Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

PENGERTIAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DAN


PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Disusun Oleh : Kelompok 10


Anggota : 1. Aldi Susandi
2. Fawaz Nurul Vajrin
3. Sendy Sucipto
Kelas : XI DPIB 2

SMK NEGERI 3 KUNINGAN


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah estimasi biaya konstruksi ini dengan baik. Kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dari Ibu Guru pengajar Estimasi Biaya
Konstruksi serta dukungan dari teman-teman semua. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran sangat kami perlukan untuk
menyempurnakan kekurangan dari makalah ini.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN SYARAT TEKNIS
Didalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai dengan
peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berikut perubahannya yang terakhir
dengan peraturan presiden nomor 70 tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya ada
beberapa persyaratan yang mutlak untuk dilengkapi oleh penyedia baik didalam
pengadaan barang, jasa konstruksi, jasa lainnya termasuk jasa konsultansi.

Persyaratan mutlak tersebut berupa Spesifikasi Teknis dan Persyaratan Teknis yang
menjadi bagian pertimbangan teknis dan bersipat mengikat.

SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi Teknis adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan yang disusun
secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang, metode atau hasil akhir pekerjaan
yang dapat dibeli, dibangun atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian sehingga
dapat memenuhi keinginan semua pihak yang terkait.
Dalam pekerjaan Konstruksi, spesifikasi Teknis merupakan suatu tatanan teknik
yang dapat membantu semua pihak yang terkait dengan pekerjaan konstruksi untuk
sependapat dalam pemahaman sesuatu hal teknis tertentu yang terjadi dalam suatu
pekerjaan.
Dengan demikian Spesifikasi Teknis diharapkan dapat :
1. Mengurangi beda pendapat atau pertentangan yang tidak perlu;
2. Mendorong efisiensi penyelenggaraan proyek, tertib proyek dan kerjasama
dalam penyelenggaraan proyek;
3. Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan pekerjaan;
Spesifikasi Teknis, yang semula merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan,
setelah kontrak ditandatangani oleh penyedia jasa dan pengguna jasa, menjadi
bagian dari Dokumen Kontrak. Sebagai bagian dari Dokumen Kontrak, untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman tentang lembar-lembar spesifikasi yang
telah menjadi acuan untuk pelaksanaan di lapangan, baik penyedia jasa (kontraktor)
maupun pengguna jasa (pemilik proyek) perlu memberikan paraf pada setiap
halaman spesifikasi.
PEMBUATAN SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis dikaji pada proses pembuatan Kerangka Acuan kerja sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan. Sebagai bagian dari dokumen lelang, dalam rangka
memenuhi ketentuan pelelangan yang efektif, effisien, terbuka dan bersaing, dan
adil/tidak diskriminatif maka spesifiksi teknis harus memenuhi persyaratan dan perlu
memperhatikan kejelasan spesifikasi teknis yang meliputi :
1. Spesifikasi teknis benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna/penerima
akhir;
2. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu (made in / made by) kecuali
untuk suku cadang/komponen produk tertentu;
3. Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri; dan
4. Memaksimalkan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI).
5. Tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;

PERSYARATAN TEKNIS

Persyaratan Teknis adalah persyaratan yang memenuhi keselamatan, resiko


keamanan, pemanfaatan, mutu atau parameter teknis lainnya dalam proses
pencapaian maksud dan tujuan dan/atau persyaratan yang sesuai dengan standar
nasional Indonesia (SNI) atau yang ditetapkan oleh Menteri.

Pengadaan barang/jasa untuk kebutuhan rancang bangun di lingkungan instansi


pemerintah harus dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta mengedepankan
prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi semua
pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik,
keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran proses rancang bangun di
lingkungan instansi pemerintah dan masyarakat.
Peraturan pemerintah untuk pengadaan barang/jasa juga selalu berpihak untuk
mengutamakan dan mengembangkan industri dan ekonomi dalam negeri. Prinsip
efektif terkait dengan nilai manfaat yang diperoleh. Efektif berarti dengan sumber
daya yang tersedia dapat diperoleh barang/jasa yang mempunyai nilai manfaat
setinggi-tingginya. Manfaat dapat dinilai dari beberapa aspek, seperti jumlah,
kualitas, waktu penyerahan, adaptasi dan dampak positif yang menyeluruh terhadap
pencapaian sasaran program/kegiatan.

Sedangkan efisien dapat dicapai apabila dengan menggunakan sumber daya


yang optimal dapat diperoleh barang/jasa yang sesuai dengan jumlah, kualitas dan
waktu yang telah direncanakan. Efisien tidak selalu berarti biaya termurah, tetapi
masih ada beberapa parameter lain yang perlu dipertimbangkan, seperti
ketersediaan suku cadang, umur ekonomis, biaya operasional dan biaya perawatan
(maintenance cost). Biaya yang efisien haruslah yang wajar, yang telah
memperhitungkan parameter/persyaratan yang dibutuhkan.

Untuk mendapatkan barang/jasa yang tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat
waktu dengan biaya yang wajar, maka perlu dipertimbangkan kondisi alamiah
(nature conditions) dan jenis barang/jasa yang dibutuhkan, karena kedua hal ini
menyangkut kompleksitas yang dapat menimbulkan resiko. Resiko inilah yang harus
ditekan seminimal mungkin atau bahkan harus dihilangkan atau dihindari. Salah satu
cara untuk memperkecil atau menghilangkan resiko yang mungkin dapat terjadi
adalah dengan menyusun spesifikasi teknis barang/jasa secara rinci, jelas dan
benar. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar penyusunan spesifikasi teknis
dapat memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam
perancangan/desain dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai
dengan kriteria kegiatan.

Kondisi yang dihadapi dalam manajemen pengadaan barang/jasa sangat


berkaitan dengan kondisi alamiah (nature conditions) yang dipengaruhi oleh 2 (dua)
faktor pokok, yaitu faktor biaya dan faktor resiko. Kedua faktor ini mengakibatkan
perbedaan perlakuan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, khususnya dalam
pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang termasuk kriteria rancang bangun.
Biaya yang semakin besar memerlukan pengelolaan yang semakin canggih dan
kompleks, karena dapat menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks.
Sedangkan biaya yang kecil tentunya hanya membutuhkan proses pengelolaan
yang cukup sederhana agar tercapai prinsip efisien. Faktor resiko merupakan akibat
dari aktivitas pengadaan barang/jasa yang dilakukan. Semakin tinggi resiko yang
dihadapi, maka diperlukan pengelolaan yang semakin canggih pula. Sebaliknya
apabila resiko yang dihadapi semakin rendah, maka cukup dibutuhkan pengelolaan
yang sederhana saja agar dapat tercapai prinsip efektif.

Berdasarkan gambaran hubungan di atas, maka penyusunan spesifikasi


teknis juga harus disesuaikan dengan faktor biaya yang dibutuhkan dan faktor resiko
yang mungkin dapat terjadi/akan dihadapi. Hal ini memerlukan proses penilaian
kebutuhan (assessment of need) dengan benar, untuk mengetahui secara akurat
apakah barang/jasa tersebut benar-benar telah sesuai dengan kebutuhan desain
rinci kegiatan. Berdasarkan hasil dari penilaian kebutuhantersebut kemudian dapat
ditentukan tingkat kompleksitas dari spesifikasi teknisyang harus disusun, sehingga
dapat diputuskan strategi penyusunan spesifikasiteknis yang tepat, jelas dan benar
yang mengacu pada kebutuhan desain rincikegiatan, serta dapat dipahami oleh
dunia usaha dengan baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut yakni berupa faktor biaya dan


faktor resiko tersebut masuk di dalam Kriteria Persyaratan Teknis.

Penyusunan spesifikasi teknis dan Persyaratan Teknis merupakan hal yang


sangat penting. Penyajian spesifikasi teknis yang salah atau tidak benar akan
berakibat fatal, karena dapat menyebabkan kegagalan kegiatan yang akan atau
sedang dilaksanakan. Ada 2 (dua) jenis spesifikasi teknis yang dibedakan
berdasarkan sifat kegiatan, yaitu :

1. Spesifikasi teknis untuk kegiatan yang bersifat sederhana.


2. Spesifikasi teknis dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja (KAK)/ Terms of
Reference (TOR) untuk kegiatan yang bersifat kompleks.

Untuk menentukan jenis spesifikasi teknis yang akan disusun adalah dengan
melakukan penilaian kebutuhan, dilanjutkan dengan penilaian komplesitas
barang/jasa yang akan menghasilkan tingkat kompleksitas spesifikasi teknis
yang dibutuhkan.
Kebanyakan para pengelola kegiatan, dalam hal ini user sebagai pemakai
barang/jasa, masih kurang memperhatikan pentingnya penyusunan spesifikasi
teknis yang benar, sehingga menimbulkan kesulitan bagi dunia usaha
untukmemahaminya dengan baik dan benar. Hal ini dapat
mengakibatkanketerlambatan atau bertambahnya waktu yang diperlukan untuk
penyelesaiankegiatan, pemborosan dana/anggaran kegiatan, dan bahkan dapat
berakibat fatalyaitu kegagalan kegiatan.

Spesifikasi Teknis dan Persyaratan Teknis untuk Kegiatan Sederhana


Spesifikasi teknis barang/jasa untuk kebutuhan kegiatan yang bersifat
sederhana cukup menggunakan spesifikasi teknis yang sederhana, karena biasanya
hanya untuk kebutuhan operasional sehari-hari yang dilakukan secara periodik
dalam periode waktu yang tidak terlalu lama dan hanya menitikberatkan pada faktor
biaya.
Sedangkan spesifikasi teknisnya sudah cukup jelas dan kalangan dunia
usaha sudah banyak yang memahaminya dengan baik. Walaupun sederhana,
spesifikasi teknis untuk kegiatan sederhana tetap harus disajikan dengan akurat dan
informatif, agar pihak dunia usaha dapat memahami kondisi barang/jasa yang
dibutuhkan dengan baik dan benar. Penyusunan spesifikasi teknis untuk kegiatan
sederhana dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Cantumkan nama barang.


2. Cantumkan persyaratan teknis yang diinginkan, antara lain persyaratan
mekanikal, elektrik, fisik, dimensi, dsb.
3. Cantumkan ukuran / jumlah barang.
4. Cantumkan standar yang digunakan.
5. Tetapkan jadwal waktu penyerahan/penyelesaian.
6. Usahakan barang yang dibutuhkan sudah dapat diproduksi di dalam negeri.

Apabila dari hasil survei ternyata di pasaran terdapat lebih dari satu
merk/produk barang yang sama, maka spesifikasi teknis dibuat tidak mengarah
kepada merk/produk tertentu.

Spesifikasi teknis dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference)


Pengadaan barang/jasa yang menyangkut aktivitas kegiatan yang besar dan
kompleks membutuhkan spesifikasi teknis yang lebih kompleks. Kegiatan yang
besar dan kompleks biasanya memerlukan perencanaan, kajian dan pelaksanaan
yang kompleks yang saling berkaitan antara satu kegiatan dengankegiatan lainnya
dan memerlukan sumber daya yang banyak jenisnya. Kegiatanyang kompleks juga
memerlukan teknologi tinggi dan atau mempunyai resikotinggi dan atau
menggunakan peralatan dengan desain khusus, sehinggamemerlukan sumber daya
manusia yang memiliki pengetahuan teknis yang tinggi. Spesifikasi teknis yang
kompleks sebaiknya disusun dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja (Terms of
Reference) dan harus dibuat dengan teliti dan harus benar-benar menggambarkan
kondisi kebutuhan. Kerangka Acuan Kerja menjelaskan mengenai latar belakang,
maksud/tujuan, dan persyaratan teknis barang/jasa yang dibutuhkan.
Penyusunan spesifikasi teknis dengan Kerangka Acuan Kerja dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uraikan gambaran secara garis besar mengenai kegiatan yang akan


dilaksanakan, antara lain
o latar belakang,
o maksud dan tujuan, lokasi, dan
o sumber pendanaan.
2. Uraikan mengenai data penunjang berupa data yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan, antara lain :
o data dasar,
o standar teknis,
o studi terdahulu yang pernah dilaksanakan, dan
o peraturan yang digunakan.
3. Jelaskan mengenai tujuan dan ruang lingkup kegiatan dengan memberikan
gambaran mengenai :
o tujuan yang ingin dicapai,
o keluaran yang akan dihasilkan,
o keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain,
o peralatan dan material yang telah tersedia dan harus disediakan,
o lingkup kewenangan,
o perkiraan jangka waktu penyelesaian,
o kualifikasi dan jumlah tenaga ahli / pendukung yang harus dilibatkan,
dan
o jadwal setiap tahapan pelaksanaan kegiatan.
4. Tentukan jenis dan jumlah laporan teknis yang diperlukan<>
5. Tetapkan persyaratan teknis barang yang diinginkan, dengan ketentuan :
o tidak mengarah kepada merk/produk tertentu,
o semaksimal mungkin diupayakan menggunakan barang/jasa produksi
dalam negeri,
o semaksimal mungkin diupayakan menggunakan Standar
NasionalIndonesia (SNI) atau standar lain yang setara,
o metoda pelaksanaan yang diinginkan harus logis, realistik dan dapat
dilaksanakan,
o jadwal waktu pelaksanaan/pengiriman harus sesuai dengan metoda
pelaksanaan.
6. Cantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang harus disediakan.
7. Cantumkan persyaratan pengujian barang dan hasil produk.
8. Cantumkan kriteria kinerja barang (output performance) yang diinginkan.
9. Cantumkan tata cara pengukuran hasil kegiatan.
10. Cantumkan dukungan yang menurut peraturan dan pertimbangan teknis
diperlukan;
11. Lampirkan peta lokasi, layout, gambar-gambar potongan, detail-detail sesuai
kebutuhan.

Dengan adanya Kerangka Acuan Kerja diharapkan dunia usaha dapat


memahami keseluruhan kegiatan secara utuh.
PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS

Penyusunan spesifikasi teknis merupakan hal yang sangat


p e n t i n g . Penyajian spesifikasi teknis yang salah atau tidak benar akan
berakibat fatal,k a r e n a d a p a t m e n y e b a b k a n k e g a g a l a n k e g i a t a n
y a n g a k a n a t a u s e d a n g dilaksanakan. Ada 2 (dua) jenis spesifikasi teknis
yang dibedakan berdasarkan sifatkegiatan, yaitu :1 . S p e s i f i k a s i t e k n i s u n t u k
kegiatan yang bersifat sederhana. 2 . S p e s i f i k a s i t e k n i s d a l a m
bentuk Kerangka Acuan Kerja (KAK)/
Termsof Reference (TOR)
untuk kegiatan yang bersifat kompleks.U n t u k m e n e n t u k a n j e n i s s p e s i f i k a s i
t e k n i s y a n g a k a n d i s u s u n a d a l a h dengan melakukan penilaian kebutuhan,
dilanjutkan dengan penilaian komplesitasbarang/jasa yang akan menghasilkan
tingkat kompleksitas spesifikasi teknis yangd i b u t u h k a n . P e n e n t u a n j e n i s
s p e s i f i k a s i t e k n i s d a p a t d i g a m b a r k a n s e b a g a i berikut :Kebanyakan para
pengelola kegiatan, dalam hal ini
user
sebagai pemakaibarang/jasa, masih kurang memperhatikan pentingnya
penyusunan spesifikasit e k n i s y a n g b e n a r , s e h i n g g a m e n i m b u l k a n
kesulitan bagi dunia usaha untuk m e m a h a m i n y a d e n g a n
baik dan benar. Hal ini dapat
m e n g a k i b a t k a n keterlambatan atau bertambahnya waktu yang
diperlukan untuk penyelesaiankegiatan, pemborosan dana/anggaran kegiatan,
dan bahkan dapat berakibat fatalyaitu kegagalan kegiatan.3/8Penilaian Kebutuhan
Penilaian Kompleksitas Barang/Jasa Penilaian Kompleksitas Spesifikasi Teknis
Kerangka Acuan Kerja Spesifikasi Teknis Sederhana.

PERTANYAAN :
Rizal : apa itu TOR ?
Linda: seperti apa spesifikasi teknis sederhana dan spesifikasi TOR?
Fahrul : apa yang di maksud persyaratan teknis?

JAWABAN :
Sendy : untuk kegiatan yang bersifat kompleks.U n t u k m e n e n t u k a n j e n i s
s p e s i f i k a s i t e k n i s y a n g a k a n d i s u s u n a d a l a h dengan melakukan penilaian
kebutuhan, dilanjutkan dengan penilaian komplesitasbarang/jasa yang akan
menghasilkan tingkat kompleksitas spesifikasi teknis yangd i b u t u h k a n .
Fawaz: spesifikasi sederhana biasa nya dalam pembuatan sesuatu
yang sederhana/sesuatu yang simpel contoh pembuatan rumah
minimalis/sederhana.
Sedangkan TOR biasa nya dalam pembuatan sesuatu yang
komplek/sulit contoh gedung besar.
A l d i : Persyaratan Teknis adalah persyaratan yang memenuhi keselamatan,
resiko keamanan, pemanfaatan, mutu atau parameter teknis lainnya dalam proses
pencapaian maksud dan tujuan dan/atau persyaratan yang sesuai dengan standar
nasional Indonesia (SNI) atau yang ditetapkan oleh Menteri.

Anda mungkin juga menyukai