Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


(PPI)

RS X
......................................... Telp ......................................
MEDAN – INDONESIA
2015

0
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB I
PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini banyak bermunculan pelbagai macam penyakit infeksi yang bersifat
emerging, new emerging maupun re-emerging. Cara penularan penyakit-penyakit infeksi
yang dikategorikan dalam kasus emerging, new emerging dan re-emerging tersebut telah
diketahui namun apabila pelayanan pada saat perawatan di rumah sakit tidak dilakukan
sesuai standar prosedur operasional akan menyebabkan malapetaka yang besar. Oleh
karena itu, program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang melibatkan
berbagai unsur mulai dari pimpinan sampai petugas kesehatan itu sendiri menjadi sangat
penting.
Seperti kita ketahui rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang
bermutu akuntabel dan transparan terhadap pasien, keluarga pasien dan pengunjung
rumah sakit. Berbagai dasar hukum baik yang bersifat perdata maupun pidana memiliki
peran dalam rumah sakit berkaitan dengan rumah sakit sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dan masyarakat sebagai penerimaan pelayanan kesehatan.
Dan dengan adanya teknis pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
yang disusun oleh Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS X dapat dijadikan
sebagai suatu Pedoman yang diterapkan secara optimal dilingkungan RS X.
RS X sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat oleh karena itu RS X dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung
di RS X dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi
yang diperoleh di RS X, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke RS X.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di RS X perlu diterapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan -
pelaksanaan - pembinaan - pendidikan dan pelatihan - monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi RS X sangat penting karena menggambarkan
mutu pelayanan di RS X. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi yang
bersifat new emerging, emerging disease dan re-emerging disease.
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan
datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
1
pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di RS X tidak
saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah
yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang berlaku.
Berdasarkan dokumen yang tersedia, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada serta
kemampuan sumber daya manusia yang ada dilingkungan RS X maka Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS X mencoba menyusun Buku Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dapat diterapkan di RS X.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RS X

Menurut Persi (2013) jumlah rumah sakit yang tersebar di 32 (tiga puluh dua)
provinsi wilayah Republik Indonesia sebanyak 1488 rumah sakit. Khusus provinsi
Sumatera Utara terdapat 71 (tujuh puluh satu) rumah sakit. RS X merupakan salah satu
rumah sakit yang ada di provinsi Sumatera Utara.
RS X terletak di Jalan Pelita No. 20 A Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Medan
Barat. Rumah Sakit tersebut berdiri di atas lahan seluas 26,5 x 24,2 m2 .
Sejarah berdirinya RS X dimulai dari klinik bersalin yang didirikan oleh Yayasan
RS X pada tanggal 7 Agustus 1965 terletak di Jalan Pelita No.1 Medan. Pada tahun 1967
klinik bersalin tersebut pindah ke Jalan Merbabu disebabkan masa sewa bangunan sudah
habis masa berlakunya. Pada tahun 1973 klinik bersalin mulai mengembangkan diri
menjadi Rumah Sakit Umum. Pengembangan rumah sakit senantiasa dilakukan hal
tersebut dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan tidak sebatas pada penyakit
kebidanan dan kandungan akan tetapi juga terdapat pelayanan gawat darurat, praktek
dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis sehingga Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia menetapkan RS X sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.03.05/ I/ 1014/ 2011 pada
tanggal 18 April 2011.
Seiring dengan perkembangan zaman, RS X terus melakukan pembenahan diri
dengan perubahan badan hukum dari Yayasan RS X menjadi PT. Fajar Baru pada tahun
2008, dari segi infrastruktur pengembangannya seperti penambahan gedung di belakang
rumah sakit dilakukan sejak tahun 2009 untuk penempatan penampungan sementara
limbah medis padat, gudang logistik, unit kerja Pemeliharaan Sarana Prasarana dan
Peralatan Rumah Sakit (PSP2RS), kantor manajemen administrasi dan ruang rapat.
Ekspansi bangunan juga dilakukan di sebelah kanan rumah sakit pada tahun 2012
sehingga ada ruang untuk penambahan poliklinik spesialis, ruang rawat inap khusus
untuk anak dan pengadaan High Dependency Unit (HDU) serta penambahan alat
endoskopi yang baru dilaksanakan pada tahun 2013.
Pelayanan medik umum yang tersedia adalah dokter jaga Unit Gawat Darurat dan
dokter jaga ruangan yang stand by 24 jam, Unit Kamar Bersalin, selain itu pelayanan
medik spesialis dasar on call dan pelayanan medik spesialis lain dan subspesialis on call
dari berbagai disiplin ilmu. Untuk mendukung pelayanan tersebut perlu fasilitas
penunjang klinik dan non klinik. Fasilitas penunjang klinik antara lain Unit Rawat Inap
dengan kapasitas 72 TT, Unit Rawat Jalan, Unit Kamar Operasi, Unit Rawat Intensif,
Unit Radiologi (Rontgen, CT Scan, Ultrasonografi), Unit Laboratorium, Unit Farmasi,
Unit Fisioterapi, Instalasi Rekam Medis dan Pendaftaran. Fasilitas penunjang non klinik
3
antara lain Unit Gizi dan Dapur, Unit Sanitasi, Unit Linen dan Laundry, Unit
Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit (PSP2RS), Unit Ambulance,
Unit Kamar Jenazah, Unit Satpam, Bidang Umum dan Keuangan.
Selain penambahan fasilitas, sarana dan prasarana, program pengembangan Sumber
Daya Manusia di RS X juga dilaksanakan dengan pengadaan pendidikan dan pelatihan
(diklat) berupa pelatihan internal secara berkala baik kepada dokter, perawat/bidan,
tenaga kesehatan lainnya maupun tenaga non kesehatan. Program diklat yaitu pelatihan
internal tersebut dilaksanakan bertujuan untuk pengembangan pengetahuan dan
keterampilan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan yang bermutu khususnya di RS X.
Salah satu wujud pembenahan diri dalam upaya peningkatan mutu adalah
terlaksananya Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 pada tanggal 11-13 Juni 2012 dengan
predikat lulus tingkat dasar 5 (lima) pelayanan sesuai dengan Sertifikat Akreditasi Rumah
Sakit No. KARS-SERT/ 572/ VI/ 2012 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
RS X merupakan salah satu rumah sakit umum swasta yang terletak di daerah
pemukiman padat penduduk secara faktual merupakan suatu industri pelayanan kesehatan
yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi, akan tetapi dalam penyelenggaraannya juga
tidak terlepas pada pelayanan sosial kemanusiaan. Kegiatan sosial yang dilakukan RS X
yaitu pengobatan kepada korban gempa bumi dan tsunami provinsi Aceh secara gratis di
tahun 2004 lalu, bekerjasama dengan berbagai yayasan sosial membantu pelayanan
masyarakat kurang mampu dan berpartisipasi dalam berbagai bakti sosial dan pengobatan
gratis.
Selamahampir 50(lima puluh) tahun keberadaannya di Kota Medan diharapkan RS
X mampu memberikan pelayanan kesehatan prima dan dapat menjadi rumah sakit pilihan
untuk masyarakat luas Sumatera Utara khususnya Kota Medan.

4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN RS X

1. Visi rumah sakit :


Menjadikan RS X sebagai rumah sakit pilihan dan kebanggaan masyarakat
Sumatera Utara.

2. Misi Rumah Sakit :


1. Meningkatkan mutu pelayanan dengan sasaran kepuasan pasien
2. Mengutamakan keselamatan pasien
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Menjamin tersedianya dan pemanfaatan sarana prasarana yang berkualitas
secara berkesinambungan

3. Falsafah Rumah Sakit :


RS X adalah rumah sakit swasta yang bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan dilakukan tanpa membedakan
suku, bangsa, agama dan tingkat sosial ekonomi.

4. Tujuan Rumah Sakit :


Tercapainya kualitas pelayanan yang prima melalui pemberdayaan Sumber Daya
Manusia dan penyediaan fasilitas yang memadai.

5. Motto Rumah Sakit :


OKE
O = OBJEKTIF
K = KERAMAHAN
E = EKONOMIS

1) RS X di dalam memberikan pelayanan berpegang pada kedisiplinan di semua


pelayanan dan semua pegawai dan perawat di RS X harus melayani sesuai
dengan standar prosedur operasional.
2) RS X harus menampilkan ciri rumah sakit yang Elegan, dalam arti
berpenampilan kinerja yang baik sehingga menimbulkan rasa bangga bagi
para pegawai / perawat yang bekerja di RS X dan rasa bangga bagi pasien
yang dirawat di RS X .
3) RS X harus luwes di dalam menangani semua masalah medis dan non medis
sehingga kegiatan pelayanan di rumah sakit dapat berjalan dengan luwes
sesuai dengan standar prosedur operasional.

5
4) RS X selalu Inovatif dalam semua pelayanan khususnya selalu berusaha
mengadakan alat-alat canggih guna menunjang diagnosa penyakit.
5) RS X selalu berusaha se Objektif mungkin dalam menentukan diagnosa dan
menentukan jenis tindakan / perawatan yang akan dijalani pasien.
6) RS X selalu menunjukkan Keramahan di semua pelayanan guna menunjang
kesembuhan pasien.
7) RS X didalam menentukan tarif selalu berpedoman terhadap rasa keadilan dan
kemampuan masyarakat.

6. Peran Rumah Sakit :


1. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan
2. Menyelenggarakan Pelayanan Medik
3. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik
4. Menyelenggarakan Pelayanan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
5. Menyelenggarakan Pelayanan Rehabilitasi Medik
6. Menyelenggarakan Pelayanan Administrasi dan Keuangan Rumah Sakit.
7. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial bekerjasama dengan beberapa
Yayasan Sosial.

7. Nilai-Nilai Rumah Sakit :


1. Kejujuran
2. Komitmen (satu kata dengan perbuatan)
3. Konsisten (tetap pada pendirian)
4. Kualitas (Disiplin)
5. Akuntabilitas (tanggung jawab)

B. Falsafah Dan Tujuan Pencegahan Dan Pengendalian RS X


1. Falsafah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
Melakukan Pencegahan dan Proteksi agar tidak terjadinya infeksi kepada pasien,
keluarga, tenaga medis dan non medis selama berada di lingkungan Rumah
Sakit.

2. Tujuan Pencegahan Pengendalian Infeksi :


a. Menurunkan angka kejadian Infeksi Nosokomial.
b. Menjadikan proteksi / perlindungan terhadap lingkungan Rumah Sakit.
c. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian.

6
DIREKTUR

 PANITIA MUTU & KESELAMATAN PASIEN KOMITE MEDIK KOMITE SATUAN PEMERIKSAAN
 PANITIA ETIK & DISIPLIN RS KEPERAWATAN INTERNAL
 PANITIA K3
 PANITIA PPI RS
 PANITIA DOTS TB
 PANITIA PONEK SUB
SUB
SUB SUB
SUB
SUB
KOMITE KOMITE
 PANITIA REKAM MEDIS KOMITE
KREDENSIA
MUTU
KOMITE ETIKA
&
KOMITE
KREDENSIA
MUTU
KOMITE ETIK &
DISIPLIN
PROFESI PROFESI
 PANITIA FARMASI L DISIPLIN L PROFESI
PROFESI
 PANITIA AKREDITASI
 PANITIA PROMOSI RUMAH SAKIT

BIDANG BIDANG PENUNJANG BAGIAN UMUM &


BIDANG KEPERAWATAN PELAYANAN MEDIK DAN NON MEDIK KEUANGAN
MEDIK

SUB BID I SUB BID II SUB BID III


( Mutu SDM ( Etika Mutu ( Logistik
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
Pengembangan Asuhan Keperawatan ) UNIT UNIT
UNIT
PERSONALIA URT / KEUANGAN
GAWAT LINEN &
Keperawatan) Keperawatan) DARURAT
RADIOLOGI
LAUNDRY DAN DIKLAT LOGISTIK & AKUNTANSI

UNIT UNIT UNIT


RAWAT LABORAT PSP2RS
JALAN ORIUM

KELOMPOK STAF MEDIS UNIT


UNIT UNIT
RAWAT
FARMASI SANITASI
INAP

UNIT INSTALASI UNIT


KAMAR REKAM KAMAR
BERSALIN MEDIS JENAZAH
HUMAS PENATA
& KASIR BENDAHAR
REKENING A
PEMASARA
UNIT N
RAWAT UNIT UNIT
INTENSIF FISIOTERA AMBULANC
PI E

UNIT
UNIT GIZI UNIT
7
KAMAR PIUTANG PENAGIHA DEPOSIT
& DAPUR SATPAM
OPERASI PERUSAHAA N HUTANG DOKTER
N
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT
DI RS X

DIREKTUR

KA. PANITIA PPI

SEKRETARIS (IPCN)

ANGGOTA PANITIA PPI

IPCLN

Ditetapkan di ...........................
Pada Tanggal ………………...

Direktur RS X,

dr. X

8
BAB VI
URAIAN JABATAN ORGANISASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

A. Direktur
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Membentuk Panitia PPIRS dengan Surat Keputusan.
2. Bertanggung jawab dan miliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian HAIs
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian HAIs
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian HAIs
berdasarkan saran dari Panitia PPIRS.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotik yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Panitia PPIRS.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap
berdasarkan saran dari Panitia PPIRS.
8. Mengesahkan Standar operasional prosedur (SPO) untuk PPIRS.

B. Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit


1. Ketua Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS X
a. Uraian Tugas :
1) Membuat dan mengevaluasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi
2) Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan rumah sakit.
3) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
4) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
5) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika.
6) Mengadakan kegiatan konsultasi/penyuluhan masalah infeksi kepada
Tenaga Medik, Non Medik dan Tenaga Lainnya serta pengguna jasa
Rumah Sakit Sri Pamela
7) Menelaah pelaksanaan surveilans infeksi nosokomial, serta memberikan
umpan baliknya kepada pihak yang terkait tentang data surveilans
pencegahan dan pengendalian infeksi yang relevan.

9
8) Pengembangan program pendidikan dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan infeksi nosokomial bagi staf yang membutuhkan.
9) Mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan universal diseluruh lapisan
karyawan rumah sakit.
10) Bekerjasama dengan anggota dalam melakukan investigasi masalah atau
kejadian luar biasa infeksi nosokomial.
11) Berkoordinasi dengan unit terkait lainnya.
12) Menerima laporan dari Anggota Panitia pencegahan pengendalian infeksi
dan membuat laporan kepada Direktur.

b. Wewenang :
1) Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan staf/pegawai RS X dalam
melaksanakan kebijakan direktur tentang Pencegahan danPengendalian
Infeksi Rumah Sakit.
2) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
3) Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional dirumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika.
4) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam pencegahan pengendalian infeksi.
5) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip
pencegahan pengendalian infeksi dan aman bagi yang menggunakan.
6) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.

c. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaksanaan program PPI
dan program pelatihan dan pendidikan PPI
2) Bertanggung jawab terhadap evaluasi, rekomendasi, dan tindak lanjut
program dengan melaksanakan pertemuan & pelaporan berkala setiap 3
bulan sekali
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelidikan sewaktu ada
indikasi kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit dan mengevaluasi
efektivitas dan dampak dari kebijakan pengendalian infeksi, prosedur dan
peralatan.

2. Sekretaris
10
a. Uraian Tugas :
1) Pengadaan kelengkapan administrasi program pencegahan dan
pengendalian Infeksi.
2) Penyusunan kebutuhan anggaran untuk kegiatan Pencegahan &
Pengendalian Infeksi
3) Melaksanakan kegiatan administrasi umum Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
4) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi dilingkungan kerjanya baik rumah sakit dan fasilitas dan
pelayanan kesehatan lainnya.
5) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
6) Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
7) Memonitor kesehatan lingkungan.
8) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

b. Wewenang :
1) Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan Isolasi
2) Memonitor terhadap pengendalian antibiotik yang rasional
3) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
4) Memberikan saran design ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI
5) Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap
penatalaksanaan limbah, laundry, gizi dan lain lain dengan menggunakan
daftar tilik
6) Sebagai koordinator antar unit kerja dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.
7) Menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang
terjadi di rumah sakit.
c. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan kegiatan Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
2) Bersama Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melakukan
pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit.
11
3) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
4) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit.
5) Melakukan penyelidikan sewaktu ada indikasi kejadian luar biasa (KLB)
di Rumah Sakit dan bersama Panitia memperbaiki kesalahan yang terjadi.

3. Anggota Panitia
a. Uraian Tugas Anggota Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) Rumah Sakit :
1. Bersama Ka. Panitia PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI di Rumah Sakit.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di setiap unit rawat inap.
3. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
4. Melakukan investigasi terhadap KLB dam bersama-sama Ka. Panitia
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
5. Mendesain melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilens yang
terjadi di Rumah Sakit.
6. Berkoordinasi dengan Panitia PPI saat terjadi KLB diruang rawat inap.
7. Konsultasi dengan Panitia PPI dalam pelaksanaan prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.

b. Wewenang :
1) Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan staf/pegawai RS X dalam
melaksanakan kebijakan direktur tentang Pencegahan danPengendalian
Infeksi Rumah Sakit.
2) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
3) Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional dirumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika.
4) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam pencegahan pengendalian infeksi.
5) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip
pencegahan pengendalian infeksi dan aman bagi yang menggunakan.
6) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
12
c. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaksanaan program PPI
dan program pelatihan dan pendidikan PPI
2) Bertanggung jawab terhadap evaluasi, rekomendasi, dan tindak lanjut
program dengan melaksanakan pertemuan & pelaporan berkala setiap 3
bulan sekali
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelidikan sewaktu ada
indikasi kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit dan mengevaluasi
efektivitas dan dampak dari kebijakan pengendalian infeksi, prosedur dan
peralatan.

4. IPCLN
a. Uraian Tugas :
1) Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap masing-masing dan menyerahkannya kepada IPCN ketika
pasien pulang.
2) Berkoordinasi dangan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung diruang rawat masing-masing, konsultasi
prosedur yang harus dijalankan bila belum paham.

b. Wewenang :
1) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.
2) Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
standar isolasi

c. Tanggung Jawab :
Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi pada
pasien.

13

Anda mungkin juga menyukai