BERKAS PORTOFOLIO Bedah
BERKAS PORTOFOLIO Bedah
Objektif Presentasi :
Deskripsi : seorang laki-laki, usia 23 tahun datang dengan keluhamn nyeri perut kanan
bawah sejak 3 hari yang lalu. Terdapat mual, muntah, perut terasa kembung. Mc Burney
sign (+), Nyeri lepas (+).
Tujuan :
1
Data utama untuk bahan diskusi
2. Riwayat pengobatan:
Pasien belum pernah berobat ke dokter atau ke tempat pengobatan lainnya.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada
5. Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang buruh
6. Lain-lain :
Pasien memiliki kebiasaan merokok. Konsumsi alkohol di sangkal.
Daftar Pustaka:
1. Tim Revisi PDT Sub Komite Farmasi dan Terapi RSU DR.Soetomo . Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.2008
2. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004
3. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi
16.USA: W.B Saunders companies.2002
2
4. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill companies.2005
5. R. Schrock MD, Theodore. Ilmu Bedah. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.1995
Hasil Pembelajaran:
Pemeriksaan fisik
3
- Hidung : epistaksis (-), serumen (-), sekret (-)
- Mulut : sianosis (-), bibir lembap.
- Telinga : sekret -/-, serumen -/-
Leher : Tidak tampak pembesaran KGB
Dada : Bentuk dan gerak simetris
Paru :
Kanan Kiri
Inspeksi Bentuk dada normal, simetris saat statis dan
dinamis.
Palpasi Vokal fremitus kanan = vokal fremitus kiri
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
Wheezing (-) Wheezing (-)
Ronkhi (-) Ronkhi (-)
4
Tonus sphinter ani baik, ampula tidak kolaps, mukosa licin, nyeri tekan (+) jam 9-12,
massa (-). Pada handscoon feses (+), darah (-).
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : Tanggal 30 Juni 2015
Hb : 13,7 g/dl
Ht : 40 %
Leukosit : 12.550 /mm3
Trombosit : 247.000 /mm3
LED : 13 mm/jam
Hitung Jemis : 0/3/3/75/36/5
GDS : 112 mg/dl
Appendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan
merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Apendisitis akut
merupakan radang bakteri yang dicetuskan berbagai faktor, diantaranya adalah hiperplasia
jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris dapat juga menimbulkan
penyumbatan.
Apendisitis akut disebabkan oleh proses radang bakteria yang dicetuskan oleh beberapa
faktor pencetus. Ada beberapa faktor yang mempermudah terjadinya radang apendiks,
diantaranya:
1. Faktor obstruksi
2. Faktor bakteri
3. Kecenderungan familiar
4. Faktor ras dan diet
Penyumbatan
Fekalit secret mukus
Mukus >>
Obstruksi
lumen 5
appendiks
Gangguan aliran mucus
dari Appendik - sekum
Bendungan
mukus edema,
Peningkata Gangguan
diapedesis
n tekanan aliran limfe
bakteri, dan
intralumina
ulserasi
l
mukosa
bakteri akan
gangren menembus dinding
apendiks.
Nyeri perut
kanan
bawah
6
Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan anorexia. Demam
biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah
terjadi perforasi.
Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di
titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya defans muskuler.
Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan bawah pada tekanan kiri
(Rovsing’s Sign) nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg’s
Sign) batuk atau mengedan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
o Tidak ditemukan gambaran spesifik
o Kembung sering terlihat pada komplikasi perforasi.
o Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada masaa atau abses periapendikuler.
o Tampak perut kanan bawah tertinggal pada pernafasan
Palpasi
o nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan lepas.
o defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
o pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk
menentukan adanya rasa nyeri.
Perkusi
o pekak hati menghilang jika terjadi perforasi usus.
Auskultasi
o biasanya normal
o peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat
apendisitis perforate
Rectal Toucher
o tonus musculus sfingter ani baik
o ampula tida kolaps
o nyeri tekan pada daerah jam 9 dan 12
o terdapat massa yang menekan rectum (jika ada abses).
Uji Psoas
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi panggul kanan atau
fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila apendiks yang
meradang menepel di m. poas mayor, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.
7
Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m. obturator
internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan endorotasi sendi
panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika.
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan
untuk mengetahui letak apendiks.
Alvarado Score
Characteristic Score
M = Migration of pain to the RLQ 1
A = Anorexia 1
N = Nausea and vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
S = Shift of WBC to the left 1
Total 10
8
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
o Pemeriksaan darah
leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada kasus
dengan komplikasi.
pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat.
o Pemeriksaan urin untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam
urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang
hampir sama dengan appendicitis.
Radiologis
o Foto polos abdomen
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi
(misalnya peritonitis) tampak :
psoas shadow tak tampak
bayangan gas usus kanan bawah tak tampak
garis retroperitoneal fat sisi kanan tubuh tak tampak
5% dari penderita menunjukkan fecalith radio-opaq
scoliosis ke kanan
o USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG,
terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat
dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik,
adnecitis dan sebagainya.
o Barium enema
Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke colon melalui
anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari
appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
o CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
o Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan
dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung. Tehnik ini
dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan
9
ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung
dilakukan pengangkatan appendix (appendectomy).
Penatalaksanaan Apendisitis Akut
Perawatan Kegawatdaruratan
Berikan terapi kristaloid untuk pasien dengan tanda-tanda klinis dehidrasi atau
septicemia.
Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun melalui mulut.
Berikan analgesik dan antiemetik parenteral untuk kenyamanan pasien.
Pertimbangkan adanya kehamilan ektopik pada wanita usia subur, dan lakukan
pengukuran kadar hCG
Berikan antibiotik intravena pada pasien dengan tanda-tanda septicemia dan pasien yang
akan dilanjutkan ke laparotomi.
Antibiotik Pre-Operatif
Pemberian antibiotik pre-operatif telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan
tingkat luka infeksi pasca bedah.
Pemberian antibiotic spektrum luas untuk gram negatif dan anaerob diindikasikan.
Antibiotik preoperative harus diberikan dalam hubungannya pembedahan.
3. Plan
Diagnosis: Pada pasien ini diagnosis Appendisitis Akut
Pengobatan:
Pemeriksaan radiologis : USG abdomen, Rontgen thorax PA
Terapi :
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr IV
• Inj. Ranitidin 2 x 50 mg IV
• Inj. Ondansetron 2 x 4 mg IV
• Ketorolac 3 x 30 mg IV
• Pro Appendiktomy
Pendidikan : pasien diberi penjelasan mengenani penyakitnya, komplikasi yang bisa terjadi,
serta tindakan yang akan dilakukan.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang penatalaksanaan yang dilakukan.
10
Rujukan: Pada pasien ini dirujuk ke dokter spesialis Bedah Umum
11