Anda di halaman 1dari 6

PATHWAY

Masalah muscoloskeletal, gangguan ginjal, masalah pelvis,tumor

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap

Terjadi perubahan struktur dgn discus susun atas fibri dan matrik gelatinus

Otot abdominal dan toraks melemah fibri kartilago padat dan tidak teratur

Mobilitas fisik terganggu penonjolan diskus /kerusakan sendi pusat

Hambatan mobilitas fisik menekan akar syaraf

nyeri

Adanya hambatan &

Ketidakmampuan melakukan

aktivitas

Defisit perawatan diri


     DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.    Nyeri akut b.d spasme otot,masalah muskuloskeletal,tekanan saraf
b.    Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, kekakuan sendi, kontraktur
e.    Defisit perawatan diri b/d nyeri

Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)
Domain 12: keperawatan selama 3 x 24
1.    Lakukan pengkajian nyeri  secara
kenyamanan jam nyeri berkurang / hilang kom-prehensif (lokasi, karateristik,
dengan kriteria : durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor
Definisi : pengalaman presipitasi).
sensori dan emosional Tingkat nyeri (2102) 2.    Observasi reaksi non verbal dari
tidak menyenangkan      1. Melaporkan nyeri ber- ketidaknyamanan.
yang muncul akibat kurang / hilang 3.    Gunakan teknik komunikasi
kerusakan jaringan     2. Frekuensi nyeri berku- terapetik untuk mengetahui
actual atau yang rang / hilang pengalaman nyeri klien.
digambarkan sebagai     3. Lama nyeri berkurang 4.    Kaji kultur / budaya yang 
krusakan.      4. Ekspresi oral berkurang / mempengaruhi respon nyeri.
hilang 5.    Evaluasi pengalaman nyeri masa
Batasan karakteristik      5. Ketegangan otot berku- lampau.
: rang / hilang 6.    Evaluasi bersama klien dan tim
         Verbal       6. Dapat istirahat kesehatan lain tentang ketidak
Menarik nafas pan-       7. Skala nyeri berkurang / efektifan kontrol nyeri masa lampau.
jang, merintih menurun 7.    Bantu klien dan keluarga untuk
Mengeluh nyeri mencari dan menemukan dukungan.
         Motorik Kontrol Nyeri (1605) 8.    Kontrol  lingkungan yang dapat
          Menyeringaikan          Mengenal faktor-faktor mempe-ngaruhi nyeri (suhu ruangan,
wajah. penyebab pencahayaan, dan kebisingan)
          Langkah yang ter-          Mengenal onset nyeri 9.    Kurangi faktor presipitasi nyeri.
seok-seok           Jarang / tidak pernah
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
          Postur yang kaku / melakukan tindakan (farmokologi, non farmakologi dan
tidak stabil pertolongan dengan non  inter-personal)
          Gerakan yang amat analgetik 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk me-
lambat atau terpaksa           Jarang / tidak pernah nentukan intervensi.
         Respon autonom menggunakan analgetik 12. Ajarkan tentang teknik non
          Perubahan vital sign          Jarang / tidak pernah farmakologi.
melaporkan  nyeri kepa-da
13. Berikan analgetik untuk mengurangi
tim kesehatan. nyeri.
          Nyeri terkontrol 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
            15. Tingkatkan istirahat
Tingkat kenyamanan
16. Kolaborasi dengan dokter jika ada
(2100) keluhan dan tindakan nyeri tidak
          Klien melaporkan kebu- berhasil.
tuhan istirahat tidur
17. Monitor penerimaan klien tentang
tercukupi mana-jemen nyeri.
          Melaporkan kondisi fisik
baik Andministrasi  Analgetik (2210)
          Melaporkan kondisi
1.    Tentukan lokasi, karateristik
psikis baik kualitas, dan derajat nyeri sebagai
pemberian obat.
2.    Cek instruksi dokter tentang jenis
                                 obat, dosis dan fekkuensi.
            3.    Cek riwayat alergi
            4.    Pilih analgenik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu.
5.    Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri.
6.    Tentukan analgetik pilihan rute
pemberian dan dosis optimal.
7.    Pilih rute pemberian secara iv-im
untuk pengobatan nyeri secara teratur
8.    Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama
kali
9.    Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat.
10. Evaluasi efektifitas analgesik tanda
dan gejala (efek sampingan)
2 Hambatan mobilitas fi-  Setelah dilakukan tindakan 1.  Dasar untuk memberikan alternatif
sik (00085) keperawatan selama 3 X 24 dan latihan gerak yang sesuai dengan
Domain 4: aktivitas/ jam klien mampu mencapai kemampuannya
istirahat mobilitas fisik dengan kri-
2.  2. Tingkat aktifitas tergantung dari
Kelas 2 : aktivitas/ teria :
perkembangan atauresolusi dari
olahrga
proses inflamasi
Mobility Level (0208) :
3.   3. mempertahankan fungsi sendi,
Definisi : keterbatasan-      Klien dapat melakukan
kekuatan otot
dalam gerakan fisik/ mobilitas secara bertahap
4.  4.  untuk mengetahui tingkat
atau satu atau lebih dengan tanpa merasakan
perkembangan pasien dan dapat
ekstermitas secara nyeri.
menentukan intervensi yang tepat
mandiri dan terarah. -      Penampilan seimbang
bagi pasien
-      Menggerakkan otot dan
5. 5. Menghilangkan tekanan pada
Batasan karakteristik sendi
jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
Postur tubuh kaku tidak-      Mampu pindah tempat
6.   6. Untuk menghindari cedera
stabil. tanpa bantuan
7.    7. Dengan adanya motivasi dari
Jalan terseok-seok -      Berjalan tanpa bantuan
keluarga, pasien akan merasa lebih
     Gerak lambat
dekat dan nyaman dengan keluarga
     Membatasi perubahan
terdekatnya
ge-rak yang mendadak
8. Posisi yang nyaman dapat
atau cepat
mengurangi rasa nyeri pada pasien.
     Sakit berbalik
3. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Self Care assistane : ADLs
Domain 4 : aktivitas/ keperawatan selama 3 X 24
a. Monitor kemempuan klien untuk
istirahat jam klien mampu mencapai
kriteria hasil : perawatan diri yang mandiri.
Kelas 5 : perawatan diri
b. Monitor kebutuhan klien untuk
1. klien terbebas dari
bau badan alat-alat bantu untuk kebersihan
§ 2. Menyatakan kenyamanan
diri, berpakaian, berhias, toileting
terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLs dan makan.
§ 3. Dapat melakukan ADLS c. Sediakan bantuan sampai klien
dengan bantua
mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
d. Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki.
e.  Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
h.   Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai