Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENYEHATAN AIR-B

Tentang
“Teknik Pengolahan Air Baku yaitu Netralisasi dan Disenfeksi ”

Oleh
Kelompok V:

Desrinawati
Mardha Azizah
Siska Kemala Puteri
Wella Mutia
Yoni Abror
Yunita Muchtar

Dosen:

Sejati Tarigan, SKM, M.Kes

D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Penyehatan
Air-B tentang teknik pengolahan air baku yaitu netralisasi pH dan desinfeksi
dengan tepat waktu.

Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Air-B,
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa, untuk
memperdalam ilmu dengan materi perkuliahan yang diberikan. Terima kasih tidak
lupa penulis ucapkan kepada dosen pembimbing selaku dosen mata kuliah
Penyehatan Air-B.Makalah ini kami susun secara sistematis sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami isi dari makalah ini. Penulis mengakui
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini, karena
itu penulis akan bersifat terbuka. Terima kasih kepada pembaca yang ingin
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 25 Agustus 2015

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ······································································ 1


DAFTAR ISI ················································································· 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ············································································ 3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A.Proses pengolahan air gambut.............................................................................6

B. Netralisasi ················································································· 7

C. Desinfeksi............................................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ·············································································· 15
B. Saran..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Soal

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam


kehidupan sehari-hari manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk di
Indonesia yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih dari badan atau
perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar 45
% , sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % .

Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut,


penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang-
kadang bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air
minum yang sehat. Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah
maupun air sungainya, penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi
kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti ini,
persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum
yang kurang bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.

Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi
masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum
mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat
pengolah air minum sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat
dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat.

Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah
air minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa
aerasi dan saringan dari pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang
untuk keperluan rumah tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara
pengoperasiannya mudah serta biayanya murah. Cara pengolahannya dengan
menggunakan bahan kimia yaitu hanya dengan tawas dan kapur (gamping).

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan masalah ini adalah:
1. Apa pengertian teknik pengolahan air baku?
2. Bagaimana proses netralisasi dalam teknik pengolahan air baku?
3. Bagaimana proses desinfeksi dalam teknik pengolahan air baku?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian teknik pengolahan air baku
2. Untuk mengetahui netralisasi dalam teknik pengolahan air baku
3. Untuk mengetahui desinfeksi dalam teknik pengolahan air baku

5
BAB II

PEMBAHASAN

Airdi wilayahgambutmerupakansumberairbakuyangpotensialuntukdiolah
menjadi airbersih,terutamadidaerah-daerah pedalamanKalimantanmaupun
Sumatera. Secaraumumproses/tahapanpengolahan
airgambuttidakberbedajauhdenganairbaku
tawarlainnya.Masalahutamadalammengolahairgambutberhubungan dengan
karakteristikspesifikyangdimilikinya.Adapunciri-
ciriairgambutadalah:memilikikadar pHyangrendah(3–
4)sehinggabersifatsangatasam,memilikikadarorganikyangtinggi,
kadarbesidanmangantinggi,berwarnakuning ataucoklattua(pekat)

Airbakutersebutpadadasarnya tidaklayakuntuk dijadikanairbakuuntuk air


minum.Dibandingkan
denganairpermukaanlainnyayangbersifattawar,makaairdari
daerahgambutperludiolahsecaraspesifikdenganmenambahtahapandalam proses
pengolahannya.TahaptersebutberupatahapnetralisasipHuntukmenyesuaikandeng
an pHnormal
dalampengolahanairbersihpadaumumnyadantahapuntukmenghilangkan warna.

Gambar4.:Warnaalamiairgambut

6
Proses Pengolahan Air Gambut

Air gambut secara umum tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih
yang disyaratkan oleh Departemen Kesehatan RI melalui PERMENKES
No.416/MENKES /PER/IX/1990. Untuk proses pengolahan pada air gambut,
proses yang digunakan sangat tergantung pada kondisi kualitas air bakunya, serta
tingkat kualitas air olahan yang diinginkan.

Tahapan proses pengolahan yang umum digunakan terdiri dari beberapa


tahapan proses yakni proses netralisasi, oksidasi untuk menghilangkan zat besi
atau mangan, proses koagulasi-flokulasi, proses pengendapan, proses penyaringan
atau filtrasi serta proses disinfeksi untuk membunuh kuman yang ada di dalam air.

Proses Pengolahan Air Gambut

Tahapan proses pengolahan terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping.


2. Aerasi dengan pemompaan udara.
3. Koagulasi dengan pemberian tawas.
4. Pengendapan.
5. Penyaringan.

7
Skema tahapan proses dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram proses pengolahan air gambut.

A. Netralisasi

Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar


menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang
paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari
pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga
untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.

Netralisasi pH adalah suatu upaya agar pH air menjadi normal. Proses


pengolahan air akan lebih efektif apabila nilai pH telah mendekati normal.
Pengaturan pH dalam instalasi air minum bertujuan untuk mengendalikan korosif
pada pipa sistem distribusi pada nilai < 6,5 atau > 9,5 (Anonim, 1991-4). Tujuan
proses netralisasi ialah untuk menetralkam kembali pH air yang turun karena
penambahan alum pada proses koagulasi, dimana akan terjadi hidrolisis.

Netralisasi dalam mengolah air gambut adalah mengatur pH air gambut


yang bersifat asam (pH < 7) menjadi netral (pH 7-8) dengan cara pembubuhan
alkali. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan membubuhkan CaO
(kapur tohor) atau CaCO3 (batu gamping).

8
Tujuan proses netralisasi adalah untuk membantu efektivitas proses
selanjutnya, antara lain: (Nusa Idaman Said, 2010)

1. Pada proses Oksidasi dengan udara, pengurangan Fe dan Mn akan sangat


efektif pada pH 7 – 8.
2. Pada proses oksisdasi dengan chlorine reaksi efektif pada pH 7–8,5 (80%),
sedangkan pada pH <6 dan >8,5 hanya bereaksi < 40%.
3. Pada proses koagulasi dengan menggunakan alum akan afektif pada pH ≥
6.
4. Pengendapan semua logam akan terjadi pada pH ≥ 8,3; Fe pada pH 8 – 9
dan Mn pada pH 11.

Zat alkali dipakai untuk mengolah air dengan tujuan mengatur pH agar pH
air menjadi netral agar proses flokulasi dan koagulasi dapat berjalan baik dan
efektif. Zat-zat alkali yang sering digunakan adalah batu kapur (slake lime), soda
abu, Na (HCO3). Batu kapur (slake lime) banyak digunakan karena harganya
murah dan hasilnya baik. Tetapi mempunyai beberapa kekurangan yaitu kelarutan
kecil dan dapat memperbesar kesadahan.

B. Desinfeksi
Yang dimaksud dengandesinfeksiadalahpembunuhanterhadap semua
mikroba yang membahayakan. Zat-zat yang
dipergunakanuntukusahadesinfeksiini dinamakandesinfektan. (Surbakti.,1987)

Tujuan utama dari proses desinfeksi untuk memenuhi persyaratan


bakteriologis bagi air minumyaitu bebas dari bakteri pathogen karena proses
proses pengolahan prasedimentasi, flokulasi-koagulasi, sedimentasi dan filtrasi
masih belum meloloskan bakteri/mikroorganisme yang tidak diharapkan ada
dalam air minum. Desinfektan yang dipakai misalnya klor dapat bermanfaat untuk
mengoksidir zat organik sebagai reduktor, mengurangi bau, mencegah
berkembangbiaknya bakteri pada sistem distribusi air.

9
Desinfeksimerupakansalahsatuprosesdari pengolahanair,
yangmanaprosesdesinfeksi adalahsuatuprosesatauusaha agarkumanpatogenyang
adadidalam airpunahatauhilang. Bahan desinfeksi yang dipakai tidak boleh
membahayakan, dapatditerimamasyarakatpemakai,sertamempunyai efek
desinfeksi untukwaktuyangcukuplama.Beberapacara desinfeksiyang dapat
dilakukanyaitu dengan: desinfeksi dengan pemanasan/perebusan, desinfeksi
denganklorinasi, desinfeksi dengan radiasi sinar ultra violet dan panas matahari,
desinfeksi denganozonisasi.

Desinfektan yang umum digunakan adalah gas chloor dengan waktu


kontak minimum 20 – 30 menit dengan sisa chloor 0,05 – 0,2 mg/l. Waktu kontak
dan sisa chloor sangat dipengaruhi oleh kadar amonia di dalam air. Jika
menggunakan ozone, maka untuk menghasilkan kadar sisa yang sama dibutuhkan
waktu kontak hanya kurang lebih 5 menit.

Menurut Razif (1985) desinfeksi dapan dilakukan antara lain dengan cara:

1. Pemanasan air dididihkan sehingga bakteri mati. Cara ini tidak praktis
untuk jumlah yang sangat banyak, misalnya instalasi pengolahan
minum. Sangat dianjurkan untuk rumah tangga khususnya yang akan
dipakai untuk minum dan makan.
2. Sinar ultra violet, yaitu dengan melewatkan air yang telah diolah pada
sinar ultra violet. Cara ini tidak memberi bekas dalam air, akan tetapi
tidak menjamin jika ada pertumbuhan bakteri, karena tidak adanya sinar
ultra violet yang tersisa dalam air
3. Memberi getaran Ultrasonic. Cara ini juga tidak bisa memberikan
pengamanan jika bakteri berkembangbiak pada sistem distribusi air
minum seperti halnya cara sinar ultraviolet.
4. Menambahkan ozon (O3), didalam air ozon akan terurai menjadi O2 +
On dan On berfungsi sebagai desinfektan. Cara ini hanya dilakukan
untuk pilot plant dan penelitian saja mengingat biayanya yang cukup
tinggi

10
5. Chlorinasi, yaitu menggunakan clor sebagai desinfektan yang diberikan
kepada air yang telah diolah. Cara ini umumnya dipakai karena lebih
banyak keuntungannya daripada kerugiannya. Salah satu
keuntungannya adalah bisa mengamankan air sampai ke konsumen.
Salah satu kerugiannya adalah menimbulkan rasa tidak enak pada air
jika harus dosis klor yang tinggi. Maksud desinfeksi adalah membunuh
pathogen (penyebab penyakit) yang penyebarannya melalui air, seperti
diare, thypus, kholera, desentri

Bahan-bahan yang digunakan untuk klorinasi antara lain: Gas klor (Cl2),
Kalsium Hipoklorit Ca(OCl)2, Nitrogen Hipoklorit NaOCl atau klor dioksida.
Kaporit merupakan desinfektan yang sering digunakan di perusahaan-perusahaan
air minum. Secara garis besar prinsip klorinasi adalah:

1. Pemakaian klorin yang merata dan tidak terputus-putus di seluruh


bagian dari yang diolah
2. Penentuan dosis klor yang sesuai dengan kebutuhan dari jenis air yang
diolah, dan menontrol hasil klorinasi untuk menjamin serta mengasilkan
air yang aman diminum.

Menurut Depkes, RI (1991)efektifitas bahan kimia yang digunakan untuk


desinfeksi tergantung pada:

1. Waktu kontak, semakin lama semakin banyak bakteri yang terbunuh


2. Konsentrasi dan zat kimia
3. Temperatur, semakin tinggi semakin cepat bakteri terbunuh
4. Tipe organisme (bakteri berbeda dengan virus), umumnya yang
membentuk spora lebih sulit
5. Jumlah organisme, organisme makin banyak maka waktu kontak yang
diperlukan lebih lama
6. Keadaan medium air

11
Biaya Produksi :

Untuk setiap kali pengolahan (kapasitas tangki 500 liter) dibutuhkan bahan
bahan kimia :

 Tawas = 60 - 80 gram
 Kapur tohor = 60 - 100 gram
 Kaporit = 1 - 2 gram

Untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, harga bahan - bahan kimia di atas
adalah sebagai berikut :

 Tawas = Rp. 1.500,-/kg


 Kapur = Rp. 1.000,-/kg
 Kaporit = Rp. 9.000,-/kg

Jadi untuk setiap kali pengolahan diperlukan biaya sebesar:

 Tawas = 80/1000 X Rp. 1.500,- = Rp.120,-


 Kapur = 100/1000 X Rp.1.000,- = Rp.100,-
 Kaporit = 2/1000 X Rp. 9.000,- = Rp. 18,-
 Total biaya = (Rp.120,- + Rp.100 ,- + Rp. 18,-) = Rp. 238,-
 Hasil air olahan untuk tiap kali pengolahan = 500 liter.
 Jadi biaya produksi = Rp. 238/ 500 liter = Rp. 0,48 / liter.

12
Macam – macam desinfeksi

1. Desinfeksi dengan pemanasan/perebusan

Caraefektifdansering kitalakukanadalahmemasak atau merebusairyang akan


kitakonsumsihinggamendidih.Caraini sangatefektifuntukmematikansemua
patogenyang adadalam airseperti virus,
bakteri,spora,fungidanprotozoa.Lamawaktu
airmendidihyangdibutuhkanadalahberkisar5menit,namun lebih lama lagi
waktunya akan lebih baik, direkomendasikan selama 20 menit.

Walaupun mudah dan sering digunakan, kendala utama dalammemasak airhingga


mendidih ini adalah bahan bakar, baikitu kayubakar,briketbatubara,minyak tanah,
gaselpiji ataupun bahan bakar lainnya yang di sebagian daerah di
Indonesiahaltersebutsulitdidapatkan

2. Desinfeksi denganklorinasi

Klorinasi merupakandesinfeksi yangpalingumum digunakan. Klorin


yangdigunakandapat berupa bubuk, cairan atautablet. Bubuk klorin biasanya
berisi kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natriumhipoklorit.
Desinfeksi air minum yang mempergunakan gas chlorine atau preparat chlorine
disebutklorinasi.

Sasaranklorinasi terhadapairminumadalahpenghancuran bakteri


melaluidayagermisidal dariklorinterhadapbakteri. Khlorin telah terbukti hanya
merupakan desinfektan yangideal. Biladimasukkandalam air
akanmempunyaipengaruhyang segera membinasahkankebanyakan mikroba.yang
berkurang dalam air.Secaraumum kebanyakanairmengalamidesinfeksi yang

13
cukupbaik bilaresidukhlorinbebas sebanyak kira-kira 0,2 mg/L diperoleh setelah
khlorinasiselama 10menit.

Residuyanglebihbesardapatmenimbulkanbauyangtidak enak,sedangkanyang
lebihkeciltidakdapatdiandalkan.Khlorin akan sangat efektifbila pH
airrendahChlorinemerupakan senyawa desinfektan, yang banyak digunakandalam
proses pengolahan air.Desinfektanini bekerjadenganbaikuntuk membunuh bakteri,
fungi danvirus.

Namun, desinfeksi ini juga dapat menimbulkan dmpt negative terhadap kesehatan
manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak pada bau.
Sebagai contoh Chlorine dapat bersifat merusak ataukorosif padakulit
danperalatan,selainitu Chlorinejugaberpotensimerusaksistempernafasanmanusia
danhewan.

3. Desinfeksi dengan radiasisinarultra violet dan panas matahari.

Metode ini sering disebut juga dengan nama SODIS (solar


disinfectanwater)yangmerupakancarapengolahanairmentah menjadi air minum
yang aman dengan memanfaatkan sinar matahari dan sesuai untuk diterapkan
pada tingkat rumah tangga, pemaparanairminumdengansinarmatahariterutama
sinar UV-A akan merusak dan melumpuhkan mikroorganisme
pathogen.Jikapadasaatpemaparansuhuairmencapai50°C maka proses disinfeksi
hanya membutuhkan waktu 1 jam pemaparan.

Didaerahtertentudipelosoknegeri,terkadanggaselpijidanatau minyak tanah itu


sulit didapat dan harganya tidk terjangkau. Keadaanitulahyang
menjadikanmasyarakat disana mengkonsumsi
airmentahtanpadirebusataudisinfeksi terlebih dahuluyang menyebabkan
meningkatnyakasusdiare,dan water bornedissease lainnya.Untuk
itulahperluditemukanterobosan
barudalampensterilanairdansalahsatunyaadalahmetode solardisinfection water.

Padadasarnyaprinsipdesinfeksi denganSODISadalah sinergi antara sinar UV-


Adengan panas. Apabila temperatur mencapai di atas50ºC:radiasi

14
yangdibutuhkanhanyasepertiganya saja.dengan SODIS E-Coli berkurang sampai
3-4 desimal (99,9%).

4. Desinfeksi dengan ozonisasi

Ozon adalah molekul gas alami yang mudah larut dalam air dan tidak beracun. Di
alam ozon ditemukan di lapisan bumi dari
atmosfirdanberfungsisebagaitamengterhadap radiasiultra violetsinarmatahariyang
dapatmenyebabkanpenyakit kanker kulit.Ozonadalahmolekul
gasyangterdiri3atomOksigendan mempunyairumuskimiaO3.

Molekul Ozonbersifattidakstabildanakanselaluberusaha mencari


‘sasaran’untukdapatmelepaskansatuatomOksigen
dengancaraoksidasi,sehinggadapatberubahmenjadi molekul oksigenyangstabil
(O2).Karenasifatoksidatornyayangsangat kuat,makaOzonsangatunggul
untukdisinfeksi (membunuh kuman), detoksifikasi (menetralkan zat beracun)dan
deodorisasi (menghilangkanbautidakenak) dalamair danudara.

Dalamhal disinfeksi/sterilisasi air,teknologi Ozonpalingunggul dansangatefektif.


Ozondapatmenghancurkankuman, bakteri, virus, jamur,
spora,kista,lumutdanzatorganiklainnya. Selain
itu,jugadapatmenetralisirzatorganik/mineral yangberlebihan/ beracun. Penggunaan
Ozon tidak menghasilkanzat sisa yang membahayakankesehatan. Bahkan
sebaliknya,akan menambahkankadarolsigendalam air sehinggalebihsegardan
sehat.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah netralisasi pH adalah suatu upaya agar
pH air menjadi normal. Proses pengolahan air akan lebih efektif apabila nilai pH
telah mendekati normal. Pengaturan pH dalam instalasi air minum bertujuan
untuk mengendalikan korosif pada pipa sistem distribusi pada nilai < 6,5 atau >
9,5 (Anonim, 1991-4). Tujuan proses netralisasi ialah untuk menetralkam kembali
pH air yang turun karena penambahan alum pada proses koagulasi, dimana akan
terjadi hidrolisis.

Tujuan utama dari proses desinfeksi untuk memenuhi persyaratan


bakteriologis bagi air minum yaitu bebas dari bakteri pathogen karena proses
proses pengolahan prasedimentasi, flokulasi-koagulasi, sedimentasi dan filtrasi
masih belum meloloskan bakteri/mikroorganisme yang tidak diharapkan ada
dalam air minum. Desinfektan yang dipakai misalnya klor dapat bermanfaat untuk
mengoksidir zat organik sebagai reduktor, mengurangi bau, mencegah
berkembangbiaknya bakteri pada sistem distribusi air.

B. Saran
Saran dari makalah ini adalah:
a. Agar mahasiswa lebih memahami materi yang diberikan oleh dosen
b. Dapat melaksanakan diskusi kelempok ini dengan baik
c. Mendengarkan saat diskusi pembelajaran berlangsung

16
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Nusa Idaman Said dan Wahyu Widayat. 2010. Teknologi Pengolah Air
Gambut Sederhana.

Kusnaedi. 2006. Mengolah Air Gambut dan Kotor untuk Air Minum. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal.17-20.

Alamsjah(2006),AlatPenjernihAir,Kawan Pustaka,CetakanI
Jakarta.JohnM.Kalbermatten,et al.(1980),Teknik SanitasiTepat Guna.

Diterjemahkanoleh A.KartahardjaAndrianSuhandjaja,Viktor, Leader,Bandung:


PuslitbangPemukiman,DPU.

Kusnaedi(2010),MengolahAirKotoruntuk AirMinum, Penebar


Swadaya,CetakanI,Jakarta.

Suprihatin(2002),MengamankanAirMinum Isi Ulang,Institut PertanianBogor.

17
Pertanyaan:

1. Yang dimaksud dengandesinfeksiadalahpembunuhanterhadap semua


mikroba yang membahayakan. Zat-zat yang
dipergunakanuntukusahadesinfeksiini dinamakandesinfektan. Defenisi
desinfeksi ini menurut ahli:
a. (Surbakti,1987)
b. (Razif, 1987)
c. (Malik, 1989)
d. (Al Fatih, 2000)
e. (Siddiq, 1990)

Jawaban: A

2. Desinfektan yang umum digunakan adalah gas chloor dengan waktu


kontak?
a. Maksimum 20 – 30 menit dengan sisa chloor 0,05 – 1 mg/l.
b. Minimum 30 – 40 menit dengan sisa chloor 0,05 – 0,2 mg/l.
c. Minimum 20 – 35 menit dengan sisa chloor 0,5 – 0,2 mg/l.
d. Minimum 20 – 30 menit dengan sisa chloor 0,05 – 0,2 mg/l.
e. Minimum 10 – 25 menit dengan sisa chloor 0,5 – 0,1 mg/l.

Jawaban: D

3. Waktu kontak dan sisa chloor sangat dipengaruhi oleh?


a. Kadar oksigen di dalam air.
b. Kadar amonia di dalam air.
c. Kadar sulfur di dalam air.
d. Kadar nitrogen di dalam air.
e. Kadar karbohidrat di dalam air.

18
Jawaban: B

4. Jika menggunakan ozone, maka untuk menghasilkan kadar sisa yang sama
dibutuhkan waktu kontak hanya kurang lebih?
a. 7 menit
b. 2 menit
c. 10 menit
d. 1 menit
e. 5 menit

Jawaban: E

5. Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar


menjadi netral. Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang
paling murah dan mudah adalah
a. Dengan pemberian kapur/gamping.
b. Dengan pemberian tawas.
c. Dengan pemberian kaporit.
d. Dengan pemberian gula.
e. Dengan pemberian garam.

Jawaban: A

6. Ialah untuk menetralkam kembali pH air yang turun karena penambahan


alum pada proses koagulasi, dimana akan terjadi hidrolisis. Pernyataan di
atas merupakan tujuan dari?
a. Tujuan proses koagulasi
b. Tujuan proses sedimentasi
c. Tujuan proses netralisasi
d. Tujuan proses filtrasi

19
e. Tujuan proses aerasi

Jawaban: C

7. Pada proses Oksidasi dengan udara, pengurangan Fe dan Mn akan sangat


efektif pada?
a. pH 7 – 8.
b. pH 8 – 9
c. pH 9 – 10
d. pH 6 – 7
e. pH 5 – 6

Jawaban: A

8. Pengendapan semua logam akan terjadi pada?

a. pH ≥ 4; Fe pada pH 8 – 9 dan Mn pada pH 10.


b. pH ≥ 9; Fe pada pH 8 – 9 dan Mn pada pH 11.
c. pH ≥ 7; Fe pada pH 8 – 9 dan Mn pada pH 9.
d. pH ≥ 8,3; Fe pada pH 8 – 9 dan Mn pada pH 11.
e. pH ≥ 8; Fe pada pH 8 – 9 dan Mn pada pH 12.

Jawaban: D

9. Mengingat biaya yang cukup tinggi. Ini merupakan kelemahan dari


desinfeksi dengan?
a. Penambahan air yang dididihkan
b. Dengan sinar ultra violet
c. Dengan menambahkan ozon (O3)
d. Dengan memberi getaran Ultrasonic
e. Dengan chlorinasi

20
Jawaban: C

10. Bahan-bahan yang digunakan untuk klorinasi, kecuali:


a. Gas klor (Cl2),
b. Kalsium Hipoklorit Ca(OCl)2,
c. Nitrogen Hipoklorit NaOCl
d. klor dioksida.
e. Amonia

Jawaban: E

11. Menurut Depkes, RI (1991)efektifitas bahan kimia yang digunakan untuk


desinfeksi tergantung pada:
a. Waktu kontak, semakin lama semakin banyak bakteri yang terbunuh
b. Konsentrasi dan zat kimia
c. Temperatur, semakin tinggi semakin cepat bakteri terbunuh
d. Tipe organisme (bakteri berbeda dengan virus), umumnya yang
membentuk spora lebih sulit
e. Sisa waktu

Jawaban: E

21
Pertanyaan saat diskusi

1. Berapa perbandingan kapur atau gamping dalam air dan apa dampaknya
jika pemberian kapur atau gamping berlebihan?
2. Bagaimana aplikasi netralisasi dan desinfeksi dalam pengolahan air baku?
3. Menggunakan kaporit merupakan salah satu cara untuk desinfeksi air,
bagaimana perhitungan kaporit untuk air?
4. Bagaimana cara kerja dari ultrasonik?
5. Apa saja syarat melakukan desinfeksi?
6. Bagaimana cara kerja ozonisasi (O3) dalam desinfeksi?

22

Anda mungkin juga menyukai