Anda di halaman 1dari 2

MERS atau Middle East Respiratory Syndrome adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan

oleh virus korona. Asal virus korona belum diketahui secara pasti, namun diduga bahwa virus ini
kemungkinan besar berasal dari unta yang tinggal di Arab Saudi dan sekitarnya.

MERS memang menular, tapi penularannya tidak semudah flu biasa. Virus penyebab MERS
umumnya menular melalui kontak langsung, misalnya pada orang yang merawat penderita MERS
yang tidak menerapkan prosedur perlindungan diri terhadap virus dengan baik.

alodokter-mers

Gejala MERS

MERS memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa karena virus penyebabnya yang sejenis. Gejala-
gejala MERS yang umumnya muncul meliputi:

Demam.

Batuk-batuk.

Napas pendek.

Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah.

Nyeri otot.

Selain itu, tanda-tanda pneumonia juga sering ditemukan pada pemeriksaan pengidap MERS.

Karena tahap-tahap awal penyakit ini memiliki kemiripannya dengan gejala flu, MERS termasuk
penyakit yang sulit dideteksi. Anda sebaiknya lebih waspada dengan segera memeriksakan diri jika
mengalami gejala-gejalanya.

MERS dengan tingkat keparahan yang tinggi berpotensi memicu gagal organ, terutama ginjal, dan
syok sepsis. Oleh sebab itu, pasien yang mengalaminya membutuhkan penanganan darurat di rumah
sakit.

Faktor Risiko MERS

Para pakar juga berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko
seseorang untuk tertular MERS. Faktor-faktor tersebut adalah:

Usia. Para lansia lebih rentan terkena penyakit ini.


Sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pada pengidap HIV.

Penyakit kronis, contohnya kanker, diabetes, atau penyakit paru-paru.

Konsumsi daging unta kurang matang atau susu unta mentah.

Pernah berkunjung ke Arab Saudi. Jika Anda mengalami demam serta gejala MERS dalam dua
minggu setelah bepergian ke negara tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter.

Sering berada di dekat penderita MERS, misalnya bagi petugas medis yang merawat penderita di
rumah sakit atau keluarga yang tinggal serumah dengan penderita.

Sering berinteraksi dengan unta, karena MERS ditemukan pada beberapa unta.

Diagnosis MERS

Untuk mendiagnosis pasien yang diduga penderita MERS, biasanya dokter harus melakukan uji
laboratorium. Dua jenis uji laboratorium yang dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita MERS
adalah:

Uji molekular. Uji ini dilakukan untuk mendiagnosis infeksi MERS aktif.

Uji serologi. Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi MERS yang sudah lalu, dengan
mendeteksi antibodi terhadap MERS.

Anda mungkin juga menyukai