Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian simulasi

Simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan


situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi
dilingkungannya. Peserta didik mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumnya. Hal itu berguna untuk memberikan respons (membuat keputusan atau
melakukan tindakan) untuk mengatasi masalah/situasi dan menerima umpan balik tentang
respons tersebut (Rheba de dan Martha A. Thompson, 1987)

Tujuan simulasi

a. Membantu peserta didik mempraktikkan ketrampilan dalam membuat keputusan dan


menyelesaikan masalah.
b. mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk menurapkan berbagai prinsip, teori.
c. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Bentuk-bentuk simulasi antara lain :


a. Role playing (bermain peran), adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa actual, atau
kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
b. Psiko drama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak
dari permasalahan-permasalahan psikologis, biasanya digunakan untuk terapi.
c. Sosio drama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut
hubungan antar manusia. Digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan
akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.
d. Permainan

Langkah-langkah pelaksanaan simulasi :


a. Tentukan topik dan tujuan
b. Jelaskan garis besar situasi yang akan disimulasikan
c. Tentukan peran dan pemegang peranan
d. Tentukan waktu
e. Laksanakan dan evaluasi.

Tipe simulasi
Menurut sandra de young (1990) ada tiga tipe simulasi, yaitu simulation exercise, simulation
game, dan role playing. Berikut ini akan diuraikan metode simulation exercise dan role
playing.
a. Simulation exercise (latihan simulasi) adalah metode pembelajaran simulasi yang
menyajikan situasi nyata yang terkontrol. Peserta didik dapat memanipulasi situasi
tersebut, sehingga pemahaman peserta didik menjadi lebih baik terhadap situasi
tersebut.
Latihan simulasi meliputi :
1. Written simulation
2. Simulasi dengan audio visual
3. Dan live simulated patient
b. Role playing (bermain peran) adalah suatu bentuk drama dimana peserta didik secara
spontan memperagakan peran peran dalam berinteraksi yang terkait dengan
masalah/tantangan dan hubungan antar manusia.

Metode simulasi tidak langsung dilakukan pada klien, tetapi dipraktikkan seakan-akan
kondisinya nyata, sehingga kesalahan tidak bersifat fatal. Ada tiga macam bentuk
simulasi untuk bermain peran yaitu : Kusus aktif , Model , Kilen. Pada kasus aktif
diberikan data tentang klien nyata yang memerlukan pengambilan keputusan
kemudian data ditambah untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan.

Petunjuk menggunakan metode simulasi


Berikut ini petunjuk apabila akan menggunakan metode pembelajaran simulasi.
a. Simulasi harus meningkatkan pencapaian tujuan.
b. Perhatikan syarat simulasi tentang jumlah peserta didik, waktu yang diperlukan, alat ,
dan tempat.
c. Pembimbing harus memahami jalannya simulasi
d. Uji coba dapat dilakukan pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh
pembimbing.
e. Peserta didik mempunyai latar belakang teori dan ketrampilan untuk berperan serta
dalam simulasi
f. Peserta didik harus mengerti tujuan peran serta mereka pada simulasi
g. Petunjuk tertulis lengkap dan diberikan pada peserta didik
h. Pembimbing bertanggung jawab untuk menginterupsi simulasi apabila waktu telah
lewat dan muncul masalah, atau peserta belum kontepeten.

Prosedur penggunaan metode simulasi


Sri Anitah, W.dkk (2007:5.23) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode
simulasi adalah :
a. Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh pendidik.
b. Mnetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas
c. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang
dimainkan
d. Proses pengamatan pelaksanan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi
e. Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil simulasi.
Proses pembimbingan pada metode simulasi.
a. Menyampaikan tujuan simulasi
b. Menjelaskan jalannya simulasi
c. Mengatur peserta didik untuk memerankan sesuai dengan pernnya dalam simulasi
d. Melakukan uji coba pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembimbing
e. Memberikan komentar setelah simulasi, bila ada masalah dan peserta didik kurang
menguasai
f. Melakukan diskusi untuk membahas proses simulasi.

Kelebihan simulasi
a. Memperkaya pengetahuan, sikap dan ketrampilan, serta pengalaman yang tidak
langsung diperlukan dalam melengkapi berbagai masalah sosial.
b. Peerta didik berkesempatan untuk menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga
mendapat kepuasan, kesegaran, dan kesehatan jiwa.
c. Sekalipun bukan tujuan metode ini, melalui simulasi dapat dikembangkan bakat dan
kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik, misalnya dalam seni drama,
bermain peran, dan sebagainya.

Kekurangan metode simulasi


a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan
kenyataan dilapangan atau dalam kehidupan.
b. Tidak jarang simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sedangkan fungsinya sebagai
alat belajar jadi terabaikan.
c. Pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena kurangnya
pengalaman ketrampilan atau pengusaan siswa terhadap masalah sosial yang
diperankan.
d. Simulasi dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional seperti rasa malu, ragu-ragu, atau
takut yang dapat memengaruhi peserta didik dalam melakukan simulasi.
e. Simulasi menuntut hubungan informal antara guru dan peserta didik yang akrab dan
fleksibel. Ini berarti menghendaki guru yang demokratis bukan otoriter.
f. Simulasi menuntut imajinasi peserta didik
g. Simulasi memerlukan pengelompokan peserta didik memadai yang fleksibel serta
ruang dan fleksibel yang selalu tersedia dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai