Anda di halaman 1dari 3

RADIASI BETA ()

RINGKASAN

Pemancaran elektron (-) atau positron (+), atau penangkapan elektron pada orbit
terluar oleh inti induk (tangkapan elektron), disebut pemancaran radiasi . Pada
pemancaran radiasi -, meskipun jumlah muatan inti tidak berubah, tetapi nomor
atomnya bertambah 1, sedang pada pemancaran radiasi + dan penangkapan elektron,
nomor atomnya berkurang 1. Energi elektron yang dipancarkan secara kontinu tidak
berubah. Radiasi seringkali disertai oleh radiasi 

URAIAN

1. Radiasi 

Pemancaran radiasi  adalah proses inti atom atau penyusun inti memancarkan
elektron (-) atau positron (+) dan terbentuk inti atau partikel lain, sebagai
contoh:

neutron - + proton
proton + + neutron
Cu-64 - + Zn-64
Na-24 - + Mg-24
C-11 + + B-11

Selain itu, inti atom dapat menangkap elektron, sehingga proton akan berubah
menjadi neutron. Fenomena ini pertama kali diramalkan oleh KAWA dan SAKATA
pada tahun 1935. Peristiwa ini disebut dengan penangkapan elektron dan sejenis
dengan radiasi .

Unsur radioaktif alam yang diketahui pertama kali mempunyai sifat dapat
memancarkan radiasi  adalah Ra dan Th. Sehubungan dengan kemajuan
penelitian di bidang pembelahan inti dan produksi inti buatan diketahui bahwa
pada dasarnya semua inti atom dapat memancarkan radiasi 

Pada pemancaran radiasi , jumlah muatan inti atom tidak berubah, tetapi pada
pemancaran radiasi -, nomor atomnya bertambah 1, sedang pada radiasi + dan
tangkapan elektron, nomor atomnya berkurang 1.

2. Energi dari Radiasi 

Berbeda dengan spektrum energi yang dipancarkan oleh partikel  yang bersifat
diskrit, spektrum energi partikel  (elektron dan positron) bersifat kontinu,
seperti ditampilkan pada Gambar 1, yang berarti bahwa besarnya energi
mempunyai rentang dari harga terkecil tertentu sampai harga terbesar tertentu.
Hal ini pertama kali ditemukan oleh Chadwick pada tahun 1914.

Pada tahun 1927, C.D. Ellis dan W.A. Wooster memasukkan RaE (Bi-210) ke
dalam pengukur panas, dan mengukur energi semua radiasi yang mengandung
partikel  yang dipancarkan. Hasilnya menunjukkan bahwa besarnya energi 1 inti
atom RaE yang dipancarkan rata-rata sebesar 350 ± 40 keV. Besarnya energi ini
lebih kecil dari nilai maksimum spektrum energi partikel  yang dipancarkan oleh
RaE, yaitu sebesar 1050 keV, tetapi hampir sama dengan nilai rata-rata spektrum
yaitu 390 ± 40 keV. Dengan kenyataan ini, dapat disimpulkan bahwa partikel 
yang dipancarkan mempunyai spektrum energi yang kontinu.

Pada tahun 1932, Sir J. Chadwick menemukan neutron, dan W. Heisenberg


mengemukakan teori bahwa inti atom terdiri dari proton dan neutron. Dari
penemuan ini, maka orang berpendapat bahwa radiasi  adalah perubahan inti
dan dapat dituliskan sebagai berikut:

neutron proton + e-

Pada tahun 1931, V. Pauli menemukan jawaban terhadap persoalan energi dan
penyimpanan energi gerak sudut pada radiasi , dengan memperkirakan bahwa
pada waktu pemancaran radiasi  dalam waktu yang bersamaan dipancarkan
pula partikel tidak bermuatan, yang disebut neutrino. Partikel yang dipancarkan
bersama elektron disebut anti neutrino, dan partikel yang dikeluarkan bersama
positron dinamakan neutrino.

neutron proton + e- + n" (anti neutrino)


proton neutron + e+ + n (neutrino)

3. Energi Radiasi 

Energi radiasi  (Q ) adalah energi gerak dari elektron dan neutrino.

Q = Ee + E. (1)

Ee dan Edari masing-masing partikel tidak selalu sama, dan seperti


ditampilkan pada Gambar 1, Ee akan mencapai maksimum pada waktu E = 0.

Untuk suatu inti atom yang mempunyai jumlah proton Z buah, dan N buah
muatan atom netral MZ, N, cara penyimpanan energi pada waktu radiasi 
menjadi,

MZ, N c2 = MZ + 1, N – 1 c2 + Q (2)

Selanjutnya, syarat energi untuk dapat terjadinya radiasi  adalah,

Q = (MZ, N – MZ + 1, N – 1) c2 > 0 (3)

Dengan cara yang sama, untuk radiasi + adalah,

Q = (MZ, N – MZ - 1, N + 1 – 2 m) c2 > 0 (4)


Sedangkan untuk penangkapan elektron orbital adalah,

Q = (MZ, N – (MZ – 1, N +1) c2 – 1 > 0 (5)

Dalam persamaan tersebut, notasi 1 adalah energi ambang elektron orbit.

 = (log2) / t½ = N (W) dW (W=1, W max) = Cf (Z, Wmax) (6)

GAMBAR:

Gambar 1. Distribusi Energi Elektron dan Positron pada Pemancaran Radiasi 


Gambar 2. Skema Peluruhan Radiasi 
Gambar 3. Distribusi Energi Radiasi 

Anda mungkin juga menyukai