Anda di halaman 1dari 3

»» *Rezeki Tidak Sama, Apa Hikmahnya?

○○○○○○○○○

‫ت فوأفركبفظر تفرف خ‬
٢١ ‫ضيلل‬ ‫ض فولف ر ل‬
‫لخخفرةظ أفركبفظر فدفرىفج ض‬ ‫ضرلفناَ بفرع ف‬
‫ضهظ رم فعلفىى بفرع ض ض‬ ‫ٱنظظرر فكري ف‬
َ‫ف فف ض‬

_“Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka di atas sebagian yang lain. Dan pasti
kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.”_ (al-Isra: 21)

●Apabila sepeti itu keadaan akhirat dibandingkan dengan dunia, sepantasnya manusia berlomba-lomba
untuk meraih derajat yang tinggi di kehidupan yang lebih kekal abadi, yaitu negeri akhirat. Orang yang
cerdas tentu mendambakan yang lebih kekal. Untuk perlombaan inilah orang-orang yang cerdas rela
berlomba, tidak untuk dunia!

↑Allah ‘azza wa jalla membagi rezeki dengan berbeda-beda, agar orang yang kaya dapat menghargai
kadar nikmat yang dimudahkan kepadanya. Dia pun bersyukur kepada Dzat Yang Memberikan nikmat
sehingga tergolong hamba-hamba yang bersyukur.

→Sebaliknya, orang yang fakir mengetahui ujian yang diterimanya berupa kefakiran, lalu bersabar
sehingga mencapai derajat hamba-hamba yang bersabar. Telah diberitakan bahwa orang yang bersabar
akan beroleh pahala tanpa batas.

→Bersamaan dengan kesabarannya, si fakir harus terus memohon kemudahan kepada Rabbnya dan
menanti kelapangan dari-Nya tanpa pernah berputus asa dari rahmat-Nya.

↑Allah ‘azza wa jalla membagi-bagi rezeki-Nya agar tercapai maslahat agama dan dunia para hamba-
Nya. Andai semuanya beroleh kelapangan rezeki dan menjadi orang kaya, niscaya manusia akan
melampaui batas di muka bumi dengan berbuat kekafiran, kezaliman, dan kerusakan. Kelapangan dan
kemudahan hidup membuat mereka lupa diri.
→Sebaliknya, apabila semua mereka disempitkan rezekinya dan semua menjadi orang miskin, niscaya
akan timbul ketimpangan dalam tatanan hidup mereka.

●Apabila semua manusia rezekinya sama, niscaya sebagiannya tidak bisa menjadikan sebagian yang lain
sebagai ejekan, sehingga tidak ada ujian sebagai tempaan keimanan. Sebagiannya tidak bisa menjadikan
yang lain sebagai pekerja. Sebagiannya tidak menjadi pelayan bagi yang lain. Yang satu tidak membuat
sesuatu untuk yang lain, karena semuanya berderajat sama.

●Apabila seperti itu keadaannya, di mana rasa kasih sayang si kaya terhadap si miskin? Andai semua
berderajat sama, bagaimana penerapan menyambung silaturahmi dengan menginfakkan harta kepada
karib kerabat?

√Jelas sekali, banyak kemaslahatan akan hilang seandainya manusia sama rezekinya. Karena itulah, wajib
bagi kita kaum muslimin untuk ridha Allah ‘azza wa jalla sebagai Rabb kita, ridha dengan pembagian
rezeki-Nya, ridha dengan hukum-Nya, serta beriman dengan hikmah dan rahasia-Nya.

٦٢ ‫ق لخفمنَ يففشاَظء خمرنَ خعفباَخدخهۦِ فويفرقخدظر لف ض لهۥُظ إخضَن ٱضَلف بخظكرل فشريءء فعخليمم‬
‫ٱضَلظ يفربظسطظ ٱلرررز ف‬

_“Allah-lah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
Dia pula yang menyempitkannya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”_ (al-Ankabut:
62)

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab

»Baca Selengkapnya di:

http://asysyariah.com/rezeki-tidak-sama-apa-hikmahnya/

●●●●●●●●●

○ *WhatsApp Fawaid Solo*

@fawaidsolo
����������✏

� Turut mempublikasikan:

� WA Salafy Muara Bungo ��

�http://telegram.me/utsmanbinaffanbungo

Anda mungkin juga menyukai