Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Senam Hamil

2.1.1. Definisi

Senam hamil (prenatal) merupakan terapi latihan

berupa aktivitas atau gerak yang diberikan pada ibu hamil

untuk mempersiapkan diri, baik persiapan fisik maupun

psikologis untuk menjaga keadaan ibu dan bayi tetap sehat

(Widianti, 2010). Senam hamil merupakan sebuah latihan

gerak untuk mempersiapkan ibu secara fisik dan psikologis

saat persalinan (Indarti, 2008). Menurut Arief (2008), senam

hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu

hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman,

dan spontan. Bagi ibu hamil yang baru pertama kali hamil

(primigravida) atau sudah pernah hamil (multigravida), sangat

disarankan mengikuti program senam hamil demi kesehatan

ibu dan janin (Indivara, 2009).

Dilihat dari banyaknya pengertian senam hamil dari

berbagai sumber, maka senam hamil dapat dirangkum

sebagai latihan gerak yang berguna untuk mempersiapkan

10
11

kesehatan ibu dan janin dalam menghadapi persalinan yang

cepat, aman, dan spontan.

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Senam Hamil

Manfaat senam hamil menurut Larasati (2009),

diantaranya adalah

a) Membantu proses kelahiran dengan cara menguatkan

otot yang terkait.

b) Membantu meningkatkan stamina.

c) Membentuk dan mempertahakan postur tubuh agar

tulang belakang terhindar dari sakit.

d) Mencapai relaksasi untuk mendapatkan pola tidur yang

baik serta meningkatkan energi.

e) Melancarkan sirkulasi darah dan mencegah keram serta

varises di kaki.

f) Melatih pernafasan (salah satu hal yang harus di kuasai

ibu hamil).

g) Membantu proses pemulihan pasca persalinan lebih

cepat.

Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga

diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental

calon ibu selama proses persalinan (Artal and Toole, 2003).

Berikut beberapa tujuan senam hamil menurut Wagey (2011):


12

a) Menguasai teknik pernapasan; latihan pernapasan sangat

bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan

teknik pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi

persalinan.

b) Memperkuat elastisitas otot; memperkuat dan

mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,

sehingga dapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri

di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan wasir.

c) Mengurangi keluhan; melatih sikap tubuh selama hamil

sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat

perubahan bentuk tubuh.

d) Melatih relaksasi; proses relaksasi akan sempurna

dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi yang

diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit

saat proses persalinan;

e) Menghindari kesulitan; senam ini membantu persalinan

sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta

menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.

Tujuan dan manfaat yang sama terdapat dalam

Yulaikhah (2008), yang mana menjelaskan tujuan senam

hamil yang adalah sebagai berikut:


13

1) Meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan

2) Menguatkan dan meregangkan otot-otot tertentu

terutama otot yang berperan untuk persalinan dan

mempertahankan postur

3) Meningkatkan relaksasi tubuh terutama otot dasar

panggul yang berperan besar dalam proses

persalinan.

4) Melatih teknik pernapasan yang sangat dibutuhkan

untuk mengatasi rasa nyeri HIS kala I maupun kala II

Yulaikhah (2008) juga membedakan manfaat senam

hamil menurut 4 jenis latihan yang dilakukan. Empat tahap

dalam senam hamil adalah sebagai berikut:

1. Senam Aerobik

Merupakan aktivitas senam musik, berulang dan

cukup melelahkan, dan gerakan yang disarankan untuk

ibu hamil adalah jalan-jalan dengan manfaat: 1) Dapat

memenuhi kebutuhan oksigen dalam otot; 2)

Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot; 3) Secara

umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh

terutama kemampuan untuk memproses dan

menggunakan oksigen; 4) Meningkatkan peredaran

darah; 5) Melatih paru-paru dan jantung juga kegiatan


14

otot dan sendi; 6) Meredakan sakit punggung dan

sembelit; 7) Membakar kalori; 8) Mengurangi keletihan;

10) Menjanjikan bentuk tubuh yang baik setelah

melahirkan.

2. Kalistenik

Latihan merupakan gerakan-gerakan senam ringan

berirama yang dapat membugarkan dan

mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki

bentuk postur tubuh. Senam ini memberikan manfaat

diantaranya: 1) Meredakan sakit punggung; 2)

Meningkatkan kesiapan fisik dan psikis terutama

mempersiapkan tubuh dalam menghadapi masa

kehamilan.

3. Relaksasi

Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan

perhatian. Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan

kalistenik. Manfaat dari senam ini adalah, 1)

Menenangkan pikiran dan tubuh; 2) Membantu ibu

menyimpan energi untuk ibu mampu dan siap dalam

menghadapi persalinan.

4. Kebugaran Panggul (biasa disebut latihan kegel)

Manfaat dari senam ini adalah untuk menguatkan

otot-otot vagina dan sekitarnya (perineal) sebagai


15

persiapan untuk persalinan; mempersiapkan diri baik fisik

maupun mental.

2.1.3. Syarat mengikuti senam hamil

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu

hamil dalam mengikuti senam hamil. Menurut Manuaba

(2010), syarat tersebut antara lain:

1) Telah mengikuti pemeriksaan antenatal dan dinyatakan

sehat oleh dokter dan bidan.

2) Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22

minggu.

3) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin dalam

batas kemampuan fisik ibu.

4) Sebaiknya latihan dilakukan di Rumah Sakit atau di

klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

2.1.4. Latihan umum senam hamil

Menurut Manuaba (2010) latihan senam hamil selalu

diawali dengan latihan umum dengan tujuan meningkatkan

kemampuan kontraksi tubuh, dinding perut, dan dasar

panggul yang juga melemaskan persendian dan mengurangi

nyeri otot dan sendi. Latihan tersebut antara lain:

1. Latihan I
16

1) Posisi duduk santai dengan tangan kebelakang

menopang tubuh

2) Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.

3) Gerakan latihan: a) Gerakan kaki kanan dan kiri ke

depan dan ke belakang; b) Putar persendian kaki

melingkar ke dalam dan keluar; c) Bila mungkin

angkat pantat dengan kedua tangan dan ujung

telapak kaki; d) Kembangkan dan kempiskan otot

dinding perut; e) Kerutkan dan kendurkan otot anus.

4) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 gerakan.

2. Latihan II

1) Posisi duduk tegak dengan tangan dibelakang

menopang badan ibu.

2) Kedua tungkai dirapatkan dalam posisi lurus.

Tujuan latihan: a) Melatih otot dasar panggul agar

dapat berfungsi optimal saat persalinan; b)

Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin

bagian dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta

semakin sempurna.

3) Bentuk latihan: a) Tempatkan tungkai kanan di atas

tungkai bawah kiri, silih berganti; b) Kembangkan

dan kempiskan otot dinding perut bagian bawah; c)


17

Kerutkan dan kembangkan otot liang anus; d)

Lakukan gerakan ini sekitnya 8-10 kali.

3. Latihan III

1) Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan

dibelakang, tungkai dirapatkan.

2) Tidur terlentang dengan kedua kaki dirapatkan.

3) Tujuan latihan: a) Memperkuat otot dinding perut

sehingga dapat berfungsi selama persalinan; b)

Meningkatkan sirkulasi darah menuju kelamin

bawah, sehingga darah menuju janin dapat

ditingkatkan.

4) Bentuk latihan: a) Pada sikap duduk, angkat tungkai

bawah silih berganti ke atas dengan tinggi

semaksimal mungkin; b) Sikap tidur dengan kedua

tangan dapat disamping tetapi lebih baik dibawah

kepala; c) Angkat tungkai bawah silih berganti kanan

dan kiri dengan tinggi semaksimal mungkin; d)

Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.

4. Latihan IV

1) Posisi duduk bersila dan tegak. Letakkan tangan

diatas bahu sedangkan siku disamping badan.


18

2) Tujuan latihan: a) Melatih otot perut bagian atas; b)

Meningkatkan kemampuan.

3) Bentuk latihan: a) Lengan diletakkan didepan dada;

b) Putar lengan keatas dan kesamping kebelakang

dan selanjutnya kembali kedepan tubuh (dada); c)

Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.

5. Latihan V

1) Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu

sama lain.

2) Badan agak santai dan paha lemas.

3) Kedua tangan dipersendian lutut.

4) Tujuan latihan: a) Melatih otot punggung agar

berfungsi dengan baik; b) Meningkatkan peredaran

darah ke alat kelamin bagian dalam; c) Melatih agar

persendian punggung tdak kaku.

5) Bentuk latihan: a) Tekan persendian lutut dengan

berat badan sebanyak 20 kali; b) Badan diturunkan

kedepan semaksimal mungkin.

6. Latihan VI

1) Posisi latihan dengan tidur diatas tempat tidur datar.

2) Tangan diletakan disamping badan.


19

3) Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut

dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar

80-90 derajat.

4) Tujuan latihan: a) Melatih persendian tulang

punggung bagian atas; b) Melatih otot perut dan otot

tulang belakang.

5) Bentuk latihan: a) Angkat badan dengan topangan

pada ujung telapak kedua kaki dan bahu; b)

Pertahankan selama mungkin diatas dan selanjutnya

turunkan perlahan-lahan.

7. Latihan VII

1) Sikap tidur terlentang ditempat tidur mendatar dan

badan kondisi santai.

2) Tangan dan tungkai bawah lurus dan relaks.

3) Tujuan latihan: a) Melatih persendian tulang

punggung dan pinggul; b) Meingkatkan peredaran

darah menuju alat kelamin dalam; c) Meningkatkan

peredaran darah menuju janin melalui plasenta.

4) Bentuk latihan: a) Badan dilemaskan pada tempat

tidur; b) Tangan dan tungkai bawah membujur lurus;

c) Pinggul diangkat kekanan dan kekiri sambil

melatih otot liang anus; d) Kembang kempiskan otot


20

bagian bawah; e) Lakukan latihan ini sedikitnya 10-

15 kali.

8. Latihan pernapasan

1) Posisi tubuh terlentang pada tempat tidur yang datar

dengan kedua tangan disamping badan dan tungkai

bawah ditekuk pada lutut dan santai.

2) Letakan satu tangan (melekat) diatas perut.

3) Tujuan latihan: a) Meningkatkan penerimaan oksigen

bagi ibu dan janin; b) Menghilangkan rasa takut dan

tertekan; c) Mengurangi nyeri saat kontraksi.

4) Bentuk latihan: a) Tarik napas perlahan dari hidung

serta pertahankan dalam perut untuk beberapa saat;

b) Bersama tarikan napas tersebut tangan berada

diatas perut perlahan diangkat hingga kekepala; c)

Keluarkan napas dari mulut secara perlahan; d)

Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan; e)

Lakukan gerakan ini hingga 8-10 kali dengan tangan

silih berganti.

5) Bentuk gerakan lainnya: a) Tangan yang ada diatas

perut dibiarkan mengikuti gerakan saat dilakukan

tarikan napas dan saat mengeluarkannya; b)


21

Tangan tersebut seolah-olah memberikan pembarat

pada perut untuk memperkuat diafragma.

9. Latihan Relaksasi

Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan

latihan otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang

dubur atau sama sekali relaksasi total.

1) Sikap tubuh seperti merangkak.

2) Bersikap tenang dan relaks

3) Badan disangga pada persendian tulang bahu dan

paha.

4) Tujuan latihan kombinasi: a) Melatih dan

melemaskan persendian tulang pinggul dan tulang

paha; b) Melatih otot tulang belakang, otot dinding

perut dan otot liang dubur.

5) Bentuk latihan: a) Tubuh disangga persendian tulang

bahu dan paha; b) Lengkungkan dan kendurkan

tulang belakang; c) Kembangkan dan kempiskan otot

dinding perut; d) Kerutkan dan kendurkan otot liang

dubur; e) Lakukan latihan ini 8-10 kali.

6) Bentuk latihan lainnya: a) tidur miring dengan kaki

membujur; b) terlentang dengan disangga bantal


22

pada bagian bawah; c) Tidur terlentang dengan kaki

ditekuk; d) Tidur miring dengan kaki ditekuk.

2.2. Konsep Tidur

Tidur adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan status

kesadaran secara bertahap sesuai dengan periode waktu tertentu

(Wahid, 2007). Tidur dapat memberikan waktu bagi sistem tubuh

bekerja sesuai fungsinya untuk mengembalikan energi yang

berguna pada periode keterjagaan berikutnya (Potter & Perry,

2006)

Menurut Hidayat (2008) kebutuhan tidur yang cukup

ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga

oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur). Kebutuhan tidur

manusia tergantung pada tingkat perkembangan. Tabel berikut

merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia.

Tabel 2.1. Kebutuhan Tidur Manusia

Usia Tingkat Perkembangan Jumlah

Kebutuhan

0-1 Bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1 Bulan -18 Bulan Masa Bayi 12-14 jam/ hari

18 Bulan - 3 Tahun Masa Anak 11-12 jam /hari

3 Tahun – 6 Tahun Masa Prasekolah 11 jam/ hari


23

6 Tahun – 12 Tahun Masa Sekolah 10 jam/ hari

12 Tahun – 18 Tahun Masa Remaja 8,5 jam/ hari

18 Tahun – 40 Tahun Masa Dewasa 7-8 jam/ hari

40 Tahun – 60 Tahun Masa Muda Paruh Baya 7 jam/ hari

60 Tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/ hari

Sumber: Guyton & Hall (2006)

2.2.1. Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan suatu proses yang kompleks

dari beberapa tahapan tidur (Potter & Perry, 2006). Kualitas

tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani

seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di

saat terbangun (Tarwoto, 2006). Kualitas tidur yang

mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur,

latensi tidur serta aspek subjektif, seperti tidur dalam dan

istirahat (Khasanah, 2012).

Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat bervariasi

dan individual dan dapat dipengaruhi oleh waktu yang

digunakan untuk tidur pada malam hari atau efesiensi tidur.

Wavy (2008) menyebutkan bahwa kualitas tidur ditentukan

oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya

pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal

tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis.


24

Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang

di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan

tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat

penting dan vital untuk hidup sehat semua orang.

Selain itu, menurut Hidayat (2008), kualitas tidur

seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-

tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam

tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi

tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan

apa saja tanda fisik dan psikologis yang dialami.

1) Tanda Fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di

kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat

cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak

mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat

tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan

pusing.

2) Tanda Psikologis

Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak

enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang,

bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau


25

pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan

atau keputusan menurun.

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

tidur

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

seseorang menurut Khasanah (2012) adalah sebagai berikut:

1) Keluhan Fisik

Keluhan fisik yang sering terjadi dapat

menyebabkan nyeri atau distress fisik sehingga

menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit

seharusnya membutuhkan waktu tidur yang

banyak daripada biasanya, namun keadaan fisik

tersebut malah menyebabkan kualitas tidur

seseorang terganggu. Di samping itu siklus

bangun-tidur selama sakit dapat mengalami

gangguan.

2) Lingkungan

Lingkungan dapat membantu sekaligus

menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus

tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat

menghambat upaya tidur.


26

3) Psikologis

Anxietas (kegelisahan) dan depresi sering kali

mengganggu tidur seseorang. Kondisi anxietas

dapat meningkatkan kadar norepinephrin darah

melalui stimulus saraf simpatis. Kondisi ini

menyebabkan berkurangnya siklus REM tahap IV

dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.

4) Medikasi

Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas

tidur seseorang. Jenis obat narkotik diketahui

dapat menekan tidur REM dan menyababkan

seringnya terjaga di malam hari.

5) Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat

mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi

dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena

adanya tryptophan yang merupakan asam amino

dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya,

kebutuhan gizi yang kurang dapat juga

mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang

sulit untuk tidur.


27

6) Kehamilan

Kehamilan adalah masa terjadinya perubahan

besar secara fisik dan emosional. Hal ini

dikarenakan banyaknya perubahan-perubahan

yang terjadi selama kehamilan, misalnya dengan

membesarnya uterus maka akan mempengaruhi

terhadap pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

karena kesulitan untuk menentukan posisi yang

nyaman, selain itu perubahan hormon dapat

menyebabkan perubahan psikis pda wanita hamil

sehingga sulit memulai maupun mempertahankan

tidur.

2.2.3. Kebutuhan tidur pada Ibu Hamil

Dalam Bobak (2004) juga menjelaskan bahwa

kebutuhan tidur pada ibu hamil dibedakan menjadi dua,

yaitu:

1) Tidur siang

Tidur siang menguntungkan dan baik untuk

kesehatan. Tidur siang dilakukan kurang lebih

selama 2 jam dan dilakukan lebih sering dari pada

sebelum hamil. Tidur siang dilakukan untuk


28

mengistirahatkan tubuh dan fisik serta pikiran ibu

hamil. Tidur siang dilakukan setelah jam makan

siang tetapi tidak langsung tidur agar ibu hamil tidak

merasa mual.

2) Tidur malam

Ibu hamil hendaknya lebih banyak tidur pada

malam hari selama ± 8 jam. Ibu hamil sebaiknya

tidur lebih awal dan jangan tidur terlalu malam

karena dapat menurunkan tekanan darah ibu hamil

sehingga bisa berdampak negatif bagi kesehatan

ibu dan janin.

2.3. Kehamilan

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel

telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004). Lamanya kehamilan

normal adalah 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari

(43 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Winkjosastro,

2007). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan

benih di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan

kemudian janin (sampai kelahiran).

Kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode trimester

untuk memudahkan tahap dari perkembangan janin. Trimester I

(minggu 1-13) merupakan usia dengan resiko tinggi terjadi


29

keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada

masa trimester II (minggu 14-26) perkembangan janin dapat

dimonitor dan didiagnosa. Trimester III (minggu 27-40)

menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapat tetap hidup

bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.

2.3.1. Ibu Hamil Trimester I (1-13 minggu)

Wanita hamil trimester I akan lebih berpikir kearah masa

depan dengan kecemasan yang semakin meningkat seiring

berjalannya usia kandungan. Pada umumnya ibu hamil pada

awal kehamilannya akan merasa ketidaknyamanan terkait

perubahan-perubahan yang terjadi (Bobak, 2004).

2.3.1.1. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester I

Menurut Kurnia (2009), perubahan fisiologis yang terjadi

selama trimester I adalah sebagai berikut:

1) Sistem Reproduksi

Perubahan warna atau yang disebut tanda Chadwick

akan terjadi pada vulva, vagina dan serviks. Warna akan

menjadi agak kebiruan/keunguan. Terjadi pula perubahan

pH pada vulva dan vagina dari 4 meningkat menjadi 6,5

yang dapat membuat wanita hamil lebih rentan terhadap

infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan

konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.


30

Pada kehamilan 8 minggu uterus akan mulai

membesar. Pada minggu-minggu pertama, terjadi

hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi

panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak

trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami

kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.

Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama

kehamilan. Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi

pada awal kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum

gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan

progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama

6-7 minggu, kemudian mengecil setelah plasenta

terbentuk.

2) Payudara/ Mammae

Mammae akan membesar dan tegang yang

diakibatkan hormon somatomamotropin, estrogen dan

progesteron, namun belum mengeluarkan ASI.

Pembuluh-pembuluh darah vena yang ada di bawah kulit

juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah

besar pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola

akan membesar dan cenderung menonjol keluar

dinamakan tuberkel montgomery.


31

3) Kulit

Pigmentasi kulit akan terjadi akibat adanya

peningkatan hormon perangsang melanosit sejak akhir

bulan kedua kehamilan sampai aterm. Pigmentasi yang

terjadi berupa warna hitam kecoklatan yang muncul pada

daerah kulit abdomen atau sering disebut Linea nigra.

Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan

leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum

(topeng kehamilan). Pigmentasi ini biasanya akan

menghilang atau berkurang setelah melahirkan.

4) Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

Pembesaran uterus, isi payudara, dan peningkatan

volume darah serta cairan ekstraseluler merupakan faktor

penyebab bertambahnya berat badan. Sebagian kecil

pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh

perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan

air selular dan penumpukan lemak serta protein baru,

yang disebut cadangan ibu. Pada awal kehamilan, terjadi

peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.

5) Perubahan Hematologis

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama

kehamilan. Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit

sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan.


32

Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama

kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi

kebutuhan janin.

6) Sistem Kardiovaskuler

Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi

pada 8 minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu

kelima curah jantung mengalami peningkatan yang

merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler

sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung.

Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume

plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.

7) Sistem Respirasi

Selama masa awal kehamilan akan terjadi

peningkatan usaha nafas kemungkinan diinduksi

terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen.

Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan

PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.

8) Sistem Urinaria

Pada bulan-bulan awal kehamilan, sering timbul

keinginan berkemih yang disebabkan oleh tertekannya

vesika urinaria oleh uterus. Hal itu menghilang seiring

usia kehamilan karena uterus yang telah membesar

keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran


33

ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju

filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat

pada awal kehamilan.

9) Sistem Pencernaan

Timbulnya rasa tidak enak pada bagian pencernaan

disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran

asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi

asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan

muntah karena pengaruh Human Chorionic Gonadotropin

(HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang.

Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa.

Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam

makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi

individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa

mengurang rasa mual.

2.3.1.2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I

Menurut Sulistyawati (2009) perubahan psikologis yang

terjadi pada ibu hamil dengan usia kandungan 0 – 12

minggu adalah berupa perasaan dimana kadang-kadang

akan muncul penolakan, kecemasan, kesedihan. Ibu akan

mencari bukti apakah benar bahwa dirinya sedang hamil


34

atau tidak sehingga setiap perubahan yang terjadi dalam

dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.

2.3.2. Ibu Hamil Trimester II (14-26 minggu)

Usia trimester II kehamilan akan mebuat ibu lebih

berkonsentrasi penuh tentang hal-hal yang berhubungan

dengan kewanitaan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi dan

kebutuhan-kebutuhan janinnya. Wanita hamil yang memasuki

trimester III pun akan lebih mempererat hubungan serta

banyak mencari pengalaman dan informasi untuk

mengembangkan perasaan-perasaan identitas maternalnya

(Bobak, 2004).

2.3.2.1. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester II

Adapun perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil

yang memasuki trimester II menurut Kurnia (2009)

diantaranya adalah:

1) Sistem Reproduksi

Pada kehamilan trimester 2 hormon estrogen dan

progesteron terus meningkat dan terjadi

hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh

darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas

ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual,

khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan

kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh


35

darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema

dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya

membaik selama periode pasca partum. Pada akhir

minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran

tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis

sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada

trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi

dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak

teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai

kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik

dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia

kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan

menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.

2) Payudara / mammae

Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu

dapat keluar cairan kental kekuning-kuningan yang

disebut Kolustrum. Selama trimester dua pertumbuhan

kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat

secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut

sangat besar, dapat timbul striae-striae seperti pada

abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae

secara fungsional lengkap pada pertengahan masa


36

hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen

menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.

3) Kulit

Peningkatan Melanocyte Stimulating Hormone

(MSH) pada masa ini menyebabkan perubahan

cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.

4) Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama

oleh karena perkembangan janin dalam uterus.

5) Perubahan Hematologis

Peningkatan volume darah disebabkan oleh

meningkatnya plasma dan eritrosit. Terjadi hiperplasia

eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan

ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh

meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia

gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit

paling tinggi.

6) Sistem Kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus

akan menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat

ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan

berdampak pada pengurangan darah balik vena ke

jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac


37

output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi

arterial.

7) Sistem pernafasan

Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan

bertambah kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik

kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga

abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume

ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit

akan bertambah secara signifikan.

8) Sistem Urinaria

Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga

pelvis sehingga penekanan pada vesica urinaria pun

berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi

dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia

dan menjadi mudah berdarah bila terluka.

9) Sistem Pencernaan

Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan

usus akan tergeser. Demikian juga dengan organ lain

seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan

lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada

kehamilan trimester.
38

2.3.2.2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Perubuhan psikologis yang terjadi pada ibu hamil pada usia

ini menurut Sulistyawati (2009), antara lain ibu akan merasa

lebih sehat karena tubuh telah terbiasa dengan kadar hormon

yang meningkat. Ibu akan merasakan nyata kehadiran anak

lewat gerakan janin dalam kandungannya, serta merasa

bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya sehingga akan timbul ketertarikan dan aktivitas yang

terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk

peran baru

2.3.3. Ibu Hamil Trimester III (27-40 minggu)

Pada trimester III, ibu hamil lebih berorientasi pada

realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran

anak, dimana akan muncul suatu ikatan antara orang tua dan

janin berkembang pada trimester ini. Pada usia ini ibu hamil

akan lebih memperhatikan tentang keselamatan dirinya dan

janin yang dikandung. Bersamaan dengan harapan akan

hadirnya seorang bayi, akan timbul pula kecemasan

mengenai kemungkinan adanya kelainan fisik maupun mental

pada bayi. Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik akibat

melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat

persalinan perlu mendapat perhatian pula.


39

Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering

mengganggu istirahat dan pola tidur ibu. Dispnea,

peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises

dialami oleh kebanyakan ibu pada kehamilan tahap akhir.

Peningkatan ukuran abdomen mempengaruhi kemampuan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi yang nyaman

sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi semakin tidak sabar

menanti saat-saat semuanya berlalu (Bobak, 2005).

2.3.3.1. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Bobak (2005), beberapa perubahan fisiologis

yang terjadi pada kehamilan trimester III yaitu:

1) Vagina dan vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga

mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi

mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan

kebiru-biruan (tanda Chadwicks). Pada bulan terakhir

kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih

kental.

2) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan

perkembangan sebagai persiapan memberikan Air Susu

Ibu (ASI) pada laktasi. Perkembangan payudara tidak


40

dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan,

yaitu estrogen, progesteron, dan somatomammotropin.

Pada kehamilan 12 minggu ke atas, dari puting susu

dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut

kolostrum.

3) Sirkulasi darah

Setelah kehamilan di atas 30 minggu, terdapat

kecenderungan peningkatan tekanan darah. Sama

halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai

juga mengalami distensi, karena terjadi obstruksi aliran

balik vena akibat tingginya tekanan darah vena yang

kembali dari uterus dan akibat tekanan dari uterus pada

vena cava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena

tungkai dan kadang-kadang pada vena vulva pada wanita

yang rentan.

4) Sistem respirasi

Pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil

akan merasa susah bernafas karena bayi yang berada di

bawah diafragma menekan paru-paru ibu. Tapi setelah

kepala bayi turun ke rongga panggul, biasanya 2-3

minggu sebelum persalinan, ibu akan merasa lega dan

lebih mudah bernafas. Selain itu juga rasa terbakar di

dada (hearthburn) biasanya akan ikut hilang, karena


41

tekanan bagian tubuh bayi di bawah tulang iga ibu sudah

berkurang.

5) Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam

lambung meningkat yang dapat menyebabkan

pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah

lambung terasa panas, morning sickness, dan mual

muntah. Peningkatan progesteron menyebabkan

kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltik

(konstipasi) yang menyebabkan absorbsi air di usus

besar meningkat.

6) Sistem perkemihan

Pada akhir kehamilan, muncul keluhan urinary

frequency, yaitu peningkatan sensitivitas kandung kemih

karena pembesaran uterus yang menekan kandung

kemih, men imbulkan rasa ingin berkemih walaupun

kandung kemih hanya berisi sedikit urin.

2.3.3.2. Perubahan Psikologis pada Ibu hamil Trimester III

Perubahan psikologis pada kehamilan terjadi sebagai

respon terhadap gangguan fisiologis yang terjadi dan

terhadap peningkatan tanggung jawab yang berhubungan


42

dengan kehadiran individu baru yang belum mampu mandiri.

Trimester III merupakan puncak kegembiraan emosi menanti

kelahiran bayi.

Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak

semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan

ketidaknyamanan bertambah sehingga menyebabkan calon

ibu mudah lelah dan tergantung pada pasangan atau orang

lain di sekitarnya. Calon ibu menjadi lebih introspektif dan

mulai banyak memikirkan dan mencemaskan persalinan,

kelahiran, dan bayinya. Hal ini membuat ibu mulai protektif

terhadap bayi yang sedang berkembang dan mencoba

menghindari hal-hal yang dapat melukai kesejahteraannya

(Hamilton, 1995).

Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa

sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu

melahirkan. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena

akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus

yang diterima selama hamil.

Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian

besar wanita mulai mengalami perasaan senang. Kecuali bila

berkembang masalah fisik, kegembiraan ini terbawa sampai

proses persalinan, suatu periode dengan stres yang tinggi.


43

Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum

tergantung pada persiapan dan persepsinya terhadap

kejadian ini (Hamilton, 1995)

2.4. Kerangka Konseptual

Pre-test Senam Hamil Post-test


Menurunkan tingkat kecemasan

Menguatkan otot persalinan


Ibu Hamil Ibu Hamil

Melatih teknik pernapasan

Meningkatan Kualitas Tidur

Baik Sedang Buruk

Gambar 2.1.

Kerangka Teori

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


44

2.5. Hipotesa

Adanya pengaruh senam hamil terhadap kualitas tidur pada

ibu hamil di dua Rumah Sakit swasta Kota Salatiga (Ha)

Anda mungkin juga menyukai