PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapat ini memang benar bila kesadaran masyarakat tentang hal ini
sudah tinggi dan dalam klinik tersedia banyak darah dan cairan serta fasilitas
lainnya. Dalam masyarakat kita masih besar anggapan bahwa darahnya adalah
merupakan hidupnya, karena itu mereka menolak menyumbangkan darahnya,
walaupun untuk menolong jiwa istri dan keluarganya sendiri.
B. Tujuan Penulisan
o Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian
2. Menentukan identifikasi masalah atau diagnosa
3. Menentukan antisipasi masalah potensial
4. Menentukan identifikasi kebutuhan segera
5. Menetukan intervensi sesuai dengan diagnosa
6. Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah di buat
7. Melakukan evaluasi yang terhadap implementasi yang telah dilakukan.
Pelaksanaan
BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan umum dan
khusus, pelaksanaan, dan sisitematika penulisan.
BAB III : Berisi tinjauan kasus yang meliputi beberapa tahapan diantaranya
pengkajian, interpretasi data, identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi
kebutuhan tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Berisi kesimpulan tentang landasan teori yaitu dari konsep dasar dan
dari konsep asuhan kebidanan. Bab IV juga berisi saran yang berkaitan dengan
ASKEB
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian
Haemorragic Post Partum (HPP) atau Perdarahan Post Partum adalah perdarahan
setelah bayi lahir yang volumenya melebihi 500 ml (IBG, Manuaba: 1999). Kondisi
dalam persalinan menyebabkan kesulitan menentukan jumlah perdarahan yang terjadi
karena bercampur dengan air ketuban dan serapan pakaian atau kain alas tempat tidur.
Oleh sebab itu maka batasan operasional untuk periode pasca persalinan adalah
setelah bayi lahir. Sedangkan tentang jumlah perdarahan, disebutkan sebagai
perdarahan yang lebih dari normal dimana telah menyebabkan perubahan tanda vital
(Sarwono; 2001) seperti:
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah
anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. (www.gynecology.com).
Perdarahan post partum adalah perdarahaan dalam kala IV lebih 500-600 cc dalam 24
jam setelah anak dan plasenta lahir. (Rustam Mochtar, 1998).
Etiologi
1. Atonia uteri
Faktor Predisposisi
Grandemulti para
Jarak kehamilan dan persalinan kurang dari 2 tahun
Persalinan lama atau terlantar
Persalinan dengan tindakan narkose
Kesalahan penanganan kala III ialah kalau rahim dipijat-pijat untuk
mempercepat lahirnya placenta (Unpadj ; 1981)
Diagnosis
Penilaian Klinik
Berupa :
1. memberikan oksitosin
2. mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 kali)
3. mengeluarkan plasenta dengan tangan.
Komplikasi
1. Memudahkan terjadinya:
o Anemia yang berkelanjutan
o Infeksi puerperium.
2. Terjadi rehrosis hipofisis anterior dan sindrom sheehan
o Kelemahan umum (Asthenia)
o Menurunnya berat badan sampai cachexia
o Penurunan fungsi sexsual
o Memudarnya tanda-tanda seks sekunder
o Turunnya metabolisme – hipotensi
o Amenarea sekunder
3. Kematian perdarahan post partum
Pencegahan
Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan
umum, kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah.
Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan
penguat rahim atau uterotonika. Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka
vulva, infus di pasang dan sewaktu bayi lahir diberikan satu ampul metergin atau
kombinasi dengan lima satuan sintosinon atau sintometrin intravena. Hasilnya
biasanya memuaskan.
Pertolongan khusus
1. Solusi placenta
o Infus cairan pengganti
o Utero tonika dosis adekuat
o Tambahan fibrinogen langsung
o Dapat diberikan tranfusi dengan jumlah darah cukup.
2. Intrauterine fetal death / missed abortion
o Pemeriksaan darah disertai analisa faktor pembekuan darah.
o Berikan fibrinogen dalam dosis yang cukup.
3. Emboli air ketuban.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
1. menghentikan perdarahan
2. mencegah timbulnya syok
3. mengganti darah yang hilang.
Pengeluaran plasenta dengan tangan segera sesudah janin lahir dilakukan bila :
Pertolongan khusus
Solusi placenta
Infus cairan pengganti
Utero tonika dosis adekuat
Tambahan fibrinogen langsung
Dapat diberikan tranfusi dengan jumlah darah cukup.
Intrauterine fetal death / missed abortion
Pemeriksaan darah disertai analisa faktor pembekuan darah.
Berikan fibrinogen dalam dosis yang cukup.
Emboli air ketuban.
Ketuban pecah diikuti sesak napas, frekuensi detak jantung meningkat,
menggigil, kedinginan, sianosis, shock dan dalam waktu singkat meninggal.
Bahaya perdarahan disebabkan oleh gangguan fungsi pembekuan darah atau
sindrom hipofibrinogenemia.
Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada
klien yang inempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya dalam bidang KIA
atau KB.
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan yang terdiri dari 3
(tiga) phase kegiatan, yaitu mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data
yang diperoleh dalam bentuk data subyektif, data obyektifdan data penunjang yang
akan memberikan gambaran keadaan klien.
1. Data Subyektif
o Biodata klien dan suami terdiri dari:
1. Nama yang jelas dan lengkap, perlu dicatat untuk membedakan
dengan klien lainnya.
2. Umur dicatat dalam tahun, mengantisipasi diagnosa masalah
kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
3. Alamat, perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila
keadaan mendesak, danat juga memberi petunjuk keadaan
lingkungan tempat tinggal
4. Agama, perlu dicatat karena hal ini berpengaruh dalam
kehidupan dan memudahkan untuk memberikan dukungan
moral.
5. Suku bangsa, perlu dicatat untuk mengetahu kebiasaan adat
istiadax yang mempengaruhi kesehatan.
6. Pendidikan, perlu dicatat karena b’rpengaruh besar dalam
memberikan tindakan asuhan kebidanan.
7. Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya
terhadap status kesehatan dengan permasalahan pekerjaan,
disamping itu menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga
yang juga dapat mempengaruhi status gizi klien.
8. Status perkawinan, khusus untuk ibu mencakup berapa
kali menikah, lama pernikahan pcrtama kali.
o Alasan masuk rumah sakit
Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui status kesehatan klien sebelum masuk
rumah sakit, kemungkinan ada kaitannya dengan keadaan atau permasalahan
kesehatan klien pada masa nifas.
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang menyebabkan gangguan pada saat dilakukan pengkajian
pada klien nifas post vakurn ekstraksi. Ada kelelahan akibat. persalinan yang relatif
lama atau sulit, adakah nyeri pada luka jahitan, adakah pengeluaran lochia sesuai
dengan batas normal, adakah nyeri, after pain (sampai dengan 2-4 hari), dapatkah
miksi spontan setelah 6 jam post partum, dapatkah defekasi sebelum hari kc-3 post
partum, lancarkah laktasi setelah 1 – 3 hari post partum, adakah gangguan istirahat
atau tidur sesudah persalinan, bila ada alasannya apa.
Penyakit yang diderita sebelumnya merupakan gambaran penyakit yang lain untuk
mengetahui apakah ada hubungannya dengan rnasalah yang dihadapi klien nifas
diantaranya : apakah pernah atau sedang menderita penyakit hepatitis, diabetes
mellitus, jantung, hipertensi, ginjal, TBC.
Riwayat obstetri
1. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lain, meliputi : keadaan
kehamilan, tanggal atau tahun persalinan, urnur keharrilan, tempat
persrlinan, jenis persalinan. penolong, penyulit, jenis dan ber.at anak,
keadaan rjfas.
2. Riwayat kehamikn ini meliputi : gravida, para, atenn, prematur,
imatur, abortus, hidup, masa gestasi, penyulit selama hamil;
oengobatan yang diperoleh.
3. Riwayat persalinan sekarang meliputi : tanggal dan jam persalinan,
jenis persalinan, tindakan lama persalinan, kala 1 primi : 13 – 14 jam,
multipara : 6 – 7 jam, kala 11 primi . ½ – 2 jam, multipara : ½ –1 jam.
Adakah perdarahan dalam persalinan, anak hidup BB dan PB, jenis kelamin, apgar
skor, kelainan bawaan atau tidak rawat gabung ya atau tidak, bila tidak alasannya apa.
Keadaan psikososial
Meliputi tanggapan ibu atas kelahiran bayinya, jenis kelamin yang diharapkan,
rencana ibu untuk menyusukan bayinya kapan dan berapa lama, pengetahuan ibu
tentang menyusui dan perawatan bayi, siapa yang mengasuh atau merawat bayinya,
latar belakang sosial budaya, susunan keluarga yang tinggal serumah.
Yaitu pola pemenuhan fungsi kesehatan sebelum melahirkan dan masa nifas meliputi:
2. Data Obyektif
o Pemeriksaan fisik khusus
Produksi ASI: belum keluar pada hari I dan U kolostrum sudah keluar
Perineum : ada luka jahilan perineum (bekas episiotomi medio lateralis atau
medialis) hers ih atau kotor, adakah tanda-tanda infeksi (rubor, tumor, dolor,
kalor dan fungsiolesa).
Pemeriksaan penunjung
Interpretasi Data
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi pasien.
Intervensi
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah
sebelumnya.
Implementasi
Meliputi tindakan-tindakan atau penerapan dari rencana yang telah dibuat beserta
tanggal dan jam kegiatan yang dilakukan.
2.6.7 Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses
manajemen denganbenar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan
tetapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
1. Biodata
1. Status Perkawinan
Perkawinan : 1x
Usia Kawin : 23 Th
Lama Kawin : 7 Th
1. Keluhan Utama:
1. Riwayat Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 13 hari
Siklus : 28 hari
TPP : 09 – O6 – 2010
ANC pada trimester I di BPS ± 1 x, ibu tidak mendapat suntik TT selama hamil ke-3
ANC pada trimester III di RSTR ± 5 x, ibu mendapat obat-obatan : Fe dan Vit selama
hamil
Keluhan pada hamil muda, ibu sering mengeluh mual dan tidak nafsu makan.
Keluhan pada hamil tua, ibu sering mengeluh nyeri perut bagian bawah.
Klien masuk kamar bersalin jam 04.35 wib dengan indikasi inpartu dan terjadi
perdarahan post partum setelah 2 jam PP. banyak sekali tanpa berhenti (± 400 cc).
Perineum Lacerasi Hc ± 4 cm
Selama di BPS, pada saat Impartu kala I dilakukan oxitocyn drip 5 UI dalam 500 ml
DS % dengan indikasi pemanjangan fase latin, sampai pemb. Lengkap dan memasuki
kala dua, setelah bayi lahir diberikan oxitocyn 10 UI 1M (menjadi aktif kala III)
terpasang infus RL 2 cabang (tangan kanan/kiri)grojok.
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menahun dan keturunan seperti asma,
diabetes, hipertensi hepatitis, TB paru , alergi dan ibu tidak pernah dioperasi.
keluarga dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menular, menahun dan keturunan, seperti: asma, diabetes, TB paru, HT, Hepatitis
jantung dan tidak ada keturunan kembar.
1. Riwayat Psikososial.
Ibu gelisah dan khawatir karena darah terus mengalir banyak dari jalan lahirnya.
Pola Nutrisi : sebelum hamil ibu makan 3 x/hari porsi sedang dengan menu :
nasi lauk, sayur. Minum 6-8 gelas / hari, air putih / tea. Selama hamil ibu
makan 3 x/hari porsi sedang dengan manu yang sama. Selama di RS setelah
dilakukan tindakan (eksplorasi) ibu diberi minum teh ± 1 gelas dan makan
roti.
Pola Eliminasi : sebelum hamil ibu BAK ± 5-6 x / hari, BAB 1 x /hari, tidak
ada kelainan selama hamil ibu BAK 6-7 x /hari, BAB 1 x/hari. Selama di RS
ibu dipasang kateter.
Pola istirahat : sebelum hamil ibu tidur 6-7 jam / hari, ibu jarang tidur selama
hamil ibu tidur siang ± 1-2 jam, tidur malam ± 6-7 jam.
Selama di RS ibu merasa ngantuk karena kelelahan dan badan terasa lemas karena
perdarahan yang banyak di jalan lahir.
Pola aktifitas : sebelum dan selama hamil ibu tetap bekerja berdagang di
pasar. Ibu mengurangi pekerjaan yang berat sejak hamil tua, selama di RS ibu
bedrest semua kebutuhan dibantu oleh petugas.
Pola personal Higine : sebelum dan selama hamil ibu mandi 2 x / hari, gosok
gigi 2x /hari, ganti baju 2x/hari.selama di RS ibu dimandikan oleh petugas
(waslap), ganti baju 2x/hari.
selama hamil ibu tidak ada pantangan dalam makan/minum dan tidak pernah minum
jamu-jamuan, ibu tidak merokok, selama hamil dan menjelang persalinan tidak ada
kebiasaan keluarga yang menghambat kesehatan.
1. DATA OBYEKTIF
2. Pemeriksaan fisik umum tanda-tanda vital
Kepala : Keadaan kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan luka, rambut tidak
rontok
Hidung : tidak ada polip, tidak ada perdarahan, tidak ada kel, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, mukosa mulut lembab, bibir
kering.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran vena
jugularis.
Perut : terdapat linea alba, terdapat striae albican, perut tampak kendor, tidak
ada bekas luka operasi.
Genetalia : perdarahan yang terus mengalir dari vagina berwarna merah segar
terdapat robekan perineum Hc 2 cm, tidak ada odema, tidak ada varises, tidak ada
condiloma, tidak ada bartolinites.
1. Palpasi
leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
Payudara : konsistensi lunak, tidak ada benjolan kolostrum keluar.
1. Auscultasi
1. Perkusi
Reflek patella + /+
1. Pemeriksaan Dalam
cerviks membuka, tidak ada sisa placenta, terdapat stolsel-stolsel darah, terdapat
robekan cervix pada jam 09.00
1. Pemeriksaan Laboratorium
Kesimpulan
D/s : Ibu mengatakan mengalami perdarahan yang banyak dari jalan lahir setelah
melahirkan dan tubuhnya terasa lemas dan lemah.
Perineum lacerasi Hc 2 cm
Suhu : 375 0C
Resp : 24 x/mt
Palp : perut kendor, kontraksi uterus lembek, TFU 2 jari bawah pusat
Pemeriksaan Dalam : cerviks membuka, tidak ada sisa placenta terdapat stolsel –
stolsel darah, terdapat robekan cerviks pada jam 09.00
Cek HB : 6,5 gr %
Masalah Perdarahan.
Kebutuhan :
Pemeriksaan dalam : cervixs membuka, tidak ada sisa placenta terdapat robekan
pada cervixs pada jam 09.00.
Infus RL grojok
Infus RL drip piton 2 amp ( tetesan maintenent )
Lakukan eksplorasi 2 penjahitan robekan cervixs
Transfusi Darah
Diagnosa : P20002 dengan HPP + Atonia Uteri + Robekan Cervixs dan Anemis
HB kembali normal ( 10 – 11 gr % )
Intervensi
2. Kaji semua keluhan pada klien dan riwayat persalinan dan kehamilannya.
1. IMPLEMENTASI
Diagnosa : P20002 dengan HPP + Atonia Uteri + Robekan Cervixs dan Anemis
– Pemberian therapy
Misoprostole, 4 tab/rectal
Test Ampicillin hasil negative (-)
Injeksi ampicillin 2 gr
Injeksi Antoxiclau 3 x 1 gr
Injeksi metergin 1 Amp
InjeksiTransamin 3 x 1 Amp
Pasang Kateter dan urine bag
A/P Dokter
VII. EVALUASI
– Perdarahan ½ kotek
A: P20002 Post partum dengan HPP + Atonia Uteri + Robekan Cervixs + Anemis
P: – Observasi perdarahan
– cek Hb ulang → Hb 8 gr %
Catatan perkembangan
– perdarahan ½ kotek
A : P20002 post partum dengan HPP + atonia uteri + robekan cerviks + anemis
P : – observasi di lanjutkan
– observasi perdarahan
Catatan perkembangan
– tujuan tercapai
P : – observasi di lanjutkan
– cek Hb → Hb 10 gr %
– tranfusi di hentikan