Anda di halaman 1dari 5

Aradea Permana

5415153634

PONDASI PRACETAK BAMBU KOMPOSIT


dan PONDASI TELAPAK

ABSTRAK

Penulisan artikel ini bertujuan untuk menginformasikan kembali tentang


penelitian pondasi pracetak bambu komposit yang dilakukan oleh
beberapa Mahasiswa Universitas Widya Karya dan Universitas Brawijaya
Malang. Benda yang diuji terdiri berupa variasi pondasi pracetak bambu
komposit berdasakan posisi kolom, di tiap tiap tipe diletakkan 3 benda uji,
sehinga benda uji total ada 9 buah. Tulangan yang dipakai adalah bambu
petung 1 x 1 cm untuk pelat, balok rib, dan kolom. Benda di uji dengan
menaruh beban pada kolom hingga kondisi elastis sebelum runtuh. Pada
setiap tipe pondasi dipasang DG (Dial Gauge) dan LVDT (Linear Variable
Diferential Transformator) dengan jumlah dan letak yang berbeda.
Penentuan jumlah dan letak DG serta LVDT didasarkan pada hasil
pemodelan awal struktur dengan program bantu SAP 2000. Hasil dari
pemodelan tersebut menampilkan perilaku deformasi struktur jika
dibebani, DG dan LVDT dipasang pada titik – titik yang dapat
merepresentasikan perilaku struktur yang terdeformasi. Rata – rata beban
retak awal masing – masing pondasi adalah 3332 Kg untuk tipe pondasi 1,
3132 Kg untuk tipe pondasi 2, dan 936 Kg untuk tipe pondasi 3. Pada
setiap tipe memiliki pola retak yang sama yaitu terjadi keretakan pada
beton tarik. Peneliti menyebutkan tujuan yang ingin dicapai penelitian
tersebut : (1) Ingin mengetahui hubungan antaran beban yang diberikan
dan lendutan yang terjadi pada pondasi telapak pracetak bambu komposit.
(2) Ingin mengetahui pola retak yang terjadi akibat beban yang diberikan
pada pondasi telapak pracetak bambu komposit.

PENDAHULUAN

Dalam pembangunan rumah tinggal, banyak kendala yang dihadapi


seperti harga bangunan yang tinggi, tingginya tingkat polusi akibat
produksi, dan proses pelaksanaan pembangunan yang lama.
Permasalahan – permasalahan tersebut sering kali dijumpai di
masyarakat khususnya di Indonesia.
Pada zaman teknologi yang makin berkembang dan banyaknya
penelitian – penelitian ilmiah, permasalahan tsb mulai bisa teratasi sedikit
demi sedikit, diantaranya adalah permasalahan harga pembuatan rumah
yang tinggi. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah menggunakan
bahan dari alam, yaitu bambu. Bambu memiliki keunggulan sifat yang
hampir menyerupai tulangan besi dalam menahan kekuatan tari pada
beton. Alasan menggunakan bahan ini sebagai alternatif baja antara lain
adalah murah, mudah didapat, memiliki kuat tari yang tinggi, serta ramah
lingkungan.

Pada artikel ini akan disebutkan beberapa hasil penelitian yang


sudah dilakukan oleh ketiga mahasiswa Universitas Widya Karya. Dan
juga akan disebutkan beberapa keunggulan pondasi precast bambu
komposit yang diaplikasikan pada pondasi telapak dengan pondasi
telapak yang biasa digunakan.

Peneliti menyebutkan tujuan yang ingin dicapai penelitian tersebut :

1. Ingin mengetahui hubungan antaran beban yang diberikan dan


lendutan yang terjadi pada pondasi telapak pracetak bambu
komposit.
2. Ingin mengetahui pola retak yang terjadi akibat beban yang
diberikan pada pondasi telapak pracetak bambu komposit.

Bambu Sebagai Pengganti Tulangan Baja

Kekuatan bambu sebagai bahan konstruksi khususnya sebagai


tulangan pengganti baja di dalam beton bertulang. Beberapa bukti dalam
riset ilmiah maupun empiris, antara lain :

1. Hasil penyelidikan Surjokusumo dan Nugroho (1993) menyatakan


bahwa bambu dapat digunakan sebagai tulangan beton bertulang.
2. Morisco (1999) menyelidiki bahwa bambu dapat digunakan sebagai
pengganti baja tulangan dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi.
3. Jansen (2000) melakukan penelitian perbandingan penggunaan
bambu dan baja sebagai tulangan di dalam balok beton. Hasilnya
memuaskan karena momen lentur pada balok beton bertulang
bambu adalah 78% jika dibandingkan dengan balok dengan
tulangan baja. Dan lain lainnya.

METODE

Bahan

Bahan yang digunakan :

1. Beton dengan kuat tekan beton silinder rata-rata rencana f’c


sebesar 30 MPa. Campuran digunakan dengan perbandingan berat
per m3 beton PC:Pasir:Kerikil = 536 : 560 : 903
2. Bambu petung dimensi sebagai tulangan.
3. Tulangan baja Diameter 4 mm untuk sengkang.

Spesifikasi Benda Uji

Benda uji yang digunakan adalah :

1. 3 buah pondasi telapak tipe 1 dengan posisi kolom di tengah :

2. 3 buah pondasi telapak tipe 2 dengan posisi kolom di tepi :


3. 3 buah pondasi telapak tipe 3 dengan posisi kolom di sudut :

Perlakuan Benda Uji


KESIMPULAN DARI HASIL PENGUJIAN

1. Nilai P retak awal yang mampu ditahan oleh variasi pondasi tipe 1 memiliki
perbedaan yang cukup besar dengan tipe 2 dan 3, hal ini menunjukkan kualitas
pengerjaan yang kurang seragam.
2. Pada setiap tipe pondasi tersebut memiliki pola retak yang sama, terjadi dengan
didahului retak pada beton tarik, dan retak semakin banyak dan menjalar
menuju daerah tekan seiring bertambahnya beban yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Yoedono, B.S., dkk. 2012. Pondasi Pracetak Bambu Komposit. Malang.

Anda mungkin juga menyukai