Anda di halaman 1dari 12

Versi online / URL:

Volume 6, Nomor 1 h tt p : // e j ou r n a l . u mm . ac . i d/i n de x .php /k epera wata n/a rticle/view/2 84


6

PENGARUH TERAPI SLEEP HYGIENE TERHADAP GANGGUAN TIDUR PADA


ANAK USIA SEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI

Effect of Sleep Hygiene Therapy towards Sleep Disorder of School-Aged Children who
were Hospitalized

Ahsan1, Rinik Eko Kapti2, Shindy Anggreini Putri3


1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Jalan Veteran Malang 65145
e-mail: 1)ahsan fku b@yah oo.com

ABSTRAK

Gangguan tidur merupakan masalah yang sering muncul pada populasi anak usia sekolah yang
menjalani hospitalisasi. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur penting untuk mendapatkan energi demi
memulihkan status kesehatan. Terapi sleep hygiene sebagai salah satu terapi non-farmakologis
gangguan tidur mempromosikan pembentukan rutinitas tidur, pola tidur yang baik dan tidur berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi sleep hygiene terhadap gangguan tidur pada
anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. Penelitian semu dengan desain non-equivalent control
pre test-post test dilakukan pada 16 responden kelompok kontrol dan intervensi dengan memberikan
intervensi sleep hygiene pada kelompok intervensi. Analisis uji T dependen menunjukkan hasil
signifikan (p=0,002) pada kelompok intervensi dan uji T independen menunjukkan nilai signifikan pada
post test (p=0,002). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh terapi sleep hygiene terhadap
gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi secara nyata.

Kata kunci : Gangguan tidur, Anak Usia Sekolah, Hospitalisasi, Sleep


Hygiene

ABSTRACT

Sleep disturbances are problem which emerge frequently in the population of hospitalized school-
aged children. Fulfilling the need for rest and sleep is important to gain the energy for restoring health
status. Sleep hygiene therapy as one of the non-pharmacological therapy for sleep disturbance promote
the establishment of sleep routine, a good sleep patterns and quality. This research aims to know the
influence of sleep hygiene therapy to sleep disturbance in school-aged children who underwent
hospitalization. Quasi experimental with non-equivalent control pre test – post test design conducted on
16 respondents of control and intervention group by providing sleep hygiene intervention in the
intervention group. The paired T-test analysis showed significant results (p=0.002) in the intervention
group and independent T test showed a significant value on the post test (p=0.002). This study concl
ude that there is an evident influence of sleep hygiene therapy to sleep disturbances in school-aged
children who underwent hospitalization.

Keywords : Sleep Disorder, School-Aged Children, Hospitalized, Sleep


Hygiene

LATAR BELAKANG 2000). Stresor yang diterima anak


selama
Hospitalisasi atau dirawat di rumah
sakit t er b ukt i dap a t menyeba b ka n
ga nggua n is t i r a ha t -t idu r, ket ida
kma mp u a n k lien mendapatkan posisi
yang nyaman dan rasa nyer i mer u p a ka
n p enyeb a b t er s er ing gangguan
istirahat-tidur (Craven & Hirnle,
Pengaruh Terapi Sleep Hygiene Terhada p Gangguan Tidu r pada Anak Usia Sekolah yang Menjalani 1
Hospitalisasi
J URN A L
Ahsan1, Rinik Eko Kapti 2 , Shindy Anggreini Putri3 KEPERAWATAN ,
dirawat dapat berupa lingkungan rumah P-ISSN 2086 -3071 E-ISSN 2443-0900

sakit yang asing, rasa nyeri dan penyakit


yang anak alami serta pemeriksaan medis di
rumah sakit sehingga stres pada anak dapat
menyebabkan gangguan tidur, penurunan
nafsu makan dan ga ng gu a n p er kemb a
nga n ya ng d a p a t menunda proses
penyembuhan penyakit. Anak kemudian
dapat menunjukkan ciri-ciri yang
maladaptif yaitu anak menjadi tidak

2 Januari 2015: 01 - 05
kooperatif, tidur berperan dalam perilaku untuk adanya pengaruh
tidak nyenyak, pelepasan meningkatkan ter api sleep
tidak mau makan kortisol secara kuantitas dan hygiene
serta mungkin cepat yang kualitas tidur terhadap
ditunjukkan menyebabkan yang diperoleh
dengan reaksi rangsangan seorang
regresi yang susunan saraf individu setiap
diekspresikan pusat otak yang ma la m. S l ee
secara verbal berakibat tubuh p h yg i en e
maupun non menjadi waspada men ga cu p a
verbal (Kazemi dan sulit tidur da s ekump u la
et al., (Guyton & Hall, n da ft a r ha l-
2 2008). Apabila ha l ya ng da p
0 kebutuhan a t dilakukan
1 istirahat dan untuk
2 tidur tersebut memfasilitasi
; mulainya tidur
cukup, maka
jumlah energi dan
W
yang diha r a p mempertahankan
o
n ka n u nt u k nya. Daftar ini
g memu lih ka n s berisi beberapa
, t a t u s komponen yang
kesehatan dan meningkatkan
2 mempertahanka kecender u ng a
0 n kegiatan n a la mi u nt u
0 k t idu r da n
dalamkehidupan
3
sehari-hari mengurangi hal
)
. terpenuhi yang
Keadaan (Alimul, mengganggu
stres yang 2006). Ter a tidur (Butkov &
dialami anak p i s l ee p Lee-Chiong,
akan menimb u h yg i en e 2007).
lka n r ea ks i diu p a ya Berdasarka
t u b u h d a la ka n n latar belakang
m dengan membina di atas, peneliti
menghantarkan kebiasaan atau tertarik untuk
rangsangan ritual yang melakukan
keatas melalui konsisten yang penelitian
batang otak dan mencakup tentang
akhirnya menuju aktivitas waktu “Pengaruh
puncak median tenang sebelum Terapi Sleep
hipotalamus. tidur sebagai Hygiene
Selanjutnya pendekatan awal Terhadap
hipo- talamus untuk mengatasi Gangguan Tidur
akan merangsang insomnia dan Pada Anak Usia
kelenjar kesulitan t idu r Sekolah Yang
hipofisis anterior la inn ya da n s Menjalani
melepaskan eca r a u mu m Hospitalisasi”.
Adreno Cortico d a p a t Penelitian
Tropic Hormone digambarkan bertujuan untuk
(ACTH) yang sebagai promosi mengetahui
gangguan tidur na k dia mb il tua dan anak
pada anak usia s eca r a n o n yang menjalani
sekolah yang p ro b a b i l i t y hospitalisasi.
menjalani sampling dengan Sebelumnya
hospitalisasi. teknik purposive dilakukan
sampling untuk pemilihan
METODE menentukan responden yang
sampel dari sesuai kriteria
R a nc a populasi dengan inklusi untuk
nga n p enelit pertimbangan kelompok
ia n ini a d a tertentu sesuai intervensi dan
la h penelitian kriteria. kelompok
semu atau Instrumen kontrol. Setelah
quasi dalam penelitian memberikan
experimental ini adalah penjelasan
deng a n n o n - modifikasi dari kepada
eq u i va l en t kuesioner responden
co n t ro l g ro Children’s Sleep mengenai
u p pretest- Habit penelitian dan
posttest design Questionnaire manfaatnya
yang (CSHQ) oleh serta menj ela s
melibatkan Owens et al., ka n p r os ed u
kelompok (2002) dengan r p en elit ia n
intervensi dan menghapus da n kesediaan
kelompok beberapa item untuk menjadi
kontrol, dengan yang tidak sesuai responden,
masing-masing untuk kondisi di informed
kelompok ruang rawat consentbeserta
dilakukan inap. Uji lembar
pengukuran validitas 40 butir persetujuan
atau observasi pertanyaan orang tua diisi.
sebelum dan menunjukkan Kemudian
sesudah hasil r hitung > kuesioner
diberikan 0,4973 dan uji kebiasaan tidur
intervensi. reliabilitas anak di rumah
Populasi menunjukkan sakit dibagikan,
dalam penelitian nilai diisi, lalu
ini adalah anak Cronbach’s dikumpulkan
usia sekolah (6- Alpha 0,971. kembali sebagai
12 tahun) yang pre test. Selama
menjalani Prosedur
hospitalisasi di Pengumpulan
RSUD dan Analisis
Kanjuruhan Data
Kepanjen
selama periode Pengumpul
waktu an data
pengambilan dilakukan di
data. Sampel RSUD
untuk kedua KanjuruhanKepa
kelompok njen dengan
sebanyak 16 a menemui orang
3 hari ke depan orang tua dari responden intervensi saat pre dan post test adalah
kelomp ok int er vens i memfa s ili t tidak sama/berbeda secara nyata.
a s i dilakukannya terapi sleep hygiene
pada anaknya, sedangkan anak kelompok
kontrol pergi tidur sesuai ke-biasaannya.
Pada hari selanjutnya kelompok intervensi
maupun kontrol diminta mengisi kembali
kuesioner sebagai post-test.
Untuk menganalisis adanya perbedaan
pengaruh terapi sleep hygiene terhadap
gangguan tidur saat pre test dan post test
pada kedua kelompok maka digunakan uji
T dependen dan independen dengan tingkat
signifikansi p < 0,05 dan tingkat
kepercayaan
95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan gangguan tidur pada pre


dan post test sesuai rata-rata skor pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi
yang diuji T dependen disajikan di tabel 1
& 2.

Tabel 1. Perbedaan gangguan tidur pada


pre dan post test kelompok kontrol

mean±SD n me an p-value
Pre test 72,57±7,47
8 2,55 0,290
Post test 70,03±5,17

Tabel 2. Perbedaan gangguan tidur pada


pre
dan post test kelompok intervensi

mean±SD n mean p-value


Pre test 71,83±6,64
8 10,402 0,002
Post test 61,43±3,98

Analisis uji T dependen dengan tingkat


kepercayaan 95% (p d” 0,05) pada
kelompok kont r ol menu nju kkan ha s il
ya ng t ida k signifikan (p =
0,290).Sedangkan kelompok kontrol
diperoleh nilai p-value 0,002 (asymp sig (2-
tailed) < á), maka H0 ditolak, yang berarti
gangguan tidur responden kelompok
Tabel 3. Perbedaan gangguan tidur pada pre
da n po st test kelompok kont rol
dengan intervensi
Mean±SD
Kontrol Intervensi p-value
Pre test 72,57±7,47 71,83±6,64 0,838
Post test 70,03±5,17 61,43±3,98 0,002
Selisih 5,62±3,30 10,40±5,87 0,065

Perbedaan gangguan tidur pada pre dan


post test sesuai rata-rata skor serta selisih
antara kelompok kontrol dengan intervensi
yang diuji T independen dapat dilihat pada
tabel 3.
Analisis uji T independen skor gangguan
tidur di setiap pre test, post test dan selisih
skor pre-post antara kelompok kontrol dengan
intervensi didapatkan nilai p-value dari pre
test sebesar 0,838, post test sebesar 0,002,
dan selisih pre-post sebesar 0,065. Nilai p-
va lu e p ada p ost t est (p=0 ,0 02) < 0,
05 menunjukkan H0 ditolak yang artinya
terdapat
perbedaan gangguan tidur pada post test
ant ara kelomp ok kontrol dan kelompok
intervensi.
Ber d a s a r ka n u ji T d ia t a s d a
p a t disimpulkan bahwa intervensi terapi
sleep hygiene memiliki pengaruh terhadap
gang- guan tidur pada anak usia sekolah
yang menjalani hospitalisasi (p=0,002),
dimana pengaruhnya nyata sesudah
intervensi/post test (p=0,002). Hasil analisis
T dependen kelompok intervensi yang
membandingkan skor gangguan tidur pada
pre test dan post tes t menunjukkan hasil
yang s ignifikan (p=0,002), sesuai dengan
penelitian Yuniartini (2 0 1 3 ) ya ng
menya t a k a n b a hwa a da pengaruh
terapi bercerita terhadap kualitas tidur anak
usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi.
Terapi sleep hygiene dan terapi bercerita
memiliki dasar yang sama, yaitu sesuai teori
Potter & Perry (2005) bahwa orang tua
paling berhasil membawa anak usia
prasekolah tidur dengan cara membina ritual
yang konsisten yang mencakup waktu tenang.
Anak kelompok kontrol dan intervensi
sama-sama menerima stresor saat dirawat
dima n a a na k a ka n b er u s a ha men
gem-
bangkan perilaku waktu yang and Timing) menyelaraskan
atau strategi sangat yang mungkin tidur dan siklus
dalam meng- tergantung pada efektif untuk bangun dengan s
hadapi stresor kondisi anak meningkatkan ikl u s t u b u h
tersebut sehingga untuk dapat tidur anak dan la in s ep er t i s
perilaku ini menyesuaikan remaja yang u hu t u b u h,
menjadi akan diri dengan memi liki metabolisme
berpengaruh situasi baru p r ob lem dan jadwal
terhadap (Roy, 1991 t idu r hormonal yang
masalah yang dalam Solikhah, teridentifikasi.Pe membentuk
dideritanya. 2011). nurunan skor sinkronisasi
Menurut Potts & Perkembangan gangguan tidur irama sirkadian
Mandleco (2007) sosial anak usia pada post test untuk mencapai
pada anak usia sekolah akan kelompok kondisi
sekolah melalui proses intervensi yang homeostasis
kemampuan adaptasi yang cukup besar yang diancam
menguasai stres mempengaruhi membuktikan oleh adanya
hospitalisasi bagaimana bahwa terapi stresor
merupakan responnya sleep hygiene hospitalisasi
dasar dalam terhadap mampu (Owen et al,
mencapai masalah tidur. mengubah pola 2002; Tan et al,
peningkatan Pola tidur anak tidur anak 2012)
koping untuk mungkin akan menjadi lebih Aks i neu r
mengatasi berubah jika baik sebagai a l da n hor
kesulitan situasi kondisi penyakit upaya pendukung mona l u nt u k
lain. Dalam anak membaik p r os es a da p memeliha r a
penitian ini, sehingga anak t a s i p emec a kes eimb a nga n
situasi yang tidak lagi ha n ma s a la h homeos ta sis
dimaksud adalah merasa nyeri dan pemenuhan diintegrasi oleh
adanya gangguan tidurnya lebih kebutuhan hipotalamus
tidur. baik. tidurnya. yang tersusun
Kelompok Hasil Rangkaian atas banyak
kontrol analisis T kegiatan dari nuklei dan
mengalami independen saat terapi sleep struktur,
penurunan skor post test ya ng hygiene termasuk di da la
gangguan tidur signifika n s esu dilakukan untuk mnya a da l a h
walaupun da h dib erika n membentuk ret i cu l a r a
nilainya kecil intervensi jadwal tidur ct i va t i n g
kemungkinan (p=0,002) yang teratur dan system(RAS)
berkaitan dengan sejalan dengan rutinitas tidur dan bulbar syn
kemampuan hasil penelitian yang konsisten chronizing
adaptasi anak. Tan et.al (2012) serta regional (BSR)
Teori menye- yaitu program pengkondisian yang mengatur
butkan bahwa p edukasi sleep lingkungan tidur mekanisme tidur
a da da s a r n hygiene ya ng b a ik dan bangun
ya s et i a p or F.E.R.R.E.T d enga n ma ks serta adanya
a ng memi liki (Food, u d u nt u k integrasi
kema mp u a n a Emotions, terhadap sistem
da p t a s i da n Routine, saraf simpatis
a da p t a s i ini Restrict, yang dapat
memerlukan Environment mengaktifkan
aksis HPA dependen og y. New
untuk merespon kelompok York: L ip
stres (Kazemi et intervensi p incot t
al, 2012; Tan et (p=0,002) dan uji Williams &
al, 2012). Kegi T independen Wilkins
a t a n da l a m hasil post test
t er a p i s l ee p (p=0,002)
h yg i en e mer u menunjukkan
p a ka n u p a hasil yang
ya menc a p a i signifikan
kea da a n sehingga dapat
homeostasis disimpulkan
berupa bahwa ada
perbaikan siklus pengaruh terapi
tidur yang sleep hygiene
selaras dan untuk mengatasi
seimbang masalah
dengan siklus gangguan tidur
tubuh secara pada anak usia
keseluruhan. sekolah yang
menjalani
S hospitalisasi.
I
M D
P A
U F
L T
A A
N R

Terapi P
sleep hygiene U
pada anak usia S
sekolah yang T
menjalani A
K
hospitalisasi
A
dapat diterapkan
dengan baik Alimul, AH.
karena didukung (2006). Keb
oleh utuha n Da sar
kemampuan Manusia.
kognitif dan Jakarta :
adaptif anak Salemba
usia sekolah Medika
serta kegiatan Butkov, N &
terapi yang Teofilo L.
dapat & Lee-
disesuaikan Chiong. (2
sesuai kondisi di 0 0 7 ).
rumah Fu n d a
men t a l s
sakit.Pada studi
o f s l eep
ini hasil uji T
t echn ol
C r a ven, F & C ons t a nce, J . (2 0 0 0 ).
Fu nd a men t a l s o f Nu r s in g
Huma n Health and Function. Fourth
Edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar
Fi s i o l o g i K ed o kt er a n . E
dis i 11 . Jakarta: EGC
Kazemi, S., Ghazimoghaddam, K.,
Besharat, S., & Kashani, L. (2012).
Music and anxiety in hospitalized
children. Journal of Clinical and
Diagnostic Research. Vol 6(1), 94-96
Owens, et al. (2002). The Children’s Sleep
Ha b i t s Qu es t ionna ir e (C S
HQ): Psychometric Properties of A
Survey Instrument for School-Aged
Children. A mer i ca n A ca d emy
of S l eep Medicine, 23 (8): 1043-
1051.
P ot t er & P er r y. (2 0 0 5 ). B u ku A j a r
Fundamental Keperawatan; Konsep,
Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume
2, EGC, Jakarta.
Potts, N. L & Mandleco, B. L. (2007).
Pediatric nursing: caring for children
and their families. Canada: Thomson,
Delmar Learning
Solikhah, U. (2011). Therapeutic peer play
sebagai upaya menurunkan kecemasan
anak usia sekolah selama hospitalisasi.
Ju r n a l K ep er a wa t a n S o ed i r
ma n . ;
6(1): 20-30
Tan, E., Healey, D., Gray, A.R., &
Galland, B.C. (2012).Sleep hygiene
intervention for youth aged 10 to 18
years with problematic sleep: a
before-after pilot study. BMC
Pediatrics. 12: 189
Wong, DL . (2 0 0 3 ). Ped o ma n Me d i s
Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Yuniartini, P.E., Widastra, M., & Utami,
K.C. (2 0 13 ). P enga r u h t era p i b er
cer it a
t er ha da p ku a lit a s t idu r a na k
u s ia
prasekolah yang menjalani
hospitalisasi di r ua ngan p er awat
an a na k RS UP Sanglah Denpasar.
Program Studi Ilmu Kepera wat an F
aku lt as Kedokt er an Universitas
Udayana.

Anda mungkin juga menyukai