Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Oleh

Mahasiswa AKPER Dharma Wacana


Kelompok Puskesmas

YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL DHARMA WACANA


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi


Sasaran :
Hari/tanggal :
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat :
Pemberi materi :

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan jenis penyakit yang sudah banyak dikenal oleh
masyarakat, yang oleh masyarkat dikenal dengan sebutan darah tinggi,
penyakit ini adalah penyakit dengan peningkatan tekanan darah di atas normal,
yaitu bila tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih dan tekanan distoliknya
90 mmHg. Walaupun sudah banyak yang mengetahui tetap saja masih banyak
juga orang yang belum mengetahui secara mendalam mengenai penyakit ini,
oleh karena itu saat ini masih diperlukan penyuluhan kepada masyarkat
terutama kepada masyrakat yang menderita penyakit ini.

Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi


penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-
diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi
ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal,
gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi
harapan hidup para penderitanya.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak terlepas dari masalah
kesehatan. Prevalensi nasional hipertensi saat ini adalah mencapai 29,8%.
Sedangkan pada data dari profil kesehatan Indonesia 2012 diketahui bahwa
hipertensi merupakan salah satu penyakit yang masuk urutan ke 7 dalam 10
besar penyakit rawat inap di Rumah Sakit seluruh Indonesia yaitu mencapai
19.874 kasus yang terdiri dari 8.423 (42%) laki-laki, 11.451 (58%) perempuan
dan 57% terjadi pada usia lanjut (usia >60 tahun) (Profil Kesehatan Indonesia,
2012)

Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case


fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan
yang harus ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak
pula bagi penurunan kualitas hidup.

Setelah dilakukan pengkajian terhadap lansia, maka dapat diketahui bahwa


lansia belum banyak mengerti tentang hipertensi. Lansia mengatakan ingin
sekali mengetahui lebih mendalam tentang hal ini. Oleh karena itu,
penyuluhan tentang penyakit ini sangat dibutuhkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada lansia diharapkan Lansia
dapat mengetahui tentang hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan lansia dapat:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan resiko terjadinya hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Menjelaskan cara pencegahan dan perawatan bagi penderita hipertensi
f. Menjelaskan cara penanganan hipertensi di rumah
g. Menjelaskan tata cara pengaturan diit bagi penderita hipertensi
h. Menjelaskan makanan yang dihindari dan yang diperbolehkan
C. Materi Penyuluhan
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta


1 Pendahuluan 5 menit
 Memberi salam  Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi  Menjawab
 Mengkonsumsikan pokok  Menyimak
bahasan  Menyimak
 Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti 20 menit
 Memberikan penjelasan tentang  Menyimak
materi penyuluhan
 Memberikan kesempatan lansia  Bertanya
untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan keluarga  Memperhatikan
3 Penutup 5 menit
 Menyimpulkan materi  Memperhatikan
penyuluhan bersama lansia
 Memberikan evaluasi secara lisan  Menjawab
 Memberikan salam penutup  Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 3 soal
5. Jenis soal :
1. Apakah pengertian dari hipertensi?
2. Apasaja resiko terjadinya hipertensi?
3. Apa komplikasi dari hipertensi?
HIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu bila tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg (Wijaya & Putri, 2013)

Klasifikasi Hipertensi (sumber ESC).


Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 dan <80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi derajat III >180 dan/atau >110
Hipertensi Sistolik >190 Dan <90
terisolasi

Klasifikasi Hipertensi (sumber : JNC VII)


Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Derajat
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 dan <80
Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi derajat II >160 atau > 100

B. Resiko Terjadinya Hipertensi

1. Obesitas/kegemukan
2. Kebiasaan merokok (> 6 batang/hr)
3. Minuman alkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Stress
6. Kurang olahraga
7. Makanan (berlemak dan kolestrol tinggi seperti, keju, minyak kelapa,
margarin).
(Wijaya & Putri, 2013)
C. Tanda dan Gejala Hipertensi

1. Peningkatan tekanan darah


2. Sakit kepala
3. Berdebar-debar
4. Penglihatan jadi kabur
5. Rasa berat di tengkuk
6. Sukar tidur
(Haryono & Setianingsih, 2013).
D. Komplikasi Hipertensi

1. Penyaki Jantung
2. Stroke
3. Gagal Jantung
4. Gagal Ginjal

E. Cara Pencegahan dan Perawatan Hipertensi

1. Kurangi Rokok
2. Pengendalian berat badan
3. Meningkatkan aktivitas fisik (jalan kaki 30
mnt/hr)
4. Periksa rutin tekanan darah ( 3x/minggu)
5. Mengontrol stress dengan benar
6. Mengurangi makanan yang mengandung garam
7. Mengurangi aktivitas yang berat
8. Modifikasi gaya hidup (olahraga teratur makan buah dan sayuran)
(Haryono & Setianingsih, 2013).
F. Penanganan Hipertensi di Rumah

1. Berbaring jika tekanan darah meningkat


2. Berikan kompres dingin pada dahi
3. Hilangkan aktivitas yang belebihan yang dapat meningkatkan sakit kepala
4. Berikan lingkungan tenang dan nyaman

G. Prinsip Pengaturan Makanan Bagi Penderita Hipertensi

 Makanan yang beraneka ragam dan gizi yang seimbang (seperti tempe,
tahu, kacang-kacangan, kentang
 Jenis makanan disesuaikan makanan yang tidak mengandung garam)
 Jumlah garam dibatasi (tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh perhari) .
 Konsumsi sayuran dan buah-buahan segar

H. Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari adalah:

 Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru-paru,


minyak kelapa, gajih)
 Makanan yang diolah menggunakan garam natrium (biskuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin)
 Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran dan
buah-buahan dalam kaleng, soft drink seperti fanta, sprite)
 Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)
 Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonaise, daging merah (sapi
/ kambing), kulit ayam.
 Bumbu-bumbu masak yang banyak mengandung garam natrim dan MSG.
 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Makanan Yang Diperbolehkan:


 Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, seperti;
© Beras, kentang, ubi, maizena, terigu, gula pasir.
 Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah,
kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
 Minyak goreng, margarine tanpa garam
 Sayuran dan buah-buahan
 Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,
kencur, laos, lombok, salam, sere.
(Haryono & Setianingsih, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, SA & Putri MY, KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah, Nuha Medika,
Yogyakarta. 2013.
Haryono, R & Setianingsih, S. Awas Musuh-musuh anda setelah usia 40 tahun.
Gosyen Publising, Yogyakarta. 2013.

Anda mungkin juga menyukai