Anda di halaman 1dari 3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan hasil pengamatan dilapangan selama mengikuti


kerja praktek pada proyek Pembangunan Gedung Asrama PPMG Wilayah VII
Meulaboh, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pekerjaan Campuran : pada pekerjaan ini yang di lakukan tidak sesuai


dengan job mix design K-250 dimana campuran yang dikerjakan 1 Pc : 5 Ps
(Sirtu) : 1 Kr (Split) dan 1,67 air sedangkan untuk mendpatkan mutu beton
K-250 komposisi yang digunakan yaitu 1 Pc : 1,10 Ps : 0,98 Sr (Sirtu) : 1
Kr (Split) dan 0,5 air yang artinya dengan kondisi tersebut mutu beton
rencana mengalami perubahan.
2. Pekerjaan Pembesian : pada saat proses pelaksanaan yang dilakukan untuk
pekerjaan terkait pembuatan pengait dan sambungan tulangan baik pada
tulangan utama dan tulangan sengkang masih memenuhi ketentuan SNI
nomor 2847 tahun 2013 pasal 7 tentang Detail Tulangan.
3. Pekerjaan Persiapan : dalam tahapan ada beberapa pekerjaan dimana
pelaksanaannya tidak sesuai dengan ketentuan SNI Nomor 2847 Tahun 2013
dimana pada saat perletakan pembesian pondasi tapak tidak diletakkan
diatas lantai kerja, melainkan langsung diatas tanah berhubung pekerjaan
lantai kerja tidak dilakukan. Akibatnya tulangan kotor dan betonnya
tercampur dengan lumpur. Kemudian, untuk kondisi kolom pelaksanaannya
tidak menggunakan beton tahu sebagai spasi antara tulangan dengan cetakan
sehingga memungkinkan kedudukan besi mengalami pergeseran.
4. Proses Pengadukan : dalam tahapan ini proses pengadukan tidak
memenuhi ketentuan dimana pelaksanaannya mengabaikan uji slump.
Kemudian durasi pengadukan melebihi 1,5 menit. Pada saat pelaksanaan

35
durasi rata rata hanya sekitar 20 sampai 30 detik dengan alasan beton sudah
terlihat merata karena campuran terlampau encer, sehingga memungkinkan
terjadinya peningkatan suhu beton, segregasi, keausan pada agregat (agregat
menjadi pecah), bertambahnya nilai slump, menurunnya kekuatan beton.
5. Proses Pengecoran : dalam pekerjaan ini hal-hal yang banyak terjadi
adalah penambahan air pada campuran akibat pengadukan terlampau lama,
sehingga kadar air yang terdapat dalam campuran semakin berkurang.
Kemudian untuk penempatan sambungan pengecoran berdasarkan
pelaksanaan tidak konsisten artinya jauh dari ketentuan SNI yang berlaku
dimana untuk sambungan pengecoran plat yaitu sepertiga dari lebar bentang
karena sepertiga dari titik tersebut memiliki nilai nol.
6. Perawatan : untuk proses perawatan memang tidak dilakukan baik
pondasi, kolom dan plat lantai
7. Pembukaan Cetakan dilakukan kisaran 2-3 hari untuk pondasi tapak dan
kolom. Sedangkan untuk plat lantai pembukaan bekisting dilakukan setelah
14 hari. Sedangkan ketetapan SNI terkait pembongkaran cetakan agar tidak
mengurangi keamanan dan kemampuan layan struktur. Dalam kasus ini
terlihat bahwa pembongkaran masih dalam toleransi dimana pembongkaran
dilakukan lebih cepat namun struktur tidak menerima beban yang besar
sehingga tidak mempengaruhi masa layan beton itu sendiri.

5.2 Saran

1. Pada kesempatan ini penulis memiliki sedikit saran kepada pihak pelaksana
agar sekiranya konsisten dan komitmen terhadap kontrak yang telah
disepakati serta menjaga profesionalitas dalam bekerja. Sedangkan saran
untuk mahasiswa agar dapat lebih aktif dalam mengkaji pelaksanaan
pekerjaan dan sangat dianjurkan untuk pemantapan teori dengan langsung
melihat kondisi pekerjaan sehingga ilmu yang diperoleh di kampus dapat
diterima lebih jelas (tidak salah tafsir atau pemahaman dikemudian hari).

36
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Afifuddin, Mochammad, 2012. Buku Panduan Penulisan Laporan Kerja


Praktek, Banda Aceh : Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala.
Badan Standarisasi Nasional . (2002). SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Bandung: Badan Standarisasi
Nasional.
Badan Standarisasi Nasional, 2014, Baja Tulangan Beton, SNI 2052-2014.
Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
Ervianto, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 30
Desember 2015, http://www.geogle.co.id/.
Ervianto, W. 2005, Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi revisi), Yogyakarta :
Andi.
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Keduaatas
Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah
Soeharto, Imam, 2001. Manajemen Proyek, Jilid 2, Erlangga, Semarang

37

Anda mungkin juga menyukai