Kelompok obat-obatan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma dan
mengurangi gejala yang ada.
Long-acting beta antagonist (LABA) atau pereda asma reaksi lambat. Obat ini
berfungsi untuk membuka saluran pernapasan yang sempit dan mengurangi
peradangan. Contoh LABA adalah salmerterol dan formoterol.
Inhaler kombinasi. Obat-obatan ini juga berfungsi mencegah serangan asma. Obat
ini merupakan kombinasi kortikosteroid dan pereda asma reaksi lambat atau long-
acting beta antagonist (LABA). Obat ini terdiri dari kombinasi fluticasone-
salmeterol,mometasone-formoterol, dan budesonide-formoterol.
Pengubah leukotrin. Obat ini memblokir efek leukotrin yang merupakan senyawa
imun sistem yang menyebabkan gejala asma. Kelompok obat ini biasanya
ditambahkan ke dalam pengobatan dengan kortikosteroid hirup. Montelukast,
zafirlukast, dan zileuton termasuk ke dalam kelompok obat ini.
Obat-obatan ini biasa dikonsumsi hanya pada saat serangan asma mulai atau sedang kambuh.
Biasa digunakan sebelum melakukan aktivitas olahraga jika aktivitas itu telah terbukti
menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan asma. Obat-obatan ini memang bereaksi cepat
dalam meredakan gejala asma, namun tidak dapat menyembuhkannya. Jika asma anak Anda
sering kambuh, mungkin dia perlu mengonsumsi obat-obatan pencegah asma jangka panjang.
Alat bantu
Selain obat-obatan yang dikonsumsi, terdapat alat-alat bantu yang biasanya digunakan untuk
membantu memudahkan pernapasan anak. Perawatan ini umumnya diberikan 4 kali sehari
dan dalam waktu 10-15 menit. Namun frekuensinya tergantung kepada anjuran dokter.
Berikut ini adalah beberapa alat tersebut:
Masker wajah. Biasanya digunakan untuk anak di bawah usia empat tahun. Saat
anak mengalami kesulitan bernapas, masker yang disambungkan pada spacer atau
tabung semprot sebelum anak mulai menghirup obat asma.
Inhaler dengan dosis terukur. Inhaler seukuran genggaman tangan ini digunakan
untuk menyemprotkan obat ke dalam mulut. Alat ini dapat digunakan pada anak-anak
usia sekolah.
Nebulizer. Berfungsi untuk menyemprotkan obat dalam dosis tinggi ke paru-paru. Ini
adalah alat yang paling sering digunakan untuk anak-anak dan dapat mengubah obat
menjadi partikel kecil yang dihirup melalui masker wajah. Pada balita, alat ini
digunakan dengan dosis yang lebih ringan.
Inhaler dengan bubuk kering. Bubuk yang dihirup ini lebih umum digunakan untuk
anak-anak di atas usia empat tahun karena memerlukan teknik pernapasan yang
dalam.