Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Evidence Based Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan


Kepatuhan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

Judul, Penulis, Hasil


No Metode
Tahun
Yang Diukur Temuan
1 Using mHealth 1. Desain : Mix Efektivitas mHealth sebagai
for HIV/TB methods mHealth sebagai dukungan
Treatment 2. Sampel : 371 dukungan pengobatan
Support in pasien pengobatan HIV/TB di
Lesotho: Pasien HIV dan TB HIV/TB di Lesotho, adalah
Enhancing di Lesotho Lesotho teknologi rendah,
Patients- 3. Variabel : ramah pengguna,
Provider - CIP dan dapat
Communication (Combination diterima oleh
in the START Intervention pasien dan
Study. Package) penyedia
(Hirsch- -Pengobatan pasien perawatan
Moverman et HIV/TB kesehatan.
al., 2017). 4. Instrumen :
Wawancara
mendalam pasien
HIV/TB dengan
kuesioner standar.
5. Analisa data :
pendekatan
Grounded Theory
2 SMS messaging 1. Desain : RCT Peningkatan Dari 825 peserta,
to improve ART 2. Sampel : 825 kepatuhan Terdapat pula
adherence: peserta terhadap 66% memilih
perspectives of - Perempuan dengan pengobatan untuk menerima
pregnant HIV- peripartum yang pada ibu hamil SMS terbuka
onfected women terinfeksi HIV yang terinfeksi secara rutin.
in Kenya on selama ± 2 tahun. HIV dengan Temuan ini
HIV-Related - Usia rata-rata 26 diberikannya menunjukkan
Message tahun. pesan sms ketertarikan
Content (Ronen - Telah menyelesaikan dengan konten pasien terhadap
et al., 2018). sekolah dasar. pesan berbasis informasi terkait
3. Variabel : HIV HIV melalui SMS
- Pesan “SMS” dengan
- Konten Pesan melindungi
berbasis HIV kerahasiaan status
4. Instrumen : FGD pasien.
5. Analisa data :
one-way dan two-way
3 mHealth 1. Desain : Qualitatif Manfaat aplikasi Aplikasi seluler
Technology as a study design seluler untuk sangat bermanfaat
Persuasive Tool 2. Sampel : 825 meningkatkan untuk
for Treatment, peserta kualitas hidup meningkatkan
Care and - Pasien dengan ODHA. kualitas hidup
Management of ODHA Usia ODHA seperti
Persons Living bekisar 18 hingga dapat
with HIV 59 tahun. meningkatkan
(Schnall, 3. Variabel : manajemen
Bakken, Rojas, - mHealth pengobatan dan
Travers, & Technology penyakit.
Carballo- - Perawatan dan
Dieguez, 2015) Manajemen HIV
4. Instrumen : FGD
5. Analisa data :
Analisis aplikasi
seluler mengguna-
kan kategori
berdasarkan
Fungsional Triad
SDT dan Fogg
4 Effect of mobile 1. Desain : RCT Tujuan dari Pengingat
phone 2. Sampel: 242 penelitian ini berbasis ponsel
reminders on pasang(dewasa- adalah untuk untuk pengasuh
follow-up anak), anak yang mengetahui pasien anak
medical care of positif HIV efektivitas dengan HIV
children 3. Variabel : penggunaan positif dapat
exposed to or a. Dependen : telepon selular meningkatkan
infected with Mobile phone untuk kepatuhan pasien
HIV in reminder meningkakan terhadap
Cameroon b. Independen : kepatuhan rangkaian terapi..
(MORE CARE): Follow-up terhadap Metode pengingat
a multicentre, medical care rangkaian terapi yang paling
single-blind, 4. Instrumen: mobile yang dilakukan. efektif adalah
factorial, phone pesan teks
randomised 5. Analisis: odds ditambah
controlled trial ratios (ORs) with panggilan telepon,
(Bigna, 95% Cis sedangkan pesan
Noubiap, melalui teks saja
Kouanfack, adalah metode
Plottel, & yang paling
Koulla-shiro, efisien terkait
2014) biaya yang
digunakan.
5 Acceptability of 1. Desain : Untuk penggunaan
Mobile Phone- Qualitative study mengetahui telepon seluler
Based Nurse- dengan indepth apakah sebagai sarana
Delivered interview penggunaan pemberian
Counseling 2. Sampel: 27 wanita telepon seluler konseling oleh
Intervention to positif HIV, 19 key sebagai sarana perawat lebih
Improve HIV informants pemberian dapat diterima
Treatment 3. Variabel : konseling oleh untuk
Adherence and c. Dependen : perawat mampu meningkatkan
Self-Care Mobile Phone- meningkatkan kepatuhan dan
Behaviors Based Nurse- kepatuhan dan perilaku self care
Among HIV- Delivered perilaku self pada ODHA.
Positive Women Counseling care pada
in India d. Independen : ODHA.
kepatuhan
(Satyanarayna pengobatan dan
& Chandra, perilaku self
2018) care
4. Instrumen: panduan
wawancara
5. Analisis: analisis
tematik dengan
teknik interpretif

3.2 Efekvitas Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan Kepatuhan


Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
Kepatuhan sangat penting pada pasien ODHA dalam pengobatan. Peran
perawat diperlukan dalam meningkatkan kepatuhan pasien. Salah satu upaya
dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pasa pasien HIV/AIDS adalah
melalui komunikasi yang efektif berbasis teknologi. mHealth merupakan
sarana seluler berbasis teknologi pendukung terhadap kepatuhan pengobatan
pada pasien HIV/AIDS. Teknologi tersebut menggunakan layanan pesan teks
singkat (SMS) yang telah digunakan oleh beberapa negara di dunia untuk
kepatuhan pada pasien HIV/AIDS. mHealth secara teknologi dapat
meningkatkan hasil yang efektif terhadap komunikasi antar pasien dan
penyedia layanan tersebut. mHealth ini sudah menjangkau masyarakat di
pedesaan. Contohnya di Afrika, teknologi ini telah meningkat, karena
dianggap sebagai pelayanan kesehatan yang murah dan mudah untuk
dilakukan. Di Indonesia sendiri telah dilakukan berupa Client Server berbasis
Smartphone contohnya pada RSUP Dr. Sardjito dimana penelitian ini
berfokus pada pemantauan pelaksanaan terapi ARV dan hasilnya dapat
membantu proses pemantauan kepatuhan dan pemantauan perkembangan
CD4 pasien HIV/AIDS dalam mensukseskan pelaksanaan terapi ARV.
Hasil penelitian oleh Moverman, et al., 2017, menyatakan bahwa pada
371 pasien HIV/TB di Lesotho menggunakan mHealth berupa aplikasi SMS
sederhana menggunakan CommoCare Platform seluler open source yang
dikembangkan oleh Dimagi. Alat yang tersedia secara online digunakan
untuk mengirim pesan dan sebagai pengingat SMS untuk pengobatan
bersadarkan algoritma yang ditentukan sebelumnya. SMS tersebut dikirimkan
“satu arah” yang berarti bahwa penerima tidak dapat merespon. Secara rutin,
kegiatan ini dilakukan dengan bantuan keluarga. Lalu jenis kedua yaitu
pengingat SMS dikirim pada waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini
dilakukan selama 6 minggu pertama ART. Dalam hal ini, pasien dapat
memilih waktu atau hari yang mereka inginkan untuk mengirim pesan dan
pengingat SMS. Wawancara dilakukan dengan hasil bahwa mHealth dapat
mendukung pengobatan HIV/TB di Lesotho. Pasien mengganggap bahwa
pelayanan kesehatan tersebut sangat ramah pengguna dan dapat diterima
tentunya oleh penyedia perawatan kesehatan.
Begitu pula dengan penelitian oleh Romen, et al (2017) pada 825
peserta perempuan yang terinfeksi HIV dengan usia rata-rata 26 tahun.
Dilakukan FGD formatif di tempat yang akan dilakukan RCT pada 6 wilayah
Nyanza dan 4 di Nairobi.. FGD dilakukan untuk menentukan keinginan dan
terminologi yang disukai dari konten HIV. Sedangkan penelitian RCT
mengevaluasi “satu arah” dan “dua arah” untuk pencegahan penularan ibu ke
bayi. Sebagian intervensi yang disampaikan lewai SMS dilakukan secara
tidak terbuka pada HIV atau ART agar menghindari risiko pengungkapan
status. SMS untuk RCT dikembangkan berdasarkan temuan dari FGD.
Berdasarkan penemuan tersebut, terdapat 66% pasien menyukai untuk
menerima SMS terbuka secara rutin. Sebagian besar pasien dalam penelitian
ini menyukai adanya program baru dari teknologi seperti SMS dalam hal
informasi HIV.
Teknologi kesehatan seluler (mHealth) diteliti juga pada 825 peserta
ODHA berusia 18 hingga 59 tahun.. Terdapat pengenalan dan pertanyaan
pada lima area terkait aplikasi seluler tersebut yaitu (1) pendidikan dan
informasi HIV, (2) mengidentifikasi sumber daya pengobatan HIV, (3)
perawatan dan kepatuhan pengobatan HIV, (4) manajemen data kesehatan
dan (5) adopsi teknologi. Teknologi mHealth dapat berfungsi sebagai aktor
sosial dengan menyediakan kotak obrolan/forum, testimonial pengalaman
hidup, dan jangkau pribadi. mHealth merupakan aplikasi seluler yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas ODHA yaitu dapat meningkatkan
manajemen pengobatan dan penyakit (Schnall, et al., 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Satyanarayna & Chandra (2018) ini
meneliti perspektif perempuan HIV-positif, anggota keluarga mereka, dan
petugas kesehatan pada penggunaan ponsel sebagai mode untuk memfasilitasi
kepatuhan ART dan mengatasi masalah psikososial dari wanita dengan HIV
positif. Sebagian besar perempuan dan petugas kesehatan antusias tentang
intervensi konseling menggunakan m-health oleh perawat yang memberi
mereka kesempatan untuk menerima informasi yang diperlukan secara
personal tentang layanan, dan perawatan dari tenaga kesehatan yang
berkompeten Karena perawat mayoritas perempuan, maka perempuan HIV-
positif merasa bahwa akan lebih mudah bagi mereka untuk mendiskusikan
informasi yang cukup sensitif dan masalah kesehatan mental yang mereka
akan ragu-ragu untuk tanyakan secara pribadi. Beberapa masalah yang
diidentifikasi termasuk kebutuhan untuk secara langsung mengatasi banyak
kesalahpahaman yang lazim mengenai penyebaran HIV / AIDS, efek samping
karena ART, ketakutan terhadap pengungkapan, stigma, masalah kesehatan
mental seperti depresi, dan keterbatasan sosial dan finansial. dukungan untuk
wanita.
Penelitian lain di dua wilayah Kamerun menunjukkan bahwa pengingat
janji berbasis ponsel untuk pengasuh pasien anak dapat meningkatkan
kepatuhan pada kunjungan medis pasien HIV yang telah terjadwal (Bigna et
al., 2014). Metode pengingat yang paling efektif dalam penelitian kami
adalah pesan teks diikuti dengan panggilan telepon, tetapi pesan teks saja
yang paling efektif dalam hal biaya. Selain itu, penggunaan pesan teks saja
secara signifikan meningkatkan kepatuhan pada saat kunjungan ulang
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan pengingat
melalui telepon seluler. Hasil ini konsisten dengan yang berasal dari
penelitian lain, termasuk pada populasi remaja, pediatrik, dan pada dewasa.
Penggunaan telepon seluler tanpa biaya (dengan panggilan tidak terjawab
atau pesan teks) tidak meningkatkan kehadiran untuk vaksinasi anak-anak,
tetapi temuan ini dapat dihasilkan dari kepatuhan orang tua terhadap
kunjungan imunisasi untuk anak-anak mereka yang cukup tinggi sehingga
mengirimkan pengingat lebih lanjut memiliki sedikit atau tidak ada efek.
Meskipun beberapa temuan negatif lainnya, bukti secara keseluruhan
menunjukkan bahwa pengingat pesan teks memiliki efek yang
menguntungkan pada kepatuhan terhadap tindakan medis yang telah
terjadwal. Demikian pula, bukti yang tersedia menunjukkan bahwa pengingat
panggilan telepon juga dapat meningkatkan kepatuhan.

3.3 Implikasi Keperawatan


Pelayanan kesehatan akan sangat berkembang seiring perkembangan
tekhnologi dan informasi. Termasuk juga pelayanan keperawatan di masa ke
depan akan memanfaatkan perkembangan tekhnologi informasi, misalnya
mengaplikasikan m-health. Aplikasi m-helath dalam keperawatan bisa
dikembangkan untuk digunakan dalam bidang pendidikan maupun bidang
pelayanan keperawatan. Dalam bidang pelayanan keperawatan m-health dapat
membantu kegiatan asuhan keperawatan pada pasien di rumah atau dikenal
dengan home care termasuk dalam peningkatan kepatuhan ODHA terhadap
regimen terapi. Dengan adanya kontribusi m-health dalam pelayanan keperawatan
di rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh
pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga
pemerintah dalam hal ini adalah Kementrian Kesehatan dalam upaya penanganan
ODHA. Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan m-health dalam bidang
keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor biaya,
sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.
Perkembangan teknologi dalam pembarian pelayanan berdampak pada
perkembangan m-health. Aplikasi m-health merupakan upaya pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan teknologi informasi dalam
keperawatan untuk meningkatkan kepatuhan ODHA, yang melibatkan
penggunaan teknologi komunikasi elektronik dan teknologi informasi untuk
menyediakan advice keperawatan atau untuk mensupport aktifitas keperawatan
jarak jauh. Ada empat faktor yang mempengaruhi pelaksanaan m-health yaitu
aspek sistematika, ekonomi, social dan teknikal, Selain itu factor perilaku dan
lisensi sebagai factor yang mempengaruhi penerapan m-health. Implementasi m-
health meningkatkan rasa aman perawat dan klien, efisiensi dan efektifitas waktu,
biaya dan kinerja, dan kepatuhan ODHA terhadap regimen terapi.
Aplikasi m-health dalam keperawatan, dapat dikembangkan di Indonesia.
Peluang tersebut ada karena saat ini Kementrian Kesehatan dalam hal ini sebagai
tangan kanan pemerintah dalam upaya penanganan masalah kesehatan masyarakat
Indonesia juga sedang menggencarkan program Sistem Informasi Kesehatan
nasional(SIKNAS). Peluang untuk pengembangan sistem informasi, termasuk
juga aplikasi m-health bisa kita lihat dari pengalaman beberapa negara yang sudah
mengembangkan, ternyata didapatkan banyak keuntungan dan manfaat yang bisa
diperoleh.
Penggunaan teknologi dalam m-health meningkatkan kontak perawat
dengan pasien, serta meningkatkan kepuasan dan rasa aman pada diri pasien dan
perawat. Dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan
pengembangan teknologi informasi dan telekomunikasi akan berdampak pada
implementasi m-health . Selain itu untuk mendukung pengembangan m-health
butuh adanya sumber daya manusia perawat yang kompeten dan menguasai
teknologi informssi dan tecnologi telekomunikasi, kepercayaan diri perawat dan
masyarakat, serta perlu adanya studi empiris baik secara kualitatif maupun
kuantitatif tentang kemampuan penggunaan m-health, caring relationship dan
pengembangan profesi keperawatan. Diharapkan perawat meningkatkan
pemahaman tentang m-health sehingga perawat mampu memahami prospek dan
pentinggya penggunaan m-health khususnya dalam meningkatkan kepatuhan
ODHA. Selain itu perawat mampu menggunakan variasi m-health dengan efektif
dan efisien dalam pelayanan praktek keperawatan dunia, khususnya Indonesia.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemanfaatan tekhnologi m-health mempunyai banyak manfaat dan
keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan
pemerintah. Aspek kemudahan dan peningkatan jangkauan serta pengurangan
biaya menjadi keuntungan yang bisa terlihat secara langsung. Dengan adanya
kontribusi m-health dalam pelayanan keperawatan bagi ODHA, akan banyak
sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga, yakni peningkatan
kepatuhan terhadap regimen terapi.

4.2 Saran
Melihat manfaat dari penerapan m-health dalam meningkatkan
kepatuhan ODHA terhadap regimen terapi, diharapkan sistem tersebut
dapat dilaksanakan lebih optimal diseluruh belahan dunia termasuk di
Indonesia. Peran serta berbagai pihak sangat diperlukan dalam hal ini
khususnya pemerintah terkait penyediaan sarana prasarana penyediaan
jaringan yang memadai diseluruh pelosok negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Bigna, J. J. R., Noubiap, J. J. N., Kouanfack, C., Plottel, C. S., & Koulla-shiro, S.
(2014). Eff ect of mobile phone reminders on follow-up medical care of
children exposed to or infected with HIV in Cameroon ( MORE CARE ): a
multicentre , single-blind , factorial , randomised controlled trial. The Lancet
Infectious Diseases, 3099(14), 1–9. https://doi.org/10.1016/S1473-
3099(14)70741-8
Hirsch-Moverman, Y., Daftary, A., Yuengling, K. A., Saito, S., Ntoane, M.,
Frederix, K., … Howard, A. A. (2017). Using mhealth for HIV/TB treatment
support in lesotho: Enhancing patient-provider communication in the start
study. Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes, 74, S37–S43.
https://doi.org/10.1097/QAI.0000000000001202
Ronen, K., Unger, J. A., Drake, A. L., Perrier, T., Akinyi, P., Osborn, L., … John-
Stewart, G. (2018). SMS messaging to improve ART adherence: perspectives
of pregnant HIV-infected women in Kenya on HIV-related message content.
AIDS Care - Psychological and Socio-Medical Aspects of AIDS/HIV, 30(4),
500–505. https://doi.org/10.1080/09540121.2017.1417971
Satyanarayna, V., & Chandra, P. (2018). Acceptability of Mobile Phone-Based
Nurse-Delivered Counseling Intervention to Improve HIV Treatment, 32(9),
349–359. https://doi.org/10.1089/apc.2017.0315
Schnall, R., Bakken, S., Rojas, M., Travers, J., & Carballo-Dieguez, A. (2015).
mHealth Technology as a Persuasive Tool for Treatment, Care and
Management of Persons Living with HIV. AIDS and Behavior, 19, 81–89.
https://doi.org/10.1007/s10461-014-0984-8

Anda mungkin juga menyukai