Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kedelai merupakan salah satu jenis tanaman polong-polongan


(golongan Leguminoceae). Terdapat dua spesies kedelai yang biasa dibudidayakan,
yaitu kedelai putih (Glycine max) dan kedelai hitam (Glycinesoja). Kedelai putih
(berwarna kuning, agak putih, atau hijau) merupakan tanaman asli Asia subtropik,
seperti Cina dan Jepang Selatan sedangkan kedelai hitam berasal dari Asia tropik,
seperti Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Tanaman kedelai merupakan salah satu
komoditi palawija yang mempunyai peranan penting di Indonesia dan memiliki
potensi serta prospek yang baik untuk diusahakan, karena tanaman ini relatif mudah
dibudidayakan .
Kedelai merupakan tanaman yang strategis di dunia petanian, banyak
masyarakat indonesia yang memiliki ketergantungan terhadap pengkonsumsian
kedelai. Namun yang menjadi permasalahan adalah Indonesi belum mampu
membudidayakan kacang kedelai tesebut dengan baik. Kendala yang sering
ditemukan dalam pembudidayaan kedelai ini adalah hama yang menyerang.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, Serangga termasuk bagian dari hama yang
selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu hampir
semua jenis tanaman yang dibudidayakan selalu diganggu oleh kehadiran serangga
hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut
tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun
kuantitatif dan mampu merurunkan produksi.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui hama penting pada tanaman kedelai
2. Mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman kedelai

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TANAMAN KEDELAI (Glycine max)


Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Familia : Leguminosae,
Subfamili : Papilionoidae, Genus : Glycine, Species : Glycine max L
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Kedelai
merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia
Kedelai yang tumbuh secara liar di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis.
Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine
max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau)
dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). Kedelai dibudidayakan di
lahan sawah maupun lahan kering (ladang).

2.1.1 Morfologi tanaman kedelai

Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem


perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan
menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning,
hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada
dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang
bundar atau bulat agak pipih.
Kecambah Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul
diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu
atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu
berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.

2
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika
kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap
unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan
kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman
dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan
tempat terbentuknya bintil-bintil akar.
Kedelai berbatang memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6
cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak
bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas
(determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-
indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri
pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama
besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang
tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas
dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang
lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara
kedua tipe lainnya.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat
jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup
sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas
batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong
walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok
sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 –
250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu.
Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan
berubah menjadi kehitaman.

3
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang
daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk
selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun
bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis,
dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun
menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
2.1.2 Syarat Pertumbuhan
1 Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
subtropis. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan
sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman
kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 ᵒC, suhu optimum bagi
pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 ᵒC. Pada proses perkecambahan benih 30 ᵒC.
2 Media Tanam
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi
tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol
dan andosol.
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0
3 Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di
lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.

2.2 HAMA TANAMAN


Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak
tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu
tanaman berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga
hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan

4
thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis
serangga dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang
selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi
pertanian. Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga
tanaman akan layu dan bahkan mati.
Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing,
diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit,
mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek.
Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga
memiliki beberapa ordo yaitu :
2.2.1. Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan
yaitu telur, nimfa ,imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya
semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya
(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan
lebih tebal dan sempit disebut tegmina. jantan mengerik dengan menggunakan
tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir
saingannya. betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk
meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit (Hansamunahito, 2006).
2.2.2. Ordo Hemiptera
Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". serangga dari ordo ini
memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian
belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota
Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang
seluruhnya tipis dan transparan. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna.
(Nonadita,2008). Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang
tebal dan sepasang lagi seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang
antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap, (Nonadita, 2008).

5
2.2.3. Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan
yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan
bentuk sama dengan dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian
kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ
tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito,
2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua
pasang sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang digunakan
untuk terbang,(Hansamunahito, 2006).
2.2.4. Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna adalah telur menjadi larva menjadi pupa dan pupa
menjadiimago.Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan
dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan
kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago
adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap depan keras,
tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti
selaput. Tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di
permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit
pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan, Beberapa contoh
anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang janur kelapa
(Brontispa longissimaGestr)(Hansamunahito, 2006).
2.2.5. Ordo Lepidoptera
Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah warna transparan,
kuning diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah
muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan

6
kepala coklat. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa
stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5
mm, berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi.
Stadium dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang
pada puru-puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal.
Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai 2 pasang sayap
yang dilapisi sisik,adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya
antara lain, Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah
(Attacus atlasL), Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).
2.2.6. Ordo Diptera
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia
: telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu menjadi dewasa.
Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging,
namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator .
Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat
mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-
pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna
(holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan
daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah (Dacus sp) lalat predator
pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah (Musca domestica Linn.).
Gejala adalah keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap aktivitas
dari pathogen atau faktor lain. (sastrohidayat,2011)

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Ilmu Hama Tumbuhan mulai tanggal 30 Agustus – 28
November 2016. Lokasi praktikum di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


 Alat yang digunakan :  Bahan yang digunakan :
v Cangkul v Benih Kedelai
v Sabit/ parang v Pupuk kandang ayam
v Kayu tugal v Air
v Gunting/ curter
v Alat tulis
v Kamera
v Tali plastik Garu
v Meteran
v Gembor

3.3 Prosedur kerja


Kegiatan pelaksanaan praktikum pada tanaman kedelai dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu:
1. Persiapan lahan
Dilakukan untuk menghilangkan gulma-gulma yang ada pada lahan sebelum
lahan ditanami kembali.
Setelah itu lahan dicangkul untuk menggemburkan tanah dan dibuat petakan dengan
ukuran petakan 2m x 2m,
2. Pemberian Pupuk Kandang Ayam
Pemberian pupuk kandang ayam pada tanggal 30 Agustus 2016. Pemberian
pupuk kandang ayam dengan dosis 4 kg/bedengan, dengan cara ditaburkan kemudian

8
diratakan menggunakan cangkul. Bedengan yang telah diberi pupuk kandang ayam di
biarkan selama 1 minggu dan setiap hari disiram pada pagi hari dan sore hari.
3. Penanaman
Pada kegitan praktikum ini penanaman dilakukan setelah 1 minggu
pemupukan. pembuatan lubang tanam dengan kedalaman 3 cm, dengan jarak tanam
25 x 25 cm dan setiap lubang di isi sebanyak 3 benih, Lalu disiram dengan air.
4. Pemeliharaan
 Kegiatan pemeliharan yang dilakukan yaitu:
 Penyulaman,
 Penyiraman,
 Penyiangan gulma, dilakukan dengan mencabuti gulma yang tumbuh disekitar
tanaman,
 Pembumbunan ,digunakan untuk memperkuat berdirinya tanaman,
 Penjarangan.
5. Panen
Kacang kedelai dipanen sesuai dengan umur varietas, Ciri-ciri tanaman
kedelai yang akan dipanen adalah polong bewarna kuning kecoklatan secara merata.
Batang-batang sudah kering dan sebagian daun sudah kering dan rontok. Cara
panennya adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya.

3.4 Pengamatan
Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam hingga tanaman di panen
dimulai tanggal 26 September – 22 November 2016. Kegiatan pengamatan meliputi:
 Mengamati hama yang ada pada tanaman dan di foto.
 Mengamati gejala serangan yang ditimbulkan hama dan di foto.
 Mengidentifikasi hama yang ada pada tanaman.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Tabel 1. Daftar serangga pada tanaman kacang kedelai

No Spesies serangga Gambar dari lapangan Gambar dari literatur


1 Kepik Hijau
Nezara viridula Linnaeus
Hemiptera: Pentatomidae

2 Kumbang daun
Phaedonia inclusa Stall
Coleoptera: Chrysomelidae

3 Ulat Grayak
Spodoptera litura Fabricius
Lepidoptera: Noctuidae

4 Ulat Jengkal
Chrysodeixis chalcites Esper
Lepidoptera: Noctuidae

10
5 Ulat Penggulung Daun
Omiodes indicata Fabricius
Lepidoptera: Pyralidae

6 Kepik
Riptortus linearis Fabricius
Hemiptera: Alydidae

7 belalang kayu
Valanga nigricornis

8 Ulat penggerek polong


Etiella zinckenella

11
9 Aphis
Aphis glycines Matsumura
Homoptera: Aphididae

10 Melana gromyza sojae


Diptera: Agromyzidae

4.2 PEMBAHASAN
Selama pengamatan berlangsung terlihat pertumbuhan tanaman mempunyai
vigor yang baik. Namun selama pengamatan berlangsung terlihat beberapa tanaman
terserang hama yang menyebabkan beberapa tanaman bagian daunnya dimakan dan
ada pula yang menggerek batang.
Hama-hama yang menyerang tanaman kedelai :

4.2.1. KEPIK HIJAU ( Nezara viridula Linnaeus )


 Klasifikasi
Kingdom : Animalia (Hewan), Filum : Arthropoda (arthropoda), Kelas :
Insecta (Serangga), Order : Hemiptera, Family : Pentatomidae,Genus : Nezara,
Species : Nezara viridula

12
 Morfologi , biologi,dan Ekologi
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala
berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning
kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan
berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri dari
5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar.
Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang tunggak,
orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
 Daur hidup
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik
putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1
sampai 6bulan.

 Gejala
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji
menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Nimfa dan imago merusak
polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada
fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji
kempis, kemudian mengering.

4.2.2. KUMBANG DAUN ( Phaedonia inclusa Stall )


 Klasifikasi
Kingdom : animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Coleoptera,
Family : Cocynelidae, Genus : Epilachna, Species : Phaedonia inclusa Stall
 Morfologi, Ekologi dan Siklus hidup
Jenis hama ini sering dijumpai pada pagi dan sore hari. Penyerangan terjadi
pada semua bagian tanaman diantaranya adalah: daun muda, pucuk, tunas, polong

13
muda dan bunga. Siklus hidupnya adalah antara 20-21 hari yang berarti 25 dalam
satu kali musim pertanaman kedelai dapat diserang oleh 2 atau 3 generasi Kumbang
tersebut memiliki bentuk tubuh yang kecil, hitam bergaris kuning, dan bertelur pada
permukaan daun.
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan
merusak bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit
mengunyah.
Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara
berkelompok,lamanya stadia telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang
lebih antara 16 hari.telur diletakkan berkelompok dalam 5-10 butir/kelompok
dipermukaan bawah daun. Larva terdiri dari 4 instar. Larva muda berwarna hitam
keabu-abuan. Umur larva rata-rata 12 hari. Pupa dibentuk di dalam tanah, berwarna
kuning pucat dan umur pupa rata-rata 8 hari.
 Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada
lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi
transparan.Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada bagian
ujung pucuk daun.
Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul di atas permukaan tanah
hingga panen. Gejala kerusakan tanaman akan terlihat pada pucuk tanaman, daun,
bunga dan polong. Serangan pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya
pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan
kuantitas dan kualitas biji kedelai. Serangan pada fase vegetatif akan tampak
tanaman kedelai terkulai layu dan akhirnya kering seperti terserang M.
dolichostigma. Pada tanaman teserang tesebut dapat dijumpai imago, telur pada
permukaan daun bagian bawah, dan larva pada batang pucuk atau daun.

14
4.2.3. ULAT GRAYAK (Spodoptera litura Fabricius)
 Klasifikasi
Kerajaan : Animalia, Phylum : Arthropoda, Kelas : Insekta, Bangsa :
Lepidoptera, Suku : Noctuida, Marga : Spodoptera, Jenis : Spodoptera litura (F.)

 Morfologi dan Bioekologi


Hama ini termasuk ke dalam jenis serangga yang mengalami metamorphosis
sempurna yang terdiri dari empat stadia hidup yaitu telur, larva, pupa, dan imago.

Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian dasar melekat pada daun
(kadangkadang tersusun dua lapis), berwarna coklat kekuningan, diletakkan
berkelompok masing-masing 25-500 butir.. Diameter telur 0,3 mm sedangkan lama
stadia telur berkisarn antara 3-4 hari.

Larva S. litura yang baru keluar memiliki panjang tubuh 2 mm. Ciri khas
larva S. litura adalah terdapat 2 buah bintik hitam berbentuk bulan sabit pada tiap
ruas abdomen terutama ruas ke-4 dan ke-10 yang dibatasi oleh garis-garis lateral dan
dorsal berwarna kuning yang membujur sepanjang badan. Lama stadium larva 18-33
hari. Pada stadium larva terdiri dari enam instar dan berlangsung selama 13-17 hari
dengan rerata 14 hari.

Masa prepupa merupakan stadium larva berhenti makan dan tidak aktif
bergerak yang dicirikan dengan pemendekan tubuh larva. Masa prepupa berkisar
antara 1-2 hari. Pupa S.litura berwarna merah gelap dengan panjang 15-20 mm Masa
pupa di dalam tanah berlangsung 12-16 hari.

Imago (ngengat) muncul pada sore hari dan malam hari. Pada pagi hari,
serangga jantan biasanya terbang di atas tanaman, sedangkan serangga betina diam
pada tanaman sambil melepaskan feromon. Perkembangan dari telur sampai imago
berlangsung selama ± 35 hari.

15
 Gejala dan Kerusakan

Ulat muda menyerang daun hingga tertinggal epidermis atas dan tulang-tulang
daun saja. Ulat tua merusak pertulangan daun hingga tampak lobang-lobang bekas
gigitan ulat pada daun.Ulat grayak mulai menyerang tanaman kedelai sejak stadium
vegetatif awal. Populasi ulat ini kemudian tumbuh dan mencapai puncak pada
tanaman berumur 38 hari. Populasi ulat meningkat lagi setelah tanaman berumur 73
hari. Ulat muda memakan daun secara bergerombol lalu meninggalkan tulang-tulang
daun dan epidermis bagian atas sehingga daun tampak transparan. Ulat tua memakan
habis daun muda, sedangkan daun tua bila diserang akan tersisa tulang daunnya. Ulat
juga menyerang polong.

4.2.4. ULAT JENGKAL ( Chrysodeixis chalcites Esper )


 Klasifikasi
Kingdom : Animalia, Phylum : Arthropoda, Class : Insecta, Order :
Lepidoptera, Family : Noctuidae, Genus : Chrysodeixis, Spesies : C. chalcites
 Morfologi dan Ekologi
Panjang ulat sekitar 2 cm, jika bejalan ulat melengkung seperti orang
mengukurpanjang dengan jengkal panjang tangan. Ulat yang masih muda berwarna
bening. Sementara itu ulat dewasa berwarna hijau dengan garis samping berwarna
lebih muda. Badannya mengecil dari belakang ke kepala. Kepalanya dapat berukuran
kecil. Hama ini memiliki ciri-ciri: berukuran 1.5-2.0mm menekan pencemaran warna
hitam mengkilat Pengendalian secara kultur satu ekor betina dapat Berkembang biak
cepat menghasilkan telur 100-300 butir selama perode dua minggu Bentuk telur lalat
kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm, berwarna putih. Telur
menetas tanam serentak dalam setelah umur 2-4 hari. larva berwarna hijau pemangsa
segala jenis terang dan hidup dalam tanaman (polifag)dan gulungan daun muda.
Jenis ulat jengkal ini sering menyerang kedelai, tomat, buncis, kacang
kacangan dan kentang. Warnanya hijau dan makannya serakah.

16
 Daur hidup
Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah menjadi kuning. Setelah
3-4 hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar berwarna hijau dan dikenal dengan
sebutan ulat jengkal karena perilaku jalannya. Panjang tubuh ulat yang telah
mencapai pertumbuhan penuh sekitar 40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong
dalam daun yang dianyam. Setelah 7 hari, kepompong tumbuh menjadi ngengat.
 Gejala
Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari
arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa
tulang-tulang daun. Serangan larva, instar muda,menyebabkan bercak- bercak putih
karena yang tinggal hanyaepidermis dan tulang daunnya. Sebagian larva yang lebih
besar dapat menyebabkan daun terserang habis, serangan larva terjadi pada stadia
vegetative.
4.2.5. ULAT PENGGULUNG DAUN ( Omiodes indicata Fabricius )
 Klasifikasi
Kingdom : animalia, filum : arthropoda, class : Insecta, Ordo : Lepidoptera,
Famili : Crambidae, Genus : Omiodes, Spesies : O.indica
Ulat penggulung daun (Omiodes/Lamprosema/Hedylepta indicata Fabricius)
termasuk serangga dari jenis Lepidoptera : Pyralidae.
 Bioekologi
Ngengat betina berukuran kecil, berwarna coklat kekuningan dengan lebar
rentangan sayap 20 mm. Telur diletakkan secara berkelompok pada daun-daun
muda.
Setiap kelompok terdiri dari 2-5 butir. Ulat yang keluar dari telur berwarna hiaju,
licin, transparan dan agak mengkilap. Pada bagian punggung (toraks) terdapat bintik
hitam. Ulat ini membentuk gulungan daun dengan merekatkan daun satu dengan
yang lain dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkannya. Di dalam gulungan,
ulat memakan daun hingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa.
Panjang tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 20 mm.

17
 serangan
Kepompong terbentuk di dalam gulungan daun. Serangan hama ini terlihat
dengan adanya daun-daun yang tergulung menjadi satu. Bila gulungan dibuka, akan
dijumpai ulat atau kotorannya yang berwarna coklat hitam. Selain menyerang kedelai,
ulat ini juga menyerang kacang hijau, kacang tunggak, kacang panjang,
Calopogonium sp. dan kacang tanah.

4.2.6. KEPIK ( Riptortus linearis Fabricius )


 Klasifikasi
Hama ini sering dikenal dengan sebutan kepik penghisap polong kedelai karena
hama ini menyerang polong kedelai. Menurut Wahyu (2010), klasifikasi kepik
penghisap polong kedelai ini adalah:
Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Hemiptera,
Famili : Alydidae, Genus : Riptortus, Spesies : Riptortus linearis Fabr.
 Bioekologi
Telur diletakkan di permukaan daun bagian bawah atau atas, pada polong atau di
rumput berderet sebanyak 3-5 deret. Telur berbentuk bulat dan bagian tengah agak
cekung, berwarna biru keabu-abuan yang kemudian berubah menjadi coklat suram,
diameter 1,2 mm. Stadia telur mencapai 6-7 hari
Nimfa menyerupai semut dan mengalami lima kali pergantian kulit sebelum
menjadi imago. Nimfa instar pertama dan kedua menyerupai semut gramang, sedang
instar ketiga, keempat dan kelima menyerupai semut rangrang dan akhirnya
menyerupai semut hitam (Polyrachis). Nimfa yang baru keluar atau baru berganti
kulit berwarna kemerah-merahan dan lama-kelamaan berubah warnanya. Perubahan
warna pada setiap instar berbeda-beda. Nimfa instar pertama berubah warna dari
kemerah-merahan menjadi kekuning-kuningan, sedangkan instar kedua berubah
menjadi coklat tua. Nimfa instar ketiga, keempat dan kelima berubah dari kemerah-
merahan menjadi coklat tua dan akhirnya menjadi hitam
Imago hadir di pertanaman kedelai menjelang pembentukan polong dan biji.
Imago berbadan panjang dan berwarna kuning coklat yang bentuknya mirip walang

18
sangit, di samping sepanjang sisi badan mempunyai garis putih kekuning-kuningan.
Panjang imago mencapai 11-14 mm dan umur mencapai 4-7 hari
 Daur hidup
Siklus hidup R. linearis pada kedelai rata-rata 34 hari. Perkembangan telur
hingga mencapai imago dan mati adalah 51 hari, sedangkan masa perkembangan
instar pertama hingga imago dan mati rata-rata 44 hari , siklus hidup serangga hanya
29 hari.
 Gejala Serangan
Kepik menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau
kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua
yang diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna
hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk .
Serangan pada fase perkembangan biji dan pertumbuhan polong menyebabkan
polong dan biji kempis, kemudian mengering dan polong dapat gugur. Serangan pada
fase pengisian biji menyebabkan biji menjadi hitam dan busuk.

4.2.7. BELALANG KAYU ( Valanga nigricornis )


 Klasifikasi
Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Sub filum : Mandibulata, Kelas :
Insecta, Ordo : Orthoptera, Famili : Acrididae, Genus : Valanga, Spesies : Valanga
nigricornis.

 Morfologi
Hewan ini memiliki dua antena dibagian kepala yang jauh lebih pendek dari
bentuk tubuh. belalang ini juga memiliki femor belakang yang panjang dan kuat
sehingga dapat lompat dengan baik, dan bahkan juga memiliki kebiasan – kebiasan
mengerik atau mengeluarkan suara pada malam hari.memiliki bentuk tubuh yang
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada ( thorak ) dan perut ( abdomen ).
Belalang kayu juga memiliki 6 kaki yang bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena.
memiliki pendengaran yang tajam, meskipun tidak memiliki telinga. Alat pendengar
belalang ini hampir disebut dengan nama tympanum dan terletak pada abdmon dekat

19
bagian sayap. memiliki 5 mata ( 2 compound eye dan 3 ecelli ). termasuk hewan
serangga yang bernafas menggunakan trakea, dan masuk kedalam kelompok hewa
berkerangka luas ( exoskeleton). Belalang kayu dewasa betina memiliki ukuran lebih
besar dibandingkan dengan belalang jantan dewasa yaitu berkisar 58-71 mm
sedangkan belalang jantan dewasa berkisar 49-63 mm .

 Daur Hidup

Daur hidup V. nigricornis termasuk pada kelompok Metamorfosa sederhana


(paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur, nimfa, dan
dewasa (imago).
Umumnya belalang V. Nigricornis bertelur pada awal musim kemarau. Telur
dimasukkan ke dalam tanah sedalam 5-8 cm. bewarna cokelat dengan panjang 2-3
cm. Lama penetasan 12-15 hari. Telur bewarna cokelat kekuningan, berbentuk sosis,
dengan diameter berkisar 1mm
Nimfa yang baru menetas, bewarna kuning kehijauan dengan bercak hitam.
Nimfa mengalami lima kali instar, lamanya 48-57 hari. Nimfa yang beru menetas
panjangnya berkisar 8 mm dan lebar 3 mm, Nimfa yang sempurna panjangnya 35 mm
dan lebar 28 mm
Setelah menjadi imago. Perkawinan di lakukan di atas pohon setelah kawin
betina terbang ke tanah mencari tempat bertelur. V.nigricornis berantena pendek,
protonum tidak memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang
membesar, ovipositor pendek. Metamorfosa sederhana yaitu telur-nimfa-dewasa
 Gejala Serangan
Belalang kayu, baik yang masih muda (nimfa) maupun yang sudah dewasa
memakan daun-daun tanaman sehingga mengurangi luas permukaan daun. Belalang
dewasa biasanya memakan bagian tepi daun (margi folii) sementara nimfanya
memakan di antara tulang-tulang daun sehingga menimbulkan lubang lubang pada
daun. Kerusakan tanaman biasanya ini tidak serius, tetapi kerusakan daun ini pasti
berpengaruh terhadap produktifitas tanaman yang diserang. Jika serangan tanaman ini
serius, daun tanaman yang diserang akan rusak bahkan habis dimakan.

20
4.2.8. ULAT PENGGEREK POLONG ( Etiella zinckenella )

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia, Class : Insecta, Order : Lepidoptera, Family : Pyralidae,
Genus : Etiella, Species : Etiella zinckenella
 Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya
antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan telurnya
antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembanganpupanya antara
12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rataimagonya bertelur antara 100-
600 butir telur. larvanya berwarna putih kekuningan
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas
berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Kepala lebih besar dari
pada badan dan berwarna coklat sampaihitam.
 Ekologi
Penyebaran hama ini dominan pada daerah tropis. Hama ini umumnya
menyerang pada bulan mei hingga juni tetapi umumnya pada pada pertengahanbulan
juni. Selain pada kedelai, hama ini juga menyerang Crotalaria striata,kacang tunggak,
kacang kratok (Phaseolus lunatus), Tephrosia candida, kacanghijau dan kacang tanah.
 Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga
atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. Setelah 3-4 hari, telur
menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau
dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun,
menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji. Dalam
satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhirmempunyai
panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan
panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu
membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah menjadi ngengat.

21
 Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintikatau
lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva kedalam biji.
Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang
berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa bijiterbalut benang
pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk
sertamenggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinyadengan
selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hamatersebut.

4.2.9. APHIS ( Aphis glycines Matsumura )


 Klasifikasi
Klasifikasi kutu daun kedelai adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia,
Filum : Arthropoda, Kelas : Insekta, Ordo : Hemiptera, Famili : Aphididae, Genus :
Aphis, Spesies : Aphis glycines Matsumura.

 Morfologi dan bioekologi


Kutu daun tergolong serangga yang berukuran kecil. Tubuh betina yang tidak
bersayap bewarna kuning pucat atau kuning kehijauan, panjang tubuh 1.0- 1.6 mm,
kornikel hitam dan seringkali dengan dasar kauda yang pucat. Marginal tubercles
kecil, terdapat pada ruas abdomen kesatu dan ketujuh. Antenal tubercles tidak
berkembang. Antena beruas enam dan panjangnya kurang lebih 2/3 panjang tubuh.
Pada kauda terdapat 7-10 seta.

 Siklus hidup
Siklus hidup A. glycines satu minggu dengan rincian: stadium nimfa instar satu
selama satu hari, instar dua, tiga, dan empat masing-masing dua hari. Nimfa dengan
cepat (lebih kurang seminggu) menjadi dewasa dan siap melahirkan generasi baru.
Pada kedelai varietas Orba rata-rata lama hidup dan keperidian berturut-turut adalah
15 hari dan 21 nimfa .

22
 Gejala dan serangan
Aphis glycines menyerang bagian daun tanaman kedelai dengan cara
menusukkan alat mulutnya yang seperti jarum (stylet). Alat mulut kutu ini mampu
menusuk epidermis daun maupun batang tanaman kedelai dan juga mengisap cairan
serta nutrisi tanaman sehingga lambat laun tanaman kedelai akan kehilangan cairan
nutrisi. Selain sebagai hama, serangga ini dapat juga berperan sebagai vektor yang
dapat menularkan virus dari tanaman satu ke tanaman lainnya melalui aktivitas
makannya.

4.2.10. ( Melana gromyza sojae )


 Klasifikasi
Kingdom : Animalia, Filum : Artropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Diptera, Famili :
Agromyzidae, Genus : Melanagromyza, Spesies : Melanagromyza sojae

 Bioekologi
Lalat batang (Melanagromyza sojae) termasuk serangga dari jenis Diptera :
Agromyzidae. Imago berwarna hitam, bentuk tubuhnya serupa dengan lalat bibit
kacang dengan sayap transparan. Ukuran tubuh serangga betina 1,88 mm dan
serangga jantan 3,9 mm. Telur diletakkan pada bagian bawah daun sekitar pangkal
tulang daun di daun ketiga dan daun yang lebih muda. Telur berbentuk oval dengan
ukuran panjang 0,36 mm dan lebar 0,13 mm. Setelah 2-7 hari telur menetas menjadi
larva dan memakan jaringan daun, kemudian menuju batang melalui tangkai daun
dan masuk serta menggerek batang bagian dalam. Kepompong terbentuk di dalam
batang dengan ukuran panjang 2,35 mm dan lebar 0,8 mm.
 Gejala dan serangan
Serangan lalat batang ditandai dengan adanya bintik-bintik bekas tusukan alat peletak
telur pada daun muda. Lubang gerekan larva pada batang dapat menyebabkan
tanaman layu, mengering dan mati. Lalat batang kacang menyerang kacang kedelai,
hiris, kacang uci, kacang hijau, Flemingia sp. dan Phaseolus sublobatur.

23
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil pratikum dapat disimpulkan :


1. Dalam penanaman kedelai ini tidak menggunakan bahan kimia, karena pada
praktikum yang dilakukan tujuan utamanya adalah untuk mengamati hama-hama
yang menyerang tanaman kedelai serta gejala serangannya.
2. Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman
dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman
berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman.
3. Hama yang menyerang tanaman kedelai antara lain : lalat batang, ulat grayak, ulat
jengkal, ulat penggulung daun, kumbang kedelai, Kepik, Kepik hijau, aphis/kutu ,
ulat polong , belalang,dan lainnya
4. Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman kedelai kebanyakan sama dengan
tanaman kacang-kacangan lain yaitu antara lain ulat grayak, belalang, ulat
jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun sama, namun frekuensi
serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman kedelai, hal ini
dikarenakan hama-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai daripada
tanaman kacang-kacangan lainnya.

24

Anda mungkin juga menyukai