Penanganan oleh dokter medik dilakukan di rumah sakit umum atau di rumah sakit khusus kanker
atau rumah sakit onkologi. Penanganan ini terdiri dari penanganan untuk mendiagnosa kanker
payudara, dan penanganan setelah melakukan diagnosa. Penanganan medik dapat dalam bentuk
antara lain:
1. Biopsi
Yaitu pengambilan contoh jaringan payudara dengan cara menyayat bagian tertentu payudara untuk
diteliti lebih lanjut di laboratorium. Biopsi merupakan tindakan untuk mendeteksi sel kanker secara
laboratorik.
2. Mamografi
Yaitu pemeriksaan payudara dengan menggunaan sinar X. Sama seperti biopsi, mamografi juga
merupakan tindakan untuk mendeteksi sel kanker payudara.
3. Kemoterapi
Yaitu pemberian obat-obat tertentu melalui infus atau mulut untuk mengurangi besar tumor sebelum
dilakukan operasi, atau ketika operasi dan radioterapi atau penyinaran tidak lagi dapat dilakukan
karena kondisi kanker sudah pada tingkat lanjut.
4. Operasi
Yaitu pengangkatan tumor atau pengangkatan semua payudara.
5. Radiasi
Yaitu upaya pemberian radiasi terhadap tumor. Penderita yang mendapat penanganan radiasi
biasanya terdapat warna hitam di sekitar tempat yang telah diradiasi.
6. Kemoterapi lanjutan hingga enam bulan lamanya, dan dapat diikuti dengan pemberian obat
tamoxifien hingga lima tahun lamanya. Penderita yang mendapatkan perawatan kemoterapi biasanya
mengalami kerontokan rambut kepala, masalah pada jantung, hati, ginjal, dan pada produksi sel-sel
darah merah dan darah putih.
Rumah sakit di daerah memiliki keahlian untuk melakukan biopsi, mamografi, dan mungkin operasi,
tetapi untuk penanganan lanjutan biasanya penderita akan diberikan rujukan untuk berobat ke kota-
kota besar tertentu tergantung pada stadium kankernya.
http://www.sehatnaturopati.com/Penyebab%20kanker%20payudara%20menurut%20dokter%20ahl
i.html PENYEBAB KANKER PAYUDARA MENURUT DOKTER AHLI RASS ORGANIK
Pemulihan Kesehatan Naturopati Organik
Dari sini dapat disimpulkan bahwa estrogen merupakan salah satu faktor yang
bertanggung jawab terhadap risiko terjadinya kanker payudara.Apa yang dapat dilakukan
masing-masing wanita untuk mencegah timbulnya kanker payudara?
1) Lakukan deteksi dini (pemeriksaan sendiri) setiap bulan setelah masa haid dan pemeriksaan
klinis (mammografi dan biopsi).
Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini
dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
2. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
3. Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
4. Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker
payudara.Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker
payudara.Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.Tetapi bila ketiga
pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat dideteksi secara dini
hingga 99,5%.
2) Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali,
pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid.Bila wanita telah
menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tanggal 10.
3. Keladitikus
Khasiat Keladitikus Mujarab Basmi Kanker
Daya hambat ekstrak etanol dan air panas berkonsentrasi 700 ppm melebihi daya hambat
genistein-senyawa antikanker. Sedangkan ekstrak keladitikus dengan air demineralisasi
menghambat 76,10% enzim tirosin; daya hambat genistein cuma 12,89%. ‘Adanya daya
hambat itu menunjukkan keladitikus berpotensi sebagai antikanker
ekstrak natriumklorida daun keladitikus mengandung Ribosom Inactivating Proteins (RIPs).
Peni menginkubasikan DNA plasmid (pUC18) dengan sejumlah protein dari ekstrak daun
Typhonium flagelliforme
Ekstrak daun keladitikus terbukti memotong rantai DNA sel kanker sehingga berbentuk
menjadi nick circular alias lingkaran semu sebagaimana tampak di bawah sinar ultraviolet.
RIPs merupakan protein dengan aktivitas mampu memotong rantai DNA atau RNA sel.
Dampaknya pembentukan protein sel pun terhambat sehingga sel kanker gagal berkembang.
Pada pengobatan, RIPs menonaktifkan perkembangan sel kanker dengan cara merontokkan
sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Selain itu RIPs juga memblokir
pertumbuhan sel kanker. Ekstrak keladitikus yang mengandung RIPs mampu memotong
rantai DNA sel kanker.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemicpada wanita hampir
diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor,diantaranya faktor lifestyle dan
gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk terkena kanker payudara, walaupun wanita
lebih berresiko daripada laki-laki. Olehkarena itu, sangat diperlukan pencegahan dini dimulai
dari diri sendiri denganSADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle.
Karena menurutpenelitian World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan
lifestyledapat mencegah kanker payudara hingga 42%.
B. Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat
kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum
kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
http://muhaffif.blogspot.co.id/2013/05makalah-kanker-payudara.html
http://aya-febriana.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kanker-payudara.html
http://azizahnurmaylis96.blogspot.co.id/2014/03/makalah-kanker-payudara-ca-mammae-
tugas.html
a. Benjolan
Benjolan di payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tetapi
sebagian besar adalah benjolan jinak. Benjolan juga dapat berbentuk padat
(fibroadenoma/FAM, lipoma, dst) atau berisi cairan (kista). Untuk benjolan yang jinak,
sebenarnya tidak diperlukan pengobatan apapun. Jika benjolan terasa mengganggu
atau terus membesar, dapat dilakukan operasi pengangkatan atau penyedotan jika
benjolan berisi cairan.
b. Nyeri
Nyeri juga dapat muncul jika ada benjolan, infeksi, atau kanker di payudara. Namun,
kanker payudara jarang menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri di payudara sering hilang
sendiri tanpa perlu pengobatan apapun. Jika rasa nyeri dirasa mengganggu, dapat
menggunakan obat pengurang rasa nyeri seperti parasetamol. Untuk rasa nyeri di
payudara terjadi dalam waktu lama (di atas 1 bulan) atau tidak bisa hilang dengan
obat pengurang rasa nyeri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter langganannya.
g. Keluarnya Cairan
Keluarnya cairan dari payudara sebenarnya adalah hal yang normal (saat setelah
melahirkan) karena payudara adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan yang dikenal
sebagai air susu ibu (ASI). Jika cairan bercampur darah, yang biasanya disebabkan
tumor jinak pada kelenjar payudara atau kanker payudara. Cairan yang berwarna
kehijauan biasanya disebabkan oleh benjolan jinak. Sedangkan cairan yang bernanah
& berbau amis disebabkan oleh infeksi di payudara. Jika muncul cairan dari payudara
yang terlihat normal tetapi di luar masa menyusui & dalam waktu lama, atau cairan
tersebut tidak normal, segera berkonsultasi dengan dokter langganannya untuk dapat
diobati sesuai penyebabnya. Perempuan yang sudah menopause & mengalami
keluarnya cairan adalah tidak normal & harus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk menghindari setiap kelainan/gangguan apapun agar segera ditangani dengan
cepat & lebih baik sebelum meluas/bertambah parah, maka setiap tahun lakukanlah
pemeriksaan payudara oleh dokter sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin
& dapat disertai pemeriksaan tambahan untuk kelainan di payudara sesuai indikasi
seperti USG, mammografi, CT-scan, MRI, atau pemeriksaan hormonal.
a. Langkah PERTAMA
Berdiri didepan cermin, dada dibusungkan dan tangan diletakkan di pinggang.
Perhatikan UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting. Wajib
memeriksakan ke dokter, jika ada kulit payudara pada satu tempat ‘masuk’ kedalam,
berkerut, kemerahan , terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting
susu retraksi/masuk kedalam atau letak abnormal.
b. Langkah KEDUA
Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas.
Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka
segeralah periksakan diri ke dokter.
c. Langkah KETIGA
Berbaring dengan tangan (pada sisi yang sama dengan payudara yang akan
diperiksa) , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara
kanan begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari
atas kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara.
Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaran
payudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan yang ringan,
halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang iga
dibelakang payudara).
d. Langkah KEEMPAT
Langkah terakhir, lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada
langkah ke tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih
mudah melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara
berkala memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai FAKTOR RESIKO
terkena kanker payudara.
a. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan
yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis
tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung
sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi
tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh
sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan
dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium
akhir.
d. Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal
atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat
anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.
e. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan
atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang
secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan
tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
HER2 adalah protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker.
protein ini bertindak sebagai antena yang menerima sinyal pada sel-sel kanker
menyebar cepat dan mematikan.Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan
penyakit yang semakin memburuk dan waktu pengulangan jauh lebih cepat pada
semua tahap perkembangan kanker payudara, sehingga menjadi hal penting bagi
pasien yang telah didiagnosis dengan kanker payudara untuk memeriksa status HER2
mereka .
Kanker payudara pada pria adalah penyakit yang langka. Kurang dari 1% kanker
payudara terjadi pada pria. Mungkin akan terlintas dalam pikiran kita : Pria tidak
mempunyai payudara, bagaimana mereka bisa terkena kanker payudara? Yang benar
adalah bahwa remaja laki-laki dan perempuan, pria dan wanita semua mempunyai
jaringan payudara. Berbagai macam hormone pada wanita/gadis menstimulasi
jaringan pada payudara sedemikian rupa sehingga membentuk payudara penuh.
Sedangkan pada tubuh pria secara normal tidak ada stimulasi hormone pada
payudara. Akibatnya jaringan payudaranya tetap kecil dan rata. Ada juga, sering kita
lihat pria / anak laki-laki dengan ukuran payudara besar. Biasanya itu hanya karena
gemuk. Tapi kadang ada beberapa pria jaringan kelenjar payudaranya tumbuh, itu
disebabkan karena mereka menggunakan beberapa obat, pecandu alcohol,
pengguna marijuana atau mempunyai tingkat hormone yang tidak normal.
Karena kanker payudara pada pria sangat jarang, beberapa kasus saat ini sedang
dipelajari. Tapi apabila kasus-kasus itu dikumpulkan maka akan didapat hasil sebagai
berikut , Tanda-tanda yang harus diwaspadai :
1. Terasa benjolan di payudara
2. Puting terasa sakit
3. Puting berubah bentuk ( biasanya menekuk kedalam )
4. Keluar cairan dari putting ( bisa bening atau darah )
5. Nyeri pada puting atau areola ( area yang berwarna gelap didaerah
puting )
6. Pembesaran kelenjar getah bening dibawah lengan ( ketiak )
Perlu diingat bahwa pembesaran kedua payudara pada pria biasanya bukan
kanker. Keadaan ini dalam kedokteran disebutgynecomastia.
Suatu studi tentang kanker payudara pada pria menemukan bahwa waktu yang
diperlukan antara tanda-tanda awal hingga diagnose membutuhkan waktu 19 bulan,
atau bisa lebih dari satu tahun. Ini mungkin disebabkan karena orang tidak menyangka
/ mengharap kanker payudara terjadi pada pria, sehingga sangat jarang yang
terdeteksi dini. Jadi, seperti yang terjadi pada wanita juga, apabila terjadi perubahan
yang mencolok pada payudaranya, pria juga sebaiknya segera ke dokter. Karena
semakin cepat terdeteksi maka kemungkinan sembuh lebih besar.Sangat perlu
dimengerti, factor resiko kanker payudara pada pria, terutama karena pria tidak
mengadakan screening/pemeriksaan secara rutin untuk tujuan mengetahui ada/
tidaknya kanker pada payudaranya. Hal ini karena tidak terpikir bahwa ini bisa terjadi.
Akibatnya kanker payudara pada pria biasanya pada deteksi awal kebanyakan sudah
mencapai stadium lanjut.
Dibawah ini adalah factor-faktor yang bisan menaikkan resiko pria terkena
kanker payudara :
1. Usia
Seperti juga pada wanita, usia bertambah resiko juga bertambah. Usia rata-rata pria
yang didiagnose terkena kanker payudara adalah 67 tahun. Itu berarti bahwa separoh
pria yang didiagnose terkena kanker payudara adalah berusia diatas 67 tahun. Dan
setengahnya lagi dibawah usia itu.
3. Klinefelter Syndrome
Mempunyai kadar hormone endrogen yang rendah dan kadar estrogen tinggi.
Sehingga mempunyai resiko mendapatkan penyakit gynecomastia dan kanker
payudara. Klinefelter syndrome adalah: kondisi yang terjadi saat lahir ( terjadinya,1
berbanding 1000 pria ). Normalnya laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Tapi, pria
dengan syndrome ini mempunyai lebih dari satu kromosom X ( kadang empat ).
Tanda-tanda syndrome ini adalah : Mempunyai kaki lebih panjang, suara tinggi,
jenggot yang tipis dibandingkan rata-rata pria, mempunyai testis kecil daripada ukuran
normal dan infertile ( tidak bisa memproduksi sperma ).
5. Terpapar radias
Memperoleh terapi radiasi didada sebelum usia 30 tahun, khususnya semasa remaja,
meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Ini terlihat pada remaja-remaja pria
yang memperoleh radiasi untuk pengobatan penyakit Hodgkin. ( Disini tidak termasuk
terapi radiasi untuk pengobata kanker payudara ).
Untuk masalah diagnose dan pengobatan sama dengan kanker payudara pada
wanita.
A. Kesimpulan
Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae ini
bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang
biasa muncul pada pasien Ca Mamae adanya benjolan/massa di payudara, terasa
nyeri dan terjadi pembesaran yang abnormal.
B. Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila
terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi
dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyusun makalah dengan judul “KANKER PAYUDARA”. Dimana makalah ini sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah FARMAKOLOGI.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penulis
banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya :
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya, Amin.
Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Definisi............................................................................................... 3
B. Etiologi............................................................................................... 4
C. Patofisiologi........................................................................................ 4
D. Tanda dan Gejala................................................................................ 5
E. Klasifikasi........................................................................................... 5
F. Pencegahan......................................................................................... 6
G. Penanganan / Pengobatan................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker paling tua pada manusia.
Penyakit kanker payudara telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno ±1600 SM. Para ahli
menemukan beberapa kasus yang berhubungan dengan kanker payudara dan cara
penanganannya (Anonim, 2011).
Menurut WHO, sekitar 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun
lebih dari 250000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang dari 175000
di Amerika Serikat (Anonim, 2011).
Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara
dan lebih dari 700000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia,
namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki
peringkat pertama diantara kanker lainnya yang biasa dialami oleh wanita (Anonim, 2011).
Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang dialami wanita
Indonesia setelah kanker mulut rahim (kanker serviks). Oleh karena itu, memeriksa payudara
merupakan hal yang sangat penting (Manuaba, 2009).
Kanker payudara menduduki tempat kedua dari insidens semua tipe kanker di
Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia maupun registrasi
yang terbaru dari proyek penelitian registrasi kanker di RS Cipto Mangunkusumo pada tahun
1975-1978. Penelitian tersebut menemukan 2606 kasus kanker. Kanker serviks (633 kasus)
yang terbanyak, kanker payudara (385 kasus) yang nomor 2 terbanyak, dan kanker nasofarinks
nomor 3 yaitu 282 kasus (Prawirohardjo, 2008).
Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89
tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130 kasus (Prawirohardjo, 2008).
Secara epidemiologi, orang melihat tendensi penyakit ini familial, artinya seorang
wanita dengan ibu penderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih banyak
mendapat kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit
tersebut. Wanita yang infertil juga lebih tinggi kemungkinan mendapat kanker
payudara daripada wanita yang fertil (Prawirohardjo, 2008).
Berdasarkan data di atas, maka makalah ini akan membahas mengenai kanker payudara
dimulai dari definisi hingga penanganan dan pencegahan kanker payudara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi kanker payudara?
2. Bagaimana etiologi kanker payudara?
3. Bagaimana patofisiologi kanker payudara?
4. Bagaimana tanda dan gejala kanker payudara?
5. Bagaimana klasifikasi kanker payudara?
6. Bagaimana pencegahan kanker payudara?
7. Bagaimana penanganan kanker payudara?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1. Diperolehnya definisi kanker payudara.
2. Diperolehnya etiologi kanker payudara.
3. Diperolehnya patofisiologi kanker payudara.
4. Diperolehnya tanda dan gejala kanker payudara.
5. Diperolehnya klasifikasi kanker payudara.
6. Diperolehnya pencegahan kanker payudara.
7. Diperolehnya penanganan kanker payudara.
D. Manfaat
Sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
mengenai kanker payudara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor. Benjolan tersebut ada yang
jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang disebut kanker. Kanker payudara
adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu
dan jaringan penunjangnya (Anonim, 2009).
B. Etiologi
Penyebab kanker payudara tidak diketahui, tetapi payudara merupakan alat seks
sekunder yang selalu menerima rangsangan hormonal setiap siklus menstruasi, pada saat hamil,
dan laktasi (menyusui). Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas (Manuaba, 2010).
Meskipun penyebab kanker payudara tidak diketahui, riset mengidentifikasi sejumlah
faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi:
1. Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa.
2. Usia yang makin bertambah.
3. Tidak memiliki anak.
4. Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun.
5. Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih
lambat).
6. Faktor hormonal baik estrogen maupun androgen (Anonim, 2011).
C. Patofisiologi
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan
onkogen Met, serta ekspresi berlebihan enzim PTK-6.
1. Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi,
yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
2. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen.
3. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
4. Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara. Beberapa
diantaranya disertai dengan komplikasi lain (Anonim, 2012).
D. Tanda dan Gejala
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda
pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran
kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara,
yaitu:
1. Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.
2. Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk).
3. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu tiba-
tiba lepas atau hilang.
4. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
5. Kulit payudara terasa seperti terbakar.
6. Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.
7. Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara.
8. Payudara sering berbau dan mudah berdarah (Anonim, 2009).
E. Klasifikasi
Ada 2 macam klasifikasi kanker payudara, yakni klasifikasi patologik dan klasifikasi
klinik.
1. Klasifikasi Patologik
a. Kanker puting payudara (Paget’s disease).
Paget’s disease adalah bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai
eksema menahun puting susu, yang biasanya merah dan menebal.
b. Kanker duktus laktiferus: papillary, comedo, adeno carcinoma dengan banyak fibrosis
(scirrhus), medullary carcinoma dengan infiltrasi kelenjar.
c. Kanker dari lobulus.
Ini yang timbul sering sebagai carcinoma in situ denga lobulus yang membesar.
2. Klasifikasi Klinik
Kanker payudara, di samping klasifikasi patologik, juga mempunyai klasifikasi klinik.
Sebelum 1968, di klinik bedah sering dipakai klasifikasi
1. Stage 0 : tahap sel Kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara,
tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.
2. Stage I: adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (Kelenjar getah bening normal).
3. Stage IIA : tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di Kelenjar
getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke
Kelenjar getah bening ketiak/aksiller, ATAU tumor yang lebih besar dari 2 tapi tidak lebih
besar dari 5 cm dan belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak.
4. Stage IIB : tumor yang lebih besar dari 2 cm, namun tidak ada yang lebih besar dari 5 cm
dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening yg berhubungan dgn ketiak, ATAU tumor yang
lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke Kelenjar getah Beningketiak.
5. Stage IIIA : tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di Kelenjar getah
bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di
Kelenjar getah bening di dekat tulang dada, ATAU tumor dengan ukuran berapapun dimana
kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur
lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
6. Stage IIIB : tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan/atau
kulit payudara dan mngkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang berlengketan
dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat
tulang dada.
Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahapIIIB.
7. Stage IIIC : ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mugkin telah menyebar ke dinding
dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas
atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke Kelenjar getah bening
ketiak atau ke Kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
8. Stage IV : kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.
Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemajuan terhadap perawatan kanker payudara, ini
membawa harapan dan kebahagiaan. Bukan hanya satu atau dua pilihan, saat ini terdapat
banyak pilihan terapi melawan kanker payudara. Keputusan untuk melakukan operasi lalu
mungkin radiasi, terapi hormonal (anti-estrogen), dan/atau kemoterapi bisa sangat
membantu, indakan tersebut akan bergantung dari stadium kanker-nya. Untuk itu
dilakukan perencanaan jenis pengobatan atau terapi yang tersedia dan yang mungkin cocok
bagi penderita.
F. Pencegahan
G. Penanganan
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium klinik
penyakitnya, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangengkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi, yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar
ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian yang mengandung sel kanker,
bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
tersisa di payudara setelah operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui
mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker di payudara, tapi juga seluruh tubuh.
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi
tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian
suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk
menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan
asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Anonim, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka kami sarankan bahwa sebaiknya
para wanita Indonesia melakukan pencegahan dengan cara pendeteksian dini agar mengurangi
risiko terkena kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Kanker Payudara.
(http://www.google.com/kanker-payudara.pdf)
Anonim. 2011. Kanker Payudara.
(http://www.google.com/pharmaceuticals)
Anonim. 2011. Kanker Payudara.
(http://www.google.com/bab_2.pdf)
Anonim. 2012. Kanker Payudara.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara)