Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL

Disampaikan oleh :Abdul Roni, SKM

A.PERKEMBANGAN KEPERAWATAN INTERNASIONAL

Pada zaman dahulu, manusia percaya bahwa sesuatu yang tercipta dimuka bumi ini mempunyai
kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi kehidupan umat manusia. Orang-orang pada umumnya
mempercayai dukun untuk melakukan dan mengatasi segala sesuatu, termasuk dalam hal pengobatan
dan perawatan penderita yang menderita penyakit tertentu.Orang-orang beranggapan bahwa dukun
mempunyai kekuatan gaib yaitusemacam kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang-orang biasa. Konon
katanya dukun dapat mencari dan mengetahui (mengidentifikasi),menanggulangi suatu penyakit
(terapi secara kuratif), serta mampu mengusir roh jahat yang konon katanya masuk ke dalam tubuh
seseorang dan menyebabkan sakit. Gambaran kepercayaan semacam ini terlihat jelas dalam sejarah
bangsa-bangsa di dunia, misalnya pada sejarah bangsa Mesir dan China dimana orang-orang
mempercayai adanya dewa-dewa yangdianggap dapat menyembuhkan penyakit. Dari gambaran
fenomena di atas,sangat jelas bahwa peran perawat (keperawatan) pada masa itu sangat tidak
berkembang.

Di Mesir, Yunani, Romawi dan Yahudi, pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan telah
ada sejak masa sebelum masehi. Pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan mengalami masa
pasang surutsesuai dengan situasi dan keadaan pada masanya masing-masing, seperti pada masa
perang, atau pada masa perkembangan suatu agama tertentu,atau pada masa kejayaan dan
kemakmuran suatu pemerintahan tertentu dimasa itu. Misalnya, pada masa perkembangan agama
Kristen di permulaan tahun masehi menyebabkan keperawatan mengalami kemajuan yang
sangatberarti. Kemudian pada masa pemerintahan " Lord Constantine " yang mendirikan Xenada
Echim yang merupakan suatu tempat penampungan orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan
perawatan. Kemudian berikutnya berkembang dengan pendirian rumah sakit-rumah sakit diantaranya
yaitu Monastic Hospital di Roma yang telah dilengkapi dengan fasilitas perawatan berupa bangsal-
bangsal perawatan yang berfungsi untuk tempat perawatan orang sakit, orang cacat, orang miskin dan
para yatimpiatu. Pendirian Xenada Echim dan Monastic Hospital ini memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan keperawatan di dunia pada masa itu.

Perkembangan berikutnya, pada tahun 1100 M mulai dikirim tenaga-tenaga untuk menekuni
bidang keperawatan orang sakit. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya ordo-ordo perawat laki-laki
dan perempuan yangmembina pelayanan bagi pejuang atau tentara yang terluka. Kemudianterdapat
juga ordo-ordo bangsawan yang mau ikut serta dalam perawatan orang sakit akibat perang salib.

Pada awal abad XVI, orientasi masyarakat mulai mengalami pergeseran dari orientasi
keagamaan ke orientasi kolonialisme yaitu berperang untuk tujuan ekspansi wilayah kekuasaan dan
eksplorasi kekayaan alam. Akibat dari peperangan ini adalah banyaknya gereja dan tempat-tempat
ibadah yangditutup, padahal tempat-tempat tersebut digunakan oleh para perawat sebagai tempat
merawat orang sakit dan tempat pertemuan keperawatan.Akibat selanjutnya adalah perkembangan
keperawatan menjadi terhambat dan bahkan beberapa ordo diantaranya yang mengalami
kemunduran.Dampak lain dari pergeseran orientasi ini adalah berkurangnya jumlah tenaga perawat,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan jumlah tenagaperawat, maka direkrutlah tenaga dari para wanita
yang telah bertaubat dari kesalahan dan kejahatan. Hal ini menimbulkan dampak negatif terhadapper
kembangan keperawatan, dimana asumsi dan opini masyarakat terhadap perawat menjadi negatif dan
reputasi perawat menjadi rendah. Akibat berikutnya adalah perawat diberikan gaji yang rendah dalam
kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang lama.
Pada abad XVII - XVIII, keperawatan kembali mengalami kemunduran akibat dari ajaran
Protestan pada masa itu yang merasakan tidak ada keperluan dan kepentingan untuk merawat orang
sakit dan miskin.Akibatnya sanitasi dan hygiene kurang diperhatikan sehingga timbul epidemi
penyakit. Untuk memenuhi kebutuhan operasional perawatan, akhirnya perawat dengan kondisi yang
terpaksa harus meminta imbalan jasa kepada orang yang sakit.

Selanjutnya perang salib yang terjadi setelah abad XVIII memberikan dampak positif terhadap
perkembangan keperawatan. Untuk menolong korban perang salib dibutuhkan banyak perawat.
Perawat yang dibentuk pada masa ini berasal dari ordo-ordo keagamaan yang ingin membuktikan
bahwa kehidupan rohani (keagamaan) yaitu dengan berbuat hal-hal yang baik, diantaranya yaitu
dengan memberikan perawatan pada orang sakit korban dari Perang Salib. Pada masa itu, tepatnya
pada tahun 1836,terdapat seorang pendeta yang bernama Theodor Fliedner yang membuka rumah
sakit pertama di Kaiserswerth (Belanda).

Selanjutnya perkembangan keperawatan menjadi lebih baik lagi. Pada zaman pertengahan mulai
didirikan beberapa rumah sakit besar yang memberikan pengaruh positif yang besar terhadap dunia
keperawatan.Rumah sakit besar pertama yaitu Hotel Diev di Lion (Perancis), rumah sakit besar kedua
didirikan di Paris (Perancis). Di kedua rumah sakit tersebut pekerjaan perawat dilaksanakan oleh ordo
agama. Kemudian sesudah terjadinya masa revolusi di Perancis, pekerjaan perawat mulai digantikan
oleh orang-orang umum yang bukan dari ordo agama. Pelopor yang terkena dari kedua rumah sakit
tersebut adalah Geneviece Bouquet . Rumah sakit besar ketiga yaitu St.Thomas Hospital berdiri pada
tahun 1123 M. Florence Nightingale yang kita kenal sebagai nenek moyangnya perawat memulai
karirnya dengan memperbaharui keperawatan di rumah sakit ini.

Pecahnya perang Krim pada tahun 1954, Florence Nightingale ditunjuksebagai perawat yang
bertugas menata asuhan keperawatan pada sebuah rumah sakit militer di Turki. Penunjukan ini
memberikan peluang kepadanya untuk meraih prestasi besar di bidang keperawatan. (Kalish and
Kalish,1981). Florence Nightingale memberikan perawatan terhadap tentara-tentara yang sakit akibat
korban perang Krim. Florence Ninghtingale mamp umeningkatkan pamor keperawatan dengan
menurunkan angka kematian dari semula 40% menjadi 2%. Florence Ninghtingale bekerja selama
hampir24 jam sehari dan pada malam hari meronda dengan menggunakan lampulilin, sehingga ia
mendapat sebutan T he Lady With T he Lamp. SemboyanFlorence Ninghtingale adalah Rawatlah Si
Sakit dan Bukan Penyakitnya. (Muslim Sudirman, 2000). Pada tahun 1826, ia mendirikan
sekolahkeperawatan yang lebih modern. Konsep pendidikan keperawatan yangdigagas oleh Florence
Ninghtingale banyak memberikan pengaruh pada perkembangan pendidikan keperawatan di dunia
dewasa ini. Salah satukonsep yang ditegaskan dalam pernyataan Florence Ninghtingale yaitu"
Keperawatan itu berdiri sendiri dan berbeda dengan profesi kedokteran".

B.SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN NASIONAL


Keperawatan di Masa Kuno

Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan
makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada
yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan.Pengobatan yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti
khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita
yangberlandaskan kepada naluri keibuan ( mother instinc ). Tidak ada catatan yang menyebutkan
kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang
yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah
yangmenyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan.

Keperawatan di Masa Penjajahan

Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan.


Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep keperawatan dari Negeri
Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan
khusus tentara (saatitu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui
kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi.

Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya sebagai perawat
dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer . Para perawat dan penjaga
orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama
dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger
/ Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra ). Para perawat ini bekerja di Binnen
Hospital diSurabaya untuk merawat staf dan tentara Belanda.

Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui organisasinya diberikan semacam
pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah Belanda. Ilmu keperawatan pada masa Belanda disebut
Verpleegkunde Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia yang mengadopsi
bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar istilah Belanda tersebut, misalnya
nierbeken ( bengkok), laken (sprei), bovenlaken (kain penutup), warm-water zak (buli-buli hangat),
iskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain.

Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang, keperawatan Indonesia mengalami


masa kegelapan. Wabah penyakit menyebar di mana-mana, jumlah orang sakit meningkat, sementara
bahan-bahan yang dibutuhkan seperti balutan dan obat-obatan dalam kondisi kekurangan.Pendidikan
keperawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhenti.Banyak perawat yang berhenti bekerja
sebagai perawat dikarenakan ketakutan dan kecemasan. Selanjutnya tidak ada catatan perkembangan
sampai akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan.

Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan

Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalahsebagai berikut:

1. Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasartentang keperawatan.

2. Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaituSekolah Penata Rawat (SPR).

3. Tahun 1945 ± 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi,diantaranya yaitu Persatuan Djuru
Rawat dan Bidan Indonesia(PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru KesehatanIndonesia
(PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan.

4. Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper).

5. Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalamiperubahan yaitu Ikatan Perawat
Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia,Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia,
MajelisPermusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), danFederasi Tenaga Keperawatan.
6. Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan TenagaPerawat Tingkat Dasar yaitu
berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan(SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR).

7. Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia(PPNI).

8. Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semulamenyatu dengan pelayanan di


rumah sakit, telah mulaimemisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit.

9. Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan:

a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan;

b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan;

c) Pengakuanterhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional


berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.

10.Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana(S1 Keperawatan) yang pertama
yaitu Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan
Profesi Keperawatan di Indonesia.

11.Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2Keperawatan).

12.Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai