Manusia
Dulu kita sudah bahas mengenai proses respirasi pada hewan tingkat rendah dan respirasi
pada vertebrata. Sekarang kita akan bahas proses respirasi pada manusia.
Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP
(adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap
air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk
membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung udara akan
mengalami penyaringan dan penghangatan
2. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan
3. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink)
4. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam),
cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar).
Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru
5. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan
6. Bronkhiolus, percabangan bronkus
7. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di sinilah terjadi
pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang membentuk paru-paru
(pulmo). Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura rangkap dua, dan di antara
keduanya terisi oleh cairan limfe.
Mekanisme Pernafasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat di otak.
Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi CO2 dalam
darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas
semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan
memacu pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.
Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan pernafasan
perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar rusuk
(intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah
diafragma, otot perut, dan paru-paru.
1. Pernapasan dada
Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat,
volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi
lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang rusuk akan
menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil sehingga tekanan udara
membesar, akibatnya udara terdorong ke luar dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
Inspirasi : Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma akan mendatar,
akibatnya volume rongga dada bertambah besar, tekanan mengecil, sehingga udara
masuk ke paru-paru
Ekspirasi : Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma naik/melengkung,
sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar, akibatnya udara terdorong keluar.
Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi,
tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut.
Volume udara yang dipernafaskan sangat bervariasi, sebab dipengaruhi oleh cara dan
kekuatan seseorang melakukan respirasi. Udara yang dipernafaskan oleh tubuh dapat
digolongkan menjadi:
1. Volume Tidal (VT) : Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat
aktivitas pernapasan biasa (500 cc).
2. Volume Komplemen (VK) : Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara
maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi biasa (1500 cc)
3. Volume Suplemen (VS) : Volume udara yang masih dapat dihembuskan secara
maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa (1500 cc)
4. Volume Residu (VR) : Volume udara yang selalu tersisa di dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV) : Volume udara yang dapat dihembuskan sekuat-kuatnya
setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS)
6. Kapasitasi Total (KT) : Volume total udara yang dapat tertampung di dalam paru-
paru (KT = KV + VR)
Frekuensi Pernafasan
Pada umumnya setiap menit manusia mampu bernapas antara 15 – 18 kali. Cepat atau
lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya
Jenis kelamin, umumnya laki-laki lebih banyak gerak, sehingga lebih banyak
memerlukan energi
Suhu tubuh, makin tinggi suhu tubuh semakin cepat frekuensi pernapasannya
Posisi tubuh, ini berpengaruh terhadap mekanisme inspirasi dan ekspirasi
Kegiatan, karena orang yang giat melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak
energi dari pada orang yang sedang santai
Bagaimana pertukaran O2
dan CO2 bisa berlangsung?
Saat kita menghirup udara, O2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru, lalu diikat dan
diangkut oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang masuk ke
dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan yang 2-3 % lagi akan larut
dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan
oksihemoglobin (HbO2). Persamaan reaksi oksigen dengan hemoglobin adalah sebagai
berikut:
HbO2 —–> Hb + O2 (pelepasan oksigen oleh darah, selanjutnya oksigen diambil oleh sel-sel
tubuh)
Perpindahan oksigen dari atmosfer ke alveolus paru-paru, lalu ke darah, dan selanjutnya ke
dalam jaringan tubuh dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen.
Tekanan udara adalah satu atmosfer atau 760 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigennya
adalah 150 mmHg. Tekanan parsial oksigen pada kapiler darah adalah 100 mmHg, sedangkan
tekanan parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0 sampai 40 mmHg. Keadaan inilah
yang memungkinkan oksigen berdifusi dari luar ke darah lalu ke jaringan.
Hal yang berkebalikan terjadi pada perpindahan CO2. Tekanan parsial CO2 yang tertinggi
adalah jaringan tubuh. Berturut-turut semakin rendah pada darah dan di luar tubuh. Dengan
cara yang sama CO2 dapat berpindah secara difusi dari jaringan hingga keluar tubuh.
Proses pengangkutan CO2
Proses oksidasi biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti CO2
dan H2O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh. CO2 yang dihasilkan oleh
jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah untuk beredar bersama darah. Di
dalam darah CO2 akan diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu:
CO2 bereaksi dengan H2O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H2CO3). H2CO3 lalu terurai menjadi
ion H+ dan HCO-3 (bikarbonat). Karena ion H+ dapat menyebabkan perubahan pH
(keasaman), oleh sebab itu segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam hemoglobin).
Sedangkan ion HCO-3 akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO-3 di dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut
dengan pertukaran klorida.
Di dalam paru-paru reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO-3 yang telarut dalam plasma darah
akan bergabung kembali dengan H+ yang semula diikat Hb membentuk H2CO3 kembali, juga
dengan bantuan karbonat anhidrase. H2CO3 lalu terurai kembali menjadi CO2 dan H2O,
kemudian akan dikeluarkan dari dalam paru-paru. Sementara itu Hb yang telah melepaskan
H+ akan mengikat kembali O2 di alveolus.
c. CO2 diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat / H2CO3 (6%
– 10%)
Devinisi
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran
yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem
pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki
sistem pernapasan.
Pernapasan adalah kegiatan makhluk hidup yang sangat penting.
Pernahkah kamu berpikir apa yang terjadi seandainya kita sulit bernapas ?
Kita tahu bahwa manusia telah dilengkapi oleh alat yang mampu menghirup udara, sehingga
kebutuhan akan oksigen terpenuhi, karena tanpa oksigen aktivitas dalam tubuh makhluk
hidup tidak dapat berlangsung.
Organ-organ apa saja yang berperan dalam pernafasan? Bagaimana kita bernapas dan
mendapatkan oksigen ? Gangguan apa saja yang terjadi dalam sistem pernapasan? Semua
akan terjawab dengan mempelajari modul ini.
Pernapasan adalah :
Mekanisme Respirasi
Meliputi proses :
Proses inspirasi dan ekspirasi melibatkan kontraksi relaksasi otot-otot tulang rusuk dan otot
diafragma.
Adapun macam – macam pernafasan antara lain :
1. Pernapasan Dada
Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat,
volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya
menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk.
Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan
tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada
meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya
udara keluar.
2. Pernapasan perut
Pernapasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu :
Inspirasi
Tahap inspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma berkontraksi. Volume rongga
dada dan paru-paru meningkat ketika diafragma bergerak turun ke bawah dan sangkar tulang
rusuk membesar. Tekanan udara dalam paru-paru akan turun di bawah tekanan udara
atmosfer, dan udara akan mengalir ke dalam paru-paru.
Ekspirasi
Tahap ekspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma berelaksasi. Volume rongga
dada dan paru-paru mengecil ketika diafragma bergerak naik dan sangkar tulang rusuk
mengecil. Tekanan udara dalam paru-paru akan naik melebihi tekanan udara atmosfer, dan
udara akan mengalir keluar dari paru-paru.
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Bronkiolus
Alveolus
Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam
resonansi suara.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi
dengan sel-sel pembau. setiap sel pembau mempunyai rambut – rambut halus(silia
olfaktori)di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab dan
untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat
katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke
kerongkongan dan tenggorokan. Pernahkah kalian tersedak makanan ? Coba pikirkan apa
penyebabnya ?
Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan membentuk jakun dan
terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita
suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul
bunyi.Berfungsi untuk menyalurkan udara dari faring ke trakea.
Trakea
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan
ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri
atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan.
Bronkus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkus
sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar
dibandingkan bronkus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit.
Bronkiolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih
tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan
membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.
Alveolus
Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis
setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas
permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.
Paru – Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada.paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan
kiri. Paru-paru diselimuti oleh selaput paru-paru (pleura).Perjumlah sepasang terletak di
dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan
paru-paru kiri memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang
berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk
melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan.
Adapun macam – macam Kapasitas volum paru – paru saat respirasi antara lain :
- Volume tidal : banyaknya udara yang masuk dan keluar paru-paru selama pernafasan
normal (500 ml)
- Volume tidal dipengaruhi :
Pengangkutan O2
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui
proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus
dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan
menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut :
Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam
plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi
pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, :
Adapun tahapan proses pengikatan oksigen sebagai berikut :
Pengangkutan CO2
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam
darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara
pernapasan.
Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :
Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera
masuk ke dalam darah.
Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion
bikarbonat(HCO3–)
Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
Kontrol Pernafasan
Pusat pengaturan pernafasan adalah medulla oblongata dan pons. Dimana ketentuannya
antara lain :
1.Respirasi normal antara 12–15 kali per menit.
2.Pada kondisi tertentu frekuensi respirasi dapat meningkat atau menurun bergantung
kondisi.
3.Yang menaikkan atau menurunkan kecepatan respirasi adalah medulla oblongata
dan pons.
1. Asma/sesak napas, penyempitan saluran napas akibat otot polos pembentuk dinding
saluran terus berkontraksi, disebabkan alergi atau kekurangan hormon adrenalin.
2. Asfiksi, gangguan pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat
tenggelam, pneumonia, keracunan CO.
3. Asidosis, akibat peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah
4. Wajah adenoid (wajah bodoh), penyempitan saluran napas karena pembengkakan
kelenjar limfa (polip), pembengkakan di tekak (amandel).
5. Pneumonia, radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia.
6. Difteri, penyumbatan faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakteri Corynebacterium
diphteriae
7. Emfisema, menggelembungnya paru-paru akibat perluasan alveolus berlebihan.
8. Tuberculosis (TBC), penyakit paru-paru akibat infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosa.
9. Peradangan pada sistem pernapasan :
o
bronchitis, radang bronkhus.
laringitis, radang laring
faringitis, radang faring
pleuritis, radang selaput paru-paru
renitis, radang rongga hidung
sinusitis, radang pada bagian atas rongga hidung (sinus)
Antara Lain :
http://sudarnihimbio.blogspot.com/2009/12/sistem-pernafasan-manusia-2.html
Volume dan Kapasitas Paru- paru pada
Manusia
Diposkan oleh yoganso marta on Monday, 18 March 2013
Volume udara pernafasan pada setiap manusia berbeda- beda, bergantung pada ukuran paru-
paru, kekuatan bernafas, cara bernafas. Orang dewasa, memiliki volume paru- paru sekitar 5-
6 liter.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pernapasan
Definisi Pernapasan :
Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam & keluar paru
Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau
“pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu “pernapasan luar”
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel,
dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses
respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal
dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas
yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di
luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk
tempat pertukaran gas.
Proses pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada baga berikut:
Zat Makanan(gula) + Oksigen à kabon doiksida + uap air + energ
2.2.1 Struktur
Sistem respirasi terdiri dari:
1. Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan.
2. Saluran nafas bagian bawah
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
3. Alveoli
Terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
5. Paru
terdiri dari :
1) Saluran nafas bagian bawah
2) Alveoli
3) Sirkulasi paru
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang
disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
7. Rongga dan Dinding Dada
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi
1. Nares Anterior
Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini
dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat
sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam
rongga hidung.
2. Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang
yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan
penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis
terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan
dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk
oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan
melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media,
dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi
adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa
olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf
khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os
frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang
kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi
mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana
mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum
nasi :
a. Lubang hidung
b. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
c. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara
concha media dan inferior
d. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
e. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi
membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
1. Faring
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
2. Laring
Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya
terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher.
Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas
terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti
cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-
satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan
kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan
dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang
sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel
epitelium berlapis.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah
depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid
yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan.
Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu
bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai
otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring
sewaktu menelan.
3. Trakea
Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring
sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua
bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa
cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi
selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju
keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut
masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi
mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak
bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari
tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu
belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi
mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus
aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea.
4. Kedua bronkus
yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-
bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah
cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.(lihat gambar 3)
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah
arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan
bawah.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan
mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah
pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang. Semakin menjadi
tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di
dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya.
2. Bronkus Pulmonaris
Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk
paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkus-bronkus
pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang mempertahankan struktur
serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan
tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang
rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.
Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium
yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu jaringan
pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkial,
bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan
membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah
merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam
alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan
difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.
Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya
dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium
kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen
langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen
ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler
yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi
beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian
dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh
vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian
paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
1) Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi
oksigen
2) Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung
3) Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara
utama.
4) Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru.
5) Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior.
6) Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak,
7) Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
8) Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat
menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
9) Pleura. Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis
erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus
satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru – paru dan
membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi
iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan
bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang
kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri
subklavia.
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki
permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu
bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat
bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam
keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya
menjadi jelas.
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru – paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah
berdifusi drpd oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di
paru – paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak
dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang
pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari
hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai
gantinya, yaitu karbon dioksida.
Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.
Udara (atmosfer) yang di hirup:
Nitrogen ..................................................................... 79 %
Oksigen ...................................................................... 20 %
Karbon dioksida ........................................................ 0-0,4 %
Mekanisme pernafasan diatur dan di kendalikan dua faktor utama,(a) pengendalian oleh
saraf, dan (b). Kimiawi. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak
di dalam mendula oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls yang
disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan otot interkostalis.
1. Pengendalaian oleh saraf
Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks saraf servikalis
impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus: Dibagian yang lebih rendah pada
sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis untuk
merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma
dan interkostal yang berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke
pusat pernapasan di dalam medula.
2. Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka
pada reaksi: kadar alkali daah harus dipertahankan. Karbon dioksida adalah produksi asam
dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan ( interkostal
dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan yang lainnya
untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat
dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi
yang diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon dioksida
di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat
pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui semua.
Impuls aferen dari kulit mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air dingin
atau menerima guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan
lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas dalam waktu lama akan
gagal karena pertambahan karbon dioksida yang melebihi normal di dalam darah akan
menimbulkan rasa tak enak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saluran pernapasan pada manusia diantaranya hidung, saluran pernapasan (farink, larink,
trakea, bronkus) dan paru-paru.
Gerakan pernapasan ada 2 yaitu inspirasi dan ekspirasi. Saat Inspirasi atau menarik napas
adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga
dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang
ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang
ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar
itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran
sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
Sedangkan saat Ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-
paru kempis kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses
pasif.
Gangguan pada sistem pernapasan diantaranya : Asma, Tubeculosa, Bronkitis, Dieptri,
Asfiksia, Enfisema paru, Pneumonia dan kanker paru-paru.
DAFTAR PUSTAKA
http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-respirasi.html
(Diakses tanggal : 31 Maret 2012)
http://kamaruddinkhimenkbima.blogspot.com/2011/02/makalah-sistem-pernapasan.html
(diakses tanggal : 1 April 2012)
Pearce, Evelyn C.2009.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Oleh :
Tingkat I-A
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
DAFTAR PUSTAKA 15
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan kudrah dan
iradah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN”.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena dengan diutusnya
beliau ke permukaan bumi ini telah membawa rahmat bagi sekalian alam.
Dalam kesempatan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu”CUT
YUNIWATI, SKM, MKes” selaku dosen pembimbing dan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kejanggalan dan
kekurangan, maka dengan penuh harapan kami semua pihak penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Masalah:
1. Apakah pengertian dari pernafasan (respirasi)
2. bagaimana anatomi sistem pernafasan pada ibu hamil ?
3. Bagaimanakah mekanisme atau proses pernafasan pada ibu hamil ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang pernafasan
2. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan anatomi sitem pernafasan
BAB II
PEMBAHASAN
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini
disebut inspirasi dan menhembuskan disebut ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari udara masuk ke
dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmose. Seterusnya CO2 akan
dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui
kapiler –kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ken serambi kiri jantung (atrium sinistra)
kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran
adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik
kanan,dan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru
akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini
adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenitalis, dan kulit.
2.2 Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru
beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalamrongga
dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh
diafragma.
1. Hidung = Naso = Nasal
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum nasi),
dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi). Didalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung
(konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:
a) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
b) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
c) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).
Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior (lekukan
bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus inferior (lekukan bagian
bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat
lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris
pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada
rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang tapis.
Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis.
Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat di bagianb atas.
Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf
penciuman disebut nervus olfaktorius.
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu
lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah,
saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring
dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.
Fungsi hidung, terdiri dari
1. bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
3. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
4. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang
terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
2. Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat
dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang
leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga
mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke
depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat folikel getah
bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah
tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok)
yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
1. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofaring.
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring
3. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
3. Pangkal Tenggorokan(Laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian
faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal
tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi
laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
1. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
4. Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh
sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan suara merupakan hasil kerjasama antara rongga
mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergsantung pada
tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300 juta yang
jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe:
Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan mensekresikan surfaktan ( suatu
fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)ahanan
Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai
mekanisme pertahanan.
7. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada atau toraks.
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh
dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi
menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus.
Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
8. pleura
Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis. Terbagi menjadi 2:
Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.
Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru..
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernafsan. Juga untuk mencegah
pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan
atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.
2. Asma(Sesak napas)
Merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap
rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.
3. Tuberkulosis(TBC)
Penyakit paru- paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Difusi
oksigen akan terganggu karena adanya bintil- bintil atau peradangan pada dinding alveolus.
Jika bagian paru- paru yang diserang meluas, sel- selnya mati dan paru- paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah.
4. Macam- macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:
a. Rinitis
Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh
Virus, misalnya virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi terhadap perubahan
cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir (ingus) meningkat.
b. Faringingitis
Radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak
berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotic.
c. Laringitis
Radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena
infeksi, terlalu banyak merokok, minum alcohol, atau banyak bicara.
d. Bronkitis
Radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam,
menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang tenggorokan sehingga penderita sesak
napas.
e. Sinusitis,
Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan batang hidung, biasanya di
dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
5. Asfiksi
Gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan oleh tenggelam
(akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan cairan limfa),
keracunan CO atau HCN, atau gangguan sitokrom(enzim pernapasan).
6. Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan
terganggu.
7. Difteri
Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman
difteri.
8. Emfisema
Penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
9. Pneumonia
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan
terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)
Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau
polip, pembengkakan ditekak atau amandel.
11. Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar keseluruh
tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok (75% penderita
adalah perokok). Perokok pasif juga dapat terkena kanker paru-paru. Penyebab lain adalah
penderita menghirup debu asbes kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
10 l/menit
Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume, IRV) Volume udara yang dapat
diinspirasi di atas volume alun napas 3100 ml Tidak berubah
Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume, ERV) Volume gas yang dapat di
ekspirasi selain volume alun napas 1200 ml Menurun secara progresif dari awal kehamilan
menjadi sekitar 1100 ml
Volume residual (residual volume, RV) Voleme gas yang tertinggal di paru setelah ekspirasi
maksimum 1200 ml Menurun secara prgresif
Kapasitas paru total (total lung capacity. TLC) Volume maksimum paru
(=TV +IRV+ ERV+ruang mati) 6000 ml Tidak berubah
Kapasitas vital (vital capacity, VC) Volume total gas yang dapat masuk-keluar paru (= TLC –
volume volume residual) 4800 ml Meningkat 100-200 ml pada akhir kehamilan ? tidak jelas
pada wanita gemuk) ??? tidak berubah
Kapasitas inspirasi Kemampuan inspirasi total paru (= IRC+TV) 2200 ml Meningkat menjadi
sekitar 2500 ml pada aterm
Kapasitas residual fungsional (functional residual capacity, FRC) Volume gas yang tertinggal
di paru setelah bernapas biasa (=ERV+RV) 2800 ml Menurun secara progresif menjadi 2300
ml – meningkatkan efisiensi pencampuran
Volume residual (residual volume, RV) Volume gas yang tertinggal setelah ekspirasi
maksimum
(= FRC-ERV) 2400 ml
Ruang mati fisiologis Meningkat sekitar 60 ml
Ventilasi alveolus Perbedaan antara TV dan volume ruang mati fisiologis Meningkat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pernafasan ( respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
autonom.
Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak),
laring(pangkal tenggorokan), trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang tenggorokan),
alveoli, paru-paru dan pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme
pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan
dada adalah pernapasan yang melibatkan otot tulang rusuk, sedangkan pernapasan perut
adalah pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot- otot diafragma yang
membatasi rongga perut dan rongga dada.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting. Jika alat- alat ini
terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan
dapat menyebabkan Kematian. Kelainan –kelainan itu diantaranya influenza(flu), asma
(sesak napas), tuberkulosis(TBC), asfiksi, asidosis, difteri, emfisema , pnemonia, wajah
adenoid( kesan wajah bodoh, kanker paru-paru dan juga peradangan yang meliputi rinitis,
faringitis, laringitis, bronkitis dan sinusitis.
3.2 SARAN
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita, apabila salah satu
organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses pernapasan.
Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah rokok, karena didalam rokok banyak
terkandung zat yang berbahaya seperti nikotin,dan lain sebagainya. Merokok dapat
menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru- paru.
Misalnya, sel mukosa membesar (disebuthipetrofi ) dan kelenjar mucus bertambah banyak
(disebuthiperplasia).
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan akan timbul perubahan fungsi paru- paru.
Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit obstruksi paru menahun (POPM ),
termasuk emfisema (pembengkakan paru- paru ), bronkitiskronis, dan asma. Dan rokok lebih
berbahaya bagi perokok pasif daripada perokok aktif, karena asap yang dihirup oleh perokok
pasif lebih banyak mengandung zat –zat yang berbahaya.
Oleh karena itu, marilah mulai sekarang kita jaga kesehatan organ pernapasan paru-paru dan
sistem pernapasan dengan makan-makanan yang sehat, perbanyak minum air putih,
berolahraga yang cukup dan jangan merokok, dan makan teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia Press-Surabaya.
http://ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN « Fraxawant’s.html
http://Jenis Pernafasan dan Mekanisme Pertukaran Gas « Guru NgeBlog.htm
http://kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-pada-
masyarakat.html