SISTEM MUSKULOSKELETAL
Oleh :
Hana Rosita Setyarum 1804034003
Indriyani rahmawati 1804034005
Irfa rahma sari roza 1804034067
Pembimbing:
Radietya Alvarabie, S.Ked., dr
MUSKULER/OTOT
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi
dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabut silindris yang mempunyai
sifat sama dengan sel jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut
kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.
Selain membantu pergerakan, otot juga berfungsi membantu hipotalamus untuk
mengatur panas dalam tubuh.
Otot : 40% BB
Fungsi : gerakan volunter dan menegakkan tubuh
Otot bersifat elastis dan dapat diregangkan
Otot dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik
Tulang-tulang tidak dapat bergerak tanpa adanya 32 otot, sehingga otot sering disebut
sebagai alat gerak aktif.
Jenis-jenis otot:
A). Otot Lurik (otot sadar, otot kerangka, otot bergaris)
Setiap serabut otot bergaris melintang karena adanya gambaran selang –seling antara
warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah miofibril dan diselubungi
membran-membran halus sarkolema(selaput otot). Sejumlah serabut berkumpul membentuk
berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk membentuk
otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi, akan menjadi pendek, dan setiap serabut turut
bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh
rangsangan saraf.
Ciri-ciri otot lurik :
Terdiri atas sel-sel otot lurik
Mempunyai banyak inti
Berbentuk silindris panjang, berlapis-lapis terang dan gelap, disebut juga otot serat
lintang
Melekat pada rangka tubuh, kedua ujung otot mengecil disebut urat otot.
Bekerja menurut kesadaran/berdasarkan perintah otak, maka disebut otot sadar
Terdapat pada rangka
Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf. Otot tak sadar ditemukan pada
dinding pembulu darah dan pembulu limfe, pada dinding saluran pencernaan dan visera (alat
dalam) yang berongga, trakea, dan bronki, pada iris dan muskulus siliaris mata, serta otot tak
sadar dalam kulit.
Ciri-ciri otot polos :
- Terdiri atas sel-sel otot polos
- Tiap sel mempunyai satu inti
- Berbentuk gelendong, bagian tengah menggelembung, kedua ujungnya meruncing
- Tidak melekat pada rangka tubuh
- Bekerja tidak dengan perintah otak, maka disebut otot tak sadar
- Terdapat pada organ bagian dalam seperti saluran pencernaan, peredaran darah, sistem
pengeluaran.
C). Otot Jantung
Otot ini bergaris seperti pada otot sadar. Perbedaannya terdapat pada serabutnya yang
bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun memanjang
seperti pada otot bergaris, berciri merah khas, dan tak dapat dikendalikan kemauan).
Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan
ritmis tanpa tergantung pada ada – tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini
disebut miogenik yang membedakan dengan neurogenik.
Ciri-ciri otot jantung :
Terdiri atas sel-sel otot lurik
Mempunyai banyak inti sel, masing-masing inti terdapat di tengah-tengah
Berbentuk silindris panjang, dan bercabang-cabang
Bekerja tidak dengan perintah otak, maka disebut otak tak sadar
Terdapat pada organ jantung
Gerakan tidak cepat tetapi teratur
Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi
otot akan lebih kuat bila sedang meregang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin
memperlemah kekuatan otot.
Sedangkan untuk karakteristik kontraksi otot dibagi menjadi 2 yakni :
1. Kontraksi Isometrik : Panjang otot tetap sedangkan tonus otot meningkat
2. Kontraksi Isotonik : Otot memendek dan tonus otot tetap
TENDON
Otot polos
- Terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran-saluran.
- Kontraksi otot polos bertanggung jawab dalam mengatur aliran darah melalui
pembuluh darah, gerakan makanan melalui saluran pencernaan, aliran udara melalui
saluran pernapasan dan aliran urin keluar tubuh.
- Otot polos : terdiri dari unit jamak dan unit tunggal
- Otot polos unit jamak; bersifat neurogenik, tiap-tiap serat ototnya memerlukan
stimulasi dari saraf otonom agar dapat berkontraksi.
- Otot polos unit tunggal;
o Bersifat miogenik, otot ini mampu mencetuskan kontraksinya tanpa pengaruh
eksternal apapun (tanpa pengaruh saraf apapun). Kontraksi dimulai dari otot itu
sendiri.
o Apabila timbul potensial aksi, aktivitas listrik ini menyebar ke sel-sel sekitarnya
sehingga keseluruhan tereksitasi dan berkontraksi sebagai satu kesatuan.
- Kontraksi otot polos bersifat hemat energi, sehingga jenis otot ini mampu berkontraksi
dalam jangka panjang tanpa kelelahan.
Otot jantung
- Terdapat hanya di jantung.
- Kontraksinya; memompa darah ke seluruh tubuh.
- Secara struktural dan fungsional memiliki kesamaan dengan otot rangka dan otot polos
unit tunggal.
- Otot jantung memperlihatkan serat lintang karena filamen tebal dan tipisnya tersusun
secara teratur.
- Filamen tipis, mengandung troponin, tropomiosin yang memiliki tempat kerja Ca dalam
mengaktifkan siklus jembatan silang.
Klasifikasi Otot
a. Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
Otot sinergis, yaitu otot yang saling menduung. Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah
pronator) yang terdiri otot pronator kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-
sama berkontraksi ke satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan. Contoh: mekanisme kerja otot
bisep dan trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku
b. Berdasarkan bentuk dan serabutnya :
serabut sejajar atau bentuk kumparan
Otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
c. Berdasarkan jumlah kepalanya :
Otot berkepala dua (Bisep)
Otot berkepala tiga/triseps
Otot berkepala empat/quadriseps
d. Berdasarkan pekerjaannya :
Otot sinergis : otot bekerja bersama-sama
Otot antagonis : otot yang bekerjanya berlawanan
Otot abduktor : otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
Otot abduktor : otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
Otot fleksor : otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
Otot ekstensor : otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
Otot pronator : ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
Otot suponator : ulna dan radial dalam keadaan menyilang
Endorotasi : memutar ke dalam
Eksorotasi : memutar ke luar
Dilatasi : memanjangkan otot
Kontraksi : memendekkan otot
SKELETAL/ RANGKA
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk
melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang ditengah tulang-
tulang tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang membentuk berbagai sel darah.
Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
fosfat.
Komponen-komponen nonselular utama dari jaringan tulang adalah mineral-
mineral dan matriks organik (kolagen dan proteolikan). Kalsium dan fosfat
membentuk suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen
dan proteolikan. Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan tulang. Matriks organik
tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe
I yang kaku dan memberikan daya rentang tinggi pada tulang. Materi organik lain yang
juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.
Tulang tersusun atas :
- osteoblas : sel tulang (muda) yang membentuk osteosit,
- osteosit : sel tulang dewasa,
- osteoprogenator : merupakan sel khusus,
- osteoklas : merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat
disekitar permukaan tulang.
Ragam sel pada Tulang
Klasifikasi Tulang
Tulang panjang
Jenis jenis Tulang
Rulang rawan elastik : tulang rawan elastik terbentuk dari serabut elastik yang
lentur. Tulang rawan tidak akan mengalami perubahan menjadi tulang keras,
meskipun orang tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai didalam telinga,
cuping hidung dan epiglotis.
Tulang keras (osteon)
Tulang keras bersifat tidak elastis dan berwarna lebih gelap. Tulang keras tersusun atas
osteosit (sel tulang yang telah matang) dan matriks, serta di bungkus oleh
periosteum. Osteosit berasal dari osteoblas (sel tulang muda). Matriks tulang tersusun
dari kalsium fosfat dan kalsium karbonat sehingga bersifat keras. Matriks tulang yang
tersusun padat disebut tulang kompak sedangkan matriks tulang yang tersusun
berongga disebut tulang spons.
1. Tulang panjang
Tulang panjang memiliki rongga dan bertanggung jawab sebagai penopang kerangka tubuh.
Contoh tulang panjang antara lain tulang paha (femur), tulang betis (fibula), tulang kering
(tibia), tulang telapak kaki (metatarsal), dan tulang telapak tangan (metacarpal), jari-jari
(phalang), serta tulang yang membentuk lengan yaitu humerus, ulna, dan radius.
2. Tulang pendek
Ukurannya kira-kira sepanjang lebar dan berbentuk seperti dadu atau bundar. Tulang ini yang
memungkinkan Anda untuk bergerak. Contoh tulang pendek antara lain tulang yang
membentuk pergelangan kaki (tarsal) dan tulang membentuk pergelangan tangan (carpal).
3. Tulang pipih
Tulang pipih memiliki ukuran yang sangat tipis, tapi ukuran dan bentuknya sangat bervariasi.
Tulang ini memiliki area permukaan untuk melindungi otot yang terdapat pada tulang
tersebut. Contoh tulang pipih antara lain tulang rusuk (rib), tulang tengkorak (cranial), tulang
dada (sternum), dan tulang belikat (scapula).
Tulang tidak teratur memiliki bentuk yang tidak sesuai dengan tulang panjang, pendek, atau
pipih. Contoh tulang ini adalah tulang belakang (vertebrae), tulang sacrum, tulang ekor
(coccygeal), serta sebagian tulang yang membentuk wajah seperti tulang baji (sphenoid),
tulang pipi (zygomatic), dan tulang ethmoid.
5. Tulang sesamoid
Tulang sesamoid adalah tulang yang tertanam di tendon (jaringan ikat yang menghubungkan
jaringan otot dengan tulang). Tulang bulat kecil ini umumnya ditemukan di tendon tangan,
lutut, dan kaki. Tulang sesamoid berfungsi untuk melindungi tendon dari tekanan pada sendi
dan meningkatkan efisiensi sendi. Contoh tulang ini adalah tempurung lutut (patella).
C. Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersama-sama dengan tulang
dada
rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan Atas t
iga bagian yaitu :
- Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-ulang rusuk ini pada bagian
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung
depannya berhubungan dengan tulang dada dengan taraan tulang rawan.
- Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih
pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan
dengan ruas-ruans tulang belakang, sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan
disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang
dada.Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang
berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang. sedangkan ujung depannya
bebas. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya : melindungi jantung
dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa, dan ginjal serta
membantu pemapasan
D. Tulang Belakang (Vertebrae)
Tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan.
33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
a. Ruas tulang leher (vertebrae cervical).
b. Ruas tulang punggung (vertebrae thorac).
c. Ruas tulang pinggang (vertebrae lumbar).
d. Ruas tulang kelangkang (sacrum).
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
E. Rangka Apendikular
Gelang bahu
Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masing-masing gelang bahu terdiri
atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula).
Tulang anggota gerak atas:
a) tulang lengan atas (humerus);
b) tulang hasta (ulna);
c) tulang pengumpil (radius);
d) 8 tulang pergelangan tangan (carpal);
e) 5 tulang telapak tangan (metacarpal);
f) 14 tulang jari tangan (phalanges).
Gelang panggul
Gelang panggul terdiri atas 2 tulang pinggul (coxae) kanan dan kiri. Berfungsi
menahan berat tubuh.
Gambar Carpal
Gambar Ekstremitas Inferior
gambar Tarsal
Membran sinovial
Saluran Havers
Ligamen
Tulang rawan hialin
Bagian-bagian persendian
- Ligamen : penghubung tulang dengan tulang
- Periosteum : selaput luar tulang yang tipis dan banyak pembuluh darah dijumpai di
dalamnya.
- Membran sinovial :Jaringan ikat yang berfungsi menghasilkan cairan sinovial yg
berfungsi meminyaki sendi
- Kartilago (tulang rawan) dijumpai pada sendi dan diantara dua tulang; tidak
mengandung pembuluh darah tetapi diselubungi membran yaitu perikodrium.
Sendi putar
Sendi pelana
Sendi engsel
Sendi luncur
Persendian Persendian
sinartrosis diartrosis
Sendi Engsel
Gerakannya dua
arah, seperti
engsel. Contohnya:
pada siku, lutut, jari
BAB III
Fraktur Tulang
Diskontinuitas/terputusnya tulang
Biasa disebabkan oleh trauma, dipengaruhi oleh
Kekuatan dan sudut tenaga tsb
Keadaan tulang
Jaringan lunak di sekitar tulang
Jenis:
Fraktur komplet
Fraktur inkomplet
Fraktur terbuka
Fraktur tertutup
Penyembuhan Fraktur Tulang
Proses
- Kematian sel tulang, kerusakan jaringan lunak
- Perdarahan →Reaksi peradangan →akumulasi leukosit dan sel mast →fagositosis dan
pembersihan sel mati
Terbentuk bekuan fibrin (hematom fraktur→tempat melekat sel baru
Aktivitas osteoblas →tulang baru imatur (kalus) →remodelling →tulang sejati, kalsifikasi
Proses berlangsung selama Beberapa minggu-bulan
Osteoartritis (Penyakit Sendi Degeneratif)
Obat-obatan
- Analgetik
- Antiinflamasi
Faktor risiko
Gender (wanita>pria)
Usia (tua)
Genetik (anggota keluarga)
Cedera sendi sebelumnya
Manifestasi Artritis Reumatoid
Gambaran klinis
Gejala umum peradangan: demam, lemah, nyeri tubuh, pembengkakan sendi
Nyeri dan kaku sendi, simetris/bilateral, pada sendi perifer (metakarpofalang dan
pergelangan tangan), terutama pagi hari
Episode peradangan diselingi periode remisi
Rentang gerak berkurang, deformitas sendi dan kontraksi otot. Nodus-nodus reumatoid
ekstrasinovium dapat muncul
Penatalaksanaan Artritis Reumatoid
Tujuan pengobatan
- Menghilangkan nyeri dan peradangan
- Mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal penderita
- Mencegah/memperbaiki deformitas
Penatalaksanaan
- Edukasi
- Istirahat
- Latihan fisik
- Termoterapi
- Gizi
- Obat: analgetik, antiinflamasi
Osteoporosis
https://www.slideshare.net/PrastutiMubarok/patologi-muskuloskeletal
J.Corwin, Elizabeth,2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Pearce, Evelyn C., 2012, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia Pustaka
utama
http://www.scribd.com/mobile/doc/119143326/KLASIFIKASI-DAN-STRUKTUR
TULANG-SKELETAL