Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Experiment. Penelitian ini

melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

merupakan kelompok kelas yang diajar dengan model pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) dengan pendekatan konstruktivisme sedangkan kelompok kontrol

merupakan kelompok kelas yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kolaka Semester Genap

tahun ajaran 2018/2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 61).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kolaka,

semester genap tahun ajaran 2018/2019. Gambaran populasi dalam penelitian ini

diperlihatkan pada tabel berikut:

38
39

Tabel. 3.1 Populasi Penelitian


Rata – rata nilai tes
No Kelas Jumlah siswa kemampuan
penalaran matematis
1 VIIIA 29 4,85
2 VIIIB 30 6,75
3 VIIIC 28 7,81
Jumlah 87 6,47

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul – betul representatif (Sugiyono, 2016: 62). Sebelum memilih sampel terlebih

dahulu dilakukan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Fmaks Hartley.

Glass dan Hopkins (Kadir, 2015: 163) menyatakan bahwa uji homogenitas ini sama

dengan uji Bartlett. Adapun rumus uji homogenitas varians dengan menggunakan

uji Fmaks Hartley yaitu:

Varians Terbesar
FMaks  (Kadir, 2015: 164)
Varians Terkecil

dengan derajat bebas: db1  n1  1 dan db2  n2  1

hipotesis yang akan diuji adalah:

H 0 :  12   2 2   32   4 2  ...   k 2

H1 : Bukan H 0
40

3.4 Variabel dan Desain Penelitian

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari model pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) dengan pendekatan konstruktivisme  X1  , pembelajaran

konvensional  X 2  , serta kemampuan penalaran matematis Y  .

3.4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah posttest-only control group design dimana pada

akhir pembelajaran kedua kelas di beri tes.

R X1 O1

R - O2 (Sugiyono, 2014: 76)

Keterangan:

R : Random

X1 : Perlakuan pada kelompok kelas eksperimen

- : Perlakuan pada kelompok kelas kontrol

O1 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen setelah perlakuan

O2 : Kemampuan penalaran matematis siswa kelas kontrol setelah perlakuan

3.5 Devinisi Operasional

1. Kemampuan penalaran matematis yang dimaksud dalam penilitian ini

adalah: (1) Kemampuan memeriksa kesasihan suatu argumen; (2)

kemampuan melakukan manipulasi matematika; (3) kemampuan


41

menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram.

2. Model pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) yang dimaksud adalah

suatu pembelajaran yang mengantarkan siswa pada suatu konsep baru

yang mereka temukan dari hasil memecahkan masalah. Siswa yang

terbiasa dihadapkan dengan masalah dari mampu menyelesaikannya akan

menjadi lebih percaya diri dan tidak mudah menyerah menghadapi

tantangan. Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran Means-

Ends Analysis (MEA) adalah: (1) mengorientasikan siswa pada masalah;

(2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing pengalaman

individu/kelompok; (4) mengidentifikasi dan menyajikan hasil karya; (5)

menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3. Efektivitas adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan pekerjaan atau

seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai

dengan tepat guna dimana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu

sehingga mencapai tujuan yang diharapkan dengan maksimal. Efektivitas

dalam penelitian ini dikaitkan dengan pembelajaran sehingga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

4. Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan yang menekankan

pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat

keterlibatkan aktif dalam proses belajar mengajar. Salvin dalam Panduan

Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Traktual dan Terpopuler dikutip

oleh Agus N. Cahyo menjelaskan bahwa dalam konstruktivisme para


42

siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui

tingkatan/interasi dengan dunia nyata. Berkenaan dengan praktik kelas,

pendekatan konstruktivisme mendukung kurikulum dan pengajaran

student center bukannya teacher center. Siswa adalah kunci pembelajaran.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

teknik tes, observasi dan dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan

data yang berkaiatan dengan kemampuan penalaran matematis siswa, observasi

digunakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dan dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data berupa daftar nama dan jumlah siswa dan dokumentasi

gambar yang berupa foto aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Tes Kemampuan Penalaran Matematis

Tes kemampuan penalaran matematis dilakukan pada akhir pembelajaran

pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Soal tes dilakukan untuk

memperoleh kemampuan penalaran matematis siswa.

Selanjutnya, nilai rata – rata kemampuan penalaran matematis

dikategorikan ke dalam beberapa kategori Wulandari (2011: 32) seperti yang tertera

pada tabel berikut:


43

Tabel 3.2 Kategori Rata-rata Kemampuan Penalaran Matematis


Rata-rata  x  Kualifikasi

75  x  100 Sangat Baik


50  x  75 Baik
25  x  50 Cukup
 x  25 Tidak Baik

3.7.2 Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa disusun berdasarkan penerapan model

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA). Lembar observasi ini bertujuan untuk

mencatat aktivitas siswa berkaitan dengan situasi masalah yang diberikan guru

ketika diterapkannya model pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dengan

pendekatan konstruktivisme.

3.7.3 Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru disusun berdasarkan peranan model pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA). Lembar observasi ini dirancang untuk mengetahui

aktivitas mengajar guru yang ideal, sesuai dengan langkah – langka model

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA).

3.8 Analisis Instrumen

3.8.1 Analisis Validitas Butir Tes Kemampuan Penalaran Matematis

Validitas suatu butir tes melukiskan derajat kesahihan atau korelasi (r) skor

siswa pada butir yang bersangkutan dibandingkan dengan skor siswa pada seluruh

butir (Hendriana, 2014: 62). Formula yang digunakan untuk mengetahui validitas
44

konsep instrumen melalui tes uji coba yaitu, peneliti menggunakan rumus Product

Moment/Person untuk koefisien validitasnya yaitu:

 n   n  n 
n   X iYi     X i   Yi 
rxy   i 1   i 1  i 1 
 n  n    n
2
 n  
2

n X i    X i   n Yi    Yi  
 i 1  i 1    i 1  i 1  

(Sugiyono, 2014: 356)

dengan:

rxy : Koefisien korelasi

 X : Jumlah skor item


i 1
i

 Y : Jumlah skor total


i 1
i

n : Jumlah responden

Pengujian signifikasi untuk setiap koefisien korelasi yang diperoleh

digunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

r n2
thit  (Sudjana, 2005: 377)
1 r2

Keterangan:

n : jumlah responden

r : nilai koefisien korelasi ( rxy )

Hipotesis statistik yang diuji adalah:

H 0 :  = 0 , yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara skor butir soal dengan

skor total
45

H1 :   0 , yaitu ada hubungan yang signifikan antara skor butir soal dengan skor

total

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas ( sig. ) lebih kecil dari

0,05 atau jika thitung > t tabel maka H 0 ditolak atau dengan kata lain butir soal valid.

Interprestasi koefisien korelasi hasil perhitungan dengan klasifikasi menurut

Arikunto (Suriarta 2016: 43) sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi


Koefisien Korelasi Interprestasi
0,80  rxy  1, 00 Sangat Tinggi

0, 60  rxy  0,80 Tinggi

0, 40  rxy  0, 60 Cukup

0, 20  rxy  0, 40 Rendah

0, 00  rxy  0, 20 Sangat Rendah

3.8.2 Analisis Reliabilitas Butir Tes Kemampuan Penalaran Matematis

Reliabilitas memuat arti dapat dipercaya, konsisten, tegap dan relevan.

Suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas yang memadai artinya jika alat ukur

tersebut diperlakukan di waktu yang berbeda, pada sekelompok orang yang

berbeda, dan oleh orang yang berbeda akan memberikan hasil pengukuran yang

sama. Dengan kata lain alat ukur tersebut tetap konsisten (Hendriana 2014: 59). Uji

reliabilitas dapat menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α) sebagai berikut:


46

 k

 k    si2 
r11    1 2  , k  1
i 1

 k 1   st 
 
 

(Sundayana, 2014: 69)

dengan:

r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item

k : banyak butir pertanyaan yang valid

S i2 : varians skor butir ke- i

S t2 : varians skor total

Nilai r11 tersebut diinterprestasikan menurut kategori Guilford (1956: 145)

sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Reliabilitas


Koefisien Interprestasi
0,80  r11  1,00 Relibilitas Sangat Tinggi

0,60  r11  0,80 Relibilitas Tinggi

0, 40  r11  0,60 Relibilitas Sedang

0, 20  r11  0, 40 Relibilitas Rendah

r11  0, 20 Relibilitas Sangat Rendah

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan


47

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Pada penelitian ini analisis deskriptif

digunakan untuk melihat gambaran data penelitian berupa hasil belajar matematika

dari kedua kelas, yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) dan kelas yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional. Untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data penelitian yang

berkaitan tentang mean, median, modus, range, jangkauan antar kuartil, varians dan

standar deviasi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Range

Range ialah selisih data tertinggi dengan data terendah. Range digunakan untuk

melihat tingkat variasi kelompok. Range dirumuskan dengan:

R  X maks  X min (Siregar, 2015: 139)

dengan:

R : range data

X maks : data terbesar

Xmin : data terkecil

2. Modus

Menghitung modus dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan cara

mencari nilai yang paling sering muncul diantara sebaran data (Siregar, 2015: 137).

3. Median

Median merupakan letak tengah data setelah diurutkan nilainya, dengan

median kita dapat mengetahui bahwa setengah data paling rendah atau paling tinggi

sama dengan median. Median dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
48

Untuk data ganjil

Me  X 1 (Siregar, 2015: 138)


( n 1)
2

Untuk data genap

Xn  Xn
1
Me  2 2
2

dengan:

M e : median

X : data

n : banyak responden

4. Mean

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata –

rata dari kelompok tersebut. Rata – rata (Mean) diperoleh dengan menjumlahkan

data seluruh individu dalam kelompok, kemudian dibagi dengan jumlah individu

yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dirumuskan dengan:

X i
X i 1
(Sugiyono, 2016: 49)
n

dengan:

x : mean (rata – rata)

Xi : nilai data ke-i

n : banyak responden

5. Jangkauan Antar Kuartil


49

Jangkauan antar kuartil merupakan selisih antara nilai kuartil atas dan Kuartil

bawah. Jangkauan antar kuartil dapat dihitung dengan rumus:

J k  Q3  Q1 (Siregar, 2015: 140)

dengan:

Jk : jangkaun antar kuartil

Q3 : kuartil ke 3

Q1 : kuartil ke 1

6. Varians

Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai – nilai individual

terhadap rata – rata kelompok. Varians dapat dihitung dengan rumus:

 X i X
s 
2 i 1
(Sugiyono, 2016: 56)
n 1

dengan:

s2 : varians

X : rata – rata

Xi : nilai data ke-i

n : banyak responden

7. Simpangan Baku
50

Simpangan baku ialah suatu nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi

kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari rata – rata. Simpangan baku

skor hasil tes dihitung dengan menggunakan rumus:

 X i X
s i 1
(Sugiyono, 2016: 58)
n 1

dengan:

s : standar deviasi

X : rata – rata nilai kemampuan penalaran matematis siswa

Xi : nilai data ke-i

n : banyak responden

3.9.2 Analisis Inferensial

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui populasi berdistribusi

normal atau tidak. Jika populasi berdistribusi normal maka data menggunakan uji

statistik parametrik dan Jika populasi tidak berdistribusi normal maka data

menggunakan uji statistik non parametrik. Untuk keperluan ini digunakan statistik

uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan % atau 0, 05 .

Dengan syarat:

Perumusan hipotesis:

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal


51

D  Maks( F (Zi )  Fn1 ( X i ) , F (Zi )  Fn ( X i )

dengan:

F ( Z i ) : fungsi distribusi kumulatif teoritik

Fn ( X i ) : fungsi distribusi kumulatif empiris

Langkah – langkah yang diperlukan dalam pengujian ini adalah sebagai

berikut:

1. Urutkan data dari yag terkecil sampai data yang terbesar,

2. Buat frekuensi kumulatif relatif Fn ( X i )

3. Untuk memudahkan perhitungan buat tabel daftar Fn ( X i )

Xi  X
4. Konversi nilai Xi ke (Zi) yaitu Zi 
s

5. Tentukan luas daerah di bawah kurva normal ( F ( zi ))

6. ai  F (Zi )  Fni ( X i ) dan bi  F (Zi )  Fni 1 ( X i )

7. Lihat nilai maks D  max(ai , bi ) (Nasrum, 2017: 3)


1i  n

Menentukan nilai Dtabel

1,36
8. Dtabel 
n

(Thode, 2002 : 101)

9. Kesimpulan

D  Dtabel , berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

D  Dtabel , berarti sampel dari populasi yang tidak distribusi normal.


52

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas digunakan untuk menyelidiki apakah kedua sampel

mempunyai varians yang sama atau tidak (homogen). Uji yang digunakan adalah

uji F dengan hipotesis sebagai berikut:

H 0 :  21   2 2 (varians data homogen)

H 0 :  21   2 2 (varians data tidak homogen)

Rumus yang digunakan untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:

varians terbesar
Fhitung  (Sugiyono, 2014: 261)
varians terkecil

Pengujian dilakukan dengan   0,05 dengan kriteria pengujian adalah tolak H 0

jika Fhitung  Ftabel artinya varians kedua kelompok tidak homogen.

3.10 Hipotesis Statistik

Rumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H 0 : 1  2 lawan H1 : 1  2

dengan:

1 : parameter rata – rata kemampuan penalaran matematis siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA).

2 : parameter rata – rata kemampuan penalaran matematis siswa yang diajar

menggunakan pembelajaran konvensional.


53

Kriteria pengujiannya : “Tolak H 0 , jika thitung  ttabel dalam hal lain H 0

diterima jika thitung  ttabel ”.

1. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t beda dua sampel berpasangan dengan

syarat data berdistribusi normal dan memiliki varians sama yang disebut dengan

paired sampel t-test

( X 1  X 2 )  ( 1  2 )
t (Walpole, 2012: 289)
(n1  1) s12   n1  1 s2 2  1 1 
  
n1  n2  2  n1 n2 

dengan:

t : harga uji statistik

X 1 : rata – rata posttest siswa kelas eksperimen

X 2 : rata – rata posttest siswa kelas kontrol

n1 : banyak sampel kelas eksperimen

n2 : banyak sampel kelas kontrol

2
s1 : variansi data kelas eksperimen

2
s 2 : variansi data kelas kontrol

Anda mungkin juga menyukai