PENDAHULUAN
relatif besar, berpenduduk padat dan permanen terdiri dari individu-individu yang
secara sosial heterogen ( De Goede, dalam Sarlito 1992: 40). Di sisi lain, Bintarto
(1989:34) menyatakan bahwa dari segi geografis, kota dapat diartikan sebagai suatu
sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang
tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang
materialistis.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas serta banyak aspek budaya turut
Oleh karena itu, Kebudayaan itu sendiri sangat erat hubungannya dengan
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
1
Manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok, hidup di dalam dan
bersama lingkungannya.Dari hubungan yang erat dan bersifat timbal balik, manusia
yang dinamik antara manusia dengan lingkungannya tersebut timbul suatu aktivitas
dasar kepentingan ekonomi, sangat mempengaruhi tata nilai di dalam kehidupan dan
hubungan sosial masyarakatnya. Tata nilai disini meliputi perilaku, sikap hidup, pola
hubungan alamiah dan ilmiah. selanjutnya adalah budaya sendiri tidak bisa diciptakan
tanpa pengikut atau massa, oleh karena itu budaya memerlukan pengikut atau orang
Oleh karena itu, manusia itu sendiri membutuhkan budaya sebagai sebuah
pengatur sikap dan perilaku antar sesama manusia dengan adanya budaya yang baik
dan benar, menciptakan sebuah hidup yang teratur dan sopan santun dalam
2
1.2 Masalah Penelitian
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan budaya dan perilaku individualistis dalam
masyarakat perkotaan?
perkotaan?
masyarakat perkotaan?
1.3.1 Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan budaya dan perilaku
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya dan manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
mempengaruhi budaya dan manusia itu sendiri adalah ruang.Ruang itu sendiri dapat
hal ini, Didasarkan pada Teori Medan (Field Theory) yang dikenalkan oleh Kurt
hewan, objek material, dan manusia. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan
memicu kejiwaan seseorang, suhu, suasana dan sifat cahaya. Jadi pengaruh
4
lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal, eksternal, dan
transendental.
kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang mempengaruhi
sikap dan mental manusia. Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami
sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri
akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan. Soedjatmoko, seorang
sangat dipengaruhi oleh psikologis historis suatu lingkungan, tempat orang tersebut
Sebagai contoh adalah masyarakat perkotaan yang memiliki gaya hidup yang
cenderung bersifat individualistik. Berikut adalah teori Talcott Parsons mengenai tipe
atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional,
5
b). Orientasi Diri
pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan
kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa
c). Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran
d). Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima
e). Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih
6
Ciri-ciri masyarakat Perkotaan
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting,
sebagai anggota masyarakat. Sementara itu, menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
7
Perilaku Individualis sebagai Akibat Sifat Kehidupan Kota
Bintarto (1989: 54) mengatakan, bahwa kesibukan setiap warga kota dalam
tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatian terhadap sesamanya. Apabila
hal ini berlebihan akan menimbulkan sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai
toleransi sosial.
Dengan adanya fenomena di atas dan melihat sifat kehidupan kota yang
a. Hanya saling mengenal terutama dalam satu peranannya saja, misalnya sebagai
kondektur, penjaga toko dan sebagainya. Oleh karena itu juga dikatakan bahwa
b. Melindungi diri sendiri secara berlebihan agar tidak terjadi terlalu banyak
tenaga dan biaya. Orang kota juga harus melindungi dan membatasi diri
ialah seringnya terjadi kontak personal yang ditandai oleh semacam reserve,
8
c. Cenderung mengadakan kontak, personal bukan dengan keinginan yang
masing individu.
Perilaku Individualis pada masyarakat kota secara umum bisa dibedakan dalam
2 aspek, yaitu perwujudan dalam ungkapan fisik (spasial, material dan bentuk), serta
kota.
diungkapkan dalam suatu ungkapan fisik yang berupa batas ruang (territory) atau
ungkapan bentuk. Ungkapan fisik yang berupa batas ruang (territory) bisa bersifat
tetap atau suatu kondisi yang relatif tidak berubah-ubah, namun bisa juga bersifat
tidak tetap.Ini sejalan dengan pendapat Lang (1987: 76), bahwa teritorialitas adalah
salah satu perwujudan ego yang tidak ingin diganggu, dan merupakan perwujudan
dan privasi.Yang perlu diperhatikan adalah, apabila keinginan perwujudan privasi ini
sangat berlebihan, hal ini merupakan indikasi dari sikap dan perilaku individualis.
9
Beberapa contoh ungkapan fisik sebagai perwujudan perilaku individualis pada
1. Pemasangan pagar halaman depan yang dibuat sangat tinggi dan masif,
hanya karena untuk memenuhi ego pemilik supaya tidak disamakan atau tidak
ingin sama dengan lingkungannya, dalam arti supaya dianggap lebih tinggi
menunjukkan bahwa sesuatu area adalah milik pribadi, bukan untuk masyarakat
umum sehingga masyarakat umum tidak boleh masuk area tersebut, atau
timbul.
didapati pada sikap dan perilaku masyarakat kota. Hal ini bisa dilihat dari beberapa
10
contoh:
sendiri.
karena merasa tetangga tersebut adalah orang asing bagi orang tersebut.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai berikut :
2. Teknik Wawancara, Tujuan dari teknik wawancara ini adalah agar diperoleh
12
3.2 Analisis Data
kegiatan suatu kota sering menjadi tumpuan harapan masyarakat sehingga mereka
tersebut.
cenderung terbagi menjadi 2 segmen, yaitu (1) kelompok masyarakat yang menang
dan berhasil dalam iklim kompetisi ini dan (2) kelompok masyarakat yang kalah dan
tersingkir. Dampak sosial lain yang sangat terasa akibat iklim ini adalah pada perilaku
ini bisa mencakup 2 aspek, yaitu aspek fisik dan aspek sikap/tingkah laku masyarakat
Dari kajian dalam tulisan ini bisa disimpulkan bahwa perilaku individualis
permasalahan yang tidak bisa dihilangkan karena timbul dan iklim kompetitif yang
ada. Kondisi tersebut perlu dikendalikan supaya tidak sampai menimbulkan konflik
antar individu atau antar kelompok masyarakat penghuni kota. Salah satu alat
pengendali kondisi tersebut adalah perlunya upaya pendidikan sosial bagi para
13
penghuni atau calon penghuni lingkungan kota, sehingga dapat tercipta hubungan
Perubahan perilaku masyarakat kota dapat dilihat dari pola kebudayaan dan norma
masyarakatnya Seperti ditinjau dari segi bahasa, teknologi, sistem relegi dan
kesenian :
kepada hal-hal yang bersifat pasti dan nyata, sehingga sukar untuk
5. Nilai dan norma :Nilai dan norma di masyarakat kota, umumnya sudah
bersifat individual, mereka akan berhubungan dengan orang lain karena ada
14
kepentingan dan urusan, persamaan-persamaan pekerjaan, umur dan
golongan.
7. Mata pencaharian :Mata pencaharian sudah lebih bervariasi, sawah dan ladang
8. Lembaga Sosial : Di perkotaan lembaga sosial yang ada semakin banyak dan
reproduksi, tapi sebagian kecil juga ada yang bersifat seperti unit ekonomi
ketetanggaan agak sedikit pudar, artinya sudah tidak seintim yang ada di desa.
terhadap dewa-dewa atau roh, hal ini karena dikota juga sudah jauh dari alam
bebas seperti yang ada di desa. Lalu juga di kota tidak terlalu bergantung pada
alam.
15
11. Stratifikasi pada Masyarakat Kota : Stratifikasi pada masyarakat kota, berbeda
dengan yang di desa, jika yang didesa yang memiliki lahan pertanian yang
paling banyak maka stratifikasinya tinggi. Tetapi berbeda apa yang ada di
kota, dikota unsurnya yaitu siapa yang memiliki harta/materi paling banyak
dia termasuk di dalam lapisan yang tinggi, begitu pula dengan pangkat,
jabatan dan wewenang yang paling tinggi maka lapisannya juga paling tinggi.
Dari tiga konsep di atas yang paling sering digunakan di kota yaitu konsepan
yang ketiga, artinya masyarakat kota akan memilih pimpinan rasional, hal ini
karena memang masyarakat kota sudah berpikiran yang lebih maju dan
Sementara itu, kondisi sosial masyarakat kota dapat tergambar dari sifat yang
menonjol yang biasa mereka lakukan dalam kehidupan sehari – hari mereka, sebagai
berikut:
16
1. Sikap Kehidupan
Sikap hidup masyarakat kota pada umumnya mempunyai taraf hidup yang lebih
tinggi daripada masyarakat desa. Akibatnya timbullah sikap pembatasan diri didalam
sekitarnya, sepanjang sehat menurut rasio selama tidak melanggar hukum. Didalam
pergaulan hidup di kota jika dilihat dari sudut pandang sosiologi maka sifat
kerukunan yang lama (paguyuban) telah bertukar dengan organisasi kepentingan yang
2. Tingkah Laku
Tingkah laku masyarakat kota pada umumnya bergerak maju, mempunyai sifat
kreatif, radikal, dan dinamis. Dari segi budaya masyarakat kota umumnya
mempunyai tingkatan budaya yang lebih tinggi, karena kreativitas dan dinamika
kehidupan kota lebih lekas menerima yang baru atau membuang sesuatu yang lama,
lebih lekas mengadakan reaksi, lebih cepat menerima mode-mode dan kebiasaan-
17
Derajat kehidupan masyarakat kota terdiri dari bermacam-macam tingkatan, yaitu
dari tingkat tertinggi sampai dengan tingkat rendah, sehingga timbullah golongan
Sebagai akibat dari konsekwensi kemajuan peradaban kota didorong pula oleh
sikap atau naluri untuk meniru dan meniru dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
dinamis.
3. Perwatakan-Perwatakan
Perwatakan masyarakat kota cenderung pada sifat matrealistis. Akibat dari sikap
hidup yang egoisme dan pandangan hidup yang radikal dan dinamis menyebabkan
masyarakat kota lemah dalam sistem religi, yang mana menimbulkan efek-efek
jawab sosial. Fikiran dan aktivitasnya terlalu disibukkan oleh hal-hal yang menjurus
kepada usaha duniawian. Namun demikian bukan berarti bahwa masyarakat kota
serius.
usaha untuk mengumpulkan harta benda guna memperkaya diri sendiri. Pada
mulanya hal ini disebabkan oleh rasa kekhawatiran kelangsungan hidup pribadi atau
18
Disamping itu juga masyarakat kota masih memerlukan adanya hiburan-hiburan
atau rekreasi sebagai penyegaran yang disebabkan oleh ketegangan jiwa yang terus-
menerus dalam menuntut hidup. Hal ini tentunya menuntut ekstra biaya yang
matrealistis.
ala barat yang biasanya menerpa kalangan ibu-ibu di perkotaan.Ini menyababkan pola
hidup manjadi berubah. Selain itu, gaya pergaulan bebas juga menjadi marak di
Di samping itu pula tidak bisa dilupakan adanya faktor kelemahan pribadi
kemerosotan moral. Harus diakui bahwa masyarakat kota itu lebih pesat
perkembangannya atau dengan kata lain lebih modern. Sikap hidup dan prinsip
pandangan hidupnya lebih praktis, tidak bertele-tele, tidak terikat pada adat kebiasaan
yang statis, yang pada umumnya merupakan suatu penghalang bagi kemajuan.
Di dalam kota itu sendiri terdapat berbagai macam kultur atau budaya yang
berkembang. Masyarakat kota adalah masyarakat yang datang dari berbagai daerah
untuk hidup berbaur satu dengan yang lainnya. Dari tempat asal masing-masing,
mereka secara langsung maupun tidak langsung membawa dan menyebarkan budaya
yang mereka miliki kepada lingkungannya sekarang. Di kota itu sendiri, budaya yang
19
datang akan bercampur-baur dan terkadang terjadi akulturasi budaya membentuk
budaya baru.
diperlukan untuk menjadikan manusia itu memiliki ciri khas tersendiri dalam
20
DAFTAR PUSTAKA
http://nicofergiyono.blogspot.com/2014/06/kondisi-fisik-sosial-dan-budaya.html
http://mappingmapras.blogspot.com/2013/11/batasan-pengertian-ciri-ciri-pola.html
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=related:lorentfebrian.wordpress.com/perbed
aan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/+budaya+dan+masyarakat+kota
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=related:bimcibedug.bandungbaratkab.go.id/
karakteristik-masyarakat-di-pedesaan/+budaya+dan+masyarakat+kota
21