Anda di halaman 1dari 11

BERKAS PORTOFOLIO

Nama Peserta : Fanny Trinata, dr.

Nama Wahana : RS Sekarwangi Sukabumi

Topik : Kasus Bedah (Appendisitis Akut)

Tanggal (kasus) : 29 Juni 2015

Nama Pasien : Tn. B No. RM : 355477

Tanggal Presentasi : Nama Pendamping :

4 July 2015 Prajasa Handoko, dr.

Tempat Presentasi : Poli Eksekutif RS Sekarwangi

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : seorang laki-laki, usia 23 tahun datang dengan keluhamn nyeri perut kanan
bawah sejak 3 hari yang lalu. Terdapat mual, muntah, perut terasa kembung. Mc Burney
sign (+), Nyeri lepas (+).

Tujuan :

 Mendiagnosis appendisiti akut dan mengetahui terapi yang tepat.

 Mengidentifikasi kegawatan yang dapat terjadi

Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi  Email Pos

Data pasien : Nama : Tn. B No. register : 355477

Nama RS : RS Sekarwangi Sukabumi Telp : - Terdaftar sejak : 29 Juni


2015

1
Data utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis/ gambaran klinis:


Os datang ke RS Sekarwangi dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak tiga hari SMRS.
Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah. Nyeri
dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan dirasakan
makin lama makin memberat. Nyeri dirasakan memberat saat perut ditekan dan pasien bergerak,
sehingga pasien susah beraktivitas. Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah semakin
memberat hebat sejak tadi pagi SMRS.
Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan sejak 3 hari yang lalu, mual, muntah (1x,isi makanan,
air dan lendir keputihan) dan perut terasa kembung. Pasien mengalami demam sejak satu hari
SMRS, demam dirasakan terus-menerus sepanjang hari.
Pasien belum BAB 2 hari , terakhir BAB normal. BAK normal. Pola makan pasien tidak teratur
dan jarang mengkonsumsi serat.

2. Riwayat pengobatan:
Pasien belum pernah berobat ke dokter atau ke tempat pengobatan lainnya.

3. Riwayat kesehatan/ penyakit:


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

4. Riwayat keluarga:
Tidak ada

5. Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang buruh

6. Lain-lain :
Pasien memiliki kebiasaan merokok. Konsumsi alkohol di sangkal.

Daftar Pustaka:

1. Tim Revisi PDT Sub Komite Farmasi dan Terapi RSU DR.Soetomo . Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.2008
2. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004
3. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi
16.USA: W.B Saunders companies.2002

2
4. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.2005
5. R. Schrock MD, Theodore. Ilmu Bedah. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.1995
Hasil Pembelajaran:

1. Membuat diagnosis Appendisitis akut


2. Mengetahui diagnosis banding untuk nyeri perut bawah akut.
3. Mengetahui prinsip tatalaksana Appendisitis.
4. Mengetahui kegawatan yang dapat terjadi pada kasus appendisitis

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif
Os datang ke RS Sekarwangi dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak tiga hari
SMRS. Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah.
Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan
dirasakan makin lama makin memberat. Nyeri dirasakan memberat saat perut ditekan dan pasien
bergerak, sehingga pasien susah beraktivitas. Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
semakin memberat hebat sejak tadi pagi SMRS.
Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan sejak 2 hari yang lalu, mual, muntah (1x,isi makanan,
air dan lendir keputihan) dan perut terasa kembung. Pasien mengalami demam sejak satu hari
SMRS, demam dirasakan terus-menerus sepanjang hari. Os belum BAB 2 hari , terakhir BAB
normal. BAK normal. Pola makan pasien tidak teratur dan jarang mengkonsumsi serat.

Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6 15
Tanda Vital :
• TD : 100/70
• Nadi : 88 x/m
• RR : 20 x/m
• T : 37,8 0C
Kepala : Normocephale
- Mata :Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik

3
- Hidung : epistaksis (-), serumen (-), sekret (-)
- Mulut : sianosis (-), bibir lembap.
- Telinga : sekret -/-, serumen -/-
Leher : Tidak tampak pembesaran KGB
Dada : Bentuk dan gerak simetris
Paru :
Kanan Kiri
Inspeksi Bentuk dada normal, simetris saat statis dan
dinamis.
Palpasi Vokal fremitus kanan = vokal fremitus kiri
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
Wheezing (-) Wheezing (-)
Ronkhi (-) Ronkhi (-)

Jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)


Abdomen :
Inspeksi : Bentuk simetris, sedikit membuncit.
Auskultasi : Bising usus (+) menurun
Palpasi :
 Dinding perut simetris, buncit, supel , Massa (-), Nyeri tekan (+) kuadran kanan
bawah (Mc.Burney sign).
 Nyeri lepas (+) Psoas sign (-). Obturator sign (+), Rovsing sign (+), defans muskular
(+) di kuadran kanan bawah.
Perkusi : Bunyi timpani
Extremitas (lengan & tungkai) : Akral Hangat (+), deformitas (-), krepitasi (-)
• Kekuatan Motorik 5 di semua ektremitas
• Refleks Fisiologis (+)
• Refleks Patologis (-)
Rectal Toucher :

4
Tonus sphinter ani baik, ampula tidak kolaps, mukosa licin, nyeri tekan (+) jam 9-12,
massa (-). Pada handscoon feses (+), darah (-).

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : Tanggal 30 Juni 2015
 Hb : 13,7 g/dl
 Ht : 40 %
 Leukosit : 12.550 /mm3
 Trombosit : 247.000 /mm3
 LED : 13 mm/jam
 Hitung Jemis : 0/3/3/75/36/5
GDS : 112 mg/dl

2. Assessment (Penalaran Klinis)

Appendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan
merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Apendisitis akut
merupakan radang bakteri yang dicetuskan berbagai faktor, diantaranya adalah hiperplasia
jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris dapat juga menimbulkan
penyumbatan.
Apendisitis akut disebabkan oleh proses radang bakteria yang dicetuskan oleh beberapa
faktor pencetus. Ada beberapa faktor yang mempermudah terjadinya radang apendiks,
diantaranya:
1. Faktor obstruksi
2. Faktor bakteri
3. Kecenderungan familiar
4. Faktor ras dan diet

Mekanisme yang terjadi pada appendisitis

Penyumbatan
Fekalit secret mukus

Mukus >>

Obstruksi
lumen 5
appendiks
Gangguan aliran mucus
dari Appendik - sekum

Bendungan
mukus edema,
Peningkata Gangguan
diapedesis
n tekanan aliran limfe
bakteri, dan
intralumina
ulserasi
l
mukosa

Obstruksi arteri (a. Obstruksi


vena apendisitis akut
terminalis
appendikularis)

infark dinding Nyeri daerah


apendiks Edema >> epigastrium

bakteri akan
gangren menembus dinding
apendiks.

apendisitis Peradangan Appendisitis


ganggrenosa peritoneum Supuratif akut

Nyeri perut
kanan
bawah

Penegakan Diagnosa Apendisitis Akut


Gambaran klinis pada apendisitis akut yaitu :

6
 Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan anorexia. Demam
biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah
terjadi perforasi.
 Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di
titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya defans muskuler.
 Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan bawah pada tekanan kiri
(Rovsing’s Sign) nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg’s
Sign) batuk atau mengedan
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
o Tidak ditemukan gambaran spesifik
o Kembung sering terlihat pada komplikasi perforasi.
o Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada masaa atau abses periapendikuler.
o Tampak perut kanan bawah tertinggal pada pernafasan
 Palpasi
o nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan lepas.
o defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
o pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk
menentukan adanya rasa nyeri.
 Perkusi
o pekak hati menghilang jika terjadi perforasi usus.
 Auskultasi
o biasanya normal
o peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat
apendisitis perforate
 Rectal Toucher
o tonus musculus sfingter ani baik
o ampula tida kolaps
o nyeri tekan pada daerah jam 9 dan 12
o terdapat massa yang menekan rectum (jika ada abses).
 Uji Psoas
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi panggul kanan atau
fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila apendiks yang
meradang menepel di m. poas mayor, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.

7
 Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m. obturator
internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan endorotasi sendi
panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika.
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan
untuk mengetahui letak apendiks.

 Alvarado Score
Characteristic Score
M = Migration of pain to the RLQ 1
A = Anorexia 1
N = Nausea and vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
S = Shift of WBC to the left 1
Total 10

Dinyatakan appendisitis akut bila skor > 7 poin

8
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
o Pemeriksaan darah
 leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada kasus
dengan komplikasi.
 pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat.
o Pemeriksaan urin untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam
urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang
hampir sama dengan appendicitis.
 Radiologis
o Foto polos abdomen
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi
(misalnya peritonitis) tampak :
 psoas shadow tak tampak
 bayangan gas usus kanan bawah tak tampak
 garis retroperitoneal fat sisi kanan tubuh tak tampak
 5% dari penderita menunjukkan fecalith radio-opaq
 scoliosis ke kanan
o USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG,
terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat
dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik,
adnecitis dan sebagainya.
o Barium enema
Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke colon melalui
anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari
appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
o CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
o Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan
dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung. Tehnik ini
dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan

9
ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung
dilakukan pengangkatan appendix (appendectomy).
Penatalaksanaan Apendisitis Akut
Perawatan Kegawatdaruratan
 Berikan terapi kristaloid untuk pasien dengan tanda-tanda klinis dehidrasi atau
septicemia.
 Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun melalui mulut.
 Berikan analgesik dan antiemetik parenteral untuk kenyamanan pasien.
 Pertimbangkan adanya kehamilan ektopik pada wanita usia subur, dan lakukan
pengukuran kadar hCG
 Berikan antibiotik intravena pada pasien dengan tanda-tanda septicemia dan pasien yang
akan dilanjutkan ke laparotomi.
Antibiotik Pre-Operatif
 Pemberian antibiotik pre-operatif telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan
tingkat luka infeksi pasca bedah.
 Pemberian antibiotic spektrum luas untuk gram negatif dan anaerob diindikasikan.
Antibiotik preoperative harus diberikan dalam hubungannya pembedahan.

3. Plan
Diagnosis: Pada pasien ini diagnosis Appendisitis Akut
Pengobatan:
Pemeriksaan radiologis : USG abdomen, Rontgen thorax PA
Terapi :
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr IV
• Inj. Ranitidin 2 x 50 mg IV
• Inj. Ondansetron 2 x 4 mg IV
• Ketorolac 3 x 30 mg IV
• Pro Appendiktomy
Pendidikan : pasien diberi penjelasan mengenani penyakitnya, komplikasi yang bisa terjadi,
serta tindakan yang akan dilakukan.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang penatalaksanaan yang dilakukan.

10
Rujukan: Pada pasien ini dirujuk ke dokter spesialis Bedah Umum

11

Anda mungkin juga menyukai