Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami
sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah
ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telahdititipkan
kepada kelompok kami.

Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun


dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Studi Geografi Dalam Bidang Industri”, tema
yang akan dibahas di makalah ini sengaja dipilih oleh Guru Pembimbing kami
untuk kami pelajari lebih dalam.

Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami selaku penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah banyak
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah yang kami
buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah
ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan
sarannya. Terima kasih

Tangerang, Oktober 2014

Penulis

1
Daftar Isi
Kata pengantar......................................................................................................1

Daftar isi...............................................................................................................2

Latar belakang,rumusan masalah,tujuan...............................................................3

Pengertian industri................................................................................................4

Tahap-tahap industri.............................................................................................5

Dampak industri....................................................................................................6

Syarat-syarat mendirikan industri.........................................................................7

Klasifikasi industri................................................................................................8

Faktor-faktor industri............................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Geografi merupakan materi pelajaran yang masuk lingkup kajian ilmu


pengetahuan sosial (ips). geografi senantiasa memberikan uraian –uraian ilmiah
mengenai sifat-sifat bumi, hal itu merupakan satu kajian yang penting yang
perlu dibahas dalam mata kuliah ips ini. Selain itu ips mempunyai ruang
lingkup serta tujuan, kajian geografi mempunyai ruang lingkup yang luas
sehingga disiplin ilmu banyak yang berkaitan dengan geografi dan untuk
mencapai kesesuaian, pembelajaran geografi mempunyai tujuan tersendiri.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Apa manfaat geografi dalam industri?


2. Apa saja dampak positif dan negatif industri?
3. Apa saja Klasifikasi Industri?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan


pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manfaat Geografi dalam bidang Industri


2. Untuk mengetahui dampak-dampak pembangunan Industri
3. Untuk mengetahui pengelompokkan Industri

3
BAB II

PEMBAHASAN

GEOGRAFI INDUSTRI

Instrustri berasal dari industria yang diartikan sebagai kegiatan ekonomi

bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku

atau bahan baku menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya,

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut

pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis

dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan

mentah atau bahan baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses

ilmiahnya. Sedangkan subsistem manusianya meliputi komponen-komponen

tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan

pemerintahan, transportasi dan komunikadi, konsumen, pasar dan sebagainya,

sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.

Pengertian Industri

Ada beberapa penjelasan tentang pengertian industri.

a. Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh(tenaga

kerja) dan industrios yang artinya kerja keras.

4
b. Industri artinya bagian dari proses produksi dimana yidak mengambil langsung

dari alam untuk dikonsumsi, tetapi bahan-bahan itu diolah lebih dahulu

sehingga menjadi barang yang berguna bagi masyarakat.

c. Menurut Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan

yang mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya.

d. Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada tipe

kegiatan ekonomi sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang

sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi

atau barang jadi.

e. Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk

meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi.

f. Mnurut G.T. Rennes, industri adalah aktifitas ekonomi manusia yang

dilaksanakan secara terorganisasi dan sistematis.

g. Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan industri.

Tahap-Tahap Industri

Menurut Roswto pertumbuhan dan perkembangan industri dibedakan menjadi 5

tahap, yaitu:

a. The traditional society (masyarakat tradisional)

5
Suatu masyarakat yang strukturnya dibangun dalam fungsi terbatas, ilmu

pengetahuan dan tekhnologi sangat sedrhana dan berenghasilan rendah.

b. The Precondition for take off (pra kondisi menuju tinggal landas)

Merupakan bentuk masyarakat dalam masa peralihan. Nilai dan cara-cara

tradisional mulai dirasakan tidak cocok. Sedangkan nilai-nilai baru muncul dan

sangat dibutuhkan. Secara perlahan perubahan-perubahan pun mulai terjadi.

c. Take off (masa tinggal landas)

Merupakan masa dimana berbagai kendala terhadap pertumbuhan sudah dapat

diatasi. Niali-nilai dan terobosan baru yang jelas dapat menimbulkan kemajuan

masyarakat yang makin luas.

d. The drive to maturity (menju ke arah kedewasaan)

Tahap menuju kedewasaan atau kematangan adalah suatu tahap kegiatan

perekonomian yang tumbuh secara terus menerus. Produktivitas dari keguatan

industri sangat berarti menentukan pendapatan nasional.

e. The age of high masa concumtion (suatu masa masyarakat berkonsumsi tinggi)

Masa konsumsi tinggi ditandai dengan adanya perkembangan kegiatan industri

lebih ditujukan untuk menhasilkan barang-barang konsumsi yang tahan lama.

Dampak Positif Industri

Industri banyak memberikan keuntungan. Berikut ini keuntungan industri antara

lain:

a. Memperbesar kegunaan bahan mentah. Semakin banyak bahan mentah yang

diolah dalam perindustrian, semakin besar pula manfaat yang diperoleh.

6
b. Memperluas lapangan pekerjaan.

c. Menambah penghasilan penduduk, sehingga menambah pekerjaan

kemakmuran.

d. Mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negri.

e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

f. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat.

g. Kegiatan ekonomi menjadi lebih leluasa karena tidak semata-mata tergantung

pada lingkungan alam.

h. Menambah devisa negara.

Dampak negatif industri

Industri juga dapat memberikan kerugian, seperti:

a. menyebabkan beberapa polusi yang dapat mencemari daerah sekitar

perindustrian itu contohnya seperti polusi udara

b. air yang tercemar karena pembuangan limbah sembarangan

c. Konsumerisme

d. Hilangnya kepribadian masyarakat

e. Terjadinya peralihan mata pencaharian

f. Terjadinya urbanisasi di kota-kota

g. Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota

Syarat-syarat mendirikan industri

7
a. Adanya sumber daya alam yang melimpah menyediakan bahan mentah dan

dasar.

b. Terdapatnya tenaga ahli yang terampil di bidangnya yang mampu menjebatani

proses produksi dan pengelolahan sumber daya alam.

c. Banyak modal yang dapat menunjang produksi dan pemasaran.

d. Kondusi daerah yang memilik fasilitas transportasi yang lancar agar dapat

menjalankan distribusi.

e. Manajemen yang baik untuk memperlancar dan mengatur proses produksi,

serta kejujuran dalam melaksanakan tugas.

f. Daerahnya memiliki masyarakat yang siap kearah industri.

Klasifikasi Industria

a. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung

pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan

baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :

1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari

alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri

hasil kehutanan

2) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri

kain.

8
3) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah

dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,

perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

b. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan

menjadi:

1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang

dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga

kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri

biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya:

industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan

ringan.

2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai

19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga

kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.

Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,

tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki

9
kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan

industri keramik.

4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.

Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan

khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan

(fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja,

dan industri pesawat terbang.

C. Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut

dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman,

industri konveksi, industri makanan dan minuman.

2) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.

Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri

tekstil.

3) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda

yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak

langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau

10
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri

perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

d. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh

dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula,

industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

2) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja,

industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.

3) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat

mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.

Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri

transportasi, industri seni dan hiburan.

E. Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan

industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan

menjadi:

1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

11
2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah

yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri

yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di

Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang

(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan

Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri

tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan

industri gula berdekatan lahan tebu.

5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),

yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini

dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya

sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik,

industri otomotif, dan industri transportasi.

f. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk

12
kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,

industri pemintalan, dan industri baja.

2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri

konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

Smith (1963: 414-417) menggolongkan syarat dan faktor-faktor yang

mempengaruhi usaha dan kegiatan industri atas 4 kelompok. Yaitu faktor-faktor

sumber daya, faktor-faktor sosial, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor yang

menyangkut kebijakan pemerintah. Adalah sebagai berikut :

1) Faktor Sumber Daya

Bahan Mentah

Bahan mentah dalam industri merupakan hal yang terpenting diantara

sumber daya. Bahan mentah ini dapat berasal dari sektor primer, hasil-hasil

pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan dan pertambangan, dan dapat pula

juga berupa produk industri-industri lain. Usaha-usaha pengumpulan dan

pengambilan bahan mentah erat hubungannya dengan daerah sumber bahan

mentah, sehingga banyak usaha-usaha industri didirikan atau

ditempatkandidaerah atau mendekati sumber bahan mentah tersebut. Satu hal

13
terpenting adalah bahan mentah atau bahan baku tersebutmudah didapatkan atau

didatangkan secara ekonomis.

Sumber Energi

Industri yang modern tidak akan berdiri dan berjalan mulus tanpa adanya

sumber energi yang menunjang, karena semakin mordern perindustrian disuatu

daerah makin tinggi tingkat konsumsi energinya. Sumber energi yang

digunakan dalam perindustrian antara lain adalah : minyak bumi, batu bara, gas

alam, tenaga listrik, nuklir, kayu, dan lain-lain

Penyediaan Air

Air didalam industri memiliki fungsi sebagai bahan pendingin mesin dan

sebagai bahan pencampur dan pencuci. Sehingga penempatan industri harus

benar-benar memperhatikan kemungkinan persediaan air.

Iklim dan Bentuk Lahan

Bentuk lahan atau Landfrom dapat berpengaruh terhadap penempatan dan

lokasi industri, baik terhadap bangunan industri maupun kemungkinan

pembuatan prasarana lalu lintas angkutan. Sedangkan iklim, dengan

perkembangan teknologi yang modern dalam perindustrian, faktor iklim tidak

lagi menjadi penentu, namun masih banyak industri yang ditentukan oleh

keadaan iklimnya.

2). Faktor-faktor Sosial

Penyediaan Tenaga Kerja

14
Adanya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sangat mempengaruhi proses

produksi dan distribusi. Untuk itu dalam penyediaan tenaga kerja ini tergantung

pada jumlah tenaga kerja yang tersedia dan tingkat upah yang berlaku didaerah

kawasan industri tersebut. Pada umumnya penempatan industri berkaitan erat

dengan konsentarsi penduduk dan upah yang rendah.

Skill dan Kemampuan Teknologi.

Berdirinya suatu industri yang modern tentunya ditunjang dengan mesin-

mesin modern dan produksi massal yang memerlukan tenaga-tenaga kerja yang

terampil dan skill yang tinggi serta propesional.

Kemampuan Mengorganisasi.

Adanya pengalaman dalam berorganisasi memberikan pengaruh yang

cukup penting dalam suatu kinerja kerja. Makin kompleks suatu industri, makin

kompleks pula pengorganisasiannya. Oleh karena itu diperlukan tenaga kerja

yang berkemampuan tinggi untuk pengorganisasiannya. Dalam hal ini

mengawas dan operasional.

3. Faktor-Faktor Ekonomi

Pemasaran.

Pemasaran sama pentingnya dengan bahan mentah dan sumber energi

dalam hal pengaruhnya terhadap aktifitas dan perkembangan ekonomi, yang

lebih ditekankan pada pemasarannya. Karena industri hakekatnya usaha untuk

mencari keuntungan dan ini diperoleh hanya jika ada pemasaran. Potensi

15
pemasaran sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya belinya. Makin

tinggi daya beli dan makin besar jumlah penduduk, berarti makin besar petensi

pasar.

Transportasi.

Sarana transportasi dari segi aksebilitas jalan, kondisi kendaraan serta

ongkos pengiriman, merupakan hal yang sangat penting artinya bagi industri,

sebab bagaimanapun juga bahan mentah harus diangkut dan hasilnya hars

dipasarkan.

Modal.

Dalam hal ini kita mengenal dua macam modal, modal dalam negeri dan

modal luar negeri. Selain itu sumber modal juga berasal dari individu,

perbankan, investor, penduduk daerah atau negara dari pajak-pajak rertribusi,

hasil –hasil perusahaan negara, tabungan negara dan penanaman modal dan

sebagainya. Modal ini sangat diperlukan dan salah satu hal yang penting.

Beberapa macam ibndustri kadang-kadang memerlukan modal besar sehingga

hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang dapat memberikan atau

menyediakan modalnya.

Nilai dan Harga Tanah.

Harga tanah yang tinggi di pusat-pusat perkotaan mendorong usaha-usaha

industri ditempatkan di daerah-daerah pinggiran. Hal ini disebabkan karena

pajak yang berbeda-beda sehingga mendorong para pendiri industri mencara

tempat dipinggiran kota yang tarif pajaknya rendah

16
4. Faktor Kebijaksanaan Pemerintah.

Faktor pemerintah yang mempengaruhi usaha dan perkembangan industri

adalah: ketentuan-ketenjuan perpajakan dan tarif, pembatasan ekspor-impor,

pembatasan jumlah dan macam industri, penentuan daerah industri dan

pengembangan kondisi yang menguntukan usaha

Penentuan Lokasi Industri

Pemilihan lokasi industri mempunyai arti sangat penting. Hal ini karena

lokasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

kontinuitas proses dan kegiatan industri. Tujuan dari penentuan lokasi industri

adalah untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan

meraih pasar yang luas.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendirian Industri

Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri dapat dibedakan

menjadi dua macam:

1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya

angkutan, daerah pemasaran dan sumber energi.

17
2) Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang industri

dan ketersediaan air.

b. Teori Lokasi Industri

Teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi yang terbaik secara ekonomis

bagi suatu industri.

1) Teori lokasi industri dari Weber

Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost

location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-

tempat yang biayanya paling minimal.

2) Teori lokasi industri optimal dari Losch

Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut Losch,

lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai wilayah

pemasaran terluas.

3) Analisis wilayah pasar model Hotteling

Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua

industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan akan

mendorong difusi industri.

4) Pendekatan Perilaku menurut Pred

Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk menganalisis

pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi. Pada prinsipnya, lokasi industri

menurut Pred ditentukan berdasarkan perilaku pengambilan keputusan.

18
Menentukan lokasi industri atas dasar bahan baku, pasar, biaya angkut,

tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan lingkungan dapat dilakukan

dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:

1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,

2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan

pengangkutan bahan baku,

3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.

Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan

dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan industri

lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber tenaga yang

paling tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik, tenaga

gas, batubara, atau minyak bumi.

Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah

no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan (AMDAL),

atau analisis mengenai dampak lingkungan.

19
BAB III

PENUTUP

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan-persamaan,

perbedaan-perbedaan, dan keterkaitan fenomena-fenomena geosfer dalam

konteks keruangan, kelingkungan dan teks kewilayahan. Fenomena geosfer

mencakup fenomena-fenomena litosfer, hidrosfer, biosfer dan antropofer.

Geografi Industri merupakan kajian geografi Sosial yang mengkaji

mengenai alam serta apa yang terkandung didalamnya yang dapat dimanfaatkan

oleh manusia dengan berbagai proses dan bernilai ekonomis.

Dari keragaman keterkaitan fenomena yang ada di muka bumi ini maka

antara kajian geografi fisik dan geografi social akan saling terkait erat dan

saling menopang. Hal ini dapat kita lihat dari cabang geografi social seperti

geografi industry dan pariwisata yang akan memerlukan kajian geografi fisik

untuk membantu dalam tahap perkembangannya

20

Anda mungkin juga menyukai