Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

Dosen :

JATI SUNARYATI. P.hd

KELOMPOK 3

BETARI KARLINDA

EFRIZON DEDI

ZAKPAR SIREGAR

MAGISTER TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mendesain struktur bangunan adalah proses memodelisasikan suatu struktur bangunan,


menganalisanya sehingga didapatkan suatu bentuk struktur dengan dimensi dan mutu
tertentu sedemikian rupa sehingga struktur dapat menahan beban-beban yang bekerja pada
struktur tersebut. Untuk mempermudah proses desain struktur bangunan, seorang
perencana dapat menggunakan bantuan software untuk menganalisanya. Dengan
menggunakan software, perencana dapat memodelisasikan struktur yang akan dibangun
serta spesifikasinya, kemudian mengaplikasikan beban-beban yang terjadi, sehingga akan
terlihat ketahanan struktur terhadap beban-beban tersebut. Selain itu, di dalam software
juga dapat dilihat besar lendutan dan gaya dalam yang dialami oleh komponen struktur.
Software-software yang digunakan dalam proses perencanaan struktur bangunan, antara
lain adalah SAP 2000, Etabs, Midas, dan lain-lain.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan untuk membuat langkah langkah didalam mendesain Struktur
dan analisis perencanaan Struktur. Tujuannya untuk lebih mengetahui ataupun
membedakan antara tahapan Desain Struktur Dengan Analisis Struktur.

1.3 Sasaran

Adapun sasaran didalam penulisan langkah – langkah Desain Struktur dan Analisis Struktur
Adalah:

1. Membuat Langkah - langkah didalam Mendesain Struktur

2. Membuat Langkah – Langkah didalam Analisis Struktur

3. Membandingkan antara Desain Struktur dan Analisis Struktur


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Langkah – Langkah Desain Struktur

Perencanaan Struktur harus dipikirkan dengan matang karena menyangkut investasi dana
yang jumlahnya tidak sedikit. Berbagai hal perlu ditinjau yang meliputi beberapa kriteria,
yaitu 3S : strength, stiffness, dan serviceability. Analisis struktur gedung bertingkat dapat
dilakukan dengan computer berbasis elemen hingga (finite element) dengan sofware yang
telah umum digunakan oleh para perencana, misalnya : SAP (Structure Analysis Program)
atau ETABS (Extended 3D Analysis Building Systems).

Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-strength)


yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai peraturan yang
berlaku. Berbagai macam kombinasi pembebanan yang meliputi beban mati, beban hidup,
beban angin, dan beban gempa dihitung dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame).
Kombinasi pembebanan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Di negara Indonesia ada 3 jenis sistem struktur yang digunakan yaitu:

1. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) atau Ordinary Moment Resisting
Frame (OMRF) Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur gedung yang masuk
di zona gempa 1 dan 2 yaitu wilayah dengan tingkat gempa rendah. Acuan
perhitungan yang digunakan adalah SNI 03-2847-2002 pasal 3 sampai pasal 20.
2. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Intermediate Moment
Resisting Frame (IMRF) Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur gedung
yang masuk di zona gempa 3 dan 4 yaitu wilayah dengan tingkat gempaan sedang.
Pasal- pasal yang digunakan dalam SNI 03-2847-2002 adalah Pasal 3 sampai pasal
20, ditambah dengan pasal 23.2 sampai dengan 23.10.2
3. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) atau Special Moment Resisting
Frame (SMRF). Metode ini digunakan untuk perhitungan struktur gedung yang
masuk pada zona 5 dan 6 yaitu wilayah dengan tingkat gempaan tinggi atau
diaplikasikan dalam perencanaan High Rise Building.

Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam perencanaan gedung adalah pengumpulan
data proyek yang meliputi :

a. Data tanah dari hasil sondir dan boring,


b. Data bangunan,
c. Data gambar proyek, terdiri dari gambar arsitektur, gambar struktur, gambar
potongan, dan denah lantai,
d. Data lain yang menyangkut RKS (Rencana Kerja dan Syarat- syarat)

2.1 Peraturan dan Standar Perencanaan

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-1992) atau
ACI 318- 2005.

Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989-F) atau
ASCE 7-10.

Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002).

Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).

2.2 Bahan Struktur

a. Beton
Untuk struktur kolom, sloof, balok lantai dan plat lantai digunakan beton dengan
kuat tekan beton yang disyaratkan, fc’ = 25 MPa (setara dengan beton K-300).
Modulus elastis beton, Ec = 4700√(fc') = 2,35.104 MPa = 2,35.107 kN/m2 dengan
angka poison = 0,20.
b. Baja Tulangan
Untuk baja tulangan dengan D ≥ 12 mm digunakan baja tulangan ulir BJTD 40
dengan tegangan leleh baja, fy = 400 MPa. Untuk baja tulangan dengan D < 12 mm
digunakan baja tulangan polos BJTP 24 dengan tegangan leleh baja, fy = 240 MPa.
Modulus elastis baja, Es = 2,1.105 MPa.
c. Baja Profil
Mutu baja profil yang digunakan untuk struktur baja harus memenuhi persyaratan
setara dengan BJ-37.

2.3 Pra-eliminari Desain

1. Perencanaan plat
- Penentuan dimensi terdiri dari dimensi plat dan dimensi plat atap. Masing-
masing menggunakan SNI 03-2847-2002 dengan pasal :Perencanaan plat 1 arah
: SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.2 Tabel 8 Perencanaan plat 2 arah : SNI 03-2847-
2002 pasal 11.5.3 Menganalisa gaya- gaya yang terjadi pada plat, digunakan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1971 pasal.13.3 tabel 13.3.1 dan
tabel 13.3.2), sedangkan perletakkan yang diasumsikan jepit penuh digunakan
C.K Wang dan C.G Salmon jilid 2, Penulangan plat, Penulangan lentur, susut, dan
suhu : SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2.
2. Penentuan dimensi balok dan kolom
- Penentuan dimensi balok terdiri dari : Perencanaan lebar efektif balok (SNI 03-
2847-2002 pasal 10.10.2), Perhitungan penulangan geser : SNI 03-2847-2002
pasal.13.3.1(1) Perhitungan penulangan torsi : SNI 03-2847-2002 pasal.13.6
3. Struktur kolom, terdiri dari:
- Perencanaan kolom portal Pengaruh kelangsingan kolom : SNI 03-2847-2002
pasal 12.12.2 momen : SNI 03-2847-2002 pasal 12.13.3 Perhitungan penulangan
geser : SNI 03-2847-2002 psl.13.3.1(2)
4. Analisa struktur bawah
- Perhitungan poer,
- Perhitungan pondasi tiang pancang,
- Perhitungan sloof.
5. Penulangan
Penulangan dihitung berdasarkan data-data yang diperoleh dari out put SAP atau
ETABS. Dari out put SAP atau ETABS diperoleh nilai gaya geser (D), momen lentur
(M), momen torsi (T), dan nilai gaya aksial (P). Kemudian dihitung kebutuhan
tulangan pada balok, kolom dan pondasi. Perhitungan penulangan geser, lentur, dan
puntir pada semua komponen struktur utama. Kontrol masing-masing perhitungan
penulangan. Penabelan penulangan yang terpakai pada elemen struktur yang
dihitung (struktur atas dan struktur bawah). Penggambaran detail penulangan.

2.4 Analisis Struktur

Stelah dilakukan tahapan desain struktur maka akan keluar gaya – gaya dalam yang terjadi
pada sistem struktur yang dipilih tersebut. Untuk itu dilakukan tahapan didalam hasil
perencanaan untuk di Analisis Apakah Perencanaan yang dibuat kompak ataupun duktile
didalam menerima beban yang dibuat. Adapun langkah langkahnya adalah seperti dibawah
ini

A. Cek Persyaratan

1) Plat
- Kontrol jarak spasi tulangan : SNI 03-2847-2002 pasal.15.3.2
- Kontrol jarak spasi tulangan suhu dan susut.
- Kontrol perlu tulangan suhu dan susut : SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2.1 dan
pasal 10.4.3
- Kontrol lendutan : SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.4
2) Balok
- Kontrol Mnpasang ≥ Mn untuk tulangan lentur
3) Kolom
- Kontrol kemampuan kolom.
- Kontrol momen yang terjadi Mnpasang ≥ Mn
4) Poer
- Kontrol dimensi poer : SNI 03-2847-2002 pasal13.12.3. 1.(a), pasal.13.12.3.
1.(b), pasal.13.12.3.1.(c)
- Kontrol geser pons.
Geser 1 arah : SNI 03-2847-2002 pasal.13.12.1.1
Geser 2 arah : SNI 03-2847-2002 pasal.13.12.1.2

B. Gambar Perencanaan

a) Gambar arsitek terdiri dari :


- Gambar denah.
- Gambar tampak.
b) Gambar struktur terdiri dari :
- Potongan memanjang.
- Potongan melintang.
- Gambar denah pondasi.
- Gambar denah sloof.
- Gambar denah pembalokan.
- Gambar denah rencana atap.
c) Gambar detail :
- Gambar detail panjang penyaluran.
- Gambar detail penjangkaran tulangan.
- Gambar detail pondasi dan poer.
2.5 Flow Chart Perencanaan dan Analisis Struktur

Desain

Identifikasi dan
Pengumpulan data
Perencanaan

Data Primer Data Skunder

Pleriminery
Design

Perancangan Konfigurasi Bangunan


Tata cara pembebanan
dan Beban yang bekerja
Sesuai dengan struktur dan
Peratutan yang berlaku

SAP, ETAB
dll

Running

Gaya – Gaya
Dalam

A
A

1. Tata Cara perhitungan


Struktur Beton Bertulang Analisis Struktur

2. Standar Ketahanan
Gempa Pada Bangunan

Analisis Elemen Struktur


1. Tata Cara perhitungan
Atas
Struktur Beton Bertulang
1. Struktur Portal
2. Struktur Plate 2. Grafik dan Perhitungan
Beton Bertulang

Analisis Elemen Struktur


Bawah : 1. Tata Cara perhitungan
Pondasi Pondasi dalam maupun
dangkal sesuai dengan
kebutuhan Struktur

Gambar Desain

Anda mungkin juga menyukai