IDENTITAS PASIEN
A. ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis Tanggal: 30 Oktober 2018 Pukul: 18.46 WIB
Keluhan utama :
Nyeri pada ulu hati sejak 8 jam SMRS
Riwayat Keluarga
Kepala
(-) Trauma (-) Sakit kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri pada sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-) Gangguan penglihatan
(-) Kuning/ikterus (-) Ketajaman penglihatan
Telinga
(-) Nyeri (-) Gangguan pendengaran
(-) Sekret (-) Kehilangan pendengaran
(-) Tinitus
Hidung
(-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir (-) Lidah
(-) Gusi (-) Gangguan pengecap
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri leher
Dada (Jantung/Paru)
(-) Nyeri dada (-) Sesak nafas
(-) Berdebar (-) Batuk darah
(-) Ortopnoe (-) Batuk
Abdomen (Lambung/Usus)
(+) Rasa kembung (-) Wasir
(+) Mual (-) Mencret
(+) Muntah (-) Tinja berdarah
(-) Muntah darah (-) Tinja berwarna dempul
(-) Sukar menelan (-) Benjolan
(+) Nyeri perut,kolik (+) Perut membesar
Ekstremitas
(+) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis
Berat Badan
Berat badan rata-rata (kg) :-
Berat tertinggi kapan (kg) :-
Berat badan sekarang (kg) : 60 kg
(bila pasien tidak tahu dengan pasti)
Tetap (+)
Turun (-)
Naik (-)
Riwayat Hidup
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : (+) Di rumah (-) Rumah Bersalin (-) RS Bersalin
Di tolong oleh: (-) Dokter (-) Bidan (+) Dukun
Riwayat Imunisasi
(+) Hepatitis (+) BCG (+) Campak (+) DPT (+) Polio (+) Tetanus
Riwayat makanan
Frekuensi/hari : 2 kali/hari
Jumlah/hari : 1 piring nasi
Variasi/hari : bervariasi
Nafsu makan : menurun
Pendidikan
(-) SD (-) SLTP (+) SLTA (-) Sekolah Kejuruan (-) Akademi (-) Universitas
(-) Kursus (-) Tidak sekolah
Kesulitan
Keuangan :-
Pekerjaan :-
Keluarga :-
PEMERIKSAAN JASMANI/FISIK
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 60kg
Tekanan Darah : 123/85 mmHg
Nadi : 107x/menit
Suhu : 37°C
Pernafasan ( frekuensi dan tipe ) : 23x/menit
Keadaan gizi : BB berlebih (IMT25)
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Sianosis : Tidak ada
Udem umum : Tidak ada
Habitus : Piknikus
Cara berjalan : Membungkuk
Mobilisasi : Aktif
Umur menurut perkiraan pemeriksa : Sesuai umur
Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku : Wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
Alam Perasaan : Biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
Proses Pikir :Wajar/cepat/gangguanwaham/fobia/obsesi
Kulit
Warna : Sawo matang Effloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran
Suhu raba : Hangat Lembab / kering : Lembab
Keringat : Umum(+)
Setempat (-)
Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada Lapisan lemak : Ada
Edema : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada
Kepala
Ekspresi wajah : Tampak menahan nyeri Simetri muka : Simetris
Rambut : Beruban Pembuluh darah temporal : Teraba pulsasi
Mata
Exophthalmus : Tidak ada Exopthalmus : Tidak ada
Kelopak : Edema(-) Lensa : Jernih
Konjungtiva : Anemis(-) Visus : Tidak dinilai
Sklera : Ikterik(-) Gerakan mata : Aktif
Lapangan penglihatan : Normal Tekanan bola mata : Normal
Deviatio konjungae : (-) Nistagmus : Tidak ada
Telinga
Tuli : Tidak ada Selaput pendengaran : Utuh
Lubang : Lapang dikedua telinga Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : Minimal Perdarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Mulut
Bibir : kering tidak sianosis Tonsil : T1-T1,tenang
Langit-langit : Tidak bercelah Bau pernapasan : Tidak tercium
Gigi geligi : Menggunakan gigi palsu Trismus : Tidak ada
Faring : Tidak hiperemis Selaput lendir :Normal
Lidah : Tidak kotor
Leher
Tekanan vena jugularis (JVP) : Tidak dilakukan
Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar
Dada
Bentuk : Simetris, sela iga tidak melebar atau menyempit
Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran pembuluh darah
Buah dada : Simetris normal kanan dan kiri
Paru-paru
Depan Belakang
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri Sela iga normal, benjolan(-), Sela iga normal, benjolan(-),
Nyeri tekan(-), fremitus simetris Nyeri tekan(-), fremitus simetris
Kanan Sela iga normal, benjolan(-), Sela iga normal, benjolan(-),
Nyeri tekan(-), fremitus simetris Nyeri tekan(-), fremitus simetris
Perkusi Kiri Sonor diseluruh lapang paru Sonor diseluruh lapang paru
Kanan Sonor diseluruh lapang paru Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi Kiri Vesikuler, Wheezing(-/-), Vesikuler, Wheezing(-/-),
Ronki(-/-) Ronki(-/-)
Kanan Vesikuler, Wheezing(-/-), Vesikuler, Wheezing(-/-),
Ronki(-/-) Ronki(-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, di garis midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas atas - sela iga 2 garis sternalis kiri
Pembuluh darah
Arteri Temporalis : Teraba pulsasi
Arteri Karotis : Teraba pulsasi
Arteri Brakhialis : Teraba pulsasi
Arteri Radialis : Teraba pulsasi
Arteri Femoralis : Teraba pulsasi
Arteri Poplitea : Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior : Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedis : Teraba pulsasi
Abdomen
Inspeksi : mendatar, tidak ada benjolan, tidak ada pembuluh darah kolateral, peristaltic
tidak terlihat, kaput medua(-), spider nevi(-), bekas luka operasi(-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) di region epigastrium, massa(-), defans muskuler(-), nyeri
lepas(-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : ballotement (-)
Lain-lain : Tidak ada
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), undulasi(-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Refleks dinding perut : (+) normal
Tidak dilakukan
Anggota gerak
Lengan Kanan Kiri
Otot :
Tonus : Normotonus Normotonus
Massa : Eutrofi Eutrofi
Sendi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakan : Aktif Aktif
Kekuatan : +5 +5
Edema : Tidak ada Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada Tidak ada
Colok dubur (atas indikasi): Tidak dilakuan karena tidak ada indikasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan lab darah rutin
• Hb : 10,6 g/dL (N:11,00-14,7)
• Ht : 30,9 % (N: 35,2-46,7)
• Leukosit : 6700/uL (N: 4.000-10.000)
• Trombosit : 270.000/uL (N: 150.000-450.000)
RESUME
Perempuan usia 53 tahun dengan keluhan nyeri pada ulu hati sejak 8 jam SMRS. Pasien
mengeluhkan perutnya kembung disertai dengan mual dan muntah sebanyak 1 kali sejak
nyeri pada ulu hati timbul. Muntahan berisi air dan makanan. Keluhan sudah dirasakan sejak
1 bulan yang lalu. Pasien sudah mengkonsumsi omeprazol dan musin sejak 1 minggu yang
lalu.
Pada pemeriksaan TTV didapatkan TD 123/85 mmHg, nadi 107 kali/menit, pernafaasan
23 kali/menit dan suhu tubuh 37°C. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan nyeri
positif pada palpasi di epigastrium. Pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan Hb
10,6 g/dL, Ht 30,9 g/dL, leukosit 6700/uL dan trombosit 270.000 /uL.
Diagnosa Kerja dan Dasar Diagnosis
1. Diagnosis Kerja
Uninvestigated Dyspepsia
Uninvestigated Dyspepsia mengacu pada pasien dengan gejala dispepsia baru atau
berulang yang belum pernah dilakukan pemeriksaan sebelumnya. Dispepsia sendiri
merupakan sindroma klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti
mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh di ulu hati dan
rasa cepat merasa kenyang. Dyspepsia dibagi menjadi dua, yaitu dyspepsiaorganik dan
fungsional. Untuk membedakan keduanya dibutuhkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang berupa endoskopi. Indikasi endoskopi sendiri harus ditegakkan
apabila terdapat beberapa gejala yang termasuk dalam tanda ALARM. Gejala/ tanda
alarm berupa, usia lebih dari 55 tahun, perdarahan saluran cerna(hematemesis,melena),
anemia, cepat kenyang/penuh, disfagia/odinofagia, penurunan berat badan,
muntah,limfadenopati, riwayat keluarga kanker lambung dan teraba massa abdominal.
Dasar Diagnosis
Pasien mengeluhkan adanya nyeri pada ulu hati disertai keluhan mual dan muntah dan
sering sendawa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri positif pada abdomen region
epigastrium. Hal tersebut sesuai dengan gejala dari dyspepsia, didapatkan juga beberapa
tanda ALARM berupa usia pasien dan onset penyakit yang singkat. Pada pemeriksaan
laboratarium darah juga didapatkan Hb dan Ht yan g menurun sehingga diperlukan
pemeriksaan penunjang lainnya.
Rencana pengelolaan
Non medikamentosa:
Medika mentosa:
Pencegahan
• Pola makan lebih teratur, makan dalam porsi sedikit namun sering
• Hindari makanan yang merangsang peningkatan asam lambung seperti makanan pedas,
asam
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad malam