(RPP)
OLEH
Yuniar Wijayanti Wikaton (170331863525)
A. Kompetensi
Menguasai cara-cara analisis dengan menggunakan instrumen modern dan
prinsip-prinsip metode analisis modern, termasuk mengevaluasi dan
melaporkan hasil analisis pada metode spektroskopi molekuler dan
spektroskopi atom, kromatografi dan elektrometri.
C. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari konsep dan prinsip penyerapan sinar UV-VIS melalui
telaah literatur, diskusi, dan tanya jawab, mahasiswa dapat :
1. Memahami prinsip dasar penyerapan sinar UV-VIS.
2. Memahami jenis-jenis elektron yang mengalami transisi.
3. Memahami macam-macam transisi yang terjadi pada penyerapan sinar UV-
VIS.
1
4. Memahami efek konjugasi pada multikromofor.
5. Memahami pengaruh gugus auxochrome (auxichromic).
6. Menjelaskan prinsip kerja spektrofotometer UV-VIS.
E. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Ekspositori
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Papan Tulis/White Board dan Power Point (PPT)
F. Sumber Belajar
1. Skoog, D.A. 1980. Principles of Instrumental Analytical. Tokyo: Holt-
Saunder Editions
2. Effendy. 2017. Molekul, Struktur, dan Sifat-Sifatnya. Malang: Indonesian
Academic Publishing.
2
G. Langkah-langkah Pembelajaran
WAKTU
KEGIATAN PEMBELAJARAN
(menit)
A. Kegiatan Pendahuluan 5
1. Mengucapkan salam pembuka.
2. Mengkomunikasikan materi pembelajaran.
3
WAKTU
KEGIATAN PEMBELAJARAN
(menit)
9. Menyajikan tabel data dari multi kromofor. Mahasiswa
menganalisis pengaruh/ efek dari multi kromofor
terhadap panjang gelombang. Mahasiswa
menyimpulkan hubungan efek multi-kromofor dengan
red-shift.
10. Menjelaskan pengertian dari gugus auxochrome.
11. Menyajikan tabel data tentang karakteristik penyerapan
dari senyawa aromatik. Mahasiswa menganalisis
pengaruh gugus auxochrome terhadap panjang
gelombang. Mahasiswa menyimpulkan hubungan
pengaruh gugus auxochrome dengan red-shift.
12. Mahasiswa menyelesaikan contoh soal yang diberikan
di papan tulis.
13. Menjelaskan prinsip terjadinya transisi elektron d dan f.
14. Menjelaskan alasan mengapa transisi elektron pada
orbital f tidak banyak digunakan untuk tujuan
spektroskopi.
15. Mereview macam-macam orbital d dengan
menampilkan bentuk orbitalnya pada slide PPT.
16. Menjelaskan prinsip terjadinya d-d transition serta
memberikan contoh senyawanya.
17. Menjelaskan prinsip terjadinya charge transfer elektron
serta memberikan contoh senyawanya. Mahasiswa
menyimpulkan perbedaan d-d transition dan charge
transfer elektron.
18. Menjelaskan prinsip kerja dan bagian-bagian dari
spektrofotometer UV-VIS.
19. Menjelaskan aplikasi penyerapan UV-VIS, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
4
WAKTU
KEGIATAN PEMBELAJARAN
(menit)
C. Kegiatan Penutup 45
1. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Memberikan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) sebagai
bahan evaluasi pembelajaran.
3. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
2. Bentuk Penilaian
Tes tertulis : soal uraian
3. Instrumen Penilaian (lampiran 2)
5
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
6
tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-VIS
karena mereka mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang
dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan
absorban maksimum disebut sebagai panjang gelombang maksimum (λmaks).
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron
akan menyerap sinar pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang
menyerap energi lebih sedikit akan menyerap sinar pada panjang gelombang yang
lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak memiliki
elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap sinar
pada panjang gelombang UV yang lebih pendek.
Transisi elektronik pada saat diradiasi molekul dengan sinar UV/VIS dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) transisi elektron , π, dan n; (2)
transisi elektron d dan f; (3) charge-transfer electron.
7
1. Transisi *
Pemisahan energi yang paling tinggi diperoleh bila elektron-elektron
dalam ikatan tereksitasi dan menimbulkan serapan dalam daerah dari 120-200
nm. Daerah ini dikenal sebagai daerah Ultra Violet (UV) vakum dan relative
tidak banyak menimbulkan keterangan. Senyawa-senyawa yang paling banyak
dijumpai dalam daerah serapan tersebut adalah senyawa-senyawa golongan
alkana yang memiliki ikatan tunggal dengan Transisi *. Oleh karena itu,
analisis senyawa golongan alkana tidak menggunakan spektroskopi melainkan
dengan cara yang lain, misalnya destilasi.
2. Transisi n *
Pada transisi ini tidak semua molekul dapat menyerap sinar UV/VIS.
Misalnya pada molekul H2O dengan panjang gelombang maksimal (λmaks)
sebesar 167 nm. Namun pada molekul CH3I mampu menyerap radiasi sinar
UV/VIS dengan λmaks sebesar 258 nm.
3. Transisi π π* Transisi n π*
Transisi ini paling berguna dan merupakan serapan-serapan karakteristik
dari senyawa-senyawa organik dan biasanya dihubungkan dengan “tingkat
tereksitasi polar”. Molekul-molekul yang melibatkan transisi π π* maupun
transisi n π* memiliki elektron π dan elektron n dalam ikatannya. Molekul-
molekul seperti ini nampak pada senyawa-senyawa organik yang memiliki
ikatan rangkap. Senyawa atau gugus fungsi yang memiliki ikatan rangkap
disebut dengan gugus kromofor organik.
8
Tabel 2 Karakteristik Penyerapan dari Beberapa Kromofor
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa olefin sebagai senyawa induk memiliki 1
ikatan rangkap memiliki λmaks sebesar 184 nm. Diolefin yang tidak
mengalami konjugasi memiliki λmaks yang tidak jauh berbeda dengan senyawa
9
induknya yaitu 185 nm. Namun apabila diolefin terkonjugasi maka λmaks akan
bergeser pada panjang gelombang 217 nm. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
adanya konjugasi pada kromofor dapat menyebabkan pergeseran kearah
panjang gelombang yang lebih panjang. Fenomena tersebut dinamakan
dengan red-shift (pergeseran merah). Hal ini terjadi dikarenakan orbital π*
terstabilkan sehingga energinya menjadi turun. Akibatnya senyawa tersebut
dapat diidentifikasi.
Senyawa-senyawa yang ada di alam mayoritas adalah senyawa aromatik,
yakni senyawa organik yang merupakan turunan dari benzena. Benzena
merupakan induk dari senyawa aromatik karena benzena memiliki ikatan
rangkap yang terkojugasi (berselang-seling). Benzena memiliki 3 puncak
serapan antara lain (1) puncak serapan tajam pada panjang gelombang 184 nm
(2) E2 band dengan panjang gelombang 204 nm, dan (3) B band dengan
panjang gelombang 256 nm. Puncak serapan pada panjang gelombang 184 nm
tidak dapat terdeteksi oleh alat spektrofotometer UV/VIS, karena yang bisa
terdeteksi hanya pita-pita pendek dengan λmaks 200 nm. Maka dari itu, untuk
analisis senyawa aromatik yang dilihat adalah E2 band dan B band. Panjang
gelombang pada kedua daerah serapan ini dipengaruhi oleh gugus
auxochrome, yaitu substituen yang tersubstitusi pada inti benzena.
10
memiliki λmaks pada E2 band sebesar 210 nm dan λmaks pada B band sebesar
265 nm. Namun, jika gugus auxochrome yang terikat pada benzena diganti
dengan NH2- (anilina, C6H5NH2) maka panjang gelombang akan bergeser ke
arah λmaks yang lebih panjang, yaitu 230 nm pada E2 band dan 280 nm pada B
band. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh gugus auxochrome dapat
berupa red shift. Semakin negatif karakter gugus auxochrome, maka red shift
akan semakin besar pula (pergeseran ke arah λmaks yang lebih panjang).
Apabila atom pusat dari golongan transisi tidak mengikat ligan, maka
kelima orbital d dalam keadaan degenerate (memiliki tingkat energi yang
sama). Namun, jika ada ligan yang masuk, maka orbital d pada atom pusat
tersebut akan mengalami splitting. Elektron dapat melakukan transisi daro
11
orbital d bawah ke orbital d atas. Peristiwa semacam ini dinamakan dengan d-
d transition.
d-d transition dapat terjadi apabila orbital d pada atom pusat tidak terisi
penuh, sehinggan elektron dapat melakukan transisi. Kuat tidaknya suatu
medan ligan akan mempengaruhi transisi elektron pada orbital d. Kenaikan
kekuatan medan ligan dapat dilihat sebagai berikut: I- < Br- < Cl- < F- <
OH- < C2O42 - - H2O < SCN- < NH3 < etilendiamina < o-phenantrolin < NO2- <
CN-. Semakin kuat medan ligannya, maka elektron akan semakin sulit pula
melakukan d-d transition. Apabila hal ini terjadi, maka transisi elektron akan
beralih pada cara charge-transfer electron.
5. Charge-transfer electron
Pada transisi ini, terjadi perpindahan elektron dari atom pusat ke ligan
maupun ligan ke atom pusat. Adanya serah terima elektron ini mengakibatkan
adanya spesi yang bertindak sebagai donor elektron dan akseptor elektron
dalam senyawa komplek tersebut. Peristiwa semacam ini disebut dengan
reaksi redoks internal, karena serah terima elektron terjadi dalam 1 senyawa.
Contohnya adalah kompleks besi(III) tiosianat.
12
C. Instrumentasi UV-VIS
Prinsip kerja dari instrumentasi UV-VIS adalah adanya sumber radiasi
polikromatis yang dilewatkan pada monokromator kemudian sinar monokromatis
dideteksi oleh detektor dan dibaca pada read-out. Hasil pembacaannya berupa %T
ataupun Absorbansi (A).
13
Lampiran 2 : Instrumen Penilaian
14
19. Muchammad Musleh Kadafi 160331605660 90
20 Muyasaroh Fadilah 160331605612 80
21. Nabela Noviananda 160331605603 80
22. Naufal Aushaf 160331605609 90
23. Nurmalia Dinita S 150332604271 90
24. Nur Romadhona 160331605676 70
25. Olvi Dyah Fernanda 160331605616 100
26. Rensa Dwi Assyfan 150332604563 100
27. Riesylia Eva Rahmadhani 160331605688 60
28. Rini Puji Astutik 150332603179 76
29. Ririn Cahyanti 150332607744 90
30. Rizalah Karomatul Maghfiroh 160331605682 90
31. Rohima Nastia 150332600815 76
32. Rosilatus Sa'dila 160331605622 80
33. Shafuratun Nafisah 150331603917 100
34. Sintiya Setiyawati 160331605619 100
35. Siti Hartinah Q. 150332600471 100
36. Siti Mudrika 160331605613 80
37. Siti Rochmawati 160331605646 70
38. Surya Firdausy 160331605698 80
39. Tri Utari 160331605679 100
40. Virdiana Larasati A. 150332602187 100
41. Wulan Rahayu Putri 160331605621 96
15