638 1299 1 PB
638 1299 1 PB
I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
BBLR adalah bayi yang mempuyai berat badan lahir kurang dari 2500
2. Bayi dengan preterm (28-37 minggu) BB<2,5 kg, BB bayi sesuai dengan
Menurut WHO(1961) BBLR adalah semua bayi baru lahir yang BBnya
sebagai berikut:
3. Post Term Infant : masa gestasi 294 hari atau lebih (42 minggu atau
lebih)
Dengan pengertian seperti apa yang telah diterangkan diatas, maka bayi
1
2. Dismamatur : Kalau BB bayi tersebut kurang dari BB seharusnya
B. Etiologi
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang dan antenatal care yang kurang
2. Faktor kehamilan.
b. Hamil ganda
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
d. Kelainan kromosom
2
a. Radiasi
3
4
D. Tanda Dan Gejala
1. Sistem Pernafasan
a. Apnea
c. Timbul sianosis
2. Sistem Sirkulasi
lemah
mmHg)
3. Pengendalian suhu.,
lebih besar.
5
b. Kegagalan untuk mempertahankan suhu adekuat disebabkan karena
1) Evaporasi
selaput mukosa.
2) Konduksi
Terjadi jika bayi diletakkan pada perukaan yang dingin dan padat.
3) Radiasi
Terjadi jika panas berpindah dari bayi ke benda padat lainnya tanpa
4) Konveksi
4. Sistem Pencernaan
5. Sistem Urinarius
b. Urin sedikit
6
6. Sistem Persarafan
a. Tangisan lemah
7. Sistem Genetalia
a. Genital kecil
skrotum.
c. Pada wanita labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor hingga aterm.
8. Gambaran umum
g. Kuku lembut dan lanugo mencolok tetapi terdapat sedikit atau tidak
7
E. Komplikasi
darah
F. Diagnostik
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
G. Penatalaksanaan Medis
yang tepat
H. Langkah Pencegahan
I. Penatalaksanaan
Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan
8
yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun psikologis.
1. Oksigenasi
2. Termoregulasi
yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan
Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C.
9
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat
a. Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain
sebagai penggantinya.
b. Pemancar pemanas.
d. Inkubator
a. Stabilisasi kondisi
b. Perlindungan suhu
c. Pemberian ASI
e. Menurunkan morbiditas
10
k. Waktu tidur bayi lebih lama
3. Nutrisi
ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui
11
kapasitas mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang
evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari
2005) :
semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi
BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan
12
a. Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus
c. Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki
Kontrol infeksi
a. Prematuritas
Pencegahan infeksi
infeksi nosokomial:
13
b. Setiap pasien mempunyai alat sendiri.
5. Hidrasi
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
14
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN BERAT BADAN LAHIR
SANGAT RENDAH (BBLSR) DI RUANG NICU
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas bayi
a. Pengkajian kulit
1) Warna kulit
disebabkan oleh melanin pada kulit: warna cokelat pada kulit dapat
alcohol, atau infalamasi local, warna biru (sianosis) pada kuku atau
15
karena penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen yang
atau infeksi berat yang dapat dilihat pada sclera, membran mukosa
dan abdomen; apabila terdapat pada telapak tangan, kaki dan muka
pada area kulit terbuka (bukan pada sclera dan membrane mukosa)
merah muda pada orang kulit putih) atau warna abu-abu pada kulit
2) Kelembapan kulit
3) Tekstur kulit
pada jari tangan dan kaki. Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya
16
tidaknya edema dan lesi (macula, papula, nodul, tumor, vesikula,
bula, pustula).
b. Pengkajian kuku
c. Pengkajian rambut
d. Pengkajian telinga
17
permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, serta
posisi lidah.
f. Pengkajian hidung
g. Pengkajian genetalia
3. Diagnosa Keperawatan
badan.
asupan ASI.
f. Risiko infeksi b.d pertahanan tubuh primer dan sekunder tidak adekuat
(Herdmant, 2015).
18
4. Rencana Asuhan Keperawatan
19
pemakaian
popok basah
terlalu lama.
d. Ajarkan
keluarga untuk
melakukan
KMC.
2. Monitor dan
evaluasi
a. Observasi
suhu tubuh
klien.
b. Observasi
akral tubuh
klien.
3. Health education
a. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang
penyebab
hipotermi
klien.
b. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang cara
menangani
hipotermi
klien.
4. Kolaborasi
pemberian lipid
intravena.
20
reflek hisap
klien.
c. Observasi
berat badan
klien.
3. Health education
a. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang
manfaat ASI
bagi klien.
b. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang
penyebab
masalah
ketidakefektifa
n pemberian
ASI.
c. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang cara
menangani
masalah
ketidakefektifa
n pemberian
ASI.
4. Kolaborasi untuk
pemasangan
OGT/NGT.
4 Kekurangan Volume cairan klien 1. Manajemen cairan
volume cairan b.d bertambah dalam 3 x 24 Lakukan
kegagalan jam. Dengan kriteria hasil pemberian ASI
mekanisme sebagai berikut: atau susu formula.
regulasi. 1) Turgor kulit klien < 2 2. Monitor dan
detik. evaluasi
2) Mukosa bibir klien a. Observasi
lembab. turgor kulit
3) UUB normal. klien.
b. Observasi
mukosa bibir
klien.
c. Observasi
UUB klien.
3. Health education
21
a. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang
penyebab
kekurangan
volume cairan.
b. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang cara
menangani
masalah
kekurangan
volume cairan.
4. Kolaborasi untuk
pemberian cairan
infus.
5 Risiko infeksi b.d Kejadian infeksi pada klien 1. Manajemen
pertahanan tubuh dapat dicegah dalam 3 x 24 infeksi
primer dan jam. Dengan kriteria hasil a. Ajarkan
sekunder tidak sebagai berikut: keluarga
adekuat. 1. Tidak terdapat tanda- membiasakan
tanda infeksi. mencuci
2. Kadar leukosit dalam tangan
batas normal. sebelum
kontak dengan
klien.
b. Lakukan
segala
tindakan
kepada klien
dengan cara
aseptik.
2. Monitor dan
evaluasi
a. Observasi
tanda-tanda
infeksi.
b. Observasi
kadar leukosit
dalam darah.
3. Health education
a. Beri informasi
kepada
keluarga
bahwa klien
rentan terjadi
22
infeksi.
b. Beri informasi
kepada
keluarga
tentang cara
pencegahan
infeksi.
4. Kolaborasi untuk
pemberian
antibiotik.
5. Implementasi
6. Evaluasi
23
DAFTAR PUSTAKA
Mediaction.
24