Dosen :
KELOMPOK 3
BETARI KARLINDA
EFRIZON DEDI
ZAKPAR SIREGAR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun maksud dan tujuan untuk membuat langkah langkah didalam mendesain Struktur
dan analisis perencanaan Struktur. Tujuannya untuk lebih mengetahui ataupun
membedakan antara tahapan Desain Struktur Dengan Analisis Struktur.
1.3 Sasaran
Adapun sasaran didalam penulisan langkah – langkah Desain Struktur dan Analisis Struktur
Adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Struktur harus dipikirkan dengan matang karena menyangkut investasi dana
yang jumlahnya tidak sedikit. Berbagai hal perlu ditinjau yang meliputi beberapa kriteria,
yaitu 3S : strength, stiffness, dan serviceability. Analisis struktur gedung bertingkat dapat
dilakukan dengan computer berbasis elemen hingga (finite element) dengan sofware yang
telah umum digunakan oleh para perencana, misalnya : SAP (Structure Analysis Program)
atau ETABS (Extended 3D Analysis Building Systems).
1. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) atau Ordinary Moment Resisting
Frame (OMRF) Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur gedung yang masuk
di zona gempa 1 dan 2 yaitu wilayah dengan tingkat gempa rendah. Acuan
perhitungan yang digunakan adalah SNI 03-2847-2002 pasal 3 sampai pasal 20.
2. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Intermediate Moment
Resisting Frame (IMRF) Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur gedung
yang masuk di zona gempa 3 dan 4 yaitu wilayah dengan tingkat gempaan sedang.
Pasal- pasal yang digunakan dalam SNI 03-2847-2002 adalah Pasal 3 sampai pasal
20, ditambah dengan pasal 23.2 sampai dengan 23.10.2
3. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) atau Special Moment Resisting
Frame (SMRF). Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur gedung yang
masuk pada zona 5 dan 6 yaitu wilayah dengan tingkat gempaan tinggi atau
diaplikasikan dalam perencanaan High Rise Building.
Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam perencanaan gedung adalah pengumpulan
data proyek yang meliputi :
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-1992) atau
ACI 318- 2005.
Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989-F) atau
ASCE 7-10.
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002).
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).
a. Beton
Untuk struktur kolom, sloof, balok lantai dan plat lantai digunakan beton dengan
kuat tekan beton yang disyaratkan, fc’ = 25 MPa (setara dengan beton K-300).
Modulus elastis beton, Ec = 4700√(fc') = 2,35.104 MPa = 2,35.107 kN/m2 dengan
angka poison = 0,20.
b. Baja Tulangan
Untuk baja tulangan dengan D ≥ 12 mm digunakan baja tulangan ulir BJTD 40
dengan tegangan leleh baja, fy = 400 MPa. Untuk baja tulangan dengan D < 12 mm
digunakan baja tulangan polos BJTP 24 dengan tegangan leleh baja, fy = 240 MPa.
Modulus elastis baja, Es = 2,1.105 MPa.
c. Baja Profil
Mutu baja profil yang digunakan untuk struktur baja harus memenuhi persyaratan
setara dengan BJ-37.
1. Perencanaan plat
- Penentuan dimensi terdiri dari dimensi plat dan dimensi plat atap. Masing-
masing menggunakan SNI 03-2847-2002 dengan pasal :Perencanaan plat 1 arah
: SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.2 Tabel 8 Perencanaan plat 2 arah : SNI 03-2847-
2002 pasal 11.5.3 Menganalisa gaya- gaya yang terjadi pada plat, digunakan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1971 pasal.13.3 tabel 13.3.1 dan
tabel 13.3.2), sedangkan perletakkan yang diasumsikan jepit penuh digunakan
C.K Wang dan C.G Salmon jilid 2, Penulangan plat, Penulangan lentur, susut, dan
suhu : SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2.
2. Penentuan dimensi balok dan kolom
- Penentuan dimensi balok terdiri dari : Perencanaan lebar efektif balok (SNI 03-
2847-2002 pasal 10.10.2), Perhitungan penulangan geser : SNI 03-2847-2002
pasal.13.3.1(1) Perhitungan penulangan torsi : SNI 03-2847-2002 pasal.13.6
3. Struktur kolom, terdiri dari:
- Perencanaan kolom portal Pengaruh kelangsingan kolom : SNI 03-2847-2002
pasal 12.12.2 momen : SNI 03-2847-2002 pasal 12.13.3 Perhitungan penulangan
geser : SNI 03-2847-2002 psl.13.3.1(2)
4. Analisa struktur bawah
- Perhitungan poer,
- Perhitungan pondasi tiang pancang,
- Perhitungan sloof.
5. Penulangan
Penulangan dihitung berdasarkan data-data yang diperoleh dari out put SAP atau
ETABS. Dari out put SAP atau ETABS diperoleh nilai gaya geser (D), momen lentur
(M), momen torsi (T), dan nilai gaya aksial (P). Kemudian dihitung kebutuhan
tulangan pada balok, kolom dan pondasi. Perhitungan penulangan geser, lentur, dan
puntir pada semua komponen struktur utama. Kontrol masing-masing perhitungan
penulangan. Penabelan penulangan yang terpakai pada elemen struktur yang
dihitung (struktur atas dan struktur bawah). Penggambaran detail penulangan.
Stelah dilakukan tahapan desain struktur maka akan keluar gaya – gaya dalam yang terjadi
pada sistem struktur yang dipilih tersebut. Untuk itu dilakukan tahapan didalam hasil
perencanaan untuk di Analisis Apakah Perencanaan yang dibuat kompak ataupun duktile
didalam menerima beban yang dibuat. Adapun langkah langkahnya adalah seperti dibawah
ini
A. Cek Persyaratan
1) Plat
- Kontrol jarak spasi tulangan : SNI 03-2847-2002 pasal.15.3.2
- Kontrol jarak spasi tulangan suhu dan susut.
- Kontrol perlu tulangan suhu dan susut : SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2.1 dan
pasal 10.4.3
- Kontrol lendutan : SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.4
2) Balok
- Kontrol Mnpasang ≥ Mn untuk tulangan lentur
3) Kolom
- Kontrol kemampuan kolom.
- Kontrol momen yang terjadi Mnpasang ≥ Mn
4) Poer
- Kontrol dimensi poer : SNI 03-2847-2002 pasal13.12.3. 1.(a), pasal.13.12.3.
1.(b), pasal.13.12.3.1.(c)
- Kontrol geser pons.
Geser 1 arah : SNI 03-2847-2002 pasal.13.12.1.1
Geser 2 arah : SNI 03-2847-2002 pasal.13.12.1.2
B. Gambar Perencanaan
Desain
Identifikasi dan
Pengumpulan data
Perencanaan
Pleriminery
Design
SAP, ETAB
dll
Running
Gaya – Gaya
Dalam
A
A
2. Standar Ketahanan
Gempa Pada Bangunan
Gambar Desain