ANFISMAN
ANFISMAN
PENDAHULUAN
1
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorbsi dapat berlangsung.
5. Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan
ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti/defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, dalam bentuk
feses dari saluran pencernaan.
2
BAB II
ISI
Saluran pencernaan makanan secara umum terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
Rongga Oral (Mulut) – Faring (tekak) – Esofagus (kerongkongan) – Lambung
(Ventrikulus/Gaster) – Usus Halus (Intestinum Tenue) – Usus Besar (Kolon) – Rektum –
Anus.
A. Rongga Mulut
Rongga mulut adalah jalan masuk menuju sistem
pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi
dalam proses awal pencernaan. Rongga oral utama
dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan
keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan
orofaring di bagian belakang.
Lidah
Berfungsi sebagai indera pengecap/perasa, mengaduk makanan di dalam rongga
mulut, membantu proses penelanan, membantu membersihkan mulut, dan membantu
bersuara/berbicara.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, dilekatkan pada
frenulum lingua. Otot ekstrinsik lidah menggerakkan lidah dari sisi ke sisi dan keluar
masuk. Dua per tiga bagian lidah berada di rongga mulut, sementara sepertiganya
berada di faring, melekat pada tulang hioid. Tonsila lingualis berada pada permukaan
superior dari pangkal lidah. Pada permukaan lidah terdapat papilla yang memberikan
permukaan kasar pada lidah yang membantu pergerakan makanan dan sebagian
memiliki kuncup pengecap.
Asin, di bagian lateral lidah.
Manis, di bagian ujung dan anterior lidah.
Asam, di bagian lateral lidah.
Pahit, di bagian belakang lidah.
Di bagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup
jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan
nafas. Kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas tiga bagian, yaitu:
Radiks lingua = pangkal lidah
3
Dorsum lingua = punggung lidah
Apeks lingua = ujung lidah
Gigi
Berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk dalam
mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan liur untuk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
4
Gigi manusia terdiri atas beberapa jenis gigi yaitu gigi seri (insisipus) sebagai
pemotong makanan. Gigi taring (caninus) sebagai pengoyak atau perobek makanan.
Serta gigi geraham (premolar-molar) sebagai penghalus atau pengunyah makanan.
Gigi manusia terdiri atas beberapa bagian yaitu mahkota gigi, tulang gigi, dan
rongga gigi. Mahkota gigi yang dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat dentin
(tulang gigi). Tulang gigi di bawah lapisan email. Rongga gigi berada di bagian dalam
gigi. Di dalamnya terdapat pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.
5
Esofagus
Merupakan saluran (tuba maskular) yang
menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya sekitar 9 – 25 cm dan berdiameter
1 inci. Esofagus berawal pada area
laringofaring, melewati diafragma dan hiatus
esofagus (lubang). Esofagus terletak di
belakang trakea dan di depan tulang
Gambar Esofagus tampak dari belakang punggung setelah melalui toraks menembus
diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Esofagus dibagi
menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri
dari otot halus).
Lapisan esofagus terdiri dari empat lapis yaitu mucosa, submucosa, otot
(longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau bolus berjalan
dalam esofagus karena gerakan peristaltik, yang berlangsung hanya beberapa detik
saja.
Esofagus berfungsi menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristalsis. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan
melindungi esofagus. Esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.
6
hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis
otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong.
Dinding lambung terdiri dari tiga lapisan jaringan dasar yaitu mukosa, submukosa,
dan jaringan muskularis. Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai
jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga
memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submukosa ialah
lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan
nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap,
urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang
membantu perut dalam pencernaan mekanis.
Bagian-bagian lambung terdiri dari:
a. Bagian jantung lambung adalah
area di sekitar pertemuan esofagus
dan lambung (pertemuan
gastroesofagus).
b. Fundus adalah bagian yang
menonjol ke sisi kiri atas mulut
esofagus.
c. Badan lambung adalah bagian
yang terdilatasi di bawah fundus
yang membentuk dua pertiga
bagian lambung. Tepi medial lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil dan
yang konveks disebut kurvatur besar.
d. Pilorus adalah bagian lambung yang menyempit di ujung bawah lambung dan
membuka ke duodenum. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung
mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus dan mengarah ke mulut
pilorus.
Fungsi lambung yaitu:
a. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya
interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan
7
makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian
bawah saluran.
b. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa
homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenum.
c. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan
HCl.
d. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier
setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan
sekresinya sendiri.
e. Produksi faktor intrinsik. Faktor intrinsik adalah protein yang berikatan dengan
vitamin B12 dan melindunginya dari penguraian asam sampai dapat diserap di
usus halus. Fakor intrinsik disekresi oleh sel parietal.
f. Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit.
Beberapa obat larut lemak (aspirin) da alkohol diabsorbsi pada dinding
lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.
g. Pengosongan lambung. Diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang
dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan
fisik, serta oleh emosi, obat-obatan, dan olah raga. Pengosongan lambung
diatur oleh faktor saraf dan hormonal seperti kolesistokinin.
Getah Cerna
a. HCl (asam klorida), berfungsi untuk mematikan bakteri yang terdapat dalam
makanan (desinfektan), mengasamkan makanan, mengaktifkan enzim
pepsinogen yang membentuk pepsin, dan mengubah sifat protein.
b. Pepsin¸ berfungsi merombak protein menjadi pepton.
c. Renin, enzim yang mengendapkan kasein (protein susu) dari air susu.
d. Gastrin, berfungsi mengaktifkan enzim tripsinogen untuk membentuk enzim,
merangsang sekresi lambung, meningkatkan motilitas usus dan lambung,
mengkontriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus, dan
efek tambahan seperti stimulasi sekresi pankreas.
8
Keseluruhan usus halus adalah tuba yang terlilit yang merentang dari sfingter
pilorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar, terletak di
antara lambung dan usus besar. Diameter usus halus ± 2,5 cm dan panjangnya 3 – 5
meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis
eksterna berelaksasi. Sedangkan pHnya 6,3 – 7,6.
Usus halus berada di bagian tengah dan
bawah dari rongga abdominal dan
disokong oleh mesenterium, kecuali bagian
awalnya. Mesenterium tersebut berfungsi
untuk memberikan kemampuan bagi usus
untuk bergerak namun mencegah usus
menjadi terpilin atau bengkok. Di dalam
mesenterium terdapat pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfa. Usus halus
merupakan organ pencernaan utama dan
daerah utama penyerapan nutrisi. Usus
halus dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, dan diperdarahi oleh arteri
mesenteria superior dan cabang-cabanh dari arteri celiaca dan arteri mesenteria
inferior, dan memiliki sistem drainase melalui vena mesenterika superior.
Anatomi mikroskopik dinding usus halus.
Ada tiga spesialisasi struktural yang memperluas permukaan absorptif usus
halus sampai kurang lebih 600 kali.
a. Plicae circulares adalah lipatan sirkular
membran mukosa yang permanen dan
besar. Lipatan ini hampir secara
keseluruhan mengitari lumen.
b. Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai
jari (tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm)
yang memanjang ke lumen dari
permukaan mukosa. Vili hanya
ditemukan pada usus halus. Setiap vilus
mengandung jaring-jaring kapilar dan
pembuluh limfa yang disebut lakteal.
9
c. Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel yang
muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel-sel epitel.
Kelenjar
a. Kelenjar-kelenjar usus (kripta Lieberkühn) tertanam dalam mukosa dan
membuka di antara basis-basis vili. Kelenjar ini mensekresi hormon dan
enzim.
(1) Enzim yang dibentuk oleh sel epitelial usus dibutuhkan untuk
melengkapi digesti.
(2) Hormon-hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran
pencernaan antara lain:
(a) Sekretin, CCK, dan GIP berperan untuk menghalangi sekresi
kelenjar lambung.
(b) Peptida usus vasoaktif memiliki efek vasodilator dan efek relaksasi
otot polos.
(c) Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos.
b. Kelenjar penghasil mukus
(1) Sel goblet terletak dalam epitelium di sepanjang usus halus. Sel ini
memproduksi mukus pelindung.
(2) Kelenjar enteroendokrin menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal.
Jaringan limfatik. Leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan usus halus
untuk melindungi dinding ususnterhadap invasi benda asing. Agregasi nodulus
limfe yag disebut bercak Peyeri terdapat dalam ileum.
11
Fungsi Usus Halus
1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan
oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati.
2. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti.
Motilitas
Yaitu gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif,
dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh
peregangan dan secara refleks dikendalikan oleh SSO.
1. Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur
kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absorptif.
2. Peristaltis adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular.
Kontraksi ini adalah gaya dorong utama yang menggerakkan kimus ke arah
bawah di sepanjang saluran.
12
c. Kolon desendens merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan
menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
3. Rektum yang merupakan tempat penampungan sementara feses sebelum dibuang
melalui anus.
Anus
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan, di mana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagan
lainnya dari usus. Pada anus terdapat dua macam otot yaitu sfingter anus internus
(bekerja tidak menurut kehendak) dan sfingter anus eksterus ( bekerja menurut
kehendak).
E. Kelenjar Pencernaan
Pankreas
Pankreas merupakan organ retroperitonial yang disebut juga kelenjar campuran
(mixed glands) karena memiliki baik fungsi eksokrin maupun endokrin. Sebagai
kelenjar eksokrin, pankreas mensekresikan cairan pankreas melalui duktus
pankreatikus ke duodenum. Sedangkan fungsi endokrin dilakukan oleh sekumpulan sel
yang disebut pulau Langerhans. Sel-sel ini mensekresikan hormon-hormon antara lain:
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya
(insulin dan glukagon).
Pankreas juga melepaskan sejumlah cairan berair yang mengandung natrium
bikarbonat yang menetralkan asam lambung untuk melindungi duodenum,serta untuk
kerja enzim pankreas dan usus.
Pankreas letaknya berada di duodenum. Pankreas juga menghasilkan enzim
pencernaan. Adapun enzim-enzim yang dihasilkan pankreas adalah sebagi berikut..
a. Enterokinase, mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas menjadi tripsin.
Tripsin berfungsi merombak polipeptida menjadi peptida.
b. Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi
membantu tripsin.
c. Amilase, merombak amilum (karbohidrat) menjadi glukosa (gula sederhana).
d. Lipase, mengubah lemak (lipid) menjadi asam lemak dan gliserol.
14
e. Peptidase, berperan mengubah seyawa peptida menjadi asam amino.
f. Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
Hati
Hati adalah organ terbesar dalam tubuh dan merupakan organ lunak yang lentur
dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati berwarna merah tua pada kondisi hidup
karena kaya akan persediaan darah. Hati dibagi menjadi menjadi dua lobus yaitu lobus
kiri dan lobus kanan (lebih besar daripada lobus kiri). Setiap lobus memiliki saluran
untuk mengangkut cairan empedu, yakni duktus hepatikus. Hati ditahan di tempatnya
oleh serangkaian ligamen kompleks (yang terpenting adalah ligamen falsiformis) yang
menghubungkan permukaan anteriornya terhadap diafragma dan dinding abdomen
anterior.
Secara umum, hati mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Memproduksi dan mensekresikan cairan empedu. Empedu disimpan di dalam
kandung empedu yang berfungsi mengemulsikan lemak dalam usus halus,
mengabsorbsi lemak,dan membantu dalam pengeluaran kolesterol dari dalam
tubuh.
b. Memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Penyimpanan mineral dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K).
d. Pusat detoksifikasi zat yang beracun di dalam tubuh.
e. Penyimpanan/gudang darah.
f. Memproduksi panas.
Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan organ seperti kantung muskular hijau yang menempel
pada permukaan inferior dari hati. Organ ini menyimpan dan mengonsetrasikan
empedu. Sebuah katup sfingter pada pangkal leher kandung empedu memungkinkan
penyimpanan empedu sekitar 35-50 ml. Lapisan mukosa pada bagian dalam kandung
empedu memiliki pelipatan yang mirip dengan gastric folds pada lambung. Saat
kandung empedu terisi oleh cairan empedu, ukuran dan bentuknya mengembang
seperti buah pir kecil.
Empedu terdiri dari kolesterol, fosfolipid, garam empedu, pigmen empedu
(terutama bilirubin terkonjugasi), air, dan elektrolit.
15
F. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Saluran percenaan sangat rentan terhadap serangan penyakit mendadak dengan gejala
yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya akan mereda dalam waktu singkat dan
tidak meninggalkan efek sisa.
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Berikut beberapa kasus gangguan pada
sistem pencernaan.
1. Disfagi atau kesulitan menelan makanan yang dimakan dari faring.
2. Regurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut yang tidak disertai
rasa mual.
3. Xerostomia adalah produksi saliva yang sangat sedikit.
4. Parotitis atau gondong adalah infeksi pada kelenjar parotis.
5. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
6. Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di
bawah epitel dan dapat terletak di setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam
lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga
jejunum.
7. Malabsorpsi adalah terganggunya absorpsi satu atau banyak zat gizi dalam mukosa
usus.
8. Maldigesti adalah terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang
lambung.
9. Apendiksitis adalah peradangan pada usus buntu.
10. Peritonitis adalah peradangan pada selaput perut (peritonium), biasanya disebabkan
oleh penyebaran infeksi dari organ abdomen, perforasi apendiks atau saluran cerna,
atau luka tembus abdomen.
11. Kolik adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti
alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri.
12. Tukak lambung adalah rasa nyeri yang disebabkan gesekan lambung dan usus halus
karena produksi HCl yang berlebihan dan jika terlalu parah akan mengakibatkan
pendarahan pada lambung.
13. Obstruksi usus adalah suatu gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
14. Diare, feses yang sangat cair akibat peristaltik terlalu cepat.
15. Konstipasi atau sembelit adalah kesukaran dalam proses defekasi (buang air besar).
16
16. Fisura ani (fisura in ano) merupakan retaknya lapisan anus disebabkan oleh regangan
akibat lewatnya tinja yang keras.
17. Abses anorektal adalah infeksi lokal dengan pengumpulan pus di daerah anorektal.
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan (ingesti),
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi (digesti), menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah (absorpsi), serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh (egesti/defekasi).
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, faring, kerongkongan (esofagus), lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Mulut merupakan jalan masuk awal proses pencernaan. Terdapat lidah yang
membantu proses penelanan, kelenjar saliva (memudahkan makanan untuk dikunyah,
melembabkan dan melumasi makanan, mengandung enzim amilase, sebagai zat buangan,
dan sebagai zat antibakteri dan antibodi), dan gigi yang berfungsi dalam proses
pengunyahan/mastikasi.
Faring, di mana terjadi refleks penutupan jalan udara pada waktu yang sama dengan
gerakan menelan sehingga makanan bisa masuk ke esofagus. Esofagus berfungsi
menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis.
Lambung terdiri atas beberapa bagian yaitu bagian jantung lambung, fundus, badan
lambung, dan pilorus. Lambung menghasilkan getah cerna yang mempunyai peran
masing-masing antara lain HCl (asam klorida), pepsin, renin, dan gastrin. Fungsi lambung
adalah penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus, produksi
faktor intrinsik, absorbsi, dan pengosongan lambung.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu: usus dua belas jari (duodenum) yang
berfungsi mengirimkan sinya ke lambung untuk berhenti mengalirkan makanan jika penuh,
usus kosong (jejunum) yang menghasilkan beberapa enzim pencernaan, dan usus
penyerapan (ileum) yang berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Usus
halus berfungsi mengakhiri proses pencernaan makanan dan secara selektif mengabsorbsi
produk digesti.
Usus besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu sekum (pembatas antara ileum dan
kolon), kolon (ascenden, transversum, dan descenden), dan rektum (tempat penampungan
18
feses sementara). Usus besar mengabsorpsi sebagian besar air dan elektrolit dari kimus
yang tersisa dan mensekresi zat sisa dalam bentuk feses. Anus merupakan tempat/jalan
keluarnya pembuangan bahan limbah dari dalam tubuh.
Sedangkan kelenjar pencernaan yang membantu antara lain pankreas (mempunyai
fungsi sebagai endokrin dan eksokrin), hati (memproduksi dan mensekresikan cairan
empedu, memetabolisme nutrien tubuh, pusat detoksifikasi zat beracun di dalam tubuh,
penyimpanan darah, mineral, dan vitamin yang larut dalam lemak, dan memproduksi
panas), dan kandung empedu sebagai tempat penyimpanan dan pengkonsentrasian empedu.
Adapun gangguan sistem pencernaan yang umum ditemui yaitu disfagi, gastritis,
ulkus peptikum, diare, konstipasi, kolik, dan sebagainya..
19
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.
Irfannuddin. 2008. Fisiologi untuk Paramedis. Palembang: Bagian Fisiologi FK-Unsri.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat Edisi II. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
http://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/10/12/anatomi-sistem-pencernaan/ diakses
23 April 2011.
http://www.anneahira.com/anatomi-fisiologi-sistem-pencernaan.htm diakses 23 April
2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan diakses 25 April 2011.
http://dokterrizy.blogspot.com/2011/02/anatomi-organ-pencernaan.html diakses pada
23 April 2011.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/22/sistem-pencernaan-makanan-pada-
manusia/#more-374 diakses 25 April 2011.
http://www.scribd.com/doc/27012634/Sistem-Pencernaan diakses 25 April 2011.
20