Makalah PBL Skenario 8
Makalah PBL Skenario 8
Metabolik Endokrin
Oleh:
Agnes
10.2010.068
Kelompok: F2
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Skenario 8
Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan di bawa ke Klinik karena lemas. Dari data
pemeriksaan awal, berat badan bayi tersebut di bawah kurang standart. Berdasarkan pengakuan
ibunya bayi tersebut sudah tidak diberikan asi sejak 1 bulan terakhir dikarenakan ibu tersebut
harus berkerja. Karena keterbatasan ekonomi, sebagai pengganti asi, bayinya diberikan susu
formula yang tidak sesuai dengan takaran yang dianjurkan dan tidak diberikan makanan
pengganti asi lainnya.
2
Pembahasan
Pancreas
Pankreas merupakan organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa
hormon atau fungsi endokrin atau Aktivitas humoral. Pankreas terdiri dari kumpulan sel sel
ovoid berukuran 75-175mm tersebar di seluruh pankreas yang disebul pulau-pulau langerhans
(ppL), yang lebih banyak ditemukan di cauda dari pada di caput dan korpus pankreas. ppL pada
manusia terdapat 1-3 juta yang mendapat pasokan darah dari vena porta hepatica. Sel-sel ppL
terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan pewarnaannya yaitu sel alfa (A) yang mensekresikan
glukagon, jumlah sel alfa 20% dari total sel ppL ; sel beta (B) yang mensekresikan insulin dab
jumlah nya terbanyak sekitar 60-70%di ppL; sel delta (D) mengsekresikan somatostatin; dan
sel polipeptida pankreas atau sel F yang mensekresikan polipeptida pankreas. Sel D dan F
jarang ditemukan.2
Beberapa fungsi dari pankreas adalah Mengatur kadar gula dalam darah melalui
pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat
pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang
mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-
selnya.
Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan terpenting pada tubuh karena merupakan sumber energi
utama bagi manusia. Karbohidrat ialah suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul
karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H 2O) sehingga dinamakan
karbohidrat. Dalam tumbuhan senyawa ini dibentuk melaui proses fotosintesis antara air (H 2O)
dan karbondioksida (CO2), di mana dengan bantuan sinar matahari menghasilkan senyawa
sakarida dengan rumus Cn(H2O)n atau CnH2nOn.
Klasifikasi karbohidrat yaitu Monosakarida (terdiri atas satu unit gula), Disakarida (terdiri atas
dua unit gula), Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula) dan Polisakarida (terdiri atas lebih
dari 10 unit gula)
Fungsi Karbohidrat bagi manusia antara lain sebagai Sumber energi utama yang
menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan empat kilokalori.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi segera sebagian disimpan sebagi glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian
4
diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringn
lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.
System saraf sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula
tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis. Bila tingkat
kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;
mmaltosa 0,4; dan laktosa 0,2.
Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai
zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun; Pengatur metabolisme lemak dan Karbohidrat mencegah
terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilakan bahan-bahan keton
berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
dalam hati dan dikelurkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini
dapat menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan tubuh menurun.
Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosisyang dapat merugikan tubuh. Dibutuhkan antara
50-100 gram karbohidrat sehari untuk mencegah ketosis.
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan
memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltic usus sedangkan
hemiselulosa dan pectin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi
bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan,
konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus beasr, penyakit diabetes
mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran
cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Bakteri tertentu
diduga mensintesis vitamin-vitamin tertentu dalam usus besar. Asam glukoronat turunan
glukosa, didalam hati mengikat toksin-toksin dan bakteri dan mengubahnya menjadi bentuk-
bentuk yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Karbohidrat ikut menyusun membran sel tubuh
manusia.
Sumber Karbohidrat yaitu Glukosa yang dapat ditemukan dalam zat tepung dan bisa
ditemukan dalam beberapa jenis buah-buahan seperti anggur. Glukosa dalam makanan tersebut
dalam bentuk; Fruktosa yang dapat ditemukan dalam madu dan buah-buahan. Fruktosa dikenal
sebagai gula buah,; Sukrosa adalah tipe gula sehari-hari yang kita kenal sebagai pemanis;
Laktosa merupakan jenis gula yang ditemukan dalam air susu mamalia; Galaktosa tidak
5
ditemukan dalam bahan makanan tertentu, tetapi merupakan hasil dari proses penguraian
terhadap laktosa; Maltosa ditemukan pada padi-padian yang mulai tumbuh dan terbentuk juga
pada proses fermentasi bir;
Zat tepung/starch umumnya diproduksi oleh tanaman. Jumlah yang cukup besar terdapat
dalam jenis padi-padian, kentang, ketela dan kacang
Glikogen merupakan bentuk penyimpanan karbohidrat di hati dan otot pada hewan dan
manusia. Daging hewan bukanlah sumber karbohidrat karena glikogen didalamnya umumnya
mengalami pemecahan sebelum dapat digunakan.
Polisakarida bukan zat tepung yang merupakan komponen dari dinding sel pada
tumbuhan. Polisakarida ini umumnya ditemukan dalam sereal, sayuran dan buah-buahan.
Bahan ini bukan sumber energi karena tidak ada enzim yang dapat mencernanya. Namun bahan
ini dapat menstimulasi gerak peristaltik usus dan akan keluar melalui feses.
6
kulit tersebut terlalu lebar untuk badan anak. Anak tergeletak pasif untuk perhatian sekitarnya
(apatis) dan kalau lipatan kulit dijepit dan ditarik diantara jari kita, tidak terasa ada jaringan
lemak subkutan.4
AKG
Normalnya karbohidrat meliputi 40-50% dari total energi makanan. Urutan terbanyak
asupan karbohidrat ialah zat tepung yang mencapai 64%, sukrosa mencapai 26%, laktosa 7%
dan 3% fruktosa. Konsumsi laktosa menurun seiring berjalannya umur. Pada saya bayi
konsumsi laktosa dapat mencapai 40%, lalu saat mencapai usia pra sekolah menjadi 25-30%
hingga 17-25% pada anak sekolah.2 Tingkat konsumsi akan menurun menjadi menjadi 18%
hingga 7% saat mancapai masa dewasa.
7
1 gram karbohidrat (hidrat arang) = 4,1 kilokalori
Protein
Protein merupakan bagian terbesar pada tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan tulang rawan,
sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jarigan lain dan cairan tubuh. Semua
enzim, hormon, pengangkutan zat-zat gizi, matriks intraseluler dan lain sebagainya adalah
protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein adalah molekul makromolekul yang mempunyai berat molekul antara 5 ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H),
oksigen (O) dan nitrogen(N); beberapa asam amino di samping itu mengandung unsur-unsur
fosfor, besi, sulfur, iodium, dan kobalt. Unsur utama protein adalah nitrogen, di mana nitrogen
merupakan 16% dari berat protein.
Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012.. Ini dapat dibayangkan bila
diketahui bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino.
Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas 8 asam
amino esensial (tidak dapat diproduksi tubuh) dan 10 asam amino non-esensial (dapat
diproduksi tubuh). Asam amino esensial tersebut adalah: Phenilalanin, Valin, Lysin, Isoleusin,
Triptophan, Threonin, Leusin, dan Methionin. Sedangkan asam amino yang non-esensial adalah
Asam Aspartat, Asam Glutamat, Glysin, Serin, Prolin, Hidroksiprolin, Tyronin, Hidroksilisin,
Asparagin, dan Alanin. Selain itu, jug terdapat 2 asam amino semi-esensial (asam amino yang
dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan orang dewasa, tetapi tidak mencukupi untuk
proses pertumbuhan anak – anak), yaitu Arginin dan Histidin.
Klasifikasi Protein berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein: Protein
Simpleks merupakan hasil hidrolisis total protein jenis ini merupakan campuran yang hanya
terdiri atas asam-asam amino; Protein Kompleks (complex protein, conjugated protein) adalah
hasil hidrolisa total dari protein jenis ini. Selain terdiri atas berbagai jenis asam amino juga
terdapat komponen lain miisalnya unsur logam gugusan phosphat dan sebagainya (contoh:
hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein, dan sebagainya); Protein Derivat (protein derivative).
8
Merupakan ikatan antara (intermediate product) sebagal hasil hidrolisa parsial dari protein
native, miisalnya albumosa, peptone dan sebagainya.
Fungsi Protein yaitu sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan yaitu protein tubuh berada
dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian pecah dan disintesis kembali. Tiap hari sekitar
3% jumlah protein total berada dalam keadaan berubah ini; Pembentukan ikatan-ikatan esensial
tubuh (hormone peptide) seperti Hormon tiroid, epinefrin, insulin adalah ptotein, begitu juga
dengan enzim. Ikatan-ikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu perubahan-
perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh; Mengatur keseimbangan cairan tubuh yang
harus dijaga melaui sistem kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit; Memelihara
netralitas tubuh, Protein tubuh bentindak sebagai buffer, menjaga pH tetap konstan. Sebagian
besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit alkali (pH 7,35-7,45);
Pembentukan antibodi. Kemampuan tubuh terhadap detoksifikasi terhadap bahan-bahan racun
dikontrol oleh enzim-enzim yang terdapat terutama di dalam hati; Mengangkut zat-zat
gizi,Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna
melaui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui
membran sel ke dalam sel-sel; dan sebagai Sumber energi, Protein menghasilkan energi sebesar
4 kkal/g.
Sumber Protein yaitu Bahan makanan hewani yang merupakan sumber protein terbaik,
seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang
kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lainnya.
Defisiensi Protein
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP, PEM, PCM)
Gambaran defisiensi kalori secara ekstrim disebut marasmus. Namun bila terjadi defisiensi
potein secara ekstrim dengan kalori yang relative mencukupi disebut kwashiorkor.
Pada marasmus, penderita sangat kurus sesuai dengan sebutan tinggal tulang dan kulit.
Berat badan penderita mencapai kurang dari 60% berat badan standar bagi anak-anak sehat
9
yang seumur. Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia)
dan bersikap apatis.
Pada kwashiorkor, gambaran klinik Nk aNGt berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah,
bahan dapat tertutup oleha danya oedema, sehingga penurunan berat badan ini tidak terlalu
jauh, tetapi bila pengobatan oedema menghilang, maka berat abdan yang lemah mulai
menampakan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60% dari berat badan
standar umur yang sesuai. Penderita kwashiorkor tampak apatis, rambut tampak halus dan
jarang, kulit tampak kering (Xerosis), perut anak membuncit karena ada pembesaran hati
(hepatomegalia) yang dapat diraba saat palpasi.
Lemak
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Klasifikasi Lemak
Lipid sederhana adalah golongan lipid yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asam
lemak dan gliserol. Contohnya: fat/minyak (TAG/trigliserida)
Lipid kompleks (majemuk) yaitu golongan lipid yang jika dihidrolisis akan menghasilkan
asam lemak dan berbagai senyawa lainnya. Contohnya: fosfolipid dan glikolipid. Fosfolipid +
H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat + senyawa nitrogen. Glikolipid + H2O
menghasilkan asam lemak + karbohidrat + sfingosin.
Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid sederhana dan lipid
kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid, keton
bodies. Secara klinis, komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah :
Trigliserida (lemak netral) merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul
asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid yang
berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari
molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk konversi
10
menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan
energi.
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa yang
diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95%
lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari asam
lemak dalam diet (eksogenus), dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet
lemak kecil yang diselubungi protein).
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol
dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan sebaginya terutama dalam
keadaan ester. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat
kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator
untuk pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen,
androgen) oleh kalenjar adrenal, ovarium, dan testis.
Fosfolipid, lesitin, sfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada membrane
sel dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan permukaan cairan (misal aktifitas
surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus, serta dalam jumlah
kecil sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta dalam metabolisme
sel dan juga dalam koagulasi darah.
Fungsi Lemak yaitu sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g), unsur pembangun
membran sel dan bertanggung jawab untuk lewatnya berbagai bahan yang masuk dan keluar
sel, Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh, Menjaga tubuh terhadap
pengaruh luar, misalnya: suhu, luka (infeksi), Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf
merambat dengan cepat), dan membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa
tertentu (misal vitamin A, D, E dan K) dalam aliran darah untuk keperluan metabolisme.
Sumber Lemak
Sumber lemak terbagi menjadi 2, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak nabati
berasal dari bahan makanan tumbuhan yaitu biji-bijian seperti kacamg tanah, biji jagung, biji
kacang kedele, biji kapas,dan sebagainya. sementara lemak hewani dari hewan termasuk telur,
susu, babi dan sapi. Sumber lemak nabati berada di dalam sitoplasma berupa droplet dan pada
hewani berada di dalam jaringan adiposa.
Defisiensi Lemak
11
Dalam kaitan lemak sebagai pelarut vitamin, defisiensi lemak atau gangguan absorpsi
lemak dapat memberikan gejala-gejaladrfisiensi vitamin yang larut lemak, misalnya vitamin A
dan vitamin K. Pada kondisi hambatan penyerapan lemak itu, bisa mengakibatkan gangguan
sekresi empedu. Pada binatang percobaan, defisiensi lemak menimbulkan defisiensi PUFA
yang memberikan gejala-gejala kelainan kulit dan rambut.
Glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa isomerase, dan diikuti
reaksi fosforilasi oleh fosfofruktokinase untuk membentuk fruktosa 1,6 bifosfat, di mana proses
ini memerlukan ATP lagi. Reaksi fosfofruktokinase secara fungsional dapat dianggap reversibel
dalam kondisi fisiologis dan dapat diinduksi dan diatur secara alosterik serta memiliki peranan
besar dalam mengatur glikolisis (enzim regulator).
Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat
oleh aldolase. Kedua molekul tsb dapat saling terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.
12
Gambar 3. Proses Glikolisis EM
13
Pada keadaan anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi melalui rantai respiratorik
menjadi oksigen. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat
dehidrogenase. Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan glikolisis
berlangsung tanpa oksigen dengan menghasilkan cukup NAD+ untuk siklus berikutnya yang
dikatalisis oleh gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase.
Hasil dari proses glikolisis adalah= -2 + (2x3) + (2x2) + (2x2) = 8 ATP.
Oksidasi piruvat menjadi Asetil-KoA
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang
bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran
interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks alfa-keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.
Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-koA dan NADH. Enzim ini
juga diatur melalui fosforilasi suatu kinase kompleks multienzim ini sehingga aktivitasnya
menurun, dan akan meningkat kembali apabila dilakukan defosforilasi oleh suatu fosfatase.
Kinase diaktifkan oleh peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-koA]/[koA], dan [NADH]/
[NAD+]. Piruvat dehidrogenase akan dihambat aktivitasnya jika tersedia banyak ATP dan bila
asam lemak teroksidasi sehingga karbohidrat terhemat.
Hasil dari tahap ini adalah= (2x3) = 6 ATP.
14
Gambar 5. Piruvat menjadi Asetil-koA Gambar 6. Pengaturan PDH
H2O H2O
Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan
kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini
menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim
isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD +, hanya ditemukan di
dalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP + dan masing-masing secara
berurutan dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap
isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung NAD+.
“Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat –ketoglutarat + CO2 + NADH + H+”
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi –ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi dekarboksilasi.
Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai intermediate dalam
keseluruhan reaksi. Selanjutnya –ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui
cara yang sama dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam –
keto.
“–ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+” Reaksi
tersebut yang dikatalisir oleh kompleks –ketoglutarat dehidrogenase, juga memerlukan
15
kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase, contohnya TDP, lipoat, NAD +,
FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA (tioester berenergi tinggi).
Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan penumpukan –ketoglutarat.
Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya
peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
“Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA”
Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali
oksaloasetat.
“Suksinat + FAD Fumarat + FADH2"
Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang
terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim
lain yang ditemukan pada matriks. Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase
(fumarat hidratase) mengkatalisir penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.
“Fumarat + H2O L-malat”
Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan
rangkap fumarat dalam konfigurasi trans. Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan
katalisator berupa enzim malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.
“L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+”
Hasil dari siklus ini yaitu 3 molekul NADH, 1 FADH 2, dan 1 ATP (atau GTP) sehingga 1 siklus
menghasilkan 12 ATP untuk 1 molekul asetil-koA.6
16
Gambar 7. Siklus Asam Sitrat.
Glikogenolisis
Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, di hati dan otot. Di hati akan
meningkatkan kadar glukosa darah. Di otot glikogenolisis akan menghasilkan piruvat
(aerob) dan laktat (anaerob) dalam olahraga.
Enzim yang berperan adalah; Fosforilase :merupakan enzim regulator yang mengkatalisis
reaksi pemecahan ikatan glikosidik/fosforolisis; Glukan Trasferase : memindahkan tiga
segmen glukosa dari sisa glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan meninggalkan satu
glukosa pada cabang tersebut; Debranching enzim : menghidrolisis tempat percabangan
dengan memutus satu molekul glukosa pada cabang tersebut dan menghasilkan glukosa
bebas.
Glukoneogenesis
17
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut: Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis; Untuk protein, asam-asam amino
penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
HMP Shunt
HMP merupakan singkatan dari hexose mono phospat = pentose phospat pathway. Proses
ini merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa melalui dehidrogenasi dengan NADP sebagai
akseptor H+. Proses ini terjadi di sitoplasma sel dan tidak menghasilkan ATP. HMP shunt aktif
di hati, jaringan adiposa, sel darah merah, korteks adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar mammae
yang sedang laktasi dan kelenjar testis. Bagi sel darah merah, proses ini menyediakan glutation
untuk melindungi membran sel dari proses oksidasi oleh molekul H2O2.
Proses ini bertujuan untuk menyediakan NADPH + H+. NADPH penting bagi sintesis asam
lemak, kolesterol, hormon steroid, asam amino dan hormon tiroid. Selain itu proses ini akan
menyediakan ribosa 5 phospat untuk sintesis nukleotida (RNA – DNA).
HMP Shunt merupakan proses multisiklik, karena molekul glukosa 6-P yang digunakan
dapat kembali menjadi glukosa 6-P. Proses ini memerlukan 3 molekul glukosa 6 phospat.
Adapun enzim yang dibutuhkan dalam proses ini ialah : Glukosa 6-P dehidrogenase yang
mengubah glukosa 6-P menjadi 6-fosfoglukonat; 6-fosfo glukonat dehidrogenase mengubah 6
fosfoglukonat menjadi ribulosa 5-Phospat; Epimerase mengubah ribulosa 5 phospat xilulosa
5-phospat dan ribosa 5 phospat arabinosa 5 phospat; Keto isomerase mengubah ribulosa 5
phospat menjadi ribosa 5 phospat; Transketolase dan transadolase.7
Metabolisme Lemak
Oksidasi Asam Lemak.8
18
Meskipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil-KoA dan disintesis dari
asetil-KoA, namun oksidasi asam lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari
biosintesis asam lemak, tetapi merupakan proses yang sama sekali berbeda dan berlangsung di
kompartemen sel yang berbeda. Pemisahan oksidasi asam lemak di mitokondria dari biosintesis
di sitosol memungkinkan tiap proses dikendalikan secara individual, dan diintegrasikan sesuai
kebutuhan jaringan. Setiap tahap pada oksidasi asam lemak melibatkan turunan asil-KoA yang
dikatalisis oleh enzim-enzim yang berbeda, menggunakan NAD dan FAD sebagai koenzim, dan
menghasilkan ATP. Proses tersebut merupakan suatu proses aerob yang memerlukan
keberadaan oksigen.
Asam lemak bebas (FFA) adalah asam lemak yang berada dalam keadaan tidak
teresterifikasi. Di plasma, FFA rantai-panjang berikatan dengan albumin, dan di sel asam-asam
ini melekat pada protein pengikat-asam lemak sehingga pada kenyataannya asam-asam lemak
ini tidak pernah benar-benar “bebas”. Asam lemak rantai-pendek lebih larut air dan terdapat
dalam bentuk asam tak terionisasi atau sebagai anion asam lemak.
Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme. Reaksi ini adalah satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energi dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A, enzim tiokinase
mengatalisis perubahan asam lemak menjadi asam lemak aktif atau asil-KoA yang
menggunakan satu fosfat berenergi-tinggi disertai pembentukan AMP dan PPi. PPi dihidrolisis
oleh pirofosfatase anorganik disertai hilangnya fosfat berenergi-tinggi lainnya yang
memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung hingga selesai. Asil-KoA sintetase ditemukan di
retikulum endoplasma, peroksisom, serta di bagian dalam dan membran luar mitokondria.
Karnitin tersebar luas dan terutama banyak terdapat di otot. Asil-KoA rantai panjang
tidak dapat menembus membran dalam mitokondria. Namun, karnitin palmitoiltransferase-I,
yang terdapat di membran luar mitokondria, mengubah asil-KoA rantai panjang menjadi
asilkarnitin yang mampu menembus membran dalam dan memperoleh akses ke sistem
oksidasi- enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase bekerja sebagai pengangkut penukar di
membran dalam mitokondria. Asil karnitin diangkut masuk, dan disertai dengan pengangkutan
keluar satu molekul karnitin. Asil karnitin kemudian bereaksi dengan KoA yang dikatalisis oleh
karnitin palmitoiltransferase-II yang terletak di bagian dalam membran dalam. Asil-KoA
terbentuk kembali di matriks mitokondria dan karnitin dibebaskan.1
19
Pada oksidasi- , terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul asil-KoA- yang
dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon - (2) dan – (3) karena itu
dinamai oksidasi-. Unit dua karbon yang terbentuk adalah asetil-KoA; Jadi, palmitoil-KoA
menghasilkan delapan molekul asetil-KoA.
Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalur oksidasi-,
yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon (propionil-KoA).
Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat. Karena itu,
residu propionil dari asam lemak rantai ganjil adalah satu-satunya bagian asam lemak yang
bersifat glukogenik.
Lipogenesis
Asam lemak disintesis oleh sistem ekstramitokondria yang bertanggung jawab untuk
menyintesis palmitat dari asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian besar mamalia, glukosa adalah
substrat utama untuk lipogenesis, tetapi pada hewan pemamah biak substrat tersebut adalah
asetat, yaitu molekul bahan bakar terpenting yang dihasilkan dari makanan.
Jalur utama sintesis de novo asam lemak berlangsung di sitosol. Sistem ini terdapaat di
banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria, dan jaringan adiposa.
Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+, biotin, dan HCO3-. Asetil-KoA adalah
substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah produk akhirnya.
Pembentukan malonil-KoA adalah tahap awal dan pengendali dalam sistem asam
lemak. Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi asetil-
KoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetil-KoA karboksilase. Asetil-KoA
karboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein multienzim yang
mengandung subunit-subunit identik dengan jumlah bervariasi, masing-masing mengandung
biotin, biotin karboksilase, protein pembawa biotin karboksil, dan transkarboksilase, serta
tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap: karboksilasi biotin yang
melibatkan ATP dan pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk membentuk malonil-KoA.
Kompleks asam lemak sintase adalah suatu polipeptida yang mengandung tujuh
aktivitas enzim. Pada bakteri dan tumbuhan, masing-masing enzim pada sistem asam lemak
sintase terpisah, dan ditemukan radikal asil dalam betuk kombinasi dengan suatu protein yang
disebut protein pengangkut asil (ACP). Namun pada ragi, mamalia, dan unggas, sistem sintase
adalah suatu kompleks polipeptida multienzim yang memasukkan ACP dan mengambil alih
20
peran KoA. Kompleks ini mengandung vitamin asam pantotenat dalam bentuk 4’-
fosfopantetein. Pemakaian satu unit fungsional multienzim memiliki keunggulan berupa
tercapainya efek kompartementalisasi proses di dalam sel tanpa perlu membentuk sawar
permeabilitas, dan sintesis semua enzim di kompleks tersebut terkoordinasi karena dikode oleh
satu gen.
Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari dia
monomer identik, masing-masing menganding ketujuh aktivitas enzim lemak sintase pada sati
rantai polipeptida. Pada awalnya, suatu molekul priming asetil-KoA berikatan dengan gugus –
SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. Malonil-KoA berikatan dengan –SH di
dekatnya pada 4’-fosfopantetein ACP di monomer yang lain yang dikatalisis oleh malonil
transasilase, untuk membentuk asetil-malonil enzim. Gugus asetil menyerang gugus metilen di
residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil sintase dan membebaskan CO 2, membentuk 3-
ketoasil enzimm membebaskan gugus –SH sistein. Dekarboksilasi memungkinkan reaksi
tersebut berlangsung tuntas, dan menarik sekuens reaksi keseluruhan ke arah selanjutnya.
Gugus 3-ketoasil akan tereduksi, terdehidrasi, dan kembali tereduksi untuk membentuk enzim
asil-S jenuh. Molekul malonil-KoA baru berikatan dengan –SH pada 4’fosfopantetein,
menggeser residu asil jenuh ke gugus –SH sistein bebas. Rangkaian reaksi diulang enam kalo
lagi sampai terbentuk radikal asil 16-karbon (palmitil) yang jenuh.
Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim oleh aktivitas enzim ketujuh di kompleks,
yaitu tioesterase. Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil-KoA sebelum dapat diproses
lebih lanjut melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini mengalami estrifikasi menjadi
asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau esterifikasi menjadi ester kolesteril.
Asetil-KoA yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16 pada palmitat.
Penambahan seluruh unit C2 selanjutnya adalah melalui malonil-KoA.
Lipoprotein Plasma
Karena bersifat hidrofobik, lemak tidak dapat beredar secara bebas dalam darah, tetapi
dikemas menjadi ebberapa partikel agregat yang dikenal sebagai lipoprotein. Komposisi
lipoprotein bersifat tidak tetap karena komponennya mengalami proses pengambilan dan
pelepasan. Fungsi utama lipoprotein adalah mengangkut triasilgliserol (TAG) dan kolesterol
yang berasal dari diet atau sintesis endogen. Partikel- partikel ini juga mengangkut materi larut
lemak lainnya, Kilomikron adalah lipoprotein yang terbesar dan teringan, serta berfungsi
21
mengangkut TAG eksogen yang diperoleh dari diet. Kadarnya mencapai puncak dalam
peredaran darah dalam waktu 2- 4 jam setelah mengonsumsi hidangan berlemak tetapu dapat
terus memasuki tubuh sampai 14 jam terutama setelah mengonsumsi hidangan berlemak tinggi.
Kilomikron melepas asam lemak ketika beredar ke seluruh tubuh dan sisanya diambil oleh hati.
Lalu ada VLDL very low density lipoprotein yang diproduksi di hati melalui resintesis TAG
dari asam lemak yang diangkut ke hatu. Puncak pelepasan VLDL dari hati terjadi 2- 3 jam
setelah makan, tetapi jika kilomikron masih ada, kilomikron akan dimetabolisme terlebih
dahulu. Ketika VLDL melepaskan TAG, maka kadar kolesterol naik dan VLDL berubah
menjadi LDL.9
LDL atau low density lipoprotein berfungsi untuk mengangkut kolesterol ke jaringan
yang memerlukannya untuk membran sel dan sintesis metabolit seperti hormon steroid.
Ambilan LDL dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan sel akan kolesterol. Lalu ada HDL atau
high density lipoprotein disintesis di usus dan hati. HDL berfungsi mengumpulkan kolesterol
bebas dari jaringan perifer. HDL ini diesterifikasi oleh LCAT menjadi ester kolesterol.\ utnuk
mempertahankan gradien konsentrasi ke dalam HDL. Lemak juga disimpan sebagai cadangan
energi dalam adiposit yang terdapat di jaringan adiposa. Sel- sel ini hanya mencakup sekitar
setengah dari jumlah keselurahan sel yang ada di dalam jaringan sisanya teridri atas fibroblas,
makrogaf, dan jaringan vaskular. Jaringan adiposa putih adalah bentuk yang paling banyak
dijumpai; sel- selnya menyimpan lemak sebagai droplet tunggal yang memenuhi hampir
seluruh sel. Jenis lemak ini mencerminkan jenis lemak yang dikonsumsi. Ada juga jaringan
adiposa coklat yang sebagian beasr ditemukan pada anak kecil tetapi mungkin juga dijumpai
pada orang dewasa. Adiposa ini memiliki lebih banyak mitokondria, pembuluh darah kapier,
dan serabut saraf daripada jaringan adiposa putih. Pada anak kecil dan hewan, adiposa coklat
ini merupakan sarana pembangit panas dan mungkin juga berperan dalam mekanisme
pembuangan energi pada orang dewasa dan bermanfaat untuk keseimbangan energi.
22
dikendalikan oleh ratio [NAD+]/[NADH], mitokondria yaitu status redoks. konsentrasi badan
keton total dalam darah pada mamalia cukup gizi secara normal tidak melebihi 0,2 mmol/l,
kecuali pada pemamah biak yang membentuk 3-hidroksibutirat secara terus-menerus dari
asambutirat (suautu produk fermentasi pada pemamah biak) di dinding perut pertama (rumen).
In vivo, hati tampaknya adalah satu-satunya organ pada hewan non pemamah biak yang
menambhakan badan keton dalam jumlah bermakna.
Enzim yang bertanggung jawab dalam pembentukkan badan keton trutama berkaitan
dengan mitokondria. Dua molekul asetil-KoA yang terbentuk dalam oksidasi-β menyatu dan
membentuk asetoasetil-KoA melalui pembalikkan reaksi tiolase. Asetoasetil-KoA yang
merupakan bahan awal untuk ketogenesis juga secara langsung dibentuk dari empat karbon
terminal asam lemak selama terjadinya oksidasi-β. Kondensasi asetoasetil-KoA dengan
molekul lain asetil-KoA oleh 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA sintase membentuk 3-hidroksi-3-
metilglutaril-KoA liase kemudian menyebabkan asetil-KoA terlepas dari HMG-KoA yang
menyisakan asetoasetat bebas. Atom-atom karbon yang terlepas di molekul asetil-KoA berasal
dari molekul asetoasetil-KoA awal. Agar terjadi ketogenesis, kedua enzim harus terdapat di
mitokondria. Hal ini hanya dijumpai di hati dan epitel pemamah biak. Pada keadaan ketosis,
D(-)-3-hidroksibutirat secara kuantitatif merupakan badan keton utama yang terdapat dalam
darah dan urin.
Badan keton berfungsi sebagai bahan bakar bagi jaringan ekstrahepatik. Sementara
mekanisme enzimatik aktif mengahsilkan asetoasetat dan asetoasetil-KoA di hati, asetoasetat
yang telah terbemntuk tidak dapat direkativasi secara langsung kecuali di sitosol, tempat ini
digunakan di jalur yang jauh kurang aktif sebagai prekursor dalam sintesis kolesterol. Inilah
yang menyebabkan pembentukkan netto badan keton oleh hati.
Di jaringan ekstrahepatik, asetoasetat diaktfikan menjadi asetoasetil-KoA oleh suksinil
KoA-asetoasetat KoA transferase. KoA dipindahkan dari suksinil-KoA untuk membentuk
asetoasetil-KoA. Asetoasetil-KoA dipecah menjadi asetil-KoA oleh tiolase dan dioksidasi
dalam siklus asam sitrat. Jika kadarnya dalam darah menigkat, oksidasi badan keton meningkat
sampai, (pada konsentrasi sekitar 12mmol/L) badan-badan keton ini mneyebabkan pernakgat
oksidatif mengalami kejenuhan. Jika hal ini terjadi, sejumlah besar konsumsi oksigen
diperlukan untuk mengoksidasi badan keton.
Pada kebanyakan kasus, ketonemia disebabkan oleh menigkatmya produksi badan keton
oleh hati, bukan karena defisiensi pemakaiannya oleh jaringan di luar hati. Sementara
asetoasetat dan D(-)-3-hidorksibutirat mudah oleh jaringan ekstrahepatik, aseton sulit
23
dioksidasi in vivo dan umumnya dikeluarkan dari paru. Pada ketonemia moderat, pengeluaran
badan keton melalui urin hanya mencerminkan sebagian kecil produksi dan pemkaian badan
keton total. Karena terdapat efek mirip ambang ginjal (tidak terdapat ambang sejati) yang
berbeda antarspesies dan individu, pengukuran ketonemia dan bukan ketonemia merupakan
metode yang dianjurkan untuk menilai derajat keparahan ketosis.
Terdapat tiga alasan utama untuk penurunan persediaan glukosa dan laju oksidasi asam
lemak dan produksi keton yang berlebihan. Pertama adalah kelaparan karena dapat
mengakibatkan oksidasi beta asam lemak berlebihan karena kurangnya glukosa untuk energy.
Kedua adalah diet rendah karbohidrat, tinggi lemak karena dapat meningkatkan kadar keton
dalam darah karena tidak ada jalur biokimia untuk mengubah lemak menjadi karbohidrat dan
asam lemak menjadi sumber energi utama. Ketiga adalah Diabetes Melitus (DM) tidak
terkontrol, keadaan ini mengakibatkan kekurangan insulin yang merangsang pemasukan dan
penyimpanan glukosa dalam sel tubuh, mengakibatkan oksidasi asam lemak berlebihan sebagai
pengganti glikolisis.
Katabolisme protein
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan
atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino
memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik
bagi tubuh.
Ada dua tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
Transaminasi
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan
glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium, Setelah mengalami
pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam sitrat melalui jalur yang
beraneka ragam Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk
produksi energi.10
24
Gambar 11. Katabolisme Protein
Metabolisme Energi
Semua proses yang teriadi di dalam sel hidup adalah proses transformasienergi. Energi
kimia yang terkandung dalam ikatan karbon-karbon dankarbon-hidrogen diubah menjadi
bentuk lain: informasi yang terkandung dalam struktur kimia DNA yang kompleks, gradien
potensial elektrokimia yangdapat menciptakan lingkungan intrasel sehingga berbeda dari
lingkungan disekitarnya, atau gerakan teratur kelompok sel. Transformasi energi yang terlibat
dalam pemanfaatan energi ikatan kimia bahan bakar untuk proses di dalam sel yang
memerlukan energi dapat dibagi menjadi tiga fase: pembentukan energi dari oksidasi bahan
bakar, perubahan energi ini menjadiikatan lostat berenergi tinggi ATP (yaitu bentuk yang secara
biologis berguna), dan penggunaan energi pada ikatan losiat ATP untuk menjalankanproses
yang memerlukan energi.
Dua fase pertama dari transformasi energi adalah bagian dari proses pernapasan
(respirasi) sel. yaitu penggunaan O2 untuk menghasilkan ATP darioksidasi bahan bakar rneniadi
CO2. Pernapasan sel adalah suatuproses mitokondria dan jalur-jalurnya terdapat, sebagian
besar, di mitokondria.
Pada fase 1 pernapasan, energi berasal dari oksidasi bahan bakar olehenzim yang
memindahkan elektron dari bahan bakar ke koenzim NAD+ danFAD sebagai penerima elektron.
Kedua koenzim ini masing-masing mengalami reduksi menjadi NADH dan FAD(2H). Jalur
untuk oksidasi glukosa,asamlemak, badan keton, dan banyak asam amino menyatu dalam
pembentukangugus asetil 2-karbon aktif dalam asetil KoA. Oksidasi sempuma gugus
25
asetilmenjadi CO2 berlangsung di dalam siklus asam trikarboksilat (ATK), yangmengumpulkan
energi terutama sebagai NADH dan FAD(2H).
Fase 2 pernapasan sel berlangsung di mitokondria. Energi yang berasaldari oksidasi
bahan bakar diubah menjadi ikatan fostat berenergi tinggi ATPmelalui proses fosforilasi
oksidatif. Terjadi pemindahan elektron dari NADHdan FAD(2H) ke O 2 oleh rantai transpor
elektron mitokondria. Proses ini menimbulkan potensial elektrokimia dalam bentuk gradien
proton transmembranyang dapat digunakan untuk mendorong pembentukan ATP dari ADP dan
Pi.
Energi bebas yang tersedia dari hidrolisis ATP kemudian digunakan untukmenjalankan
proses yang memerlukan energi dengan mengubah konformasienzim dan protein lain yang
memudahkan proses tersebut berlangsung. Padaumumnya, kecepatan reaksi yang terlibat dalam
oksidasi bahan bakar diselaraskan secara ketat dengan kecepatan penggunaan ATP oleh
mekanismepengaturan umpan-balik. Pengaturan umpan-balik menghasilkan simpananbahan
bakar yang tidak segera diperlukan untuk sintesis ATP.Walaupun pembentukan ATP dari
fosforilasi oksidatif merupakan halesensial bagi kehidupan. Oksigen juga memiliki potensi
toksik bagi sel. Oksigen memiliki kecenderungan membentuk radikal oksigen dan spesies
oksigen reaktif (reactive oxygen species, ROS) lainnya. Spesies oksigen reaktif dapat memulai
reaksi rantai radikal bebas, merusak DNA, menyebabkan denaturasi protein, dan menyebabkan
degradasi lemak membran. Sel dilindungi dari toksisitas oksigen oleh mekanisme pertahanan
enzimatik dan vitamin antioksidan, misalnya vitamin E.
Satu-satunya jalur metabolisme bahan bakar yang dapat menghasilkan ATP tanpa
oksigen adalah glikolisis anaerobik. Dalam glikolisis, 1 mol glukosa diubah menjadi 2 mol
piruvat oleh reaksi yang berlangsung di dalam sitosol. Dihasilkan ATP oleh pemindahan fosfat
dari zat antara terfosforilasi yang berenergi tinggi ke ADP melalui proses yang disebut sebagai
fosforilasi tingkat substrat (substrat level phosphorylation). Apabila piruvat direduksi menjadi
laktat oleh NADH, pembentukan ATP ini tidak memerlukan osigen dan disebut sebagai
glikolisis anaerobik. Glikolisis anaerobik memungkinkan jaringan dengan penggunaan oksigen
yang terbatas, atau memiliki sedikit atau tanpa mitokondria, untuk menghasilkan piruvat yang
masuk ke dalam mitokondria dan diubah menjadi asetil KoA untuk oksidasi dalam siklus asam
triarboksilat.
Asam lemak adalah bahan bakar utama dalam tubuh. Setelah makan makanan tinggi
karbohidrat, karbohidrat yang jumlahnya melebihi kebutuhan segera disimpan sebagai unit-unit
glukosil dalam glikogen atau diubah menjadi triasilgliserol (lemak) untuk simpanan dalam
26
jaringa adiposa. Asam lemak dari makanan lemak juga disimpan sebagai triasilgliserol adiposa.
Di anatara waktu makan, asam lemak dibebaskan dari simpanan jaringan adiposa, beredar
dalam darah sebagai asam lemak-albumin, dan dioksidasi menjadi asetil KoA di dalam otot,
hati, dan banyak jaringan lain melalui jalur oksidasi-β. Asetil KoA masuk ke dalam siklus asam
triarboksilat dan sioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O. Di hati, asetil KoA juga dapat
diubah menjadi bahan bakar utama untuk otak selama puasa jangka panjang. Jalur oksidasi
asam lemak dan badan keton menggunakan NAD+ dan FAD untuk mengumpulkan elektron dan
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
Semua sel dengan tiada henti-hentinya menggunakan ATP dan memerlukan pasokan
bahan bakar yang konstan untuk menghasilkan energi untuk pembentukan ATP. Tersedianya
bahan bakar secara konstan walaupun pasokan makanan dan kecepatan penggunaan bahan
bakar tersebut berubah-ubah disebut homeostasis metabolik. Homeostasis metabolik
disempurnakan oleh hormon yang mengatur jalur penyimpanan dan penggunaan bahan bakar,
terutama oleh insulin dan hormon yang melawan kerja insulin yaitu glukagon, epinefrin, dan
kortisol.
Glukosa memiliki peran khusus dalam homeostasis metabolik karena otak dan banyak
jaringan lain memerlukan glukosa untuk memenuhi semua, atau sebagian, kebutuhan
energinya. Oleh karena itu, kadar glukosa darah dipertahankan sekitar mg/dL. Kadar insulin
yang tidak adekuat, atau resistensi jaringan terhadap efek insulin, menimbulkan hiperglikemia
yang khas untuk diabetes melitus.Untuk lebih jelas regulasi metabolisme karbohidrat dapat
dilihat pada gambar 11.
Glukagon
Glukagon merupakan hormon yang berperan untuk meningkatkan kadar gula darah.
Hormon iniantagonis terhadap insulin. Sehingga kerja hormon ini akan meningkatkan proses
glikogenolisis dengan cara meningkatkan kerja enzim glikogen fosforilase.12
28
Kesimpulan
Karbohidrat, protein, dan lemak merupakan tiga makronutrien yang dibutuhkan oleh
tubuh. Bila ketiga zat gizi tersebut tidak seimbang, seseorang dapat mengalami keadaan lemah,
kurus, pucat, kulit kering, dan pertumbuhan fisik serta mental kurang. Hal tersebut merupakan
tanda-tanda dari kekurangan gizi berat. Seorang ibu yang baik sebaiknya memberikan makanan
yang sehat dan berkualitas bagi anak bayinya. Seiring dengan bertambahnya umur bayi,
kemampuan anak bayi dalam menerima jenis asupan makanan akan berbeda menurut jenjang
umurnya. Agar kesehatan anak bayi tetap terjaga, kebutuhan gizi anak bayi tercukupi dan tidak
menghambat pertumbuhan bayi yang sedang dalam masa berkembang.
Daftar Pustaka
1. Senjaja B.I, Husin .E, Rumiati.F, et. al. Buku ajar Metabolisme Endokrin-1. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2014.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004.
3. R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 14 Jilid 2. Jakarta: EGC. 2006.
4. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat;
2008.h.31-103, 235-41.
5. Barker HM. Nutrition and Diet Etics for Health Care 10th edition. London: Churcil
Livigstone; 2002.
6. Robert KM, Daryl KG, Peter AM, Victor WR. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.141-313.
7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
EGC.2009.p.139-288.508-97.
8. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;
2009. h. 132-86.
9. Lehninger AL. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Erlangga; 1990
10. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2006.
11. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2000. h.
267-9.
12. Sherwood L. Human physiology : from cells to system. Belmont: Thomson brooks/cole
2007.
29