Anda di halaman 1dari 6

RESUME 2

FISIOLOGI LANJUT

Kelompok :6
1. Demokratis (180341863001)
2. Dea Aulia Larasati (180341863069)
3. Ghaziah Kusumawati Chusjairi (180341863040)
4. Rina Hidayatul Mufida (180341863039)
Kelas :B
Materi : Akar, Tanah dan Nutrisi

A. Nutrient Uptake
Unsur hara adalah komponen yang sangat diperlukan oleh tanaman pada tanah. setipa
tanaman membutuhkan 16 unsur hara penting diantaranya C (Carbon) hidrogen (H) dipasok
dalam bentuk CO2 Di udara, sedangkan tanaman terestial mengambil unsur hara melalui
sistem perakaran. Tanah sebagai media tanam terdiri dari fase padat yang mencakup partikel
mineral berasal dari batuan induk ditambah bahan organik dalam berbagai tahap
dekomposisi, fase cair yang meliputi air atau larutan tanah, gas dalam kesetimbangan dengan
atmosfer, dan berbagai mikroorganisme.Fase solid (Gas), khususnya partikel mineral, adalah
yang utama sumber unsur hara. Dalam bab ini kita akan memeriksa ketersediaan nutrisi di
tanah dan penyerapannya oleh akar :
• tanah sebagai sumber unsur hara, sifat koloid tanah, dan sifat penukar ion menentukan
ketersediaan unsur hara yang bisa diambil oleh akar,
• mekanisme transportasi zat terlarut melintasi membran, termasuk difusi sederhana dan
difasilitasi dan aktif transportasi, fungsi protein membran sebagai ion saluran dan operator,
dan peran gradien elektrokimia,
• lalu lintas ion ke dan melalui jaringan akar dan konsep ruang kosong yang jelas, dan
• peran bermanfaat mikroorganisme, khususnya jamur, sehubungan dengan serapan hara oleh
akar. Situasi unik sehubungan dengan penggunaan dan metabolisme nitrogen akan dibahas
dalam
3.1 Tanah Sebagai Penyimpan Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanah berasal dari tanah organik dan anorganik yang disebut
dengan koloid. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga
mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari
pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. Tanah koloid berperan
mempertahankan nutrisi agar diserap oleh akar. koloid tanah berfungsi untuk memelihara
cadangan nutrisi terlarut di tanah.
3.1.1 Koloid Komponen Penting Dari Tanah
Zat-zat yang sukar berdifusi disebut koloid. Sistem koloid adalah suatu campuran
heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi). Komponen mineral tanah
terdiri dari pasir, tanah liat,lanau (lempung). ketiga komponen ini akan diaduk dengan
campuran air untuk melihat sifat koloidnya, partikel pasir yang besarr dicampurkan dengan
air kemudian meninggalkan endapan, partikel lumpur juga akan meninggalkan endapan
ketika dicampur dengan air secara perlahan sedangkan pada partikel tanah liat dalam suspensi
biasanya tidak terlihat dengan mata telanjan, ukuran terlalu kecil dan cukup sulit
terbentuknya endapan, apabila terbentuk endapan harus dilihat dengan menggunakan cahaya.
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas sinar
dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air), Efek Tyndall adalah efek yang terjadi
jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan
tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan
dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang
relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat
sulit diamati Pada sebagian tanah, humus juga memiliki tingkat koloid yang besar dibanding
tanah liat sehingga berkontribusi besar dalam menyimpan nutrisi. Selain dari tanah liat yang
memiliki sistem koloid, humus memiliki sistem koloid yang tinggi terhadap penyimpanan
nutrisi dalam tanah.

Gambar 1: Proses Efek tyndal pada zat


3.1.2 Koloid Besar Dengan Luas Permukaan Negatif
Fungsi tanah koloid sebagai penyimpan nutrisi bergantung pada dua faktor: (1) koloid dengan
luas permukaan besar , dan (2) permukaan koloid yang membawa sejumlah besar muatan.
Pada permukaan luas akan mengikat ion dalam jumlah besar terutama kation bermuatan
positif dari larutan tanah . koloid memberikan permukaan yang sangat besar area untuk
berinteraksi dengan elemen mineral di dalam tanah larutan. kubus dengan massa satu gram
yang berukuran 10 mm di samping. Luas permukaan spesifik kubus ini adalah 600mm2 g − 1
(Gambar 3.1). Jika kubus kemudian dibagi lagi menjadi partikel dimensi koloid, katakanlah
0,001mm di sisi lain, luas permukaan spesifik meningkat menjadi 6.000.000 m kemudian,
koloid memberikan permukaan yang sangat besar area untuk berinteraksi dengan elemen
mineral di dalam tanah larutan. bagian penting kedua dari koloid tanah, tambahan untuk area
permukaan spesifik besar, jumlah muatan pada permukaan koloidal. Koloid lempung
terutama terdiri dari aluminium silikat (bahan kimia) formula untuk kaolinit, salah satu
lempung paling sederhana (Al2Si2O5 (OH) 4). karbon koloid adalah sebagian besar berasal
dari lignin dan karbohidrat, yang membawa muatan negatif yang timbul dari karboksil yang
terpapar dan gugus hidroksil.

Gambar 2. artikel memiliki dimensi koloid yang tinggi luas permukaan per satuan massa,
atau luas permukaan spesifik.

3.1.3 Kemampuan koloid tanah menyerap kation dari larutan tanah


Tanah merupakan sistem yang sangat dinamis, kation dalam larutan tanah dapat
ditukar secara bebas dengan kation yang diserap ke permukaan koloid. Kation sebagai nutrisi
yang larut diambil oleh akar dari larutan tanah, mereka terus-menerus digantikan oleh ion
yang dapat ditukar dari reservoir koloid. Reservoir ini diisi ulang oleh ion yang berasal dari
pelapukan partikel batuan. Maka, pertukaran ion pada permukaan koloid memainkan peran
utama dalam memberikan pelepasan nutrisi yang terkontrol ke tanaman. Hal ini tidak selalu
menguntungkan tanaman. Misalnya efek hujan asam, perpindahan kation dari reservoir
koloid karena tingginya konsentrasi ion hidrogen. Ion-ion nutrisi terlarut yang tidak segera
berasimilasi oleh akar mudah terurai dari tanah oleh hujan dan meresap air tanah. Baik solusi
tanah dan cadangan nutrisi habis lebih cepat dari yang seharusnya diisi ulang dan tanaman
kekurangan pasokan nutrisi yang memadai. Dalam keadaan normal, akar juga mengeluarkan
ion hidrogen, yang membantu dalam penyerapan nutrisi.

Gambar 2. Pertukaran ion di dalam tanah. (A) Kation diserap ke partikel tanah
bermuatan negatif oleh tarik elektrostatik. (B) Pengasaman tanah meningkatkan
konsentrasi ion hidrogen di dalam tanah. Ion hidrogen tambahan memiliki daya tarik
yang lebih kuat untuk muatan permukaan koloid sehingga memindahkan kation lain ke
dalam larutan tanah.

3.14 Kapasitas pertukaran anion dari koloid tanah itu relatif


Koloid tanah sebagian besar bermuatan negatif dan, akibatnya, mereka cenderung
tidak menarik anion bermuatan negatif. Sehingga anion tidak ditahan di tanah tetapi
cenderung mudah larut dengan meresap air tanah. Situasi ini memiliki konsekuensi penting
bagi praktik pertanian. Nutrisi yang disediakan dalam bentuk anion, khususnya nitrogen
(NO3-), harus disediakan dalam jumlah besar untuk memastikan penyerapan yang cukup oleh
tanaman. Petani biasanya setidaknya menggunakan dua kali atau lebi lebih banyak nitrogen
dari jumlah nitrogen yang sebenarnya. Sayangnya, sebagian besar kelebihan nitrat larut ke
dalam air tanah dan akhirnya menemukan jalannya ke sumur atau ke sungai dan danau, di
mana ia berkontribusi terhadap masalah eutrofikasi dengan merangsang pertumbuhan alga.
3.2. Penyerapan Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan, penyerapannya diatur oleh transport membrane.
Trasnpor membrane yaitu difusi sederhana, difusi terfasilitasi dan transport aktif. Difusi
sederhana merupakan transport pasif Berdasarkan hokum Fick, untuk mengetahui laju difusi
yaitu J = PA (Co - Ci) J adalah fluks, atau jumlah zat terlarut yang melintasi membran per
unit waktu. A adalah luas penampang dari jalur difusi, yang, dalam hal ini, adalah area
membran sel (dalam cm2). P adalah koefisien permeabilitas. Ini mengukur kecepatan (dalam
cm-1) yang dengannya zat terlarut melintasi membran itu dan spesifik untuk kombinasi
membran-zat terlarut tertentu. Pada difusi sederhana, pengahalang utama membrane bersifat
lipid yang cenderung lebih cepat dilewati oleh molekul terlarut non polar (O2, CO2 , NH3 ).
Selain ketiga zat terlarut non polar tersebut, air yang memiliki polaritas tingggi juga dapat
berdifusi dnegan cepat karena melalui aquaporin. Transport mebran difusi merupakan
transport pasif sehingga tidak mengarah pada akumulasi zat terlarut terhadap konsetrasi atau
gradient elektrokimia.
3.2.3 PERPINDAHAN LARUTAN MELALUI PROTEIN TRANSPORT
Tranportasi zat selain melalui difusi sederhana juga melalui difusi terfasilitasi. Arah
perpindahan zat pada difusi terfasilitasi ditentukan oleh gradien konsentrasi (untuk zat
terlarut yang tidak bermuatan) atau gradien elektrokimia (untuk zat terlarut dan ion yang
bermuatan).Difusi terfasilitasi menggunakan protein transport yang dikenal dengan protein
carrier dan protein channel. Pengikatan zat pada protein carier menyebabkan perubahan
konformasi sehingga zat bisa masuk kedalam sel. Protein channel bekerja seperti “gated”
(gerbang) yang artinya bisa terbuka dan tertutup. Ion-ion tertentu akan bisa masuk kedalam
sel melalui protein channel dan menyebabkan “gated” terbuka. Ion jenis lain bisa masuk
kedalam sel melalui protein channel dengan bantuan stimulus seperti cahaya, hormon,
tegangan atau rangsangan lain.

Gambar 1. Protein Channel

3.2.4. TRANSPORT AKTIF MEMBUTUHKAN ENERGI METABOLIK


Transport aktif merupakan mekanisme perpindahan zat yang melawan gradien
konsentrasi atau gradien elektrokimia menggunakan energi berupa ATP (Adenosin Trifosfat)
yang melalui protein transpot. Transport aktif berfungsi untuk mengakumulasi zat terlarut
dalam sel ketika konsentrasi zat terlarut di lingkungan sangat rendah.

3.3 AKUMULASI SELEKTIF ION OLEH AKAR


Selektivitas protein transpor dan kemampuan sel untuk mengakumulasi zat terlarut
dengan transpor aktif memungkinkan akar mengakumulasi ion secara selektif dari larutan
tanah. Akumulasi mengacu pada pengamatan bahwa konsentrasi beberapa ion di dalam sel
dapat mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi daripada konsentrasi mereka di lingkungan
sekitarnya. Perbedaan konsentrasi ion ini dinyatakan secara kuantitatif oleh rasio akumulasi,
yang dapat didefinisikan sebagai rasio konsentrasi di dalam sel (Ci) dengan konsentrasi di
luar sel (Co) sesuai Gambar 2 berikut. Dari gambar tersebut jelas terjadi peristiwa transport
aktif. Misalnya untuk K+ di lingkungan memiliki konsentrasi lebih kecil daripada di dalam
sel. Ion K+ dibutuhkan oleh sel, sehingga masuknya K+ kedalam sel melalui transport aktif.

Gambar 2. Rasio akumulasi zat didalam dan diluar sel


Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana hubungan sistem koloid tanah dengan efek tyndal ?
Sistem koloid adalah suatu campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-
partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium
pendispersi). Tanah terdiri dari berbagai variasi yaitu pasir, lempung dan tanah liat, dari
ketiga jenis tanah tersebut adanya sifat koloid, tanah liat memiliki suspensi yang tinggi, tapi
tidak hanya tanah liat saja namun koloid humus mungkin jauh lebih besar dari tanah liat
koloidnya dan membuat lebih besar kontribusi untuk penyimpanan nutrisi.
2. Mengapa pemberian pupuk nitrogen terlalu banyak/berlebihan pada tanaman dapat
menyebabkan eutrofikasi (tidak diserap oleh tumbuhan seluruhnya)?
Jawaban: Nitrogen (NO3-) cenderung tidak tertarik oleh koloid tanah yang sebagian besar
bermuatan negatif . Sehingga anion tidak ditahan di tanah tetapi cenderung mudah larut
dengan meresap air tanah. Nitrat yang larut ini akan merembes ke sungai dan danau sehingga
memberi kontribusi dalam masalah eutrofikasi dalam merangsang pertumbuhan alga.

Anda mungkin juga menyukai