Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat melaksanakan serta menyelesaikan laporan penelitian
ini. Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan di Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi,
Jawa Barat. Laporan ini disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Laboraturium
Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya dan SMKN 1 Tarumajaya pada bulan April – Juli 2017. Selama pelaksanaan penelitian
maupun pembuatan laporan, penyusun mendapat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan, perhatian serta
kasih sayang yang tulus.
2. Bapak Ir. Hernowo Widodo, M.T. sebagai Ketua Program Studi Teknik Kimia.
3. Mei Krismaharyanto, ST.,MT dan. Bungaran Saing, S.Si., APT., MM selaku dosen
pembimbing penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan
memberikan masukan-masukan selama melaksanakan penelitian dan pembuatan laporan.
4. Teman-teman Teknik Kimia 2014 Sore yang selalu memberikan support serta
bantuannya.
5. Segenap pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini belum mencapai kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan petunjuk dari
berbagai pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya.
Bekasi, 11 Mei 2018

Syaptiyani
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sabun Pencuci piring yang kebanyakan dikenal luas di masyarakat untuk membersihkan
peralatan dapur pada dasarnya dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan kenampakan fisik. Pertama
adalah berbentuk bubuk atau serbuk, kemudian bentuk pasta, dan yang ketiga berbentuk cairan.
Produk dalam bentuk bubuk atau scouring powder agak kurang dikenal meslipun juga dijual di
swalayan. Produk kedua berbentuk pasta atau lebih dikanal dengan sabun colek.
Produk ketiga dalam bentuk cairan kental adalah yang paling banyak dipakai, dan sekarang
ini Universitas Bhayangkara Jakarta mengembangkan produk sabun cuci piring berbentuk tablet,
inovasi ini dikembangkan karena sifat praktisnya, kemudahan dalam proses pembuatannya dan
bahan bakunya yang ramah lingkumngan dan kemudahan di dapat di sekitar kita
Pada dasarnya sabun cuci piring bentuk tablet adalah juga surfaktan yang berfungsi sama sebagai
pembersih kotoran yang terdapat di peralatan makan dimana standarnya mutunya sudah diatur
yaitu harus mengikuti SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan nomor 06-2048-1990 “Syarat
Mutu Sabun Cuci Piring”, untuk itu dalam penelitan ini akan dilakukan pengujian mutu tersebut .
Produk baru tersebut juga telah diperkenalkan dimasyarakat oleh fakultas Teknik Program
studi teknik Kimia Universitas Bhayangkara Jaya dengan memberikan pelatihan sebagai wujud
Tri Dharma Perguruan Tinggi pada pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk “Pelatihan
pembuatan bahan pencuci piring bentuk tablet untuk mewujudkan kewirausahaan Masyarakat di
kompleks Inhutani-1 , Ciputat, Tangerang Selatan, Banten”..

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :


1. Menentukan komposisi yang ideal dari sabun cuci piring bentuk tablet
2. Menentukan syarat mutu sabun cuci piring bentuk tablet sesuai dengan SNI 06-2048-1990

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan tujuan yang terjadi, perumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Berapa variable NaOH yang sesuai dalam pembuatan sabun cuci piring bentuk tablet ?
2. Berapa komposisi yang ideal untuk membuat sabun transparan dari minyak jelantah?
3. Bagaimana sabun cuci piring bentuk tablet memenuhi syarat mutu SNI 06-2048-1990

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Peneliti


1. Mempelajari pembuatan sabun cuci piring bentuk tablet
2. Mendapatkan standar mutu dari sabun cuci piring dengan pengujian secara kimia

1.4.2 Untuk Umum


1. Memberikan informasi dan ilmu tentang pembuatan sabun cuci piring bentuk tablet.
2. Memberikan informasi tentang mutu sabun cuci piring bentuk tablet kepada pembaca

1.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang ditempuh dengan cara
mengadakan penelitian skala laboraturium secara langsung pada obyek yang di teliti, sehingga
dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut.
2. Studi literature yaitu metode pengumpulan data yang ditempuh dengan cara mempelajari dan
membaca literatur yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian
3. Metode Komparasi yaitu dengan membandingkan hasil pengujian kimia sabun cuci piring
bentuk tablet dengan syarat mutu SNI 06-2048-1990
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sabun adalah garam alkali dari rantai panjang asam lemak. Ketika lemak atau minyak
tersaponifikasi, garam Natrium atau kalium terbentuk dari rantai panjang asam lemak yang disebut
sabun.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama
dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun
padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan
kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga
mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih
keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.Jenis sabun
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan sabun. Salah satunya adalah penggolongan
berdasarkan bentuk fisik dan fungsi:
Sabun batang : Terbuat dari lemak netral yang padat dan dikeraskan melalui proses hidrogenasi.
Jenis alkali yang digunakan adalah natrium hidroksida dan sukar larut dalam air. Kebanyakan
orang mulai meninggalkan sabun batang karena alasan kurang higienis dan berisiko menjadi
tempat perpindahan bakteri, namun sabun batang dipercaya irit dan memiliki wangi yang lebih
tahan lama. Terbukti, sebesar 43% dari 100 orang yang disurvei masih menggunakan sabun batang
hingga kini.
Sabun cair : Sabun jenis ini dibuat dari minyak kelapa jernih dan penggunaan alkali yang berbeda
yaitu kalium hidroksida. Bentuknya cair dan tidak mengental pada suhu kamar. Sabun cair lebih
digemari karena praktis dan mudah penyimpanannya, terutama bagi orang yang suka bepergian.
Shower gel : Sabun dengan kandungan emulsi berupa cocamide DEA, lauramide DEA,
linoleamide DEA, dan oleamide DEA ini berfungsi sebagai substansi pengental untuk
mendapatkan tekstur gel. Sabun jenis ini memang belum terlalu populer dan biasanya lebih sering
digunakan oleh wanita yang hobi berendam karena menghasilkan busa yang cenderung lebih
banyak.

Sabun antiseptic : Mengandung bahan aktif antibacterial, seperti triclosan, triclocarban /


trichlorocarbamide, yang berguna untuk membantu membunuh bakteri dan mikroba, namun tidak
efektif untuk menonaktifkan virus.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring:

1. Texapon

Texapon merupakan nama dagang dari senyawa kimia Sodium Lauryl Sulfate (SLS).
Texapon mempunyai bentuk berupa gel dengan warna bening. Texapon merupakan bahan yang
menghasilkan busa dan pengangkat kotoran.

2. Natrium sulfat
Natrium sulfat atau biasa juga disebut sodium sulfat dan salt cake merupakam padatan
berbentuk kristal putih yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat tidak beracun dan tidak
mudah terbakar.
3. Camperlan
Camperlan merupakan nama dagang dari Cocoamide diethanol amine. Merupakan basa
lemah dan bersifat hidrofilik serta higroskopis (jika dalam bentuk ppadatan). Nama IUPAC dari
camperlan yaitu 2,2'-Iminodiethanol.
4. Foam booster
Foam booster merupakan nama dagang dari cocoa amine. Foam booster berwarna cairan
kental berwarna kekuningan. Bersifat memperbanyak busa yang terbentuk dari sabun.
5. Natrium klorida
Natrium klorida biasa dikenal sebagai garam dapur. Merupakan senyawa ionik dengan
rumus NaCl. NaCl adalah garam yang paling bertanggung jawab atas salinitas dari laut dan dari
cairan extrakulikuler dari multiser banyak organisme sebagai bahan utama dalam garam yang
dapat dimakan ini, biasanya digunakan sebagai bumbu makan dan makanan pengawet. Dalam
pembuatan sabun cair fungsinya sebagai pengental sabun yang masih berupa air.
6. EDTA
EDTA atau Asam etilen diamin tetra asetat merupakan salah satu jenis asam amina
polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu
ion logamlewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut liganmultidentat
yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul,misalnya asam 1,2-
diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat,EDTA) yang mempunyai dua atom
nitrogen penyumbang dan empat atomoksigen penyumbang dalam molekul. Suatu EDTA dapat
membentuk senyawa kompleks yang mantapdengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA
merupakan ligan yang tidak selektif.

7.Gliserin
Gliserin merupakan nama dagang dari gliserol. Gliserin bersifat mudah larut dalam air dan
dapat menyerap air sehingga dapat melembutkan kulit dengan melindunginya dari kekeringan.

8.Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Air sering disebut sebagai pelarut universal
karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-
).

Anda mungkin juga menyukai