Teknologi Proses
Media Publikasi Karya Ilmiah
Teknik Kimia
Abstrak
Dalam upaya mengantisipasi produksi minyak sawit dan persaingan pemasaran minyak sawit dengan
minyak nabati lainnya yang semakin lama semakin meningkat, sehingga untuk mengatasi hal tersebut
perlu dilakukan diversifikasi produk agar mendapat nilai tambah. Salah satu upaya diversifikasi tersebut
adalah dengan membuat minyak sawit menjadi minyak sawit epoksi yang merupakan bahan baku polyol
dan plasticizer.
Minyak sawit epoksi dapat diperoleh dengan cara proses in-situ epoksidasi dengan menggunakan
pelarut benzena dan katalis resin penukar ion. Dengan teknik in-situ, epoksidasi dapat menghasilkan
82% minyak sawit epoksi dengan bilangan yod 0,80.
Tabel 1. 4 : 1,22
5 : 1,03
6 : 0,88
TABEL 1: Hubungan antara suhu reaksi dengan
7 : 0,80
bilangan iod
Suhu (oC) : Bilangan Iod 8 : 0,80
25-30 : 4,89
35-45 : 2,98
60-65 : 0,80
65-70 : 0,82
36 Mersi Suriani Sinaga / Jurnal Teknologi Proses 4(2) Januari 2005 : 34 – 39
50
45
40
43,0880
35 Y=
Bilangan Iod 0,69343 x
30 2
R = 0,98594
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu (jam)
Pada gambar 1 terlihat bahwa bilangan iod yang dapat bereaksi dengan gugus peroksi-
dari minyak sawit pada kondisi dan asetat adalah 95%, sedangkan bilangan iod
percobaan yang sama menurun terhadap RBD olein turun dari 43,31 menjadi 18,57
waktu. Bilangan yod menurun secara drastis yang berarti RBD olein yang dapat bereaksi
selama 3 jam pertama, kemudian 5 jam dengan gugus peroksi-asetat adalah 57%.
berikutnya menurun secara lambat. Hal ini Konversi yang rendah ini mungkin
berarti pada 3 jam pertama terjadi pemutusan disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang
ikatan rangkap yang cepat, sedangkan 5 jam tidak bereaksi dengan gugus oksigen, karena
berikutnya pemutusan ikatan rangkap terjadi terbentuknya hidroperoksida tak jenuh yang
dengan lambat karena minyak sawit epoksi bersifat tidak stabil dan mudah terurai oleh
sudah terbentuk dan gugus ikatan rangkap proses isomerisasi atau polimerisasi,
pada minyak sawit sudah hampir jenuh. sehingga menghasilkan persenyawaan
dengan berat molekul yang lebih rendah.
Pada percobaan ini bilangan iod yang
optimum diperoleh setelah 7 jam.
Bedasarkan hasil perhitungan minyak sawit Spesifikasi Produk
yang dapat bereaksi dengan gugus peroksi
adalah 98%. Dengan demikian pada Hasil in-situ epoksidasi CPO, olein, RBD
percobaan ini dapat ditentukan bahwa waktu olein dengan 1,1 Mol hidrogen peroksida dan
reaksi adalah 7 jam. 0,5 Mol asetat glasial pada suhu 60-65oC
ditunjukkan pada tabel 3.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
warna merah dari karoten minyak sawit,
setelah diepoksidasi berubah menjadi putih. Analisis Spektrum Infra-merah
Begitu juga perubahan warna bahan baku
pada crude olein dari merah (20 R 9.9Y)
Analisis secara spektrum infra-merah
menjadi kuning bening (0,6R 2Y). Hal ini
dapat digunakan untuk menganalisis produk
disebabkan oleh terurainya karoten oleh
yang terbentuk. Pada spektrum infra-merah
asam (4,5).
ini gugus-gugus senyawa organik yang
terbentuk dapat dianalisis sesuai tabel 4.
Bilangan iod crude olein berubah dari
54,52 menjadi 2,5. Hal ini berarti crude olein
Mersi Suriani Sinaga / Jurnal Teknologi Proses 4(2) Januari 2005 : 34 – 39 37
Pada gambar 2 dan 3 terlihat puncak IR 1080-1300 cm-1 maka puncak IR ini menun-
terjadi pada panjang gelombang 1130 cm-1. jukkan adanya gugus C-O dari senyawa
Berdasarkan tabel 4 terlihat data bahwa bila epoksida (8,10). Hal ini menunjukkan bahwa
puncak IR terjadi pada panjang gelombang minyak epoksi sudah terbentuk.
TABEL 3: Sifat kimia fisik hasil in-situ epoksidasi CPO, Olein, dan RBD olein
Parameter : Minyak Sawit : Crude Olein : RBD Olein
Bilangan Asam : 7,30 : 7,58 : 4,1
Bilangan Iod : 0,77 : 2,5 : 18,57
Oxyrane Oxygen : 3,20 : 2,06 : 2,7
Warna : 0.2R 1Y 0.3B : 4R 20Y : 2R 12Y
Spesific Gravity : 0,9021 : 0,9086 : 0,9153
Perlakuan suhu dan waktu reaksi Am. Oil chem. Soc. 1979. Official method,
epoksidasi untuk pembentukan epoksi sampling and analysis of commercial fats
minyak sawit optimum terjadi pada suhu 60- and oils, 959 hal.
65oC selama 7 jam. Proses in-situ epoksidasi
dapat menghasilkan minyak sawit epoksi Greenspan, P.F. and R. J. Gall. 1956. Epoxy
dengan bilangan iod 0,8. Perolehan minyak compounds from unsaturated fatty acids
esters, ind. Eng. Chemistry 47: 147-148.
sawit epoksi yang dapat dicapai adalah 82%
dengan kandungan oksigen oksiran 3,2. Greenspan, P.F. and R.J. Gall. 1956. Epoxy fatty
acids ester plasticizer. JAOCS. 33: 393-
394.
Mersi Suriani Sinaga / Jurnal Teknologi Proses 4(2) Januari 2005 : 34 – 39 39
Ketaren,s. 1986. Pengantar teknologi minyak dan Magne, F.C. And R.R. Mod. 1953. The
lemak pangan. Penerbit Universitas acetoglyceride as plasticizer for vinyl
Indonesia, 315 hal. resin. JAOCS. 30: 269-271.
Kirk-othmer. 1947. Epoxidation and peroxy Morison, R.T. and R.N. Boyd. 1973. Organic
compound, Encyclopedia of Polymer chemistry. 3rd ed., New Delhi: Prentice
Science & Technology. vol. 3. New York: Hall. p.562-593.
Intercience Encyclopedia Inc.
Mutreja, L.K. and R.K. Gupta. 1950. Pvc Product
Lee, H and K. Neville. 1956. Epoxy Resins, Their and Processing, SBP New Delhi: Roop
Applicatoin and Technology. New York: Nagar.
Mcgraw Hill.