Anda di halaman 1dari 4

Even with the latest developments in navigational equipment and communication systems, collision

accidents between ships continue to occur around the world. Some of the main reasons for such
accidents are negligence, incompetence and miscommunication.

Considering the vulnerability of such situation mentioned below are important points to consider when a
vessel meets with such unfortunate emergency .

1. Inform the Master and Engine room: This is obvious, but make sure you inform the Master, if he is not
on bridge. Inform the engine room and stop the engine. The officer on watch should not hesitate to call
the master even if he has the slightest doubt about any given situation. (The decision to stop the engine
would depend on the severity of the accident and immediate action to be taken.)

Master’s experience, knowledge and his overriding authority helps in making quick and bold decisions to
save lives. Once the master takes over the command of the situation, act on his orders. Mark the
position of collision on chart or by pressing the mob button on GPS for future reference. Exhibit NOT
UNDER COMMAND (NUC) signal if the ship has lost its headway completely.

2. Immediately Send Distress Signal: Send designated or undesignated distress messages through VHF
,MF/HF, SAT C or any other available means, depending on the sea area you are in and time limit you
have. If you have enough time inform the company and the nearest coast radio station about the
incident.

3. Record Important Data: Record the time of ship collision, name and IMO number of the vessel(s) you
collided with. Waste no time in arguing with other vessel. Leave VHF channel 16 unoccupied, through
which, you can get necessary information regarding assistance and help if the situation demands. Use
any other VHF channel for inter/intra ship communication. If possible, take a photograph of the collision
from a secure location.

4. Sound the Alarms: Sound the general emergency alarm; general alarm signal is sounded as precaution.
It should not be mistaken as a signal for abandoning the ship. Take attendance, if anybody is missing
report the same to the master. Inform the officer responsible on muster station about the situation.
Make arrangements, to search and find the missing person. The responsible officers and crew should
lower the life boats up to embarkation deck and make all arrangements to abandon the vessel at quick
notice. It should be noted that engine room should not be left unattended if the impact of collision is
minimal, which do not need an immediate evacuation of the compartment. Also, the engine room in-
charge should ensure all officers and crew working in the engine room are ready with their life jackets
and TPA if immediate evacuation is required in the later stages.

5. Assess the Damage: Send an officer responsible to the area where the vessels have taken the impact.
Inquire about the percentage of damage occurred. If the damaged area is an enclosed space, ensure to
take all necessary precautions, for enclosed space entry. Make an assessment of the damage and report
the same to master. Any decision should be taken by the master or if the master is incapable of making
decision or carry out his duties, the person next to his command should do so.
6. Take the Soundings: Send crew to take sounding of all ballast tanks, fresh water tanks, and wing tanks.
Give instruction to engine room to take sounding of all tanks in engine room. All tanks soundings are to
be taken and recorded, because the tanks far away from the impact can experience damage or crack due
the shock created by the collision. Record the sounding of all tanks and compare it with the previous
sounding data. If there is any change in the sounding, there can be a crack or a hole in the tank. The
sounding of the particular tank or tanks should be monitored carefully and the rate of increase or
decrease in water should be calculated.

7. Take Immediate Action In Case of Damage: If any tank or tanks appeared to have suffered damage and
ingress of water is confirmed, make necessary arrangements to pump out the water. If the pumps are
not effective and cannot contain the ingress of water the whole compartment can be sealed preventing
other compartments from being flooded. If a self- closing water tight door is provided, it should be
operated from the bridge itself.

8. Check For Oil Spill: If any of the fuel tanks or oil tank is damaged and if there is imminent danger of oil
spill. The procedures mentioned in SOPEP plan should be followed to contain the oil spill. Read : How to
avoid oil spills on ships?

9. Reach The Nearest Port, If Possible: If the master attempts to correct adverse list or trim, he should
consider the effects of shear force, bending movements, free surface effect when transferring liquids and
blasting and de-blasting on the hull. If the own ship to be afloat without danger and engines are ready to
maneuver, set course for the nearest port for repair. All the above mentioned duties have to be carried
out in a very quick sequence and with utmost precision as collision can lead to other emergencies
simultaneously.

10. Abandon The Ship Only if Everything Else Fails: If the own vessel appears to be sinking and leaving no
other choice except to abandon the vessel, it should be a verbal order from the master. It should be
always kept in mind that a ship is the best lifeboat. The master and crew should always try and carry out
all necessary means to keep it afloat. But once the decision is made to abandon the vessel, no time
should be wasted. All crew should carry out their duties effectively and escape from the sinking ship as
quickly and as far away as possible.

Setiap kapal harus mempunyai team-team yang bertugas dalam perencanaan dan pengeterapan dalam
mengatasi keadaan darurat. Keadaan-keadaan darurat ini harus meliputi semua aspek dari tindakan-
tindakan yang harus diambil pada saat keadaan darurat serta dibicarakan dengan penguasa pelabuhan,
pemadam kebakaran, alat negara dan instansi lain yang berkaitan dengan pengarahan tenaga, penyiapan
prosedur dan tanggung jawab, organisasi, sistem, komunikasi, pusat pengawasan , inventaris dan detail
lokasinya.

Tata cara dan tindakan yang akan diambil antara lain :


Persiapan, yaitu langkah-langkah persiapan yang diperlukan dalam menangani keadaan darurat tersebut
berdasarkan jenis dan kejadiannya.

Prosedur praktis dari penanganan kejadian yang harus diikuti dari beberapa kegiatan/bagian secara
terpadu.

Organisasi yang solid dengan garis-garis komunikasi dan tanggung jawabnya.

Pelaksanaan berdasarkan 1, 2, dan 3 secara efektif dan terpadu.

Prosedur di atas harus meliputi segala ma cam keadaan darurat yang ditemui, baik menghadapi
kebakaran, kandas, pencemaran, dan lain-lain dan harus dipahami benar oleh pelaksana yang secara
teratur dilatih dan dapat dilaksanakan dengan baik.

Keseluruhan kegiatan tersebut di atas merupakan suatu mekanisme kerja yang hendak dengan mudah
dapat diikuti oleh setiap manajemen yang ada dikapal, sehingga kegiatan mengatasi keadaan darurat
dapat berlangsung secara bertahap tanpa harus menggunakan waktu yang lama, aman, lancar dan
tingkat penggunaan biaya yang memadai. untuk itu peran aktif anak buah kapal sangat tergantung pada
kemampuan individual untuk memahami mekanisme kerja yang ada, serta dorongan rasa tanggung
jawab yang didasari pada prinsip kebersamaan dalam hidup bermasyarakat di kapal.

TRANSLATE

Bahkan dengan perkembangan terakhir dalam sistem peralatan navigasi dan komunikasi,
kecelakaan tabrakan antar kapal terus terjadi di seluruh dunia. Beberapa alasan utama
kecelakaan tersebut adalah kelalaian, ketidakmampuan dan miskomunikasi.

Mengingat kerentanan situasi seperti ini di bawah ini adalah poin penting yang perlu
dipertimbangkan saat sebuah kapal bertemu dengan keadaan darurat yang tidak
menguntungkan tersebut.

1. Informasikan ruang Master dan Mesin. Ini sudah jelas, tapi pastikan Anda memberi tahu
kapten, jika dia tidak berada di anjungan. Menginformasikan ruang mesin dan hentikan mesin.
Perwira jaga seharusnya tidak ragu untuk memanggil kapten meskipun dia memiliki sedikit
keraguan tentang situasi tertentu. (Keputusan untuk menghentikan mesin akan tergantung pada
tingkat keparahan kecelakaan dan tindakan segera yang harus dilakukan)

Pengalaman kapten, pengetahuan dan otoritas utamanya membantu dalam membuat


keputusan cepat dan berani untuk menyelamatkan nyawa. Begitu kapten menguasai komando
situasi, bertindak atas perintahnya. Tandai posisi tabrakan pada grafik atau dengan menekan
tombol mob pada GPS untuk referensi di kemudian hari. Tampilkan sinyal NOT UNDER
COMMAND (NUC) jika kapal telah kehilangan kemajuan sepenuhnya
2. Segera Kirim Sinyal Distress: Kirim pesan bahaya tertunjuk atau tidak melalui VHF, MF / HF,
SAT C atau cara lain yang tersedia, tergantung pada wilayah laut yang Anda gunakan dan batas
waktu yang Anda miliki. Jika Anda memiliki cukup waktu untuk menginformasikan perusahaan
dan stasiun radio pantai terdekat tentang kejadian tersebut.

3. Catat Data Penting: Catat waktu tabrakan kapal, nama dan nomor IMO dari kapal yang Anda
benturkan. Luangkan waktu dalam berdebat dengan kapal lain. Biarkan saluran VHF 16 tidak
dihuni, melalui mana, Anda bisa mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai bantuan
dan bantuan jika situasi menuntut. Gunakan saluran VHF lainnya untuk komunikasi antar / intra
kapal. Jika memungkinkan, ambil foto tabrakan dari lokasi yang aman.

B. Mekanisme kerja yang diciptakan dalam situasi darurat tentu sangat berbeda dengan situasi normal,
mobilitas yang tinggi selalu mewarnai aktifitas keadaan darurat dengan lingkup kerja yang biasanya tidak
dapat dibatasi oleh waktu karena tuntutan keselamatan. Oleh sebab itu loyalitas untuk keselamatan
bersama selalu terjadi karena ikatan moral kerja dan dorongan demi kebersamaan.

Meninggalkan kapal (abandon ship)

Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, namun bisa pula terjadi karena tubrukan
ataupun kebakaran dan kulit pelat kapalkerena korosi, hingga bila tidak selekasnya diatasi kapal akan
selekasnya terbenam. Air yang masuk dengan cepat sesaat kekuatan menangani kebocoran terbatas,
bahkan juga kapal jadi miring bikin kondisi susah diatasi. Kondisi darurat ini akan jadi rumit jika
pengambilan ketentuan dan pengerjaannya tidak di dukung seutuhnya oleh semua anak buah kapal,
karena usaha untuk menangani kondisi tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.

Tatacara khusus dalam prosedur Kondisi Darurat yang perlu dilakukan diantaranya :

Bunyikan sirine bahaya (internal dan eksternal).

Siap-siap dalam kondisi darurat.

Pintu-pintu kedap air ditutup.

Nakhoda di beri tahu.

Kamar mesin di beri tahu.

Posisi kapal ada di kamar radio dan diperbarui apabila ada.

Berkumpul di sekoci/rakit penolong (meninggalkan kapal) dengan dengarkan sirine sinyal berkumpul
untuk meninggalkan kapal, misalnya kapal akan terbenam yang dibunyikan atas perintah Nakhoda.

Awak kapal berkumpul di deck sekoci (tempat yang telah ditetapkan dalam sijil darurat).

Anda mungkin juga menyukai