjadinya
kecelekaan kerja tersebut. Pihak manajemen umumnya hanya bergantung kepada
kemungkinan terjadinya kecelakaan yang rendah tanpa melakukan prosedur yang sesuai
prinsip manajemen kecelakaan kerja. Meskipun pihak yang berwajib, SERNAGEOMIN,
telah kritis tentang kegiatan tambang San Jose, pihak manajemen umumnya tetap melakukan
pelanggaran yang berkelanjutan, oleh karena itu diperlukan sanksi yang selalu meningkat
apabila kecelakaan terus terjadi.

Faktor lainnya adalah buruknya pemeriksaan rutin yang menyebabkan pihak manajemen
bertindak semaunya. Meskipun Tambang San Jose merupakan tambang berskala kecil, pihak
manajemen harusnya memiliki manajemen kecelakaan kerja yang memadai, seperti membuat
peraturan yang jelas mengenai penanganan kecelakaan kerja, melakukan pelatihan untuk
supervisor, membuat laporan kerja, dan melaksanakan rapat rutin tentang kecelakaan kerja
sehingga manajemen kecelekaan kerja maupun penanggulangan kecelakaan kerja seperti
metode penyelamatan bisa lebih efektif dan cepat.
Hal tersebut berlaku pula untuk tambang Nusa Halmahera Minerals. Meskipun telah
menerapkan semua prinsip-prinsip manajemen kecelakaan kerja, kecelakaan yang
menyebabkan terjebaknya seorang pekerja di bawah tanah merupakan kejadian geoteknik
yang sangat sulit untuk diprediksi. Namun meskipun kecelakaan tersebut terjadi, pihak
manajemen sigap dalam melakukan
Refrensi

1. Keeler, Kent. (2012). San Jose Mining Company. Ontario: Queen’s School of
Business
2. http://www.nhm.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=116&Itemid=146&lang=en

Anda mungkin juga menyukai