PENDAHULUAN
1
2
secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai
yang berlaku, dan menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya,
misalnya memahami materi pelajaran, konsep dan metode disiplin keilmuan, serta
teknologi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun
2007 tentang Standar Proses menyatakan bahwa standar proses untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
Pembinaan kemampuan guru sebagai suatu sistem didalamnya terdapat beberapa
komponen yang satu sama lainnya punya peran dan jalinan yang erat. Komponen-
komponen yang terkait dalam pembinaan kemampuan guru adalah: (a) pengawas selaku
pembina guru yang melakukan tugas fungsinya disertai dedikasi dan komitmen terhadap
tugasnya. (b) perangkat gugus sekolah yaitu SD Inti, SD Imbas, dan KKG, (c)
perencanaan program pembinaan melalui kegiatan pelatihan, diskusi, seminar, tutorial.
Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran
yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu
pendidikan di sekolah. Peran pengawas meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan (PP19 Tahun 2005, pasal 55). Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan
melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan.
Peningkatkan mutu tenaga pendidik yang berkualitas perlu dilakukan secara
terprogram, terstruktur dan berkelanjutan melalui pembinaan profesional oleh pengawas
sekolah. Upaya peningkatan kemampuan guru perlu adanya wadah yang mampu
menampung berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran
untuk dapat menemukan cara-cara pemecahan permasalahan tersebut. Surat Keputusan
Dirjen Dikdasmen Nomor : 079/C/Kep. I / 93, tanggal 7 April 1993 memutuskan
tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Guru melalui
Pembentukan Gugus Sekolah di Sekolah Dasar, hal tersebut sebagai wujud nyata dalam
upaya pemberdayaan dan meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat.
4
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan
mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu
ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan
fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional
guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20, menyatakan bahwa guru
dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan materi pembelajaran,
hal tersebut dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas )
Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang mengatur tentang perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran. Dalam perencanaan proses pembelajaran yang
dimaksud adalah bahwa seorang pendidik pada satuan pendidikan dituntut mampu
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam
RPP adalah sumber belajar. Guru diharapkan untuk mengembangkan kompetensinya
dalam pembuatan bahan ajar yang merupakan salah satu sumber pembelajaran. Sumber
pembelajaran berupa bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah untuk dapat mempermudah pelaksanaan proses
pembelajaran.
Guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran karena
fungsi guru memiliki fungsi utama mulai dari merancang, mengelola dan mengevaluasi
pembelajaran dalam suatu sekolah. Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali
dengan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan
dengan baik, ini merupakan setengah dari suatu keberhasilan sudah dapat tercapai,
tinggal setengahnya lagi yang terletak pada pelaksanaan pembelajaran. Secara umum
pada saat ini ada gejala atau fenomena dalam proses pembelajaran seringkali tanpa
didukung dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik, pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan tanpa persiapan dari guru menjadikan proses
pembelajaran yang tidak dapat diterima dan tidak menarik bahkan tidak menyenangkan
5
bagi siswa, kedatangan guru tidak tepat waktu, meninggalkan kelas sebelum waktunya,
kegiatan penilaian yang tidak terorganisir dengan baik sehingga hasil evaluasi tidak
mengatasi fenomena tersebut maka guru dituntut mampu menyusun perangkat
pembelajaran yang meliputi analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru diharapkan menyusun sendiri perangkat
pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik siswa dan daya dukung sekolah.
Kenyataan di lapangan saat ini ditemukan berbagai masalah dalam
penyelenggaraan pendidikan yang berakibat buru pada peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia. Permasalah yang paling krusial adalah rendahnya kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan para guru, umumnya guru jarang membuat perencanaan
pembelajaran yang dapat membangkitkan potensi siswa. Guru hanya sekedar
menggugurkan kewajibannya.
Sementara itu sistem pembinaan profesional yang seharusnya dapat
diberdayakan keberadaannya kini semakin jarang dimanfaatkan seperti forum
Kelompok Kerja Guru (KKG). KKG sebagai salah satu wadah bagi guru yang
bergabung dalam organisasi gugus sekolah bertujuan menjadikan guru lebih profesional
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui pendekatan sistem pembinaan
profesional diharapkan guru mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran, termasuk dalam mengembangkan kurikulum. KKG adalah
wadah pembinaan profesionalisme bagi guru dalam upaya peningkatan kemampuan
profesional guru khususnya dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di
Sekolah Dasar, yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan
materi, teknik mengajar, interaksi guru dan siswa, metode mengajar, dan lain-lain yang
berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.
Fokus pemberdayaan KKG dalam kajian ini dimaksudkan sebagai suatu kegiatan
untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam
mencapai tujuan. Baedhowie, (dalam PMPTK,2009: 9) menyatakan bahwa tujuan KKG
adalah untuk lebih mengaktifkan komunikasi antar guru, baik yang sebidang (dalam
kelompok mata pelajaran) atau dalam suatu klaster tertentu, sehingga dalam proses
selanjutnya akan menjadi grup-grup dinamis (dynamic groups) yang aktif untuk
berkembang dengan berbagai kegiatan inovatif.
Tujuan kegiatan KKG adalah sebagai berikut. 1) memperluas wawasan dan
pengetahuan guru dalam berbagai hal, seperti penyusunan dan pengembangan silabus,
6
yaitu SDN Palsigunung, SDN Tugu 3, SDN Tugu 4, SDN Tugu 5, SDN Tugu 8, SDN
Tugu 9, SDN Tugu 10, SDN Tugu 11, SDS Karakter, SDIT Pondok Duta dan SDIT
Raflesia.
Berdasarkan latar belakang di atas dan sejalan dengan visi Kota Depok
“Terwujudnya Depok Cyber City Berbasis Komunitas” Cyber City adalah istilah untuk
sebuah kota yang sudah memanfaatkan teknologi informasi untuk
menjalankan pemerintahannya, sekaligus menyediakan akses ke jaringan dan
infrastruktur berbasis internet untuk seluruh masyarakatnya. Cyber
City merupakan sebuah konsep kota masa depan yang berbasis dengan teknologi
informasi tingkat lanjut. Sebuah kota dengan konsep Cyber City akan menjadi sebuah
kota yang terkoneksi di seluruh bidang. Berbagai kebutuhan masyarakat kota
dalam berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan lain-lain tersaji
dalam satu konsep yang saling berhubungan. Maka Peneliti selaku Pengawas Kota
Depok memiliki peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan profesionalisme
guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya, khususnya dalam
mengawal implementasi kurikulum di sekolah. Oleh karena itu peneliti selaku pengawas
sekolah yang membawahi Gugus Binaan V (Melati) Menyusun Penelitian Tindakan
Sekolah yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Melaksanakan
Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di Kelompok Kerja Guru Gugus V Kecamatan Cimanggis Kota
Depok”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan penulis, maka penulis selaku Pengawas
Sekolah di Gugus Binaan V merumuskan masalah, yaitu “Bagaimana meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui supervisi akademik
berbasis teknologi informasi dan komunikasi di Kelompok Kerja Guru Gugus V
Kecamatan Cimanggis Kota Depok”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menyusun perencanaan
pembelajaran dan mengelola kegiatan proses pembelajaran.
9
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi Guru, meningkatkannya kemampuan guru dalam menyusun perencanaan
pembelajaran dan mengelola kegiatan proses pembelajaran
2. Bagi kepala sekolah, mampu mengembangkan kebijakan sekolah agar dapat
meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru maupun kepala sekolah sendiri.
3. Bagi Dinas Pendidikan, hendaknya menjadi salah satu referensi dalam upaya
meningkatkan sistem pembinaan profesional tenaga pendidik dan kependidikan
serta mampu mengambil kebijakan pendidikan yang tepat, agar proses
pembelajaran yang ada di sekolah dapat berjalan dengan tepat dan lancar.
4. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang
efektivitas model ini, terhadap kemampuan dan keterampilan guru, melalui
penerapan rancangan penelitian dan penggunaan instrumen yang lebih reliabel
dan valid.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
10
11
B. Kajian Teori
1. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin. Berkaitan dengan tanggungjawab; guru harus mengetahui serta memahami
nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggungjawab terhadap segala
tindakannya dalam pembelajarannya di sekolah, dan dalan kehiduapan masyarakat.
Menurut PP No. 74 tahun 2008, jabatan guru yang “murni guru” terdiri dari
tiga jenis, yaitu guru kelas, guru bidang studi, dan guru mata pelajaran. Adapaun
tugas masing-masingnya disajikan sebagai beikut; 1) Menyusun kurikulum
pembelajaran pada satuan pendidikan; 2) Menyusun silabus pembelajaran; 3)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 4) Melaksanakan kegiatan
pembelajaran; 5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran; 6) Menilai dan
mengevaluasi proses dan hasil belajar pada pelajaran di kelasnya; 7) Menganalisis
hasil penilaian pembelajaran; 8) Melakasanakan pembelajaran/perbaikan dan
pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; 9) Melaksanakan
bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; 10) Menjadi
pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah
dan nasional; 11) Membimbing guru pemula dalam program induksi; 12)
13
kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi
di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam
kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu
yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam
mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana
cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa
setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi
akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa
pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-
baiknya.
Supervisi akademik adalah merupakan kegiatan terencana yang ditujukan
pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan evaluasi
pada proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan hasil belajar (Dirjen
PMPTK, 2009:5). Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), supervisi akademik dilakukan dengan tujuan meningkatkan
kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007. Penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui supervisi akademik dilakukan dengan
pendekatan kolaboratif, dan dilakukan melalui saling berbagi pengalaman
dengan guru lain, dengan pembina gugus, dan dengan pengawas sekolah,
sehingga masalah kurangnya kemampuan guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat teratasi secara maksimal.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah/madrasah Supervisi
akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pengawas
sekolah/madrasah. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif
diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman 1981,
dalam PMPTK, 2008:12). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah/madrasah harus
memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian,
16
Pengembangan
Profesionalisme
TIGA TUJUAN
SUPERVISI
Pengawasan
Penumbuh
kualitas
an
Motivasi
karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep
yang tidak terpisahkan.
Istilah “Teknologi Informasi dan Komunikasi‟ tidak dapat dipisahkan dari
konsep yang membangunnya, yakni konsep “Teknologi Informasi‟ dan “Teknologi
Komunikasi‟.
Istilah teknologi informasi juga disebutkan di dalam WordNet Glossary
Universitas Princeton sebagai suatu cabang ilmu teknik yang khusus berhubungan
dengan teknik-teknik pemanfaatan komputer dan perangkat telekomunikasi guna
menerima, menyimpan dan meneruskan suatu informasi.
Istilah “teknologi komunikasi‟, lebih merujuk kepada proses
pentransmisian/penyebaran informasi yang telah diolah. Munir (2008: 14)
mengemukakan bahwa teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi
yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk
membantu proses komunikasi, yang bertujuan agar komunikasi berhasil
(komunikatif).
Teknologi informasi bisa didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi guna
keperluan pengolahan informasi. Hal ini senada dengan definisi yang dicantumkan
Dictionary of Information Technology yang menyebutkan bahwa teknologi
informasi merupakan, “the acquisition, processing, storage and dissemination of
vocal, pictorial, textual and numerical information by a microelectronics-based
combination of computing and telecommunications ...” (Longley & Shain 2012:
164).
Berdasarkan penjabaran dari istilah „teknologi informasi‟ dan „teknologi
komunikasi‟ di atas maka dapat dilihat sebuah diferensiasi dari kedua istilah
tersebut. Teknologi informasi lebih menekankan pada aspek pengolahan informasi
agar menjadi efektif dan komunikatif Sedangkan istilah teknologi komunikasi lebih
menitikberatkan pada segi pentransmisian/penyebaran dari informasi yang telah
diolah tersebut.
Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,
pemindahan informasi antar media.Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan
antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan
teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi
22
tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad
ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik
jenuhnya.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah suatu kegiatan pengolahan dan penyebaran informasi dengan
menggunakan teknologi komputasi elektronik agar menjadi suatu informasi yang
efektif dan komunikatif guna disampaikan/ditransmisikan kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya.
b. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi yang berlangsung dengan sangat pesat dimulai dari
pertengahan abad ke-20 hingga saat ini (awal abad ke-21) telah menyebabkan
hampir seluruh aspek dalam kehidupan manusia telah mendapatkan sentuhan
teknologi. Teknologi pada dasarnya memang diciptakan untuk mempermudah hidup
manusia, sehingga manusia bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan
lebih cepat, efektif, efisien dan juga optimal.
Dunia pendidikan tidak terlepas dari mendapatkan pengaruh yang besar dari
terjadinya perkembangan teknologi yang sangat pesat itu. Dimulai dari awal abad
ke-20, telah banyak dikembangkan aplikasi-aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan
pembelajaran guna mendapatkan hasil pendidikan yang optimal yang akan berimbas
kepada peningkatan taraf hidup dan kemajuan umat manusia di seluruh dunia.
Di masa-masa awal pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran, teknologi
media yang sedang berkembang pada saat itu sering dimanfaatkan sebagai media
penyampaian informasi pembelajaran. Media televisi dan radio memegang peranan
penting dalam hal pemanfaatan teknologi untuk penyebarluasan materi
pembelajaran selama abad ke-20. Radio telah dimanfaatkan untuk mengantarkan
informasi pembelajaran ke tempat-tempat terpencil seperti pelosok desa atau kota
yang jauh dari pusat pemerintahan, sedangkan televisi digunakan untuk
menyampaikan informasi pembelajaran ke seluruh penjuru dunia.
Menjelang akhir abad ke-20 di mana teknologi komputer dan jaringan
komputer mulai berkembang, peranan televisi dan radio sebagai aplikasi teknologi
penyampaian materi pembelajaran mulai tergeser dengan hadirnya teknologi internet
dan aplikasi-aplikasi pembelajaran elektronik. Akan tetapi sesuai dengan hakikat
23
yang mahal. Pemanfaatan TIK memungkinkan hal itu terjadi. Melalui pemanfaatan
TIK, peserta didik dapat melakukan kegiatan akademik sesuai dengan tuntutan
kurikulum walaupun mereka tidak menghabiskan waktunya di kelas. Selain itu bagi
siswa yang memiliki disiplin diri dan motivasi belajar yang tinggi, pemanfaatan TIK
dapat mempercepat proses untuk mencapai tingkat penguasaan, dan memperluas
pilihan belajar sesuai dengan kemampuan dan kondisi diri peserta didik melalui
kegiatan belajar mandiri (self learning) (Abdulhak 2010: 4).
3) Memperbaiki proses belajar mengajar
TIK dengan segala potensi dan kemampuannya dalam menyajikan materi
yang variatif dalam berbagai format mampu mengantarkan proses belajar mengajar
yang lebih baik guna memberikan hasil belajar yang lebih optimal pada diri peserta
didik. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bila dibandingkan dengan
mengikuti pembelajaran konvensional tatap muka dan ceramah yang monoton di
dalam kelas, peserta didik akan lebih memiliki ketertarikan untuk belajar melalui
penggunaan media yang bisa mengantarkan beragam format seperti gambar, suara,
video, animasi, atau program interaktif. Selain itu Haddad & Jurich dalam Abdulhak
(2010: 5) juga mengemukakan bahwa,
“... TIK memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
peningkatan motivasi, memfasilitasi penguasaan keterampilan dasar,
membantu meningkatkan inkuiri dan eksplorasi, serta menyiapkan individu
untuk dunia yang dikendalikan oleh teknologi.”
Selain empat peranan TIK dalam pendidikan seperti yang telah disebutkan di
atas, TIK juga memiliki peranan-peranan lain yang lebih spesifik dalam dunia
pendidikan. Peranan tersebut lebih terkait kepada kegiatan pembelajaran sebagai
kegiatan sentral dalam sebuah sistem pendidikan. Berikut adalah enam peranan TIK
tersebut seperti yang dikemukakan oleh Munir (2010: 185) :
a) TIK sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi
Setiap pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan pendidikan, baik itu peserta
didik, pengajar, administrator maupun para pengambil kebijakan pendidikan, harus
memiliki kompetensi dan keahlian di bidang teknologi informasi dan komunikasi,
khususnya aplikasi TIK yang spesifik diperuntukkan bagi pendidikan. Hal ini
dikarenakan TIK saat ini sudah menjadi suatu bidang ilmu yang sudah menyentuh
hampir semua aspek kehidupan dan wajib dikuasai oleh siapapun. Penguasaan TIK
oleh setiap pihak pemangku kepentingan di bidang pendidikan akan melahirkan satu
visi dan pandangan yang sama mengenai apa dan bagaiman TIK dimanfaatkan guna
menghasilkan suatu kegiatan pembelajaran yang efektif.
b) TIK sebagai infrastruktur pembelajaran
Penggunaan TIK sebagai salah satu komponen pembelajaran akan
meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran jadi bisa
dilaksanakan di mana saja dan kapan saja, serta tidak terkendala lagi oleh keadaan di
mana peserta didik, pengajar dan bahan ajar terpisah secara geografis.
c) TIK sebagai sumber bahan belajar
Pemanfaatan TIK sebagai suatu sumber bahan belajar akan menjamin
tersedianya materi-materi pembelajaran yang selalu terperbaharui dan selalu tersedia
untuk diakses setiap saat. Selain itu materi-materi pembelajaran pun akan lebih
mudah untuk diperbaharui menyesuaikan dengan cepatnya perkembangan ilmu
pengetahuan yang terjadi.
d) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
Melalui pemanfaatan TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran, suatu
materi pembelajaran akan tersampaikan dengan lebih baik dengan
mempertimbangkan konteks dunia nyatanya. Ilustrasi berbagai fenomena ilmu
pengetahuan akan tersampaikan dengan lebih riil sehingga penyerapan bahan ajar
pun terjadi dengan lebih cepat. Melalui pemanfaatan TIK juga interaksi antar peserta
didik akan lebih tinggi sehingga akuisisi ilmu pengetahuan di antara mereka akan
27
berlangsung dengan lebih baik, baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain itu,
peserta didik akan menjadi mampu melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya
secara lebih bebas dan mandiri.
e) TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
Pemanfaatan TIK dalam mendukung manajemen pembelajaran dapat
dipergunakan untuk membantu mengelola dan mengolah data-data pendidikan dan
pembelajaran sehingga menghasilkan suatu lembaga pendidikan yang berkualitas
yang mampu menyediakan data pendidikan yang akurat, mudah dipergunakan, serta
dapat diperoleh dengan tepat waktu. Hal ini sesuai dengan salah satu visi UNESCO
mengenai pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang menyebutkan bahwa TIK dapat
menciptakan suatu administrasi, pengaturan kebijakan, dan manajemen pendidikan
yang lebih efisien (more efficient education management, governance and
administration).
f) TIK sebagai sistem pendukung keputusan.
Ketersediaan data-data pendidikan yang akurat dapat digunakan oleh para
pembuat keputusan dan pemegang kewenangan untuk membuat keputusan yang tepat
bagi sistem pendidikan yang berlangsung. Sistem kerja TIK yang membuat suatu
data bisa selalu diperbaharui dan tersedia setiap saat akan memberikan jaminan
terhadap ketersediaan data-data yang valid dan reliabel guna terciptanya keputusan
dan kebijakan yang menguntungkan suatu pihak.
Satu hal yang jelas dari kegiatan pemanfaatan TIK dalam pendidikan, bahwa
TIK kini memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu sistem
pendidikan guna menjamin terciptanya pendidikan yang berkualitas, perkembangan
ilmu pengetahuan dan kemajuan umat manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN
28
29
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
3. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan yang berlangsung
selama 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan
melaksanakan supervise akademik yang meliputi supervise tradisional dan supervise
model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis yang secara rinci dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Awal
Langkah awal yang direncanakan pada penilitian tindakan sekolah ini terdiri dari
beberapa kegiatan, yakni:
1) Identifikasi Masalah Kemampuan Awal
2) Pengajuan Proposal
3) Melakukan Sosialisasi rencana penelitian tindakan sekolah di Kelompok Kerja Guru
Gugus Binaan V Kecamatan Cimanggis.
4) Mempersiapkan instrument
b. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menggunakan model supervisi tradisional dengan
merencanakan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pada tahap perencanaan, tindakan pertama yang dilaksanakan adalah
menyiapkan percakapan awal (preconference) tentang kendala yang dihadapi
guru dalam menyusun RPP dan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal
ini dilakukan dengan cara menanyakan bagian penyusunan RPP yang belum
mereka pahami, mengacu kepada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses.
b) Mengidentifikasi jumlah guru yang sudah membuat silabus dan RPP pada
pertemuan KKG.
c) Meminta guru untuk mengumpulkan perangkat pembelajaran
d) Peneliti memeriksa administrasi guru secara kuantitas dan kualitatif
e) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan.
f) Menyusun rencana tindakan (berupa penjadwalan supervisi individual atau
kelompok disesuaikan dengan temuan pada identifikasi masalah).
32
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan rencana tindakan supervisi
individual/kelompok untuk menilai pelaksanaan proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru. Pelaksanaan supervisi ini termasuk dalam kegiatan Pra
Observasi yang dilakukan dengan pertemuan individual office-conference. Hal ini
dilakukan terutama kepada guru yang tidak mengumpulkan perangkat pembelajaran,
untuk mengetahui penyebab/masalahnya.
Pada tahap Pelaksanaan ini dilaksanakan pra observasi, melakukan analisis
dan menetapkan strategi tentang cara mengatasi kendala yang dihadapi guru
utamanya dalam penyusunan RPP. Supervisor dan guru-guru melakukan analisis
dokumen RPP mereka dengan menggunakan Alat Penilaian Keterampilan Guru
(APKG 1). Peneliti menilai RPP dengan menggunakan Alat Penilaian Keterampilan
Guru (APKG 1). Guru mencatat bagian-bagian / komponen RPP yang tidak sesuai
dengan Alat Penilaian Keterampilan Guru (APKG 1). Guru mencermati butir-butir
APKG 1, selanjutnya melaksanakan diskusi menyusun RPP yang mengacu kepada
APKG 1 dan Standar Proses untuk menentukan cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Peran supervisor membimbing keproses pemecahan masalah. Tahap ini
peneliti rencanakan berlangsung selama 2 minggu.
Tahap berikutnya peneliti membuat kesepakatan dengan guru agar bersedia
diobservasi dalam melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dirancangnya.
3) Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi kelas kepada para guru
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas masing-masing. Observasi
dilakukan terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan dan
mengobservasi hasil awal yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus 1. Selain
itu peneliti juga mengidentifikasi masalah-masalah lanjutan yang timbul dari
pelaksanaan tindakan di siklus 1. Adapun Instrumen yang digunakan adalah
Instrumen Supervisi Akademik
4) Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-
data yang diperoleh. Kegiatan ini juga merupakan pelaksanaan supervisi akademik
fase Post Observasi. Pada tahap ini supervisor mengadakan wawancara dan diskusi
33
4) Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-
data yang diperoleh. Kegiatan ini juga merupakan pelaksanaan supervisi akademik
fase Post Observasi. Pada tahap ini supervisor mengadakan wawancara dan diskusi
tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan
kelemahan guru, serta mengidentifikasi keterampilan-keterampilan mengajar yang
perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan. Kemudian
dilanjutkan dengan pertemuan bersama melalui kegiatan kelompok kerja guru untuk
membahas hasil evaluasi dan penyusunan langkah-langkah untuk siklus berikutnya.
C. Indikator Keberhasilan
Tingkat kemampuan guru dalam penyusunan RPP dapat ditentukan dengan
membandingkan M atau rata-rata kemampuan guru ke dalam PAP skala lima dengan
kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.1. Pedoman Konversi Skala Lima
2 75 – 90 Baik
3 65 – 74 Cukup
4 40 – 64 Kurang
5 0 – 39 Sangat Kurang
A. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan supervisi sebelumnya di Gugus
Binaan V (Gugus Melati) Kecamatan Cimanggis Kota Depok, diperoleh data bahwa
dari 199 guru yang telah disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas yang telah
menunjukkan kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran hanya 80% saja atau sebanyak
159 orang, sisanya 20% atau sebanyak 40 orang guru belum menunjukkan kinerja yang
memuaskan. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat peran dan tugas guru di
kelas sangat penting dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Berdasarkan data di atas maka peneliti melakukan penelitian tindakan sekolah
dengan melakukan supervisi akademik kepada 40 orang guru dari 11 sekolah. Dari data
awal yang diperoleh penulis bahwa 40 orang guru tersebut memiliki kemampuan dalam
proses belajar mengajar di bawah rata-rata atau sekitar 40 – 64 dengan kriteria kurang.
Langkah identifikasi dilakukan oleh peneliti kepada yaitu dengan cara
menggunakan data hasil supervisi akademik meliputi perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dan peneliti yang telah
dilakukan kepada 40 orang. Ini peneliti lakukan pada tanggal hari Sabtu tanggal 24 Juli
tahun 2013.
B. Siklus 1
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menggunakan model supervisi Non Direktif.
Tindakan pertama yang dilaksanakan pertemuan KKG adalah menyiapkan
percakapan awal (preconference) tentang kendala yang dihadapi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran pada tahapan Siklus I. Hal ini dilakukan dengan
cara menanyakan pada bagian manakah guru memiliki kesulitan dalam melaksakan
proses pembelajaran yang mengacu kepada Permendiknas No 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses.
Berdasarkan data awal hasil pengolahan data dan percakapan awal yang
dilakukan kepada 40 orang guru, peneliti melakukan sosialisasi melalui Kelompok
Kerja Guru (KKG). Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan kondisi awal
38
39
C. Siklus II
1. Perencanaan
Siklus II dilakukan melalui tahapan seperti Siklus I yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
didasarkan atas hasil refleksi dan evaluasi siklus I dengan kata laian kelemahan yang
ditemukan pada Siklus I diperbaiki melalui daur kedua (Siklus II).
Berdasarkan kelemahan pada Siklus I, maka peneliti melakukan tindakan
dengan melakukan supervisi akademik menggunakian model kontemporer yang
dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sehingga sering disebut juga sebagai model
supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi
akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi
akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.
Pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus yang terdiri dari
tiga tahap berikut :
a. Tahap perencanaan awal. Pada tahap ini supervisor memperhatikan hal-hal
sebagai berikut (1) penciptaan suasana yang intim dan terbuka, (2) mengkaji
43
D. Siklus III
1. Perencanaan
Sesuai dengan kesepakatan antara guru dan peneliti perencanaan Siklus III
dilakukan karena masih rendahnya hasil proses pembelajaran di kelas yang masih di
bawah kriteria ketuntasan yang ingin dicapai.
Pada tahap perencanaan Siklus III, peneliti dengan para guru menyepakati
bahwa proses supervisi akademik berikutnya dinilai oleh observer masing-masing
kepala sekolah. Hasil Penyusunan RPP yang dibuat guru yang dipersiapkan untuk
pelaksanaan proses pembelajaran dikirim melalui email pengawas. Sedangkan
proses pelaksanaan pembelajaran yang disupervisi oleh kepala sekolah harus
direkam dengan handycam dan dibuat softcopinya selanjutnya diserahkan atau
dikirim kepada pengawas sekolah.
Pengawas melakukan pengolahan data dengan menggunakan instrumen yang
telah disepakati bersama untuk menilai RPP dan softcopy hasil rekaman
pelaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian yang dilakukan pengawas
disosialisasikan baik secara individu maupun pada kegiatan kelompok kerja guru.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Siklus III dilakukan sesuai jadwal yaitu pada tanggal 4 Oktober
sampai dengan 11 Nopember 2013. Supervisi Akademik yang dilakukan pada Siklus
III berbeda dengan model pada siklus-siklus sebelumnya.
Tahapan pelaksanaan supervisi akademik Siklus III dimulai melalui kegiatan
pra observasi oleh kepala sekolah kemudian kepala sekolah bersama guru
melakukan kesepakatan untuk melaksanakan observasi kelas terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menggunakan TIK dalam pembelajaran.
Peneliti hanya menilai secara tidak langsung melalui RPP yang diemail dan hasil
rekaman proses pembelajaran yang telah dilakukan para guru.
Setelah melihat dan melakukan pengamatan terhadap hasil penyusunan RPP
dan rekaman proses pembelajaran, Peneliti melakukan kegiatan pasca observasi
secara individu kepada para guru.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini peneliti melakukan penilaian terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikirim para guru melalui email pengawas,
48
mencari solusi pemecahannya, sharing dengan para guru tentang praktik baik yang
perlu ditularkan.
E. Pembahasan
1. Kemampuan Awal Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Sebelum
Penelitian
Gejala atau fenomena dalam proses pembelajaran yang tidak inspiratis,
menyenangkan dan menantang, kurang memberikan otivasi kepada peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, siswa tidak diberikan ruang prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan perkembangan bakat, minat dan pisik dan psikologi
siswa telah terjadi di Gugus IV SD Kecamatan Cimanggis.
Dari 199 guru yang mampu melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang cukup baik hanya sebanyak 159 orang saja atau 79% sisanya
21% atau sebanyak 40 orang guru sangat jauh dari harapan. Hasil supervisi yang
dilakukan kepada 40 orang guru tersebut menunjukkan nilai yang sangat
memprihatinkan. Mereka tidak membuat perencanaan pembelajaran, sehingga
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pun hanya sebatas menggugurkan tugas
dan kewajiban saja. Di bawah ini disajikan hasil supervisi akademik yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan.
Tabel 4.1. Tabel Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik Pra Siklus
Berdasarkan Tabel 4.1. di atas bahwa rata-rata tingkat kemampuan guru 63,65
dengan kategori kurang. Setelah dilakukan identifikasi penyebab rendahnya
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, diperoleh hasil bahwa guru
tidak melaksanakan pembelajaran sesuai skenario rencana pembelajaran, kurang
mengarahkan belajar siswa sesuai dengan prinsip belajar yang mendidik, tidak
memfasilitasi pengembangan potensi seluruh siswa menguasi materi.
50
66.00% 65.58%
65.05%
65.50%
65.00% 64.54% 64.52%
64.50%
63.65% Perencanaan
64.00%
63.50% Pelaksanaan
62.76%
63.00% Rata-rata
62.50%
62.00%
61.50%
61.00%
Pra Siklus Siklus 1
signifikan pada pernyusunan RPP diperoleh nilai 70,44 dan pada tahap pelaksanaan
pembelajaran diperoleh nilai 73,84 dengan nilai rata-rata 72,14. Sehingga dapat
diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru tersebut disebabkan karena
proses bimbingan yang didasarkan terhadap analisis kebutuhan guru, proses
Coaching dan peer teaching. Di bawah ini disajikan diagram Hasil Pelaksanaan
Supervisi Akademik Siklus I.
74.00%
72.00%
70.00%
Perencanaan
68.00%
Pelaksanaan
66.00%
Rata-rata
64.00%
62.00%
60.00%
Siklus I Siklus II
dan refleksi Siklus II dan dilanjutkan dengan penyampaian materi latih yang
meliputi pemanfaatan TIK dalam pelaksanaan pembelajaran.
Materi Kegiatan KKG juga difokuskan kepada analisis kebutuhan guru
terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Inti dalam proses
pembelajaran antara lain penggunaan pendekatan, metode, model-model
pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar yang berbasis IT, dan
penilaian hasil belajar.
Khusus pada penerapan pembelajaran berbasis IT guru dibina melalui
pertemuan gugus untuk dapat memanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya
membuat alat peraga menggunakan media power point, memperkenalkan
penggunaan camera digital dan Movie Maker. Selanjutnya kegiatan Peer Teaching
di KKG dimanfaatkan oleh para guru sebagai latihan pemanfaatan media
pembelajaran berbasis TIK di kelas.
Kegiatan Pembinaan diakhiri bersama dimana diperoleh kesepakatan antara
pengawas dengan para guru bahwa kegiatan Siklus III berikut dilaksanakan
supervisi akademik oleh kepala sekolah masing-masing, RPP dibuat guru harus
dikirim melalui email pengawas kemudian proses pembelajaran harus direkam
dengan Handycam selanjutnya dibuat copy melalui CDRW dan dikirim kepada
pengawas.
Peneliti dengan para guru menyepakati bahwa proses supervisi akademik
berikutnya dinilai oleh observer masing-masing kepala sekolah. Hasil Penyusunan
RPP yang dibuat guru yang dipersiapkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran
dikirim melalui email pengawas. Sedangkan proses pelaksanaan pembelajaran yang
disupervisi oleh kepala sekolah harus direkam dengan handycam dan dibuat
softcopinya selanjutnya diserahkan atau dikirim kepada pengawas sekolah.
Pelaksanaan Siklus III, tidak dilaksanakan secara langsung melainkan
didelegasikan kepada kepala sekolah masing-masing guru tetapi pelaksanaan
pembelajaran harus direkam dengan Handycam selanjutnya dibuat copy melalui
CDRW dan dikirim kepada pengawas.
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
Perencanaan
50.00%
Pelaksanaan
40.00%
Rata-rata
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Siklus II Siklus III
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut.
1. Bagi peserta didik, diharapkan mengikuti pembelajaran yang diterapkan oleh guru
secara maksimal agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan akan dapat
dicapai secara optimal.
2. Bagi guru, hendaknya mampu memanfaatkan Kelompok Kerja Guru sebagai
wahana peningkatan kemampuan profesional sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
insfiratif, inovatif, menantang dan menyenangkan.
3. Bagi kepala sekolah, hendaknya mampu mengembangkan berbagai kebijakan
sekolah agar dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme dari siswa, guru
maupun kepala sekolah sendiri.
4. Bagi Dinas Pendidikan kota hendaknya mampu mengambil kebijakan pendidikan
yang tepat, agar proses pembelajaran yang ada di sekolah dapat berjalan dengan
tepat dan lancar. Selain itu diharapkan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatan
profesionalisme guru dapat ditingkatkan.
58
59
5. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang
efektivitas model ini, terhadap kemampuan dan keterampilan guru, melalui
penerapan rancangan penelitian dan penggunaan instrumen yang lebih reliabel dan
valid pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
60
61
62
63
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA GURU BULAN AGUSTUS 2013 KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
31 Sutiyem,S.Pd
32 Hj .Sriyanah
33 Idah Mariyah,S.Pd
34 Maryanti,S.Pd
35 Dedah Nurhaedah
36 Henny herniyati,S.Pd
37 Lina Hasanah
38 Juriah,S.Pd
39 Tuti Styowati,S.Pd
40 Yayah
64
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA GURU BULAN SEPTEMBER 2013 KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32 Hj .Sriyanah
33 Idah Mariyah,S.Pd
34 Maryanti,S.Pd
35 Dedah Nurhaedah
36 Henny herniyati,S.Pd
37 Lina Hasanah
38 Juriah,S.Pd
39 Tuti Styowati,S.Pd
40 Yayah
66
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA GURU BULAN OKTOBER 2013 KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32 Hj .Sriyanah
33 Idah Mariyah,S.Pd
34 Maryanti,S.Pd
35 Dedah Nurhaedah
36 Henny herniyati,S.Pd
37 Lina Hasanah
38 Juriah,S.Pd
39 Tuti Styowati,S.Pd
40 Yayah
68
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA GURU BULAN NOPEMBER 2013 KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32 Hj .Sriyanah
33 Idah Mariyah,S.Pd
34 Maryanti,S.Pd
35 Dedah Nurhaedah
36 Henny herniyati,S.Pd
37 Lina Hasanah
38 Juriah,S.Pd
39 Tuti Styowati,S.Pd
40 Yayah
Lampiran 2
NILAI
NO NAMA GURU ASAL SEKOLAH
PERENCANAAN PELAKSANAAN JUMLAH Rerata
1 Utami,S.Pd Tugu 6 58.00 60.00 118.00 59.00
2 Usri, S.Pd Tugu 6 60.00 63.00 123.00 61.50
3 Suhartini,S.Pd Tugu 6 60.13 64.60 124.73 62.37
4 Ayati Tugu 6 63.65 64.86 128.51 64.26
5 Siti Muniroh,S.Pd Tugu 6 59.35 60.00 119.35 59.68
6 Paulina,S.Pd Tugu 3 61.00 62.80 123.80 61.90
7 Titin Suryatin,S.Pd Tugu 3 61.35 63.00 124.35 62.18
8 Yuyumi,S.Pd Tugu 3 59.26 60.00 119.26 59.63
9 Siti Robiyanti Tugu 3 67.58 66.80 134.38 67.19
10 Euis Dahlia.r,S.Pd Tugu 3 63.00 70.43 133.43 66.72
11 Edoh Suhaedah,S.Pd Tugu 8 61.65 62.80 124.45 62.23
12 Sarmini,S.Pd Tugu 8 66.00 64.00 130.00 65.00
13 Indrawati,S.Pd Tugu 8 61.74 62.80 124.54 62.27
14 Rasmida Tugu 8 61.65 64.00 125.65 62.83
15 Suryatiningsih,S.Pd Tugu 8 61.74 62.80 124.54 62.27
16 Tuti Suparyanti,S.Pd Tugu 9 60.87 66.43 127.30 63.65
17 H.Wagiran,S.Pd Tugu 9 61.74 62.80 124.54 62.27
18 Yoce Magdalena,S.Pd Tugu 9 66.65 65.90 132.55 66.28
19 Sriyono,S.Pd Tugu 9 61.74 62.90 124.64 62.32
20 Yanti Aritonang,S.Pd Tugu 9 67.65 64.00 131.65 65.83
21 Yatmin,S.Pd Tugu 10 64.13 64.87 129.00 64.50
22 Saepudin alfarisi,S.Pd Tugu 10 67.00 70.00 137.00 68.50
23 Bimo Santosa,S.Pd Tugu 10 59.65 66.43 126.08 63.04
24 Hasanah,S.Pd Tugu 10 64.35 66.50 130.85 65.43
25 Handani,S.Pd Tugu 10 59.65 64.76 124.41 62.21
26 Suryati,S.Pd Tugu 11 60.80 62.00 122.80 61.40
27 Agustin Tugu 11 62.35 61.43 123.78 61.89
28 Irma Wanti,S.Pd Tugu 11 63.61 66.00 129.61 64.81
29 Tutik Handayani,S.Pd Tugu 11 64.00 63.00 127.00 63.50
30 Dian Mardiyana Tugu 11 62.74 65.37 128.11 64.06
31 Sutiyem,S.Pd Palsigunung 64.35 64.76 129.11 64.56
32 Hj .Sriyanah Palsigunung 64.13 67.76 131.89 65.95
33 Idah Mariyah,S.Pd Palsigunung 64.35 65.00 129.35 64.68
34 Maryanti,S.Pd Palsigunung 69.35 70.00 139.35 69.68
35 Dedah Nurhaedah Palsigunung 66.35 67.37 133.72 66.86
36 Henny herniyati,S.Pd Tugu 4 60.65 64.90 125.55 62.78
37 Lina Hasanah Tugu 4 61.74 62.86 124.60 62.30
38 Juriah,S.Pd Tugu 4 62.35 67.80 130.15 65.08
39 Tuti Styowati,S.Pd Tugu 4 62.62 62.87 125.49 62.75
40 Yayah Tugu 4 61.65 63.90 125.55 62.78
Jumlah 2,510.57 2,581.50 5,092.07 63.65
70
71
Lampiran 3
NILAI
NO NAMA GURU ASAL SEKOLAH
PERENCANAAN PELAKSANAAN JUMLAH Rerata
1 Utami,S.Pd Tugu 6 63.00 64.00 127.00 63.50
2 Usri, S.Pd Tugu 6 70.00 65.00 135.00 67.50
3 Suhartini,S.Pd Tugu 6 60.87 69.60 130.47 65.24
4 Ayati Tugu 6 63.65 64.86 128.51 64.26
5 Siti Muniroh,S.Pd Tugu 6 64.35 60.00 124.35 62.18
6 Paulina,S.Pd Tugu 3 61.74 62.80 124.54 62.27
7 Titin Suryatin,S.Pd Tugu 3 64.35 60.00 124.35 62.18
8 Yuyumi,S.Pd Tugu 3 59.26 60.00 119.26 59.63
9 Siti Robiyanti Tugu 3 67.58 66.80 134.38 67.19
10 Euis Dahlia.r,S.Pd Tugu 3 68.13 71.43 139.56 69.78
11 Edoh Suhaedah,S.Pd Tugu 8 61.74 62.80 124.54 62.27
12 Sarmini,S.Pd Tugu 8 66.00 64.87 130.87 65.44
13 Indrawati,S.Pd Tugu 8 61.74 62.80 124.54 62.27
14 Rasmida Tugu 8 65.65 64.87 130.52 65.26
15 Suryatiningsih,S.Pd Tugu 8 61.74 62.80 124.54 62.27
16 Tuti Suparyanti,S.Pd Tugu 9 61.87 66.43 128.30 64.15
17 H.Wagiran,S.Pd Tugu 9 61.74 62.80 124.54 62.27
18 Yoce Magdalena,S.Pd Tugu 9 66.65 69.90 136.55 68.28
19 Sriyono,S.Pd Tugu 9 61.74 62.90 124.64 62.32
20 Yanti Aritonang,S.Pd Tugu 9 67.65 64.70 132.35 66.18
21 Yatmin,S.Pd Tugu 10 64.13 64.87 129.00 64.50
22 Saepudin alfarisi,S.Pd Tugu 10 73.13 72.90 146.03 73.02
23 Bimo Santosa,S.Pd Tugu 10 62.65 66.43 129.08 64.54
24 Hasanah,S.Pd Tugu 10 64.35 66.50 130.85 65.43
25 Handani,S.Pd Tugu 10 62.65 64.76 127.41 63.71
26 Suryati,S.Pd Tugu 11 66.65 67.00 133.65 66.83
27 Agustin Tugu 11 64.35 61.43 125.78 62.89
28 Irma Wanti,S.Pd Tugu 11 63.61 66.76 130.37 65.19
29 Tutik Handayani,S.Pd Tugu 11 64.35 63.00 127.35 63.68
30 Dian Mardiyana Tugu 11 62.74 65.37 128.11 64.06
31 Sutiyem,S.Pd Palsigunung 64.35 64.76 129.11 64.56
32 Hj .Sriyanah Palsigunung 64.13 67.76 131.89 65.95
33 Idah Mariyah,S.Pd Palsigunung 64.35 65.00 129.35 64.68
34 Maryanti,S.Pd Palsigunung 71.35 73.50 144.85 72.43
35 Dedah Nurhaedah Palsigunung 66.35 67.37 133.72 66.86
36 Henny herniyati,S.Pd Tugu 4 66.65 69.90 136.55 68.28
37 Lina Hasanah Tugu 4 61.74 62.86 124.60 62.30
38 Juriah,S.Pd Tugu 4 64.35 70.80 135.15 67.58
39 Tuti Styowati,S.Pd Tugu 4 62.62 62.87 125.49 62.75
40 Yayah Tugu 4 66.65 69.90 136.55 68.28
Jumlah 2,580.60 2,623.10 5,203.70 65.05
72
Lampiran 4
NILAI
NO NAMA GURU ASAL SEKOLAH
PERENCANAAN PELAKSANAAN JUMLAH Rerata
1 Utami,S.Pd Tugu 6 65.22 71.40 136.62 68.31
2 Usri, S.Pd Tugu 6 70.74 67.00 137.74 68.87
3 Suhartini,S.Pd Tugu 6 64.87 69.65 134.52 67.26
4 Ayati Tugu 6 63.65 72.80 136.45 68.23
5 Siti Muniroh,S.Pd Tugu 6 68.35 68.00 136.35 68.18
6 Paulina,S.Pd Tugu 3 61.74 62.90 124.64 62.32
7 Titin Suryatin,S.Pd Tugu 3 64.35 73.00 137.35 68.68
8 Yuyumi,S.Pd Tugu 3 68.22 69.00 137.22 68.61
9 Siti Robiyanti Tugu 3 67.58 66.86 134.44 67.22
10 Euis Dahlia.r,S.Pd Tugu 3 70.74 75.80 146.54 73.27
11 Edoh Suhaedah,S.Pd Tugu 8 75.74 75.90 151.64 75.82
12 Sarmini,S.Pd Tugu 8 76.00 77.87 153.87 76.94
13 Indrawati,S.Pd Tugu 8 67.74 70.90 138.64 69.32
14 Rasmida Tugu 8 65.65 67.80 133.45 66.73
15 Suryatiningsih,S.Pd Tugu 8 67.74 72.90 140.64 70.32
16 Tuti Suparyanti,S.Pd Tugu 9 61.87 66.90 128.77 64.39
17 H.Wagiran,S.Pd Tugu 9 61.74 77.80 139.54 69.77
18 Yoce Magdalena,S.Pd Tugu 9 66.65 75.80 142.45 71.23
19 Sriyono,S.Pd Tugu 9 66.72 68.90 135.62 67.81
20 Yanti Aritonang,S.Pd Tugu 9 67.65 77.70 145.35 72.68
21 Yatmin,S.Pd Tugu 10 75.35 78.75 154.10 77.05
22 Saepudin alfarisi,S.Pd Tugu 10 73.13 74.90 148.03 74.02
23 Bimo Santosa,S.Pd Tugu 10 72.65 76.80 149.45 74.73
24 Hasanah,S.Pd Tugu 10 70.74 75.90 146.64 73.32
25 Handani,S.Pd Tugu 10 72.65 74.80 147.45 73.73
26 Suryati,S.Pd Tugu 11 70.74 75.90 146.64 73.32
27 Agustin Tugu 11 74.35 78.60 152.95 76.48
28 Irma Wanti,S.Pd Tugu 11 70.74 75.90 146.64 73.32
29 Tutik Handayani,S.Pd Tugu 11 70.74 75.90 146.64 73.32
30 Dian Mardiyana Tugu 11 62.74 65.60 128.34 64.17
31 Sutiyem,S.Pd Palsigunung 70.74 75.90 146.64 73.32
32 Hj .Sriyanah Palsigunung 74.13 77.80 151.93 75.97
33 Idah Mariyah,S.Pd Palsigunung 76.35 78.00 154.35 77.18
34 Maryanti,S.Pd Palsigunung 71.35 73.40 144.75 72.38
35 Dedah Nurhaedah Palsigunung 78.35 79.40 157.75 78.88
36 Henny herniyati,S.Pd Tugu 4 76.65 70.90 147.55 73.78
37 Lina Hasanah Tugu 4 79.74 72.86 152.60 76.30
38 Juriah,S.Pd Tugu 4 74.35 80.50 154.85 77.43
39 Tuti Styowati,S.Pd Tugu 4 82.65 82.86 165.51 82.76
40 Yayah Tugu 4 76.65 79.90 156.55 78.28
Jumlah 2,817.75 2,953.45 5,771.20 72.14
73
Lampiran 5
NILAI
NO NAMA GURU ASAL SEKOLAH
PERENCANAAN PELAKSANAAN JUMLAH Rerata
1 Utami,S.Pd Tugu 6 88.22 86.65 174.87 87.44
2 Usri, S.Pd Tugu 6 80.74 86.00 166.74 83.37
3 Suhartini,S.Pd Tugu 6 80.58 89.90 170.48 85.24
4 Ayati Tugu 6 88.65 89.90 178.55 89.28
5 Siti Muniroh,S.Pd Tugu 6 88.35 90.80 179.15 89.58
6 Paulina,S.Pd Tugu 3 78.22 82.80 161.02 80.51
7 Titin Suryatin,S.Pd Tugu 3 84.35 88.60 172.95 86.48
8 Yuyumi,S.Pd Tugu 3 88.22 89.90 178.12 89.06
9 Siti Robiyanti Tugu 3 87.58 89.80 177.38 88.69
10 Euis Dahlia.r,S.Pd Tugu 3 90.84 89.85 180.69 90.35
11 Edoh Suhaedah,S.Pd Tugu 8 85.74 88.90 174.64 87.32
12 Sarmini,S.Pd Tugu 8 86.00 87.90 173.90 86.95
13 Indrawati,S.Pd Tugu 8 80.74 86.40 167.14 83.57
14 Rasmida Tugu 8 85.65 87.80 173.45 86.73
15 Suryatiningsih,S.Pd Tugu 8 87.74 89.90 177.64 88.82
16 Tuti Suparyanti,S.Pd Tugu 9 81.87 86.40 168.27 84.14
17 H.Wagiran,S.Pd Tugu 9 88.74 89.90 178.64 89.32
18 Yoce Magdalena,S.Pd Tugu 9 79.74 89.70 169.44 84.72
19 Sriyono,S.Pd Tugu 9 78.88 88.80 167.68 83.84
20 Yanti Aritonang,S.Pd Tugu 9 85.74 89.00 174.74 87.37
21 Yatmin,S.Pd Tugu 10 85.35 89.75 175.10 87.55
22 Saepudin alfarisi,S.Pd Tugu 10 83.13 89.85 172.98 86.49
23 Bimo Santosa,S.Pd Tugu 10 80.74 84.00 164.74 82.37
24 Hasanah,S.Pd Tugu 10 75.74 85.90 161.64 80.82
25 Handani,S.Pd Tugu 10 88.39 89.80 178.19 89.10
26 Suryati,S.Pd Tugu 11 85.74 86.90 172.64 86.32
27 Agustin Tugu 11 84.35 88.40 172.75 86.38
28 Irma Wanti,S.Pd Tugu 11 78.74 85.90 164.64 82.32
29 Tutik Handayani,S.Pd Tugu 11 80.74 85.86 166.60 83.30
30 Dian Mardiyana Tugu 11 88.88 89.80 178.68 89.34
31 Sutiyem,S.Pd Palsigunung 87.74 85.90 173.64 86.82
32 Hj .Sriyanah Palsigunung 89.74 89.90 179.64 89.82
33 Idah Mariyah,S.Pd Palsigunung 86.35 88.00 174.35 87.18
34 Maryanti,S.Pd Palsigunung 89.35 91.50 180.85 90.43
35 Dedah Nurhaedah Palsigunung 80.13 89.70 169.83 84.92
36 Henny herniyati,S.Pd Tugu 4 86.35 89.80 176.15 88.08
37 Lina Hasanah Tugu 4 89.74 89.80 179.54 89.77
38 Juriah,S.Pd Tugu 4 89.13 90.50 179.63 89.82
39 Tuti Styowati,S.Pd Tugu 4 82.65 89.90 172.55 86.28
40 Yayah Tugu 4 86.13 89.90 176.03 88.02
Jumlah 3,395.70 3,539.96 6,935.66 86.70
Lampiran 6
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
Kota : Depok
Sekolah : ........................................................
Mata pelajaran : ........................................................
Nama Guru : ........................................................
Hari / Tanggal : ........................................................
Pemenuhan Skor
NO INDIKATOR YANG DINILAI
Ya Tdk 1 2 3 4 5
I PRAPEMBELAJARAN
1. Memantau kesiapan siswa untuk belajar
2. Melakukan kegiatan apersepsi
3. Menyampaikan kriteria pencapaian tujuan.
4. Memperhatikan karakteristik siswa
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Kesesuaian dengan Rencana Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario rencana
5.
pembelajaran
Mengarahkan belajar siswa sesuai dengan prinsip belajar
6.
yang mendidik
B. Penguasaan materi pelajaran
Menunjukkan penguasaanstruktur, konsep, dan aplikasi
7.
materi.
Memfasilitasi pengembangan potensi seluruh siswa
8.
menguasi materi.
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
9.
hierarki belajar
10. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
C. Pendekatan/strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
11.
(tujuan) yang direncanakan
12. Melaksanakan pembelajaran siswa aktif dan interaktif.
Meningkatkan aktivitas kelas untuk mencapai prestasi
13.
secara optimal.
14. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
15. Mengembangkan pengalaman belajar yang bernilai
16. Menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa
Menumbuhkan kreativitas siswa menguasai informasi dan
17.
menggunakan informasi.
18. Mengembangkan keterampilan mengelola informasi
19. Mengembangkan kemampuan menguji ketepatan infomasi
Mengembangkan keterampilan menyajikan informasi
20.
dengan data yang variatif.
Menggunakan ilmu pengetahuan menghasilkan karya
21.
inovatif.
74
75
Pemenuhan Skor
NO INDIKATOR YANG DINILAI
Ya Tdk 1 2 3 4 5
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
22.
yang direncanakan
Memberikan pengayaan untuk pengembangan daya
23.
kompetisi siswa
D. Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran
24. Menggunakan media secara efektif
25. Meningkatkan daya baca
26. Memeranakan siswa pemanfaatan media
Menggunakan informasi belajar yang variatif berbasis
27.
internet/TIK*
28. Menggunakan alat peraga berbasis internet/TIK*
29. Memanfaatkan sumber belajar berbahasa asing *
Pembelajaran yang memicu dan memelihara
D.
keterlibatan siswa
30. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
31. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
32.
belajar
Memberi peluang kepada siswa untuk mengekspresikan
33.
hasil belajar
E. Penilaian proses dan hasil belajar
34. Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
35.
(tujuan)
Mengidentifikasi pencpaian target kompetensi sesuai
36.
indikator pembelajaran
Menggunakan tehnik penilaian variatif (pencil &paper test,
37.
test performance, produk belajar, proyek, portofolio)
38. Menilai keterampilan berpikir kritis
39. Menilai keterampilan pemecahan masalah
40. Menilai keterampilan berpikir ilmiah
Menilai keterampilan mengelola informasi dan
41.
menggunakan TIK
42. Menilai daya kolaborasi
43. Meniliai penggunaan logika
44. Menilai keterampilan berinovasi
45. Memiliki data hasil analisis penilaian
F. Penggunaan bahasa dan teknologi
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
46.
dan benar
Memanfaatkan teknologi komunikasi untuk
47.
mengoptimalkan pencapaian tujuan
III PENUTUP
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
48.
melibatkan siswa
49. Menghargai pencapaian belajar yang terbaik.
76
Pemenuhan Skor
NO INDIKATOR YANG DINILAI
Ya Tdk 1 2 3 4 5
Melaksanakan tindak lanjut atau kegiatan, atau tugas
50.
sebagai bagian remidi/pengayaan
Skor
Total Skor
Nilai Kinerja
Keterlaksanaan Pemenuhan Standar
Ketercapaian :
86 % - 100 % = Baik Sekali
70% - 85 % = Baik
55% - 69 % = Cukup
Di bawah 55% = Kurang
..............................................................................................................................
Catatan tindak lanjut :
..............................................................................................................................