Anda di halaman 1dari 11

Posted by Makalah Kuliah PGSD

[ Dosen Pengampu : Hj. ASNIWATI, S.Pd, M.Pd ]


[ Oleh Kelompok 5: Fauzi Mubarak (A1E309286), Rahmi Kamilah Murtafi’ah
(A1E310012), Zul Faisal (A1E310209), Siti Rukayah (A1E310223), Akhmad Khairazi
Nazmi (A1E310228), Hernina Halimah (A1E310237), Muhammad
Riyan(A1E310246), Irwan Ramadhani (A1E310255), Dedi
Jayadi (A1E310256), Armina Royani (A1E310265)]

A. Pengertian
Geopolitik berasal dari kata geo (kata Yunani, geo = bumi) dan politik (esensi politik
kekuatan),Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung
kepada politik suatu negara. Politik sendiri diartikan sebagai ilmu yang mempelajari suatu segi
khusus dari kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan.
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu negara dalam
hubungannya dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai
kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan
(Khalifatullah) di bumi yang menerima amanatnya untuk mengelola kekayaan
alam. Kedudukan manusia mencakup 3 segi hubungan, yaitu hubungan antara manusia
dengan tuhan, hubungan antar manusia,dan hubungan antar manusia dengan dengan
makhluk lainnya.
Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua
bidang, universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis, misalnya dalam
bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup, pandangan hidup bangsa. Sedangkan bidang
sosial politis bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan, misalnya aturan hukum atau
perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai produk politik. Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang
berbinneka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan.
Penyelenggaraan negara kesatuan Republik Indonesia sebagai sistem kehidupan
nasional bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan
konstitusi UUD 1945. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip
dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa
Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara,
sehingga disebut wawasan nusantara. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah
geopolitik Indonesia.

B. Peranan Geopolitik
1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia
2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi
alam
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri
4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan
5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori
negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya;
6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

C. Pengertian Wawasan Nusantara


Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan,atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti
memandang, meninjau, atau melihat. Sedangkan istilah Nusantara bertasal dari kata
‘nusa’ yang berarti pulau-pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit antara dua hal. Istilah
Nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan
pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara samudra Pasifik dan samudra Indonesia
serta diantara benua Asia dan benua Australia.
Keadaan geografis Indonesia yang unik menuntut sebuah konsep geopolitik khusus
yang dapat diterapkan dengan baik oleh bangsa Indonesia. Konsep geopolitik tersebut
adalah Wawasan Nusantara. Berbeda dengan pemahaman geopolitik negara lain yang
cenderung mengarah kepada tujuan ekspansi wilayah, konsep geopolitik Indonesia,
atau Wawasan Nusantara, justru bertujuan untuk mempertahankan wilayah. Wawasan
Nusantara merupakan sebuah konsep geopolitik yang paling tepat untuk negara
Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau yang tersebar sepanjang jutaan mil.
Tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan
kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian
ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat
manusia di dunia.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


1. Wilayah (Geografi)
 Asas kepulauan (Archipelagic Principle)
Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘archipelagos’. Akar
katanya adalah ‘archi’ berarti terpenting,terutama,danpelagos berarti laut atau wilayah
lautan.jadi, archipelago dapat diartikan sebagai lautan terpenting.Istilah archipelago
adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau didalamnya.Sehingga archipelago selalu
diartikan kepulauan atau kumpulan pulau.
Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut
selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat perairan atau lautan antara pulau-pulau
berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.
 Kepulauan Indonesia
Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ meskipun bukan dari
bahasanya sendiri, tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang
tepat, yaitu Kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, “Indo” berarti India dan ‘nesos’
berarti pulau. Indonesia mengandung makna spiritual, yang di dalamnya terasa ada jiwa
perjuangan menuju cita-cita luhur, negara kesatuan, kemerdekaan dan kebesaran.
Sebutan “Indonesia” merupakan ciptaan ilmuan J.R Logan. Seorang ahli
hukum, juga memakainya dalam kegemarannya mempelajari bahasa
Melayu. Pada peristiwa sumpah Pemuda tahun 1928 kata Indonesiasebagai sebutan
bagi bangsa, tanah air. Kemudian sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945,
Indonesia menjadi nama resmi negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
 Konsepsi Tentang wilayah Lautan
Dalam perkembangan hukum laut Internasional dikenal beberapa kensepsi
mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
a) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
b) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu milik masyarakat dunia karena itu tidak
dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
c) Mare liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalh bebas untuk semua bangsa.
d) Mare Clausum, menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dpat dimiliki
oleh suatu negara sejauh dapat dikuasai dari darat.
e) Archipelagic state pinciples (asas negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
konvensi PBB tentang hukum laut.
Sesuai Hukum Laut Internasional, secara garis besar Indonesia memiliki Laut
Teritorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen.
a) Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
b) Laut Teritorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut
diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surutterendah
sepanjang pantai.
c) Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari
garis pangkal.
d) Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya kekayaan alam hayati
dari perairan.
e) Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya
yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan
tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar
laut sedalam 2500 m.
 Karakteristik Wilayah Nusantara
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan
benua Australia dan di antara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari
17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah
6.044 buah Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut:
Utara : 6o 08’ LU
Selatan : 11o 15’ LS
Barat : 94o 45’ BT
Timur : 141o 05’ BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kilometer, sedangkan jarak barat-timur sekitar
5.110 Kilometer. Luas Wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km 2, yang terdiri
dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2. Luas wilayah daratan
Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara merupakan yang
terluas.
2. Geopolitik dan Geostrategi
 Geopolitik
a) Asal istilah Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu
bumi politik (Political Geography). Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh
sarjana ilmu politik Swedia, Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964)
dari Jerman menjadi Geographical Politik dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari dua
istilah di atas terletak pada titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang geografi
ataukah politik. Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi
dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan
nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nasional. Pengertian geopolitik telah dipraktekan sejak
abad XIX, namun pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah
geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa.
b) Pandangan Ratzel dan Kjellen
Frederich Ratzeterikat l pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian
geografi politik dengan dasar pandangan bahwa negara adalah mirip organisme
(makhluk hidup). Dia memandang negara dari sudut konsep ruang. Negara adalah
ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa. Bangsa dan negara
terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang,
maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).
Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa negara adalah organisme yang
harus memiliki intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik,
ekonomi politik, kratopolitik, dan sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan paham
ekspansionisme dalam rangka untuk mempertahankan negara dan
mengembangkannya. Selanjutnya dia mengajukan langkah strategi untuk memperkuat
negara dengan memulai pembangunan kekuatan daratan (kontinental) dan diikuti
dengan pembangunan kekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang pertumbuhan
negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu negara
memerlukan ruang hidup (lebensraum), serta mengenal proses lahir, tumbuh,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Mereka juga mengajukan paham
ekspansionisme (pemekaran wilayah) yang kemudian melahirkan ajaran adu kekuatan
(Power Plitics atau Theory of Power).
c) Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl Haushofer yang pada
masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Hittler. Pemikiran
Haushofer di samping berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran realisme,
yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat
menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di Jepang berupa
ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.
Pokok-pokok Pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut :
1) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam. Hanya bangsa yang unggul (berkualitas) saja yang dapat bertahan hidup
dan terus berkembang, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
2) Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan Imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di lautan.
3) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan
Asia Barat (yakni Jerman dan Italia). Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia
Timur Raya.
4) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa dengan kekuasaan
ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia.
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan
kelangsungan hidup dan mendapatkan ruang hidupnya.
d) Geopolitik Bangsa Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan
dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan
UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta
kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena
penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan
(nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia selalu
terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling
menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban
dunia yang abadi.
 Geostartegi
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan
atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi
merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni
yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman. Strategi
juga dapat merupakan ilmu, yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data
dan fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola
sumber daya yang dimiliki dalam satu rencana dan tindakan.
Sebagai contoh pertimbangan geostrategi untuk negara dan bangsa Indonesia
adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek. Posisi silang Indonesia
tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
a) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia; serta di
antara samudera Pasifik dan samudera Hindia.
b) Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di Selatan
(Australia) dan penduduk padat di Utara (RRC dan Jepang).
c) Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di Selatan
(Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di Utara (RRC, Vietnam, dan Korea
Utara).
d) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di Selatan dan
demokrasi rakyat (diktatur proletar) di Utara.
e) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis di Selatan dan
Sosialis di Utara.
f) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme di selatan
dan masyarakat sosialisme di utara.
g) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan budaya
Timur di utara.
h) Hankam : Geopolitik dan geostrategi Hankam (Pertahanan dan Keamanan) Indonesia
terletak diantara wawasan kekuatan maritim di selatan dan wawasan kekuatan
kontenantal di utara.
i) Strategi biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya strategi disusun
secara bertahap dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dengan demikian geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya. Disamping
itu dalam merumuskan strategi perlu pula memperhatikan kondisi sosial, budaya,
penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional, maupun internasional.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
 Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957
Wilayah negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam “Territoriale Zee end Maritieme Kringen
Ordonantie” tahun 1939 tentang batasan wilayah laut teritorial Indonesia. Ordanansi
tahun 1939 tersebut menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis
pantai ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.
Pada masa tersebut wilayah negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah
daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-pulau
itu. Wilayah laut teritorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya
ditambah perairan sejauh 3 mil di sekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam
pulau-pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan
keselamatan dan keamanan negara kesatuan RI.
 Dari Deklarasi Juanda (13-12-1957) sampai dengan (17-2-1969)
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan
sebagai pengganti Ordanansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikutnya :
a) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
b) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas negara
kepulauan (Archipelagic State Priciples).
c) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Asas Kepualuan itu mengikuti ketentuan Yurisprudensi Mahkamah Internasional
pada tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dan Norwegia.
Dengan berdasarkan asas kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan
kepulauan nusantara termasuk perairannya yang utuh dan bulat. Di samping itu berlaku
pula ketentuan “point to point theory” untuk menetapkan garis batas wilayah antara titik-
titik terluar dari pulau-pulau terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4tanggal 18
Februari 1960. Tentang perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wilayah
nasional dan cara perhitungannya. Laut teritorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau
terluar yang saling dihubungkan. Sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang
utuh dan bulat. Tiga perlima wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Oleh
karena itu negara Indonesia dikenal sebagai negara maritim.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 8
tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman Indonesia (internal waters)
yang meliputi :
a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia
b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas, dan
c) Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.
 Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang
Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsep politik yangt
berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang sebagai upaya untuk
mengesahkan Wawasan Nusantara. Disamping dipandang sebagai upaya untuk
mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya bahwa sumber kekayaan
alam dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif negara RI.
Asas-asas pokok yang termuar di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah
sebagai berikut :
a) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah
milik eksklusif negara RI.
b) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen dengan
negara-negara tetangga melalui perundingan.
c) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga.
d) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijaksanaan Pemerintah, asas-
asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomer 1 tahun 1973 tentang
Landas Kontinen Indonesia. Di samping itu UU No. 1/1973 juga memberi dasar bagi
pengaturan eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen
dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.
 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pengumuman Pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada 21
Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut
wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong Pemerintah mengumumkan ZEE
adalah :
a) Persediaan ikan yang semakin terbatas
b) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
c) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional
Melalui perjuangan panjang di Forum Internasional, akhirnya Konferensi PBB
tentang Hukum Laut II di New York 30 April 1982 menerima “The United Nation
Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10
Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica oleh 17 negara termasuk Indonesia.
Konvensi tersebut mengakui asas Negara Kepulauam (Archipelagic State Principle)
serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE Pemerintah dan DPR negara RI
kemudian menetapkan UU No. 5 Tahun 1983 tentang ZEE, serta UU No. 17 Tahun
1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 Indonesia telah tercatat
sebagai salah satu dari 25 negara yang telah meratifikasinya.
E. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah
Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen:
 Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik
laut maupun selat serta dirgantara di atasnya yang merupakan satu kesatuan ruang
wilayah. Oleh karena itu, Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan
oleh perairan di dalamnya. Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk
kerucut terbuka ke atas dengan titik puncak kerucut di pusat bumi. Letak geografis
Negara berada di posisi dunia antara dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia, dan antara dua benua, yaitu Asia dan Australia. Letak goegrafis ini
berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujudan
wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, social budaya dan
pertahanan keamanan.
 Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia tata inti organisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan, system
pemerintahan dan system perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang
berbentuk Republik. Kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilaksanakan menurut
UU. Sistem pemerintahannya menganut system presidensial. Presiden memegang
kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hokum
(Rechtsstaat) bukan Negara kekuasaan (machtsstaat). Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) mempunyai kedudukan kuat, yang tidak dapat dibubarkan oleh Presiden.
Anggota DPR merangkap sebagai anggota MPR.
 Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik,
golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers serta seluruh aparatur Negara.
Semua lapisan masyarakat lapisan itu diharapkan dapat mewujudkan demokrasi
yang secara konstruksional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan
dasar filsafat Pancasila, dalam berbagai kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Isi Wawasan Nusantara
Isi wawasan nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia
dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
 Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk sikap mental
bangsa yang memiliki kekuatan batin. Dalam hal ini Wawasan Nusantara berlandaskan
pada falsafah Pancasila untuk membentuk sikap mental bangsa yang meliputi cipta,
rasa dan karsa secara terpadu.
 Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan
karya, keterpaduan pembicaraan dan perbuatan. Dalam hal ini Wawasan Nusantara
diwujudkan dalam satu system organisasi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian.

F. Implementasi Wawasan Nusantara


1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Wawasan Nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek
kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia. Di samping itu Wawasan
Nusantara merupakan konsep dasar bagi kebijakan dan strategi Pembangunan
Nasional.
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan
3. Penerapan Wawasan Nusantara
 Manfaat penerapan Wawasan Nusantara dibidang wilayah adalah diterimanya konsep
Nusantara di forum internasional, sehingga terjaminlah integritas wilayah tutorial
Indonesia.
 Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan sumber daya
alam yang cukup besar untuk kesejahteraan bangs Indonesia.
 Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia Internasional termasuk
Negara-negara tetangga.
 Penerapan Wawasan Nusantara dalam pembangunan Negara di berbagai bidang
tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
transportasi.
 Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa
Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib
sepenanggungan dengan asa Pancasila.
 Penerapan Wawasan Nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada
kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui Sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.
4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional.
Sedabgkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu
diperlukan suatu konsepsi Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik
bangsa Indonesia.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan
nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman
bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan
berkembang seterusnya.

Daftar Pustaka

Kaelan dan Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma: Yogyakarta.


Wardiyatmoko K, dkk. 1996. Geografi Untuk SMU Kelas 1. Erlangga: Jakarta.
Syarbaini, Syahrial, dkk. 2002. Sosiologi Dan Politik. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Ms, Noor Bakri. NY. Geopolitik Indonesia,
(online),http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_dhimasarimahardhika
putra/id_13009/title_geopolitik-indonesia/, diakses pada 22 September 2011.
Hendra. 01 Maret 2010. Geopolitik Indonesia,
(online),http://hendraabisgaul.blogspot.com/2010/03/geopolitik-indonesia.html, diakses
pada 22 September 2011
http://id-id.facebook.com/topic.php?uid=132251353451895&topic=165

Anda mungkin juga menyukai